cover
Contact Name
Dian Kresnadipayana
Contact Email
Dian Kresnadipayana
Phone
-
Journal Mail Official
dian.kresnadipayana@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Biomedika
Published by Universitas Setia Budi
ISSN : 20892136     EISSN : 23021306     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
JURNAL BIOMEDIKA (p-ISSN:1979-035X, e-ISSN: 2302-1306) is a scientific publication media that accommodates the scientific creativity of lecturers and researchers as outlined in scientific writing, both for academics in Setia Budi University and observers of medical biology and health. Articles published are the results of research in the field or in laboratories, scientific studies and studies of books that have never been published in other media. Information on scientific works can range from biotechnology, health, pharmacology, microbiology, biochemistry, and food analysis and health management.
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
Studi Lama Waktu Pengeringan Dihubungkan dengan Penurunan Berat Dan Laju Pengeringan Ikan Teri (Stolephorus spp.) Esteria Priyanti
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.452 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.257

Abstract

Ikan teri (Stolephorus spp.) merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik bagi kesehatan dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kandungan gizi ikan teri yaitu kalsium, protein, fosfor dan zat besi. Ikan teri termasuk bahan pangan yang mudah rusak dan busuk karena daging ikan teri mempunyai kadar air yang inggi sekitar 80% sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Salah satu cara untuk memperpanjang daya simpan ikan teri adalah dengan metode pengeringan.Banyak faktor yang mempengar uhi keberhasilan dalam proses pengeringan ikan teri, salah satunya adalah lama waktu penger ingan. Penelitian ini menganalisis prosentase penurun berat ikan teri dan laju pengeringan berdasarkan lama waktu proses pengeringan ikan teri. Lama waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 menit, 60 menit dan 90 menit. Sebelum ikan teri dikeringkan, akan ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat awal ikan teri, kemudian setelah dikeringkan akan ditimbang kembali untuk mengetahui berat akhir ikan teri. Selisih dari berat ikan teri akan diprosentase, dan hasilnya kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan prosentase penurunan berat ikan teri yang dikeringkan selama 30 menit sebesar 34,70%, yang dikeringkan selama 60 menit sebesar 74,70% dan yang dikeringkan selama 90 menit sebesar 82%. Sedangkan laju pengeringan ikan teri yang dikeringkan selama 30 menit sebesar 1,73 g/menit, yang dikeringkan selama 60 menit sebesar 1,87 g/menit dan yang dikeringkan selama 90 menit sebesar 1,36 g/menit. Semakin lama waktu pengeringan akan membuat kadar air ikan teri berkurang.
Gambaran Leukosit dan Histologi Hepar, Ren, dan Lien Mencit BALB/c (Mus musculus) yang Terinfeksi Virus Dengue 3 (DEN-3) dengan Imunohistokimia Dewi Sulistyawati; Sitti Rahmah Umniyati
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1521.962 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.258

