cover
Contact Name
Doni Septian
Contact Email
doni.septian@stainkepri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
doni.septian@stainkepri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. bintan,
Kepulauan riau
INDONESIA
Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu
ISSN : 26567202     EISSN : 26556626     DOI : -
Jurnal Perada fokus pada kajian keislaman di kawasan Melayu. Kajian utama jurnal Perada meliputi: Studi Islam di Melayu: meliputi kajian Alquran dan tafsir, hadis, syariah, tarbiyah, dakwah, sosiologi agama, sejarah serta disiplin ilmu lain yang terkait kajian kawasan Melayu. Pemikiran Islam: meliputi kajian tentang pemikiran tokoh-tokoh Islam di Melayu. Kajian Kemelayuan: meliputi adat istiadat, sejarah, khazanah dan lainnya yang berkembang di Melayu.
Arjuna Subject : -
Articles 115 Documents
PRINSIP ACTUATING ISLAM DAN IMPLEMENTASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN Imam Subekti
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.283

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengulas tentang konsep actuating dan prinsipnya dalam Islam pada pola menajemen kepemimpinan, khususnya di sekolah. Fokus artikel ini ialah untuk mengurai tentang konsep dan prinsip-prinsip actuating dalam Islam sebagai pedoman manajemen kepemimpinan yang baik. Beberapa kajian serupa actuating dalam khazanah studi Islam antara lain tabsyir, indzar, dakwah, tarbiyah dan irsyad. Istilah tersebut memang tidak semakna namun menjelaskan bahwa actuating juga penting dalam konsep manajemen kepemimpinan. Sedangkan prinsip-prinsipnya meliputi tadriji, uswah, keseimbangan dan kejelasan. Apabila diimplementasikan maka actuating ini dapat berupa memberikan dan menjelaskan perintah, memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan, memberikan kesempatan meningkat-kan pengetahuan, keterampilan atau kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi, memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing- masing dan memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien. Maka penting kiranya prinsip actuating dalam Islam ini diterapkan dalam manajemen kepemimpinan di setiap sekolah untuk mendukung manajemen yang baik. This article aims to review the concept of actuating and its principles in Islam on leadership management patterns, especially in schools. The focus of this article is to describe the concepts and principles of actuating in Islam as guidelines for good leadership management. Several studies similar to actuating in the treasures of Islamic studies include tabsyir, indzar, da'wah, tarbiyah and irsyad. The term is not meaningful but explains that actuating is also important in the concept of leadership management. While the principles include tadriji, uswah, balance and clarity. If implemented, this actuating can be in the form of giving and explaining orders, providing instructions for carrying out activities, providing opportunities to increase knowledge, skills or skills and expertise to be more effective in carrying out various organizational activities, providing opportunities to participate in contributing energy and thoughts to advance the organization based on initiative and creativity of each and provide corrections so that each person performs their duties efficiently. So it is important that the actuating principle in Islam is applied in leadership management in every school to support good management.
TARIQ RAMADAN DAN FAHAM BUDAYA ISLAM YANG TOLERAN DAN INKLUSIF ahmad amir nabil
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.292

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengetengahkan pemikiran Tariq Said Ramadan (lahir 1962), reformis Islam abad ke dua puluh satu, dan menyorot pengaruh intelektual dan idea pembaharuan Islamnya dari sumber-sumber penulisannya yang ekstensif. Kajian membuktikan bahawa Ramadan merupakan antara penganjur Islam moden yang terpenting di abad ke-21. Idealisme pembaharuan ini diketengahkan dalam buku-bukunya seperti What I Believe, Radical Reform, To Be A European Muslim dan Western Muslims and the Future of Islamyang membawa filsafat pemikiran modennya dan tinjauannya tentang Islam dan masyarakat Muslim di Eropah. Pengembangan pengaruh intelektualnya di kalangan Muslim Eropah banyak terkesan oleh karya dan wacana modennya yang berpengaruh tentang semangat inklusivisme dan pluralisme, idea reform, masyarakat sivil, prinsip ijtihad dan pembelaan kaum minoriti. Paul Donnelly dalamThe Washington Post mengungkapkannya sebagai “A Muslim Martin Luther” atau “Martin Luther-nya Islam”. Kaedah penelitian bersifat kualitatif, berasaskan tinjauan kepustakaan dan analisis kandungan terhadap sumber data secara deskriptif dan historis. Hasil kajian menyimpulkan bahawa Ramadan telah menggerakkan reformasi yang signifikan di dunia Islam dalam menghadapi tantangan moden Barat dan memainkan peran yang instrumental dalam upaya kebangkitan dan nahdah yang mengesankan.
KONSEP TENTANG MASYARAKAT MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN AL-KARIM m. kafrawi M.I.S
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.322

