cover
Contact Name
I Gusti Ngurah Triyana
Contact Email
ngrtriyana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalgunawidya@ihdn.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU
ISSN : 23555696     EISSN : 25550156     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Guna Widya adalah Jurnal Pendidikan Hindu yang dikelola oleh Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Dharma Acarya. Guna Widya memuat hasil penelitian maupun hasil pemikiran akademisi dan praktisi pendidikan Agama Hindu. Jurnal Guna Widya memberikan ruang gerak terhadap penulis yang ingin mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ajaran Agama Hindu yang bersifat mendidikan sehingga dapat membentuk karakter masyarakat Hindu yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Guna Widya juga memuat tentang aplikasi ajaran Agama hindu yang disesuaikan dengan adat, budaya dan tradisi masyarakat pendukungnya. Guna Widya lahir dengan harapan membuka cakrawala pendidikan yang luas khususnya dalam bidang pendidikan Agama Hindu
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LONTAR TUTUR SILAKRAMANING AGURON-GURON Ni Made Sukerni
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i1.391

Abstract

Pendidikan karakter mulai dinomor satukan oleh pemerintah, sebab perkembangan sosial politik, pendidikan dan kebangsaan sekarang ini memang cenderung menegaskan pendidikan karakter bangsa. Maraknya perilaku anarkis, tawuran antar warga, penyalahgunaan narkoba dan penyimpangan nilai-nilai karakter bangsa lainnya menunjukan indikasi adanya masalah akut dalam pembangunan karakter bangsa. Lontar Tutur Silakramaning Aguron-Guron merupakan salah satu sumber agama yang dijadikan sebagai pedoman dasar sebagai pembentukan karakter yang berlandaskan pada ajaran Tri Kaya Parisudh yang merupakan pondasi dalam membangun karakter anak yang dimulai dari pikiran.Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Lontar Tutur Silakramaning Aguron-Guron
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA DI SMA NEGERI 3 DENPASAR I Made Arsa Wiguna
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i2.1062

Abstract

This paper aims to describe the implementation of character education to students in SMA Negeri 3 Denpasar. Its don’t need to doubt about the existence of this high school because of the achievements. Its can not be separated from character education that is manifestly implemented in the in the classroom or outside the classroom learning. Principals and teachers believe that the purpose of education should be returned to the original goal of forming a good character.Keywords: Implementation of character education, students, SMA Negeri 3 Denpasar
KHARISMATIK PEMIMPIN DALAM BHISMA PARWA I Nyoman - Subagia
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i2.1435

Abstract

Dalam lingkungan kehidupan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak dapat terhindar dari sistem kharismatik seorang pemimpin, baik sebagai pemimpin maupun sebagai pengikut yang dipimpin. Kenyataan yang terjadi ada beberapa hal penyebab terjadinya masih kurangnya kharismatik pemimpin. Terkait dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menawarkan kharismatik pemimpin dalam bhisma parwa, penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang dipaparkan secara deskritif kualitatif, dengan hasil kharismatik seorang pemimpin dalam Bhisma Parwa ditekankan pada unsur pembawaan sifat-sifat manusia dari sejak lahir, namun di sisi lain kharismatik tersebut bisa di bangun pada diri seseorang melalui belajar, melakukan perbuatan yang baik, serta menumbuhkan nuansa spiritual dalam diri.Kata kunci: Kharismatik Pemimpin, Bhisma Parwa
PETA KONSEP PERKEMBANGAN AGAMA HINDU: PEMAHAMAN AWAL PENDIDIKAN AGAMA HINDU I Made Putra Aryana; Ida Ayu Gde Wulandari
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sumber historis pemetaan sejarah perkembangan agama Hindu, dari mulainya perkembangan agama Hindu itu sendiri sampai dengan sekarang. Penulisan artikel ini menggunakan metode kepustakan dan studi mendalam terhadap pustaka. Lembah sungai Sindhu di India adalah tempat awal perkembangan agama Hindu. Agama Hindu sebenarnya merupakan Sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Cina dan India yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu lambat laun mulai berkembang di Nusantara. Dengan adanya akulturasi dan budaya yang diakui di tingkat nasional sebagai agama yang resmi, muncul berbagai standar prilaku keagamaan Hindu di Indonesia khususnya Bali, antara lain: Tri Kerangka Agama Hindu, Panca Sradha, Panca Yadnya, Tri Sandya, Kramaning Sembah, Dainika Upasana, Nista Madya Utama dan Desa kala Patra serta Tri Hita Karana. Secara historis, penulisan seluruh ajaran Hindu bersumber pada kitab Veda, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastusti. Sikap religius filosofis umat Hindu selalu berevolosi dan berkembang secara terbuka dan berkelanjutan di mana Hindu itu berkembang sesuai dengan keadaan alam social dan budaya dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Weda sebagai sumber ajarannya.
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI WORKSHOP MEMBUAT INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KURIKULUM 2013 BAGI GURU PENDIDIKAN AGAMA HINDU TINGKAT SMA/K DI KABUPATEN BANGLI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019 I Nyoman Wandri
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v6i1.859

