cover
Contact Name
imroatun
Contact Email
imroatun@uinbanten.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
imroatun@uinbanten.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
as-sibyan : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
ISSN : 25415549     EISSN : -     DOI : -
a?-?iby?n: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, ISSN 2541-5549, diterbitkan enam bulan sekali oleh Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten No. In.10/F.I/HK.00.5/1201/2016, tanggal 04 April 2016.
Arjuna Subject : -
Articles 218 Documents
PENGEMBANGAN DAYA SENI PADA ANAK USIA DINI Muhiyatul Huliyah
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 1 No 02 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat perkembangan otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%, oleh karena itu pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai golden age (masa keemasan). Karena anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang masuk. Anak akan mampu menghapal banyak sekali informasi seperti pembendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian dan sebagainya sehingga usia 8 tahun anak telah memiliki tingkat perkembangan otak sekitar 80%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan otak anak adalah melalui seni. Karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk estetik, makhluk yang mempunyai perasaan dan kemampuan untuk menghayati keindahan. Demikian juga dengan anak usia dini mempunyai kemampuan menghayati dan merespon berbagai hal yang dialaminya dengan perasaan dan caranya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kemampuan tersebut tidak langsung dimiliki anak sebagai kemampuan yang langsung bisa digunakan, melainkan diperoleh melalui belajar dan pengaruh dari lingkungan. Bagi anak belajar seni dianggap sebagai kegiatan bermain, dan bermain merupakan kegiatan menyenangkan buat anak. Seni dapat membantu mengembangkan berbagai kemampuan anak. Dengan seni pula memudahakan anak belajar untuk bidang studi lain, karena seni dapat meningkatkan imajinasi. Guru yang kreatif akanmemperoleh cara untuk mendukung pembelajaran anak-anak yang terintegrasi dalam kurikulum melalui kegiatan di mana anak-anak mampu membuat hasil karya seni ataupun menikmati hasil karya seni orang lain.
MODEL MANAJEMEN PAUD BERDAYA SAING (STUDI PADA LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU AL-IKHLAS, BUMIAYU, KABUPATEN BREBES) M Najib
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/as-sibyan.v3i2.1361

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang ditujukan untuk mendapatkan kontruksi model manajemen PAUD berdaya saing pada PAUD Islam Terpadu al-Ikhlas Bumiayu. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditemukan model manajemen PAUD berdaya siang pada lembaga PAUD Islam sebagai berikut: pertama, manajemen PAUD berdaya saing adalah upaya mengelola suatu lembaga PAUD dengan menyelenggarakan layanan PAUD yang berbeda dengan lembaga PAUD lainnya untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan sesuatu yang berhubungan dengan lembaga PAUD. Kedua, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan manajemen PAUD berdaya saing adalah untuk memenangkan persaingan dalam penyelenggaraan layanan PAUD dengan cara yang bermartabat. Bersaing dengan cara yang bermartabat dilakukan dengan mempertimbangkan dimensi etika dan moralitas serta profesionalisme guru PAUD. Ketiga, langkah-langkah yang dilakukan oleh suatu lembaga PAUD dalam kegiatan manajemen PAUD berdaya saing antara lain: (1) Menganalisis hal-hal yang dipersaingkan antar lembaga PAUD. (2) Melakukan analisis SWOT. (3) Memetakan keinginan dan kebutuhan wali murid. (4) Merumuskan visi, misi, tujuan, dan profil lulusan lembaga PAUD. (5) Merancang dan melaksanakan program kegiatan PAUD. (6) Menentukan dan melaksanakan strategi bersaing. (7) Mengukur keberhasilan pelaksanaan strategi bersaing. Keempat, ada empat prinsip yang harus diaktualisasikan oleh lembaga PAUD, yaitu: (1) Menjadikan persaingan sebagai media untuk memperbaiki layanan PAUD, bukan sebagai media untuk saling menjatuhkan antar lembaga PAUD. Bersaing semata-mata dilakukan untuk berlomba dalam melakukan kebaikan. (2) Melakukan persaingan dengan cara meningkatkan profesionalisme kerja guru dan kepala PAUD. (3) Melakukan persaingan dengan cara menyelenggarakan layanan PAUD yang berstandar. (4) Menjadikan persaingan sebagai media untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pengguna lulusan terhadap layanan PAUD yang diselenggarakan oleh lembaga PAUD.
MENANAMKAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI MELALUI CERITA Umayah Umayah
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 1 No 01 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah. kepada ummatnya. Salah satu yang perlu dikembangkan oleh orang tua dalam menstimulasi anak adalah penanaman nilai dan moral. Pengembangan nilai moral adalah pembentukan perilaku anak melalui pembiasaan yang terwujud dalam perilaku sehari-hari, hal tersebut untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang dilandasi moral pancasila. Salah satu metode yang tepat untuk mengembangkan nilai-nilai moral pada anak usia dini, yaitu melalui metode bercerita, dianggap akan efektif bila diterapkan secara tepat. Dalam menggunakan metode bercerita untuk menanamkan nilai moral pada anak uasia dini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah: cerita yang disampaikan kepada anak harus memuat peasn moral, dalam memilih tema cerita disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak adan tidak monoton.
PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI Umayah Umayah
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2 No 01 (2017): Januari - Juni 2017
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sosial yaitu perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat tempat anak berada. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi. Perkembangan sosial anak-anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang produktif. Hal ini mencakup bagaimana seorang anak belajar untuk memiliki suatu kepercayaan terhadap perilakunya dan hubungan sosialnya. Perkembangan sosial meliputi perubahan peningkatan pengetahuan yang berbentuk spiral tentang dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini dipengaruhi baik oleh pengalaman maupun hubungan sosial anak dengan orang dewasa dalam kehidupannya, dan oleh tingkatan perkembangan kognitifnya.
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN BELAJAR LITERASI UNTUK ANAK USIA DINI Heru Kurniawan
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3 No 01 (2018): Juni 2018
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/as-sibyan.v3i01.1352

Abstract

Tulisan ini fokus membahas persoalan literasi anak usia dini dalam lingkungan pendidikan keluarga dan sekolah. Karena kemampuan dasar literasi anak usia dini tidak akan lepas dari pengaruh lingkungan belajar dalam keluarga dan sekolah. Bahkan, keluarga dan sekolah menjadi basis utama dalam pendidikan literasi anak-anak-anak, sehingga diperlukan suatu desain pengembangan lingkungan belajar literasi yang mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan literasi anak-anak usia dini. Mendesain lingkungan belajar literasi untuk anak dalam pendidikan keluarga dan sekolah merupakan usaha yang dilakukan orang tua dan guru dalam menumbuhkan kemampuan dan keterampilan literasi pada anak-anak dalam kehidupan keluarga dan sekolah. Desain lingkungan belajar literasi anak usia dini dalam pendidikan keluarga dan sekolah pada anak usia dini dapat dilakukan melalui tiga hal penting sebagai berikut; Pertama, desain yang berorientasikan pada penciptaan dan peningkatan budaya membaca pada anak. Kedua, desain yang mengkondisikan anak-anak untuk mengelaborasi segala bentuk informasi dan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari membaca untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak. Ketiga, desain lingkungan belajar anak-anak untik aktif dalam menulis.
BERMAIN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN UTAMA ANAK RAUDHATUL ATHFAL Imroatun Imroatun
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 1 No 01 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak-anak yang memasuki pendidikan Raudlatul Athfal (RA) adalah anak-anak di usia prasekolah yaitu antara usia empat sampai tujuh tahun. Di lingkungan yang baru dan berbeda dengan lingkungan keluarga, anak mulai merasakan situasi lingkungan yang lebih formal dimana anak memperoleh pendidikan yang bertujuan untuk pengembangan dan kematangan potensi-potensi dasar yang telah anak miliki. Bermain merupakan salah satu pendekatan dan metode pembelajaran di RA untuk mengembangkan potensi dan aspek yang ada pada diri anak. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Menggunakan strategi, metode, materi/ bahan, media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak-anak. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
HAKIKAT BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Oman Farhurohman
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2 No 01 (2017): Januari - Juni 2017
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak pada usia dini disebut sebagai usia emas (golden age) sehingga merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Golden age adalah usia anak ketika mereka berumur 0 – 6 tahun. Usia tersebut berada pada perkembangan terbaik untuk fisik dan otak anak. Pada usia ini anak memiliki kemampuan dan semangat untuk belajar yang luar biasa khususnya pada awal masa kanak-kanak. Mengingat anak usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Rata –rata anak kecil cenderung senang bermain dan menyukai sebuah permainan. Fungsi permainan bagi anak adalah merangsang pertumbuhan, perkembangan maupun kecerdasan dasar seorang anak. Bermain adalah kegiatan utama yang dijalani anak-anak usia dini setiap hari. Melalui kegiatan bermain, banyak hal yang bisa dikembangkan dari seorang individu anak, yaitu saraf-saraf motoriknya, baik kasar maupun halus, sikap emosional, kecerdasan, sikap sosial, perilaku bekerja mandiri dan bekerjasama, kedisiplinan, dan lain-lain. Tetapi semua perkembangan tersebut hanya bisa diperoleh jika permainan yang dirancang untuk mereka adalah permainan yang bermakna. Permainanan yang bermakna adalah kegiatan bermain yang diarahkan dan dibuat dengan metode, prinsip, dan tujuan yang menekankan pada unsur terciptanya kesenangan, motivasi, berkembangnya motorik yang memicu bekerjanya neuron/ saraf otak, dan bukan paksaan, sekaligus berisi pembelajaran.