Abstract

Manusia adalah makhluk sosial saling ketergantungan antara satu individu dengan individu yang lain atau memerlukan orang lain untuk melengkapi keperluan masing-masing. Oleh sebab itu antara individu haruslah saling ramah, santun, peduli dan sayang menyanyangi, tolong menolong, menghargai hak asasi manusia dan lain sebagainya. Semua nilai-nilai tersebut telah diajarkan oleh agama Islam kepada umatnya, banyaknya dalil al-Qur’an untuk menyuruh manusia supaya berbuat baik kepada sesama manusia yang lain, baik dia seorang muslim maupun bukan muslim. Dengan demikian jika seseorang menjalankan aturan agama yang telah diajarkan al-Qur’an dan Hadis, maka akan terciptalah masyarakat yang tenang, damai, dan aman dalam menjalankan aktifitas duniawi dan ukhrowinya serta tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Setelah itu akan terciptalah masyarakat yang madani beriman, bertaqwa dan taat pada aturan yang ditegakkan oleh Agama. Pada bagian ini, ayat-ayat yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat akan ditelaah dengan mengungkapkan istilah-istilah dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep masyarakat.
PENDAMPING TIGA SULTAN, PERAN DAENG KAMBOJA SEBAGAI YDM JOHOR RIAU LINGGA 1697-1777 Dedi Arman
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.345

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini membahas peran Yang Dipertuan Muda (YDM) Daeng Kamboja dalam Kerajaan Johor Riau Lingga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dan pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Daeng Kamboja selama 29 tahun memainkan peran penting dalam Kerajaan Johor Riau Lingga yang mendampingi tiga sultan. Sosoknya yang menentukan pengangkatan (penabalan) Sultan Mahmud Riayat Syah menjadi Sultan Johor Riau Lingga dalam usia masih belia. Kepiawaian Daeng Kamboja dalam bidang pemerintahan, politik dan perdagangan menjadikannya sebagai YDM Kerajaan Johor Riau Lingga yang pertama diakui Belanda. Anak bangsawan Bugis ini dikenal sosok pemberani dan pernah terlibat perang dengan Belanda. Keturunan Daeng Kamboja nantinya banyak berkuasa dalam Kerajaan Johor Riau Lingga, salahsatu putranya bernama Raja Ali nantinya ditunjuk sebagai YDM Kerajaan Johor Riau Lingga V. Kata Kunci: Peran, Daeng Kamboja, Kerajaan Johor Riau Lingga. ABSTRACT This article discusses about the role of Yang Dipertuan Muda (YDM) Daeng Kamboja at Johor Riau Lingga Kingdom. This research used Historical method and library research approach as data collection method. During 29 years, Daeng Kamboja played an important role in accompanying three sultans at Johor Riau Lingga Kingdom. He determined the coronation of Sultan Mahmud Riayat Syah as Sultan in Johor Riau Lingg. At that time, Sultan Mahmud was still young. Daeng Kamboja who had good competencies in government, politic and trading issues made him as the first Yang Dipertuan Muda Riau which acknowledged by the Netherlends. Coming from Bugisnesse family, Daeng Kamboja was known as a brave and involved in the war with Netherlands. His later descendents have a lot of power in Johor Riau Lingga kingdom. One of them is Raja Ali, which had become as the fifth YDM Johor Riau Lingga. Keywords: Role; Daeng Kamboja; Johor Riau Lingga Kingdom.
GENEALOGIS MELAYU BUGIS: KAJIAN HISTORIOGRAFI TERHADAP ASAL USUL UPU DAENG LIMA BERSAUDARA DALAM SUMBER-SUMBER MELAYU SYAHRUL RAHMAT
PERADA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i2.383