Abstract

The aims of this study is to improve the teacher professionalism through workshops to make an indicator of the achievement of 2013 curriculum competencies for teachers of Hindu religious education at senior high school in Bangli Regency. This study was a School Action Research (PTS) which using three cycles design and each cycle consists of four stages, namely: planning, action, observation, and reflection. A measurement technique in the form of test is used to obtain a quantitative data, and an observation sheet is used to presented the qualitative data. The data was analyzed by using descriptive analysis. Furthermore, based on the results of this study, first at the end of the first cycle the increase of the average professionalism of teachers through workshops made the 2013 Curriculum Competency Achievement Indicator from the previous training was 64.22 to 73.4. Then, after the third cycle the professional level of teachers made the 2013 Curriculum Competency Achievement Indicator become 78.94 reaches the predicate of good value. Second, it turned out that the increase of the teacher professionalism through workshops made the Indicator of 2013 Curriculum Competency Achievement for Hinduism teachers at Senior High School in Bangli Regency in the academic year 2018/2019 shows very significant results from the initial conditions before receiving the training.
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TRI KAYA PARISUDHA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS IV SD GUGUS III KECAMATAN JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Parwati Dewi Jatiningtyas
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i1.1251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan perbedaan hasil belajar pendidikan agama hindu dan budi pekerti antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran tri kaya parisudha dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional siswa kelas IV SD di Gugus III di Kecamatan Jembrana
MENUMBUHKAN KARAKTER MANDIRI PESERTA DIDIK DI MASA PEMBELAJARAN ONLINE SEBAGAI IMPLIKASI DARI COVID-19 DI SMK NEGERI 5 DENPASAR I Kadek Arta Jaya
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v8i2.2794

Abstract

Saat ini hampir disemua Negara diseluruh dunia mengalami krisis akibat telah terjangkit Corona Virus Disease (COVID-19). Virus ini awalnya muncul di Negara China, tepatnya di Kota Wuhan pada bulan Desember di akhir tahun 2019. Covid-19 ini sangat berbahaya karena penularannya dari manusia ke manusia lain begitu cepat dan bahkan sampai saat belum ada obat yang dapat menanggulangi virus corona tersebut.tak terkecuali di Indonesia, yang semakin hari jumlah kasus COVID-19 semakin meningkat dengan pesat. Akibat adanya wabah ini sangat berdampak besar hampir di seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, bahkan pendidikan. Hampir disemua jenjang pendidikan yang awalnya dilakukan pembelajaran disekolah kini beralih menjadi pembelajaran secara daring/online. Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pendidikan karakter mandiri terhadap peserta didik selama pembelajaran daring/online. Kajian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dengan melihat hasil dari survey dan jurnal-jurnal dari media elektronik. Kesimpulan dari jurnal ini adalah adanya implementasi penanaman karakter mandiri terhadap peserta didik selama proses pembelajaran daring di SMK Negeri 5 Denpasar
PENEKANAN KONSEP BRAHMACARI ASRAMA DI SEKOLAH DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA I Wayan Kastana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v5i2.639

