Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L) terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Pada Penggunaan Berulang Minyak Goreng Kelapa Sawit Resa Widiamawarta; Nur Hidayati; Mardiyono Mardiyono
Biomedika Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.706 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i1.227

Abstract

Minyak merupakan salah satu sumber energi penting dalam tubuh manusia. Minyak memberikan energi kedalam tubuh manusia 9 kalori tiap gram lemak. Asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) merupakan hasil hidrolisis trigliserida yang mudah teroksidasi sehingga menyebabkan ketengikan (rancidity) pada minyak. Berbagai macam reaksi yang terjadi selama proses penggorengan seperti reaksi oksidasi, hidrolisis, polimerisasi, dan reaksi dengan logam dapat mengakibatkan minyak menjadi rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nyata penambahan ekstrak bawang merah terhadap minyak goreng kelapa sawit yang digunakan penggorengan berulang-ulang dengan materi tergoreng tempe. Minyak goreng kelapa sawit sebelum digunakan untuk penggorengan ditetapkan sebagai kontrol tanpa penyimpanan 24 jam dan penyimpanan 24 jam. Minyak goreng kelapa sawit digunakan untuk menggoreng tempe dengan pengulangan penggorengan pertama, kedua, dan ketiga. Perlakuan yang diberikan dengan penambahan ekstrak bawang merah dan tanpa ekstrak bawang merah dan ditetapkan kadar asam lemak bebasnya. Metode yang digunakan untuk penetapan kadar asam lemak bebas adalah Alkalimetri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Anova satu jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas pada minyak goreng pada kontrol tanpa penyimpanan 24 jam dan penyimpanan 24 jam adalah 0,13%. Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng setelah dilakukan penggorengan pertama, kedua, ketiga, tanpa pemberian ekstrak bawang merah adalah 0,44%, 0,60%, 0,74%, sedangkan minyak goreng dengan pemberian ekstrak bawang merah adalah 0,28%, 0,44%, 0,57%. Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap peningkatan kadar asam lemak bebas dengan pemberian ekstrak bawang merah.
PEMANFAATAN MIKROBA JAMUR UNTUK MENGATASI PENCEMARAN LOGAM BERAT NIKEL PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM Nony Puspawati; Mardiyono Mardiyono; Argoto Mahayana
Biomedika Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.041 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v6i2.250

Abstract

Penelitian ini bertujuan menurunkan kadar logam berat berbahaya yang dihasilkan oleh outlet limbah cair industri pelapisan logam yang volume limbahnya relatif sedikit tetapi sangat beracun, menggunakan mikroba jamur sebelum dibuang keperairan bebas. Penelitian ini mengolah outlet limbah cair industri pelapisan logam dengan memanfaatkan variasi mikroba jamur dan variasi volume sediaan mikroba jamur. Mikroba jamur yang digunakan pada penelitian ini adalah Saccharomyces cereviceae, Rhizopus oryzae, Aspergillus niger dan Monilia sitophila. Uji laboratorium yang dilakukan adalah uji kualitatif dan kuantitatifdengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan mikroba jamur dapat digunakan untuk menurunkan kadar logam berat berbahaya Ni. Prosentase penurunan kadar logam berat Ni oleh mikroba jamur berturut-turut dari penurunan tertinggi sampai terendah adalah pada penambahan mikroba Rhizopus oryzae volume (konsentrasi) 15 mL dengan penurunan sebesar 29,664 %; seterusnya pada jamur Monilia sitophila dengan volume 20 ml menurunkan sebesar 24,167 %; Aspergillus niger dengan volume 20 ml yaitu sebesar 24,050 % serta Saccharomyces cereviceae menurunkan kadar Ni sebesar 22,857 % pada volume 20 ml. Analisis statistik Anova dua jalan menggambarkan ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari jenis mikroba dan volume (konsentrasi) terhadap penurunan kadar Ni.
PENANGANAN LOGAM-LOGAM BERAT LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM DENGAN MIKROBA Mardiyono Mardiyono; Rosleini Ria Putri Zendrato; Edy Prasetya
Biomedika Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.528 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v6i2.251