Abstract

ABSTRAK Upu Daeng lima Bersaudara berikut keturunannya tercatat memiliki pengaruh luar biasa di Kerajaan Riau Lingga. Mereka adalah anak Daeng Rilakka yang merupakan keturunan dari La Maddusila, seorang Raja Luwu di tanah Bugis. Silsilah atau ranji keturunan mereka disebut dalam sejumlah sumber, termasuk sumber-sumber Melayu. Setidaknya terdapat dua sumber Melayu yang bercerita tentang asal usul mereka, yaitu naskah Tuhfat Al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis yang ditulis pada abad ke-19 oleh Raja Ali Haji. Pada artikel ini terdapat dua isu penting, pertama adalah menganalisa silsilah Upu Daeng Lima Bersaudara dari kedua sumber, serta kedua menganalisa penulisan silsilah tersebut dari sudut pandang historiografi. Rangkaian penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dimulai dari heuristik, verifikasi sumber, iintreprestasi dan historiografi. Secara umum, Tuhfat Al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis sudah mulai ditulis dengan menggunakan metode penulisan sejarah, hanya saja hal tersebut belum diterapkan secara konsisten untuk seluruh narasi, terutama terkait silsilah. Sekalipun demikian, perbedaan jumlah nama dalam silsilah pada kedua kitab itu mengindikasikan Raja Ali Haji dalam Tuhfat al-Nafis mulai menerapkan verifikasi terhadap sumber yang digunakan. Kata Kunci: historiografi, Melayu-Bugis, Raja Ali Haji, silsilah, Tuhfat al-Nafis, ABSTRACT Upu Daeng Lima Bersaudara and their descendants were noted to have an extraordinary influence in the Riau Lingga Kingdom. They are the children of Daeng Rilakka who is a descendant of La Maddusila, a King of Luwu in the land of Bugis. Their genealogy is mentioned in some of Malay sources. There are at least two Malay sources telling about their origins that are the Tuhfat Al-Nafis and the Silsilah Melayu Bugis manuscripts written in the 19th century by Raja Ali Haji. In this article, there are two important issues. The first is to analyze the genealogy of Upu Daeng Lima Bersaudara from both sources and the second is to analyze the writing of the genealogy from a historiographical perspective. The historical research method was used in this research starting from heuristic, source verification, interpretation and historiography. In general, Tuhfat Al-Nafis and Silsilah Melayu Bugis have been written by using the historical writing method, but the method itself has not been applied consistently for all narration, especially those related to genealogy. However, the difference in the number of names in the genealogy of the two books indicated that Raja Ali Haji in Tuhfat al-Nafis began to verify to the sources used. Keywords: historiography, genealogy, Malay-Bugis, Raja Ali Haji, Tuhfat Al-Nafis
GAYA HIDUP MODERN PEREMPUAN MINANGKABAU AWAL ABAD KE-20 Febri Angraini
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.386

Abstract

This paper contains a general description of modernity in the lives of Minangkabau women in the early 20th century. The years 1900 to 1942 were a general description of modernity in the life of the intended woman. The Dutch East Indies government has brought the Western style of thinking through education. Ethical Politics facilitates the way of modernization to open up and change the lifestyle of Minangkabau women. The process of criticism as an effort to leave the conventional lifestyle was brought by Minangkabau women who contributed in the world of education. They seek changes in conventional custom systems. Modern lifestyle behavior then occurs in the daily life of Minangkabau women. Modernity in Minangkabau is a combination of traditional, Islamic, and western values affecting various aspects in Minangkabau society. The impact on modernity in Minangkabau, from a positive aspect, is to bring a breakthrough in education for women, while the negative impact is the dispute of the elderly and young people and the emergence of habits following the trends.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MAHAR 10 TAIL AMAS UTANG DI KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN Indriani Agustina indriani
PERADA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i1.387