Abstract

Konsep Catur Asrama sebagai dasar maupun landasan setiap orang dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Konsep Catur Asrama ini sebagai penuntun dalam menempuh kehidupan di masing-masing tingkatan yang ada dalam ajaran Catur Asrama. Secara etimologi kata, Catur Asrama merupakan berasal dari bahasa sanskerta yaitu kata “ catur” yang berarti empat dan “ asrama” berarti tempat atau lapangan. Jadi Catur asrama merupakan empat tingkatan tempat atau kondisi kehidupan yang akan dilewati setiap orang sesuai dengan kemampuanya. Bagaimana secara konseptual seseorang memahami tujuan dari ajaran Catur Asrama ini yang seharusnya di lalui dengan baik sesuai dengan jenjang dan umur dalam tingkatan Asrama yang sedang di jalani. Tentu setiap jenjang Asrama dalam ajaran Catur Asrama memiliki tujuan yang hendak dicapai. Jangan sampai tujuan itu tertukar dari masing-masing tingkatan Asrama yang serahusnya sejalan sesuai dengan ajaran ini. Jika hal ini terjadi, tentu ini merupakan penyimpangan dari ajaran catur asrama, karena tidak sesuai dari apa yang menjadi tujuan dengan kenyataaan yang terjadi di dalam kehidupan. Penyimpangan-penyimpang yang terjadi terhadap anak didik yang kita lihat yakni, kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, berpacaran khususnya pelajaran SMP dan SMA, hamil di luar nikah, kekerasan terhadap anak, rasa kejujuran yang semakin menurun, penyalahgunaan Narkoba,Seks Bebas, terjadinya degradasi moral dan kenakalan-kenalakan lainnya yang dilakukan oleh para pelajar. Disinilah diperlukan pemahaman bersama baik diri siswa itu sendiri, keluarga, sekolah, pemerintah, tokoh Agama dan pihak-pihak yang menangani hal ini. Dengan demikian diharapkan penyimpangan-penyimpangan tadi dapat dikurangi, kalau bisa tidak ada lagi, khususnya di kalangan para pelajar di masa kini. Jika setiap tujuan dari jenjangjenjang kehidupan yang di ajarkan konsep catur asrama dipahami dengan baik dan benar, secara otomatis penyimpangan prilaku yang terjadi tidak akan atau dapat diminimalkan. Sehingga dapat penulis simpulkan bawasannya konsep catur asrama yang merupakan sebagai landasan untuk menjalani kehidupan di dunia ini harus memang benar-benar di jadikan dasar untuk berprilaku sesuai dari jenjang kehidupan yang kita alami saat ini. Terutama dalam Brahmacari asrama yang penekanannya dalam pemahaman siswa harus benar-benar di tekankan agar siswa tahu dan paham akan tugas dan kewajiban sebagai seorang Brahmacari.Kata Kunci : Catur Asrama, Catur Purusa Artha, Catur Guru
NILAI SOSIO-RELIGIUS AJARAN SIWA-BUDDHA DALAM KAKAWIN SUTASOMA KARYA MPU TANTULAR Ida Bagus Gede Bawa Adnyana; I Kadek Adhi Dwipayana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v6i2.1156

Abstract

The “Kekawin Sutasoma” composition is a masterpiece containing the teachings of ethics, philosophy and theological concept of Shiva – Buddha, which guide humans to obtain the essence of ultimate happiness in life. The research on the “Kekawin Sutasoma” composition could be said as the activity and effort to make an inventory of culture, which has the significant objective, namely, protecting and preserving traditions born from the civilization of Hindu – Buddha community. Conducting the research on the “Kekawin Sutasoma” composition composed by Mpu Tantular has signified the digging of the purity of Shiva - Buddha teachings, which become the foundation of the religious life of Hindu people in Bali as well as national and state life. The Shiva – Buddha teachings is the syncretism of Hindu and Buddha religions in Indonesia. During the age of Majapahit Kingdom in Indonesia, the religions of Shiva and Buddha have blended into one and this could be seen in several literary compositions and one of them is “Kekawin Sutasoma”, that educates people to always to get along well with others and living side by side amid differences. In Indonesia, the people consist of different tribes, religions, races and groups and each has its own unique characteristics. If we comprehend Shiva – Buddha teachings in “Kakawin Sutasoma” composition, we are actually taught to get along well amid differences. The purpose is to prevent discord within the Unitary State of the Republic of Indonesia
AJARAN BHATARA SIWA DALAM LONTAR ANDHA BHUWANA KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER I Wayan Artayasa
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v8i1.1866

Abstract

Ajaran-ajaran Bhatara Siwa banyak mengandung nilai-nilai moral, etika, dan susila. Nilai tersebut sangat baik diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini termuat dalam teks-teks Agama Hindu Bali khususnya naskah lontar. Dari zaman dahulu hingga zaman sekarang keberadaan naskah lontar untuk dipelajari dan diteliti terus berkembang untuk mengungkapkan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam ajaran Agama Hindu salah satunya disampaikan melalui cerita-cerita atau tutur-tutur. Pendidikan karakter tersebut disampaikan agar umat manusia diberikan gambaran-gambaran pengetahuan, antara kebaikan dengan ketidakbaikan, sehingga nantinya manusia dapat memilih mana yang baik mana yang buruk. Kedua perbuatan baik dan buruk membawa konsekuensi masing-masing, yang tentunya semua Agama mengharapkan agar manusia selalu berbuat kebaikan. Lontar Andha Bhuwana berisikan cerita tentang ajaran Bhatara Siwa yang sangat perlu dicermati karena berisi percakapan orang tua sebagai ayah (Bhatara Siwa), sebagai ibu (Bhatara Giri Putri), dan sebagai anak (Bhatara Gana/Ganesa). Cerita ini sangat relevan sebagai cerminan dalam mendidik khususnya pendidikan karakter dan memiliki makna dalam membentuk keharmonisan berumah tangga. Kewajiban sebagai anak berbhakti kepada orang tua, Mensyukuri kehidupan, dan Penyucian diri (pangruatan) serta harmonisasi alam.Kata Kunci : Ajaran Bhatara Siwa, Andha Bhuwana, Pendidikan Karakter.

Page 11 of 20 | Total Record : 199