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah cair industri pelapisan logam yang dihasilkan oleh industri pelapisan logam Bina Crome di Mojosongo, Jebres, Surakarta dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah yang dirancang sedemikian rupa. Hasil penelitian ini, untuk Cr penurunan paling tinggi, yakni sebesar 54,84 % dengan perlakuan penambahan 200 mL Bacillus subtilis, yang tidak berbeda nyata dengan penambahan 150 mL Bacillus subtilis dengan penurunan 54,82 % diikuti oleh penambahan Pseudomonas aeruginosa 150 mL dengan penurunan 48,93 % yang tidak berbeda nyata dengan penambahan Pseudomonas aeruginosa 200 mL dengan penurunan kadar sebesar 48,76 %.Untuk Ni penurunan paling tinggi, yakni sebesar 33,24 % dengan perlakuan penambahan 150 mL Bacillus subtilis, yang tidak berbeda nyata dengan penambahan 200 mL Bacillus subtilis dengan penurunan sebesar 33,12 % diikuti oleh penambahan Pseudomonas aeruginosa 200 mL dengan penurunan 32,89 % yang tidak berbeda nyata dengan penambahan Pseudomonas aeruginosa 150 mL dengan penurunan kadar sebesar 32,79 %.
Pemanfaatan Pseudomonas flourescens untuk Meminimalisir Logam Berat Cr pada Limbah Cair Industri Elektroplating Mardiyono Mardiyono; Ratno Agung Samsumaharto
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.938 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan atau menghilangkan logam berat Cr pada limbah cair industri elektroplating dengan mengolahnya menggunakan mikroba jenis bakteri Pseudomonas fluorescens, sebelum limbah cair industri elektroplating tersebut dibuang ke perairan bebas, agar perairan kita terbebas dari pencemaran logam berat, yang berasal dari limbah cair industri elektr oplating. Pada awalnya dilakukan penelitian analisis kualitatif untuk memastikan adanya logam-logam berat, termasuk Cr yang terdapat pada limbah cair industri elektroplating dengan metode reaksi kimia maupun dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Dugaan adanya logam-logam berat ada pada limbah cair industri elektroplating adalah dengan mencermati proses pelapisan logam yang menggunakan zat-zat kimia yang mengandung logam-logam berat. Penurunan atau penghilangan logam berat Cr pada limbah cair industri elektroplating dilakukan di IPAL miniatur dengan volume limbah 2 liter. Penurunan atau penghilangan logam berat pada limbah cair industri elektroplating tersebut dengan menambahkan mikroba jenis bakteri Pseudomonas fluorescens. Kadar logam berat Cr sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penambahan mikroba Pseudomonas fluorescens tersebut ditetapkan dengan metodespektrofotometri serapan atom (SSA). Setelah penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens, dengan variasi volume dan waktu pemeraman 48 jam (2 hari), maka diperoleh persentase penurunan kadar Cr paling besar pada penambahan 200 ml, yakni penurunannya sebesar 54,77 %.
Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L) terhadap Bilangan Peroksida Pada Penggunaan Berulang Minyak Goreng Kelapa Sawit Rosyid Ash Shidiq; Nur Hidayati; Mardiyono Mardiyono
Biomedika Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.452 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i2.274

Abstract

Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Penggunaan berulang minyak goreng kelapa sawit akan mengalami kerusakan apabila mengalami pemanasan berulang, kontak dengan air, udara, dan logam. Kerusakan minyak dapat dicegah dengan menambahkan antioksidan, karena senyawa antioksidan ini dapat menghambat proses kerusakan minyak terutama oksidasi. Penelitian ini menggunakan ekstrak bawang merah sebagai antioksidan alami. Minyak goreng kelapa sawit sebelum digunakan untuk penggorengan ditetapkan sebagai kontrol tanpa penyimpanan 24 jam (P0) dan dengan penyimpanan 24 jam (P024). Minyak goreng kelapa sawit digunakan untuk menggoreng tempe dengan pengulangan penggorengan pertama, kedua, dan ketiga. Perlakuan yang diberikan dengan penambahan ekstrak bawang merah dan tanpa ekstrak bawang merah. Penetapan bilangan peroksida pada penggunaan berulang minyak goreng kelapa sawit dilakukan dengan metode Iodometri. Hasil penelitian diperoleh bilangan peroksida pada minyak goreng kelapa sawit sebagai kontrol tanpa penyimpanan 24 jam (P0) dan Kontrol dengan penyimpanan 24 jam (P024) adalah 1,79 mek O2/kg dan 2,92 mek O2 /kg, selanjutnya pada perlakuan minyak goreng kelapa sawit tanpa ekstrak bawang merah pada P1, P2, P3 adalah 9,72 mek O2 /kg, 11,11 mek O2 /kg, 12,35 mek O2 /kg, sedangkan pada perlakuan minyak goreng kelapa sawit dengan penambahan ekstrak bawang merah pada P1, P2, P3 adalah 5,29 mek O2 /kg, 6,63 mek O2 /kg, 9,19 mek O2 /kg. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara minyak goreng kelapa sawit tanpa penambahan ekstrak bawang merah dandengan penambahan ekstrak bawang merah.
Asam Lemak Bebas dan Angka Peroksida pada Minyak Kelapa Hasil OlahanTradisional dan Hasil Olahan dengan Penambahan Saccharomyces cereviseae Ragas Fitria Sina Murti; Nur Hidayati; Mardiyono Mardiyono
Biomedika Vol 11 No 1 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2149.603 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i1.381