Abstract

Artikel hendak pelaksanaan Mahar 10 Tail Amas Utang yang telah menjadi tradisi masyarakat di Kecamatan Teluk Bintan. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan pendekatan antropologi. Dalam penelitian ini ditemukan praktik Mahar 10 Tail Amas Utang ini merupakan mahar adat melayu Bintan yang telah dilakukan secara turun menurun dan berlaku untuk orang-orang yang masih memiliki keturunan dengan raja. Mahar 10 tail amas utang adalah sebuah keihklasan dengan arti tail (timbangan orang zaman dulu dan biasa disebut kati), sedangkan amas memiliki arti (suka sama suka, ikhlas sama ikhlas). Dan mahar ini diaplikasikan dimasyarakat dengan keadaan yang tidak memiliki bentuk sebab telah diikhlaskan. Masyarakat di sana menganggap jika maharnya berbentuk uang, emas, seperangkat alat sholat atau Al-Qur’an maka semua itu tidak masuk akal, sebab beranggapan murah sekali harga perempuan bisa dibayar dengan sebuah benda, masyarakat di sana tidak mau menjualbelikan anak. Berdasarkan analisa menggunakan teori urf, diketahui bahwa praktik mahar 10 tail amas utang yang ada di Kecamatan Teluk Bintan tidak sah menurut ‘urf dan juga persyaratan mahar sebagaimana dalam fikih munakahat. Dalam praktiknya, diketahui bahwa pihak Kantor Urusan Agama (KUA) kemudian mengambil solusi dengan mengganti Mahar 10 Tail Amas Utang dengan sebentuk cincin emas atau yang lainnya atau yang sering disebut juga mahal mitsil.
NALAR IRFANI DALAM PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASYARAKAT MELAYU NATUNA Muhammad Alfan Sidik
PERADA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i2.394

Abstract

Tradisi keilmuan irfani yang berbasis pada tradisi pemikiran tasawuf merupakan salah satu corak keilmuan Islam di kalangan Arab-Islam menurut pandangan M. Abid al-Jabiri, selain tradisi keilmuan bayani –yang cenderung tekstual dan burhani –yang diskursif logikal. Tidak dapat dimungkiri bahwa nalar irfani yang berbasis tradisi keilmuan tasawuf sedikit banyak telah memberikan dampak positif dalam perkembangan karakteristik Islam di Indonesia, yakni Islam yang lebih moderat dan toleran. Begitu juga Islam di Melayu Natuna yang kental dengan tradisi keislamannya. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi nalar irfani dalam perkembangan Islam di Natuna. Berdasarkan kajian ini dapat diidentifikasikan bahwa Nalar ‘irfani memiliki beberapa corak pemikiran yang berasal dari tradisi para sufi yang membawa Islam ke Nusantara. Faktor sufi, wali atau spiritualitas ini menjadi faktor yang penting dalam proses Islamisasi di Nusantara dan memberikan dampak pada karakteristik Islam di Nusantara yang moderat dan toleran. Corak nalar irfani ini juga muncul dalam indentifikasi perkembangan Islam di Natuna, yang dapat dilihat dalam beberapa poin, Pertama; Nalar irfani dalam Sejarah Islamisasi di Natuna. Kedua, Tokoh Ulama’ Natuna, Ketiga, Seni dan Tradisi Keagamaan di Natuna dan Keempat adalah dalam Perkembangan Tasawuf dan Tarekat di Natuna. Abid al-Jabiri stipulated that the Irfani practices originally rooted in the tradition of Sufism thought is one of the characteristics of Islamic scholarship in Muslim Arab communities in addition to the bayani scientific tradition – which tends to be textual and burhani – which is logically discursive. The framework of Irfani’s way of thinking based on the scientific tradition of Sufism has more or less shaped the characteristics of Islam in Indonesia leading to more moderate and tolerant Islam. Likewise, Islam in Malay Natuna is thick with Islamic traditions. This article aims to reveal Irfani’s thought in the development of Islam in Natuna. The findings indicate 'irfani’s thought has several patterns of thought originating from the traditions of the Sufis who brought Islam to the Indonesia. Some important factors in the process of Islamization in the archipelago are the Sufi, Wali or spirituality factor and those have had an impact on the moderate and tolerant characteristics of Islam in Indonesia. The Irfani’s thought is also identifiable in the development of Islam in Natuna, represented in several points: Irfani’s thought in the history of Islamization in Natuna; Natuna Ulama' Figures; art and religious traditions in Natuna; and the development of Sufism and Tarekat in Natuna.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN FOTO PREWEDDING Alex Saputra
PERADA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i2.395