Abstract

Pengamatan efek infeksi virus dengue 3 (DEN-3) terhadap leukosit dan histologi dari organ dalam (hepar, ren dan lien) dilakukan untuk mendukung pengembangan vaksin dan antiviral virus DEN 3. Penelitian dilakukan pada mencit BALB/c dengan pertimbangan mencit merupakan hewan coba yang secara anatomi dan fisiologi mirip dengan manusia dan hewan ini relatif mudah ditangani dan mudah berkembang biak. Untuk serotipe virusnya dipakai serotipe DEN-3, karena serotipe ini merupakan serotipe yang dominan (50 % kasus DBD di Indonesia disebabkan oleh serotipe ini) dan banyak berhubungan dengan kasus berat. Design penelitian ini adalah eksperimental. Pengamatan yang dilakukan antara lain : keberadaan antigen dengue pada darah (leukosit) dan organ (hepar, ren dan lien) beserta perhitungan infection rate-nya, dan histopatologi organ (hepar, ren dan lien). Infeksi dilakukan secara intra vena. Keberadaan antigen dengue diamati dengan metode Imunohistokimia (IHC). Pengamatan histopatologi dilakukan dengan pewarnaan Hemotoxylin Eosin. Penelitian untuk keberadaan antigen dengue, membuktikan bahwa virus DEN-3 dapat ditemukan pada darah (leukosit) dan organ-organ mencit (hepar, ren dan lien). One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test digunakan untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak. Hasilnya menunjukkan nilai p=0,289, ini menunjukkan data rerata infection rate terdistribusi normal (p>0,05), sehingga analisis dilanjutkan dengan uji Oneway anova untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan diantara data. Hasil Anova menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada rerata infection rate leukosit (p=0,045; p<0,05). Perhitungan infection rate pada darah mencit yang dianalisa menggunakan Multiple Comparisons Post Hoc, diperoleh hasil perbedaan paling signifikan terlihat pada rerata infection rate hari ke 10 p.i. (pasca infeksi) dengan rerata infection rate hari ke 13 p.i. (p=0,007), ini menunjukkan rerata infection ratepaling tinggi terlihat pada hari ke 10 p.i. dan paling rendah pada hari ke 13 p.i. Pada pengamatan histopatologi hepar mencit perlakuan menunjukkan adanya keadaan patologis berupa nekrosis, degenerasi melemak pada hepatosit, infiltrasi limfosit disertai perdarahan dan banyak sel binukleat. Pada ren mencit perlakuan terdapat infiltrasi limfosit, degenerasi melemak dan perdarahan. Pada lien mencit perlakuan menunjukkan pulpa merah yang lebih luas dan eritrosit dengan jumlah lebih banyak dibanding lien mencit kontrol. Pada organ-organ mencit kontrol tidak ditemukan keadaan patologis seperti mencit perlakuan. Virus dengue 3 (DEN-3) dapat ditemukan pada darah (leukosit) dan organ-organ mencit (hepar, ren dan lien). Pada pengamatan histopatologi hepar, ren dan lien mencit perlakuan menunjukkan adanya keadaan patologis diantaranya berupa nekrosis, degenerasi melemak, infiltrasi limfosit dan perdarahan.
Uji Mekanisme Kerja Antibakteri Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on ANALOG Kurkumin terhadap Beberapa Bakteri Dwiningsih Dwiningsih; Vivin Nopiyanti; Ismi Rahmawati; Marlia Singgih Wibowo; Daryono Hadi Tjahjono
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.946 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.259

Abstract

Senyawa monokarbonil analog kurkumin yang sudah berhasil disintesis yaitu senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on, mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, anti inflamasi dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa analog kurkumin 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on terhadap bakteri Klebsiella pneumonia ATCC 10031, Shigella dysenteriae ATCC 9361, Pseudomonas aeruginosaATCC 27853 dan Bacillus subtilis ATCC 6633 yang teraktif. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan hasil sintesis yang dinyatakan murni dan memiliki hasil elusidasi struktur yang sesuai. Senyawa hasil sintesis diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi dengan pelarut DMSO serta kontrol positif amoksilin dilanjutkan dengan metode dilusi. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3- on dibuat dengan konsentrasi 1500 ppm. Suspensi bakteri disetarakan dengan Mc Farlan 0,5. Hasil aktivitas dengan metode dilusi ditentukan hasil KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) untuk dilakukan kajian mekanisme kerja dengan melihat kebocoran membran dan rusaknya dinding sel bakteri. Hasil menunjukkan senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on memiliki aktivitas terhadap bakteri K. pneumonia ATCC 10031, S. dysenteriae ATCC 9361, P. aeruginosa ATCC 27853 dan B.subtilis ATCC 6633 dengan diameter daya hambat rata-rata berturutan adalah 16mm; 18,6mm; 21,2mm dan 19mm. Senyawa1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan senyawa teraktif terhadap bakteri P. aeruginosa ATCC 27853. Uji aktivitas antibakteri dilanjutkan dengan metode dilusi untuk mendapatkan nilai KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal). Hasil KBM senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on adalah 187,5 ppm. Uji mekanisme kerja dilakukan dengan pengujian kebocoran membran dan kerusakan dinding sel yang dilihat dengan AAS. Hasil menunjukkan adanya kerusakan dinding sel bakteri karena terjadinya peningkatan konsentrasi Mg2+ pada perlakuan.
Uji Aktivitas Antijamur Fraksi n-Heksana, Kloroform dan Air dari Ekstrak Etanolik Daun Zodia (Evodia sauveolens, Scheff) terhadap Candida albicans ATCC 10231 Ismi Rahmawati; Ratno Agung Samsumaharto; Patricius Prima Dimas Putranto
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.78 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.260