Abstract

Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga tubuh manusia, dan juga merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dikenal secara luas sebagai medium pengahantar panas, menambah cita rasa, gizi dan aroma dalam menggoreng. Pengujian kualitas minyak tersebut diantaranya dengan menentukan kadar asam lemak bebas dan angka peroksida.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar asam lemak bebas dan angka peroksida pada minyak kelapa hasil olahan tradisional dan hasil olahan dengan penambahan Saccharomyces cerevisiae (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%). Hasil penelitian ini diperoleh kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa hasil olahan tradisional = 0,95% dan kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan Saccaromyces cerevisiae (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%) berturut-turut adalah (0,71%, 0,63%, 0,62%, 0,57%, dan 0,50%). Sedangkan angka peroksida pada minyak kelapa hasil olahan tradisional = 0,88 mg oksigen/100 g bahan dan angka peroksida pada minyak kelapa hasil olahan dengan penambahan Saccaromyces cerevisiae (konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%) berturut-turut adalah (0,80 ; 0,68; 0,61; 0,50; dan 0,44 mg/100 g bahan). Kedua minyak tersebut memenuhi syarat SNI 7381:2008.Kata kunci : Asam Lemak Bebas dan Angka Peroksida, Minyak Kelapa, Saccharomyces cerevisiae.
ANALISIS LOGAM BERAT Pb PADA SAUS TOMAT DAN SAUS CABAI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Sri Panca Wahyu Putri Utami; Endang Sri Rejeki; Mardiyono Mardiyono
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11793.631 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.492

Abstract

ABSTRACT Saus adalah cairan kental yang terbuat dari tomat atau cabai yang mempunyai aroma merangsang mengandung air dalam jumlah yang besar, asam, gula, garam dan pengawet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya logam timbal serta untuk mengetahui berapa kadar cemaran logam timbal tersebut dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom kemudian dibandingkan dengan ketentuan SNI. Sampel dipilih secara acak. Sampel ditimbang sebanyak ± 5 gram kemudian dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam muffle furnace dan diabukan. Abu dimasukkan dalam beaker glass, dilarutkan dalam larutan aquaregia ± 5 ml kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 10,0 ml. Sampel dalam bentuk larutan dianalisis dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel A, C, D mengandung Pb sedangkan sampel B tidak mengandung Pb. Kadar logam timbal (Pb) sampel A = 0,55695 ± 1,947 x 10-1, sampel B = 0,00 mg/kg, sampel C = 0,49995 ± 8,93 x 102 mg/kg dan sampel D = 0,51198 ± 0,2 mg/kg. Kadar logam timbal (Pb) dalam semua sampel saus tomat dan saus cabai yang dianalisis tidak melebihi batas maksimum ketentuan SNI 01-3549-2004 (A dan B) yaitu 1,0 mg/kg dan SNI 01-2976-2006 (C dan D) yaitu 2,0 mg/kg. Kata kunci : saus, logam timbal (Pb), SSA ABSTRACT Sauce is a kind of thick liquid which made of tomato or chili, it has a strong aromatic and taste that contains a lot of water, sour, sugar, salt and concentration stuff. The experiment to knowledge there or not of lead and to knowledge how much concentration of lead by using Atomic Absorbtion Spectrofotometric and then it will be compared with SNI. This method taken with random. Sample weighed in ± 5 grams and it is dried in the ovened kept in the muffle furnace and burned it out. The ash put into the beaker glass and the nex dissolved ± 5 ml of aquaregia and then put into dosage flask 10 ml. The liquid analized with the Atomic absorbtion Spectrofotometric. Sample contains of timbale is A, C, D and sample B not contains of timbale. The content of sauce are . All the content of tomato and chili sauce not more than 1,0 mg/kg (sample A and B) and 2,0 mg/kg (sample C and D) so can be declared that they still fill requiremdent that decided by SNI. Key word : sauce, lead (Pb), SSA
Model terapi kognitif sebagai upaya peningkatan kualitas hidup pada pasien dengan penyakit kronis: Literature review Yayan Kurniawan; Untung Sujianto; Mardiyono Mardiyono
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 6, No 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.6.1.47-56