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA ANAK USIA DINI Nuryati Nuryati
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2 No 02 (2017): Juli - Desember 2017
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak atau raudhathul athfal. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak. Melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini, diharapkan anak tidak saja siap untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik-motorik, intelektual, sosial, dan emosi sesuai dengan tingkat usianya.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELALUI PEMBERDAYAAN ORGANISASI HIMPAUDI DI KECAMATAN SERANG Nuryati Nuryati
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 1 No 02 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) Program kerja di organisasi HIMPAUDI Kecamatan Serang, 2) Bagaimana cara mengembangkan kompetensi profesional guru anak usia dini, 3) Hambatan yang dihadapi oleh organisasi HIMPAUDI, 4) Apakah melalui pemberdayaan organisasi HIMPAUDI Kecamatan Serang dapat mengembangkan kompetensi profesional guru. Penelitian dilaksanakan di kantor sekretariat organisasi HIMPAUDI Kecamatan Serang melalui Ibu ketua HIMPAUDI Kecamatan Serang, PAUD AL-Athfal dengan kepala sekolah dan seluruh guru, KOBER NUN dengan kepala sekolah dan guru serta PAUD Nurrohman Banten Kota Serang dengan kepala sekolah dan guru. Semuanya informan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yangjuga melakukan analisis kerja dan aktivitas job yang merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Proses pengumpulan data menggunakan observasi wawancara dan dokumentasi sekolah baik berupa dokumen tertulis serta photo sebagai data penunjang hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Program kerja HIMPAUDI ada tiga bidang yaitu bidang organisasi meliputi mekanisme kerja HIMPAUDI dan penguatan kelembagaan HIMPAUDI, bidang litbang ada pendidikan dan pelatihan tenaga penyelenggara, pendidik dan tenaga kependidikan PAUD, bidang humas dengan sosialisasi, promosi PAUD, promosi HIMPAUDI, penerbitan dan penyebaran pedoman, bacaan dan referensi PAUD, 2) Untuk membantu mengembangkan kompetensi profesional guru anak usia dini, HIMPAUDI membuat program kerja dengan mengadakan program beasiswa dan sekolah paket bagi guru PAUD yang masih lulusan SMP dan SMA. Bekerjasama dengan perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini, 3) Ada beberapa hambatan yang dihadapi diantaranya masih terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pendidik PAUD pada umumnya belum sesuai dengan kualifikasi, SDMpendidik dan tenaga kependidikan kurang menunjang ditambah latar belakang pendidikan tenaga pendidik PAUD sangat heterogen, sedangkan menurut PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menetapkan pendidik PAUD minimal D4, 4) Melalui pemberdayaan organisasi HIMPAUDI dalam suatu wadah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan bersama dengan adanya penataran, pelatihan, workshop yang dapat meningkatkan kualitas mengajar mereka dalam mengembangkan kompetensi profesional guru AUD.
Kekerasan Orang Tua pada Anak Nur'aeni Nur'aeni
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2 No 02 (2017): Juli - Desember 2017
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak adalah buah cinta yang sudah seharusnya mendapatkan kasih sayang dari orangtua serta orang-orang disekitarnya. Masa kecil anak seharusnya diisi dengan kegembiraan, kebahagian dan gelak tawa senang dari sang anak. Namun ada kalanya terjadi kekerasan pada anak yang tidak sepantasnya terjadi. Tanpa disadari, orangtua seringkali memberikan bentakan bahkan hingga siksaan fisik terhadap anaknya baik yang dilakukan dengan sengaja maupun yang tidak sengaja.Selain itu, kekerasan juga terkadang didapat anak dari teman-teman serta orang-orang di sekitarnya baik yang dikenalnya maupun yang tidak dikenal. Sungguh tragis apa yang terjadi belakangan ini, banyak kasus kekerasan yang dijumpai pada anak. Anak yang masih murni dan tidak berdosa harus rela menderita karena menerima perlakuan kasar dari orangtua maupun orang lain. Pengalaman pahit seperti ini tentunya akan membekas sepanjang hidup anak dan akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Page 3 of 22 | Total Record : 218