Abstract

Daun zodia (Evodia sauveolens, Scheff) adalah tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai antimikroba. Kandungan kimia daun zodia adalah minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, saponin dan zodia. Penelitian ini dilakukan untuk untukmengetahuiaktivitasfraksin-heksan,kloroform, air dari ekstraketanolikdaun zodia (Evodia sauveolens, Scheff) sebagai antijamur terhadap Candida albicans ATCC 10231. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dilanjutkan dengan pelarut n-heksan, kloroform dan air. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi. Konsentrasi ekstrak etanolik dan fraksi yang digunakan 50%; 25%; 12,5%; 6,2%; 3,1%; 1,5%; 0,7%; 0,3%; 0,1%; 0,09%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik dan fraksi air memiliki konsentrasi bunuh minimum sebesar 25% terhadapCandida albicans ATCC 10231. Fraksi air dari ekstrak etanolik dari daun zodia memiliki aktivitas antijamur paling aktif dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan fraksi kloroform.
Analisis Perbedaan Tanggung Jawab dan Disiplin Kerja antara Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak pada Laboratorium RSUD Dr. Moewardi Yuni Kristanto; Elina Endang Sulistyawati; Faridha Eky Prasetyowati
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.645 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.261

Abstract

Studi tentang perbedaan tanggung jawab dan disiplin kerja pada karyawan masih menjadi kajian penting dalam organisasi. Obyek penelitian dalam hal ini adalah karyawan tetap dan karyawan kontrak pada laboratorium Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel 74 orang. Data dalam penelitian ini diolah dengan menyebar kuesioner kepada responden. Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS 17. Data diolah dengan uji normalitas dan uji beda dengan test Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggung jawab antara karyawan tetap dan karyawan kontrak pada Laboratorium RSUD Dr. Moewardi tidak ada perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yaitu 0,506 yang lebih besar dari 0,05. Disiplin Kerja antara karyawan tetap dan karyawan kontrak pada Laboratorium RSUD Dr. Moewardi ada perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yaitu 0.000 yang lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh Perendaman dalam Seduhan Teh Hijau Selama Tiga Hari Pasca Pengasinan terhadap Kadar Kolesterol Kuning Telur Nur Hidayati; Dewi Sulistyawati
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.422 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.262

Abstract

Telur asin merupakan bahan makanan yang disukai oleh masyarakat tetapi mengandung kolesterol yang tinggi. Tingginya kadar kolesterol pada telur asin ini apabila dikonsumsi terus menerus akan memicu penyakit seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Kolesterol di dalam tubuh manusia dapat diturunkan kadarnya dengan mengkonsumsi teh hijau, karena di dalam teh hijau mengandung senyawa tanin dan flavonol. Metode pembuatan telur asin pada penelitian ini dilakukan dengan memeram telur itik dalam media campuran bata merah dan pasir dengan penambahan bumbu bawang putih kemudian diperam selama 12 hari, selanjutnya direndam ke dalam media seduhan teh hijau dengan variasi konsentrasi (0, 2 dan 4)%, selama 3 hari. Telur asin hasil olahan ditentukan kadar NaClnya dengan metode Argentometri Mohr dan kadar kolesterol dengan metode Spektrofotometriseterusnya dihitung prosentase penurunan kadar kolesterol telur asin olahan terhadap telur itik mentah. Hasil penelitian menunjukkan besarnya kadar NaCl telur itik mentah, telur asin dalam seduhan teh hijau 3 hari dengan variasi konsentrasi (0%, 2% dan 4%), berturut-turut adalah : 0,668 %; 2,785%; 2,615% dan 2,634%; sedangkan kadar kolesterol berturut-turut sebesar 513,33 mg/100g; 618,33 mg/100g; 386,67 mg/100g dan 362,67 mg/100g. Prosentase penurunan kadar kolesterol terhadap telur itik mentah pada konsentrasi teh hijau (0, 2 dan 4) % adalah 16,98 %; 37,47% dan 41,35%. Analisis Statistik Anova menunjukkan ada perbedaan kadar kolesterol secara nyata pada semua media pengasinan. Perendaman dalam seduhan teh hijau 4% selama 3 hari berperan paling besar dalam menurunkan kadar kolesterol pada telur asin.
Pemanfaatan Pseudomonas flourescens untuk Meminimalisir Logam Berat Cr pada Limbah Cair Industri Elektroplating Mardiyono Mardiyono; Ratno Agung Samsumaharto
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.938 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan atau menghilangkan logam berat Cr pada limbah cair industri elektroplating dengan mengolahnya menggunakan mikroba jenis bakteri Pseudomonas fluorescens, sebelum limbah cair industri elektroplating tersebut dibuang ke perairan bebas, agar perairan kita terbebas dari pencemaran logam berat, yang berasal dari limbah cair industri elektr oplating. Pada awalnya dilakukan penelitian analisis kualitatif untuk memastikan adanya logam-logam berat, termasuk Cr yang terdapat pada limbah cair industri elektroplating dengan metode reaksi kimia maupun dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Dugaan adanya logam-logam berat ada pada limbah cair industri elektroplating adalah dengan mencermati proses pelapisan logam yang menggunakan zat-zat kimia yang mengandung logam-logam berat. Penurunan atau penghilangan logam berat Cr pada limbah cair industri elektroplating dilakukan di IPAL miniatur dengan volume limbah 2 liter. Penurunan atau penghilangan logam berat pada limbah cair industri elektroplating tersebut dengan menambahkan mikroba jenis bakteri Pseudomonas fluorescens. Kadar logam berat Cr sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penambahan mikroba Pseudomonas fluorescens tersebut ditetapkan dengan metodespektrofotometri serapan atom (SSA). Setelah penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens, dengan variasi volume dan waktu pemeraman 48 jam (2 hari), maka diperoleh persentase penurunan kadar Cr paling besar pada penambahan 200 ml, yakni penurunannya sebesar 54,77 %.
Deteksi Bakteri Salmonella sp. pada Mie Basah Yang Dijual di Pasar Gede Surakarta Rinda Binugraheni; Rahmat Budi Nugroho
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.675 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.264