Abstract

Pendahuluan: Pada tahun 2015 sekitar 70% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kronis.Penyakit kronis akan berdampak beragam baik secara biologis, psikologis, sosial, spiritual. Pemberian terapi kognitif mampu menjadi solusi bagi pasien kronis dengan segala kompleksitasnya.Tujuan: Menjelaskan berbagai terapi kognitif untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan penyakit kronis Metode:Data basedpencarian meliputi EBSCO, ProQuest, Springer, NCBI danScince Directdengan kata kunci:cognitive therapy, Intervention, Chronic diseasedan Quality of Life. Kriteria inklusi: artikel terbitan tahun 2014-2019, full text, bahasa inggris. Desain artikel yang diambil adalah Quasy experimental study dan RCT. Sebanyak 7 artikel yang sesuai kriteria inklusi dilakukan analisis.Hasil:Semua kelompok intervensi menujukan peningkatan kualitas hidup.Simpulan:Intervensiacceptance and commitment therapy, edukasi peer group, edukasi berbasis health belief model, program intervensi bebasis self-care, aerobic physical rehabilitation, yoga,danhipnoterapi mampu meningkatkan kualitas hidup dan dapat dijadikan alternatif terapi pada pasien dengan penyakit kronis.
PENETAPAN KADAR ASAM SIANIDA PADATALAS (Colocasia esculenta) DENGANVARIASI WAKTU PERENDAMAN SECARA ARGENTOMETRI Mardiyono Mardiyono
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v5i1.3976

Abstract

Talas (Colocasia esculenta) merupakan salah satu sumber karbohidrat yang tinggi. Oleh sebab itu, talas banyak digunakan sebagai salah satu alternatif makanan tambahan. Selain memiliki nilai gizi, tanaman talas juga mengandung asam sianida (HCN) yang merupakan senyawa beracun yang dapat mengakibatkan keracunan sampai dengan kematian. Asam sianida dapat dikurangi dengan proses pengolahan seperti perendaman dengan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar asam sianida (HCN) dalam talas dengan variasi waktu perendaman 0 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit dalam air. Metode yang digunakan yaitu Argentometri yang merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Kadar rata-rata dari masing-masing sampel yaitu 0 menit: 34,12; 10 menit: 28,78; 20 menit: 22,61; 30 menit: 15,21. Dari hasil penelitian yang didapat penulis menarik kesimpulan yaitu terdapat perbedaan kadarantara keempat sampel, dengan demikian perlakuan perendaman mempengaruhi penurunan kadar asam sianida (HCN) dalam talas.Kata kunci : Talas, Asam sianida (HCN), Perendaman dalam air, Argentometri
Kajian Tentang Modal Sosial Sebagai Pendorong Peran Serta Lembaga Lokal Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus di Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo) Sila Pertikasari; Mardiyono Mardiyono; Solih Mu’adi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 4 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.335 KB)

Abstract

Permasalahan kemiskinan masih menjadi tantangan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Berbagai program pengentasan kemiskinan telah dijalankan oleh kementerian dan lembaga. Dari serangkaian cara dan strategi tersebut, masih berorientasi pada pengembangan infrastruktur, bantuan kredit, dan bantuan pendidikan. Padahal kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks, yang melibatkan banyak faktor termasuk kelembagaan lokal dan modal sosial. Namun, kondisi modal sosial saat ini menunjukkan kecenderungan penurunan sehingga diperlukan upaya untuk pembenahan modal sosial dalam sebuah kelembagaan lokal yang ada. Untuk mengetahui bagaimana modal sosial dapat dimanfaatkan di dalam sebuah kelembagaan lokal (BKM), maka penelitian ini memfokuskan pada unsur-unsur modal sosial dalam kelembagaan lokal.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BKM dapat membangun modal sosial dalam upaya penanggulangan kemiskinan, seperti: Jejaring sosial yang dibangun melalui pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat sehingga menambah jaringan kerja kelompok rumah tangga miskin. Kepercayaan dibangun melalui dialog terbuka dengan warga dan pengelolaan kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat dengan memberikan kesempatan untuk memperoleh bantuan pinjaman modal usaha. Dan Norma yang dibangun melalui semangat kebersamaan (gotong-royong) dan hubungan timbal-balik antara kelompok usaha selaku penerima pinjaman dan Badan Keswadayaan Masyarakat selaku pemberi bantuan pinjaman.Kesimpulan dari penelitian ini bahwa BKM dapat membangun modal sosial dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Namun demikian, ketiga unsur modal sosial tersebut perlu dikembangkan lagi agar dapat memperoleh manfaat yang menguntungkan terutama dalam upaya penanggulangan kemiskinan.Â