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang membuat calon pengantin berkeinginan untuk melaksanakan pemotretatan foto prewedding pada Mandhan Photography (Fotografer Prewedding), dan bagaimana Syariat Islam memandang kegiatan pemotretan prewedding yang dilaksanakan sebelum akad nikah, pada kasus pemotretan yang dilakukan Mandhan Photography. Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data primer berasal dari wawancara penulis dengan saudara Mandhan Photography selaku fotografer prewedding. Sumber data sekunder berasal dari buku-buku rujukan, Al-Qur’an dan Hadits, jurnal ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Kemudian teknik penulisan berdasarkan pedoman penulisan skripsi STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pengambilan foto prewedding benar dilakukan oleh Mandhan Photography dan para calon pelanggan datang kepada Mandhan Photography untuk proses negosiasi kontrak sewa jasa fotografi. Dalam hal ini trend merupakan faktor utama yang menjadi alasan mengapa banyak calon suami dan isteri ingin melakukan sesi foto prewedding. Dan syariat Islam memandang bahwa kegiatan foto prewedding itu haram apabila berlebihan seperti berikhtilah, khalwat dan kasyaful aurat. Namun ulama juga berpendapat bahwa foto prewedding boleh saja asalkan tidak berlebihan seperti halnya dilarang dalam Al-Qur’an dan Hadits.
PEMIKIRAN ETIKA SUFISTIK MENURUT AL-GHAZALI DALAM KITAB MINHAJ AL-‘ABIDIN Aminudin Aminudin
PERADA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i2.396

Abstract

Abstrak Tulisan ini membahas tentang konstruksi ataupun konsep tentang etika sufistik yang terdapat dalam salah satu karya al-Ghazali dalam kitab yang berjudul Minhaj al-‘Abidin. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dengan jelas bagaimana sebenarnya ajaran etika tasawuf (etika sufistik) al-Ghazali terutama yang terdapat dalam kitab Minhaj al-‘Abidin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu penulis memberikan gambaran dan menganalisis nilai-nilai/dimensi-dimensi etika sufistik yang terkandung dalam kitab Minhaj al-‘Abidin. Penelitian ini berbasis pustaka (library research). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa konsep etika sufistik yang dikemukakan oleh al-Ghazali dalam kitab Minhaj al-‘Abidin tentang anjuran untuk mengendalikan hawa nafsu dan taubat sebagai jalan menuju Allah Swt. Kata kunci: Al-Ghazali, Minhaj al-'Abidin, Etika Sufistik Abstract This paper discusses the construction or concept of sufistic ethics contained in one of al-Ghazali's works in the book entitled Minhaj al-'Abidin. This research aims to express clearly how exactly the teachings of sufism (sufistic ethics) al-Ghazali are mainly found in minhaj al-'Abidin. The method used is an analytical descriptive method, i.e. the author provides an overview and analyzes the values/dimensions of sufistic ethics contained in the book Minhaj al- 'Abidin. This research is library research. The results of the study concluded that the concept of sufistic ethics expressed by al-Ghazali in minhaj al-'Abidin is about the advice to control lust and repentance as the way to Allah Almighty. Keywords: Al-Ghazali, Minhaj al-'Abidin, Sufistic Ethics

Page 6 of 12 | Total Record : 115