Abstract

Mie basah merupakan makanan yang populer di Indonesia. Makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti halnya bakteri Salmonella sp, dapat menyebabkan terjadinya keracunan dan penyakit-penyakit bawaan makanan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Penelitian ini menggunakan metode isolasi yang menggunakan media buffer pepton, selenith borth, KIA, SIM, LIA dan Citrat. Sampel yang digunakan adalah mie basah sebanyak 6 jenis yang diambil dari beberapa pedagang mie basah di Pasar Gede Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdeteksi adanya bakteri Salmonella pada mie basah yang dijual di Pasar Gede Surakarta.
Penetapan Kadar Etanol pada Minuman Beralkohol Berbagai Merk Melalui Pengukuran Berat Jenis Susan Primadevi; Dian Kresnadipayana
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.212 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.265

Abstract

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/1977, minuman beralkohol dibedakan menjadi 3 golongan yaitu Golongan A dengan kadar alkohol 1-5%, Golongan B dengan kadar alkohol 5-20%, dan Golongan C dengan kadar alkohol 20-55%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar etanol di dalam minuman beralkohol berbagai merk. Penentuan kadar etanol dalam minuman beralkohol diawali dengan proses destilasi untuk memisahkan etanol dari air dan komponen lainnya. Sebelum proses destilasi campuran ditambahkan dengan serbuk MgO atau CaO yang berfungsi sebagai zat pengering karena dapat menghilangkan 5% air dari etanol dan dapat bereaksi dengan air membentuk etanol-kalsium hidroksida yang sukar larut. Berat jenis etanol diukur dengan menggunakan piknometer. Berat jenis etanol hasil pengukuran kemudian dikonversi menjadi kadar etanol menggunakan tabel farmakope. Hasil menunjukkan bahwa kadar etanol dalam minuman beralkohol merk A sebesar 9,61%, merk B 7,01%, merk C 6,56%, merk D 5,59%, dan merk E 9,09%. Kelima merk minuman tersebut dikategorikan ke dalam minuman beralkohol golongan B.
Uji Bakteriologis Susu Kedelai di Mojosongo Surakarta Rahmat Budi Nugroho; Rinda Binugraheni
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.174 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.266

Abstract

Susu kedelai merupakan produk olahan dari kedelai yang banyak dikonsumsi masyarakat, terutama bagi yang alergi susu sapi karena tidak mampu mencerna laktosa yang terkandung dalam susu sapi. Pengolahan susu kedelai yang tidak baik dapat menyebabkan munculnya bakteri coliform yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memberikan gambaran mengenai kualita bakteriologis susu kedelai yang ada di Mojosongo Surakarta, dengan menggunakan tabel Most Probable Number (MPN) dengan ragam 3.3.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima sampel yang digunakan, 2 sampel tidak mengandung bakteri coliform dengan nilai MPN 0/100 ml sampel. Ketiga sampel lainnya mengandung coliform dengan nilai MPN berturut-turut 93/100 ml sampel, 43/100 ml sampel dan 93/100 m lsampel. Hal ini disebabkan karena bahan baku (air, kedelai) yang digunakan, prosessing dan sanitasinya kurang baik.

Page 8 of 20 | Total Record : 199