cover
Contact Name
Prima Hariyanto
Contact Email
patriyawhura@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
patriyawhura@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangka tengah,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Sirok Bastra
ISSN : 23547200     EISSN : 26212013     DOI : -
SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra" : 11 Documents clear
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KEGIATAN ANAK DAN ORANG TUA PADA KONTAK INTERPERSONAL Nafilatil Mubarriza; Anggik Budi Prasetiyo
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.372

Abstract

Implikatur percakapan merupakan pengungkapan maksud secara terselubung yang dapat terjadi pada berbagai situasi tutur, seperti dalam kontak interpersonal antara orang tua dengan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan waktu penggunaan implikatur percakapan dalam komunikasi anak dengan orang tua pada saat terjadi. Data penelitian berupa kata-kata dalam tuturan percakapan yang diindikasikan mengandung implikatur di dalamnya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan teknik simak dan teknik catat. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan pragmatik dengan memberdayakan teori implikatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur tuturan pada kontak interpersonal antara anak dan orangtua terjadi pada beberapa kondisi, yaitu (1) pagi hari ketika berangkat bimbingan belajar, (2) siang hari pada waktu berangkat latihan karate, dan (3) sore hari pada waktu akan mengikuti pendidikan Al-Qur’an. Implikatur yang dimunculkan juga beragam, yakni meminta, memerintah, memberi tahu, menegur, dan mengingatkan.
CITRA PEREMPUAN DALAM CERITA RAKYAT ASAL PULAU MADURA Amir Mahmud
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.399

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan citra perempuan yang tersirat dalam cerita rakyat asal Pulau Madura dengan pedekatan feminisme. Metode deskripsi analisis digunakan untuk memecahkan masalah, mendeskripsikan, dan menganalisis data. Sumber data penelitian ini berupa tiga cerita rakyat yang mempresentasikan citra tokoh perempuan. Ada empat temuan citra perempuan dalam penelitian ini, yaitu tokoh perempuan berparas menarik dan pintar, tokoh perempuan yang menjadi teladan, tokoh perempuan religius, dan tokoh perempuan yang berani melakukan perubahan. Para tokoh perempuan dalam ketiga cerita rakyat tersebut memiliki berbagai persoalan hidup, seperti kekecewaan, keterbatasan peluang untuk maju, terpinggirkan, difitnah, dan tidak dihargai oleh keluarganya, yang telah membentuk pribadi mereka menjadi bijaksana dan tabah. Masyarakat memandang bahwa Potre Koneng, Ragapadmi, Rato Ebhu, dan Dewi Ratnadi sebagai tokoh ideal yang memiliki perjuangan, keberanian, pengorbanan, kecerdasan, dan ketekunan beribadah sehingga nama mereka dijadikan nama lembaga, tempat wisata, kuliner, judul cerita, dan nama kapal penyeberangan.
MEDAN MAKNA ‘JATUH’ DALAM BAHASA SASAK DIALEK NGENO-NGENE Hubbi Saufan Hilmi; Indra Purnawan Panjaitan; Sri Wahyuni; Alpan Ahmadi
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.374

Abstract

Salah satu cara pemertahanan eksistensi bahasa daerah ialah dengan cara menginventarisasi bahasa daerah tersebut. Inventarisasi bahasa daerah salah satunya dapat berupa penelitian terkait bahasa daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan mendeskripsikan komponen makna ‘jatuh’ dalam bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini ialah metode deskriptif dengan bentuk kualitiatif. Data dalam penelitian berupa data lisan dari 25 informan penutur bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene di Dusun Montong Meong. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode cakap dan simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah bentuk dan komponen makna yang berbeda-beda dari setiap bentuk yang bermakna ‘jatuh’ dalam bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene yang digunakan para penuturnya di Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Sejumlah bentuk kata jatuh dalam bahasa Sasak tersebut berdasar pada objek dan proses objek tersebut jatuh. Objek dengan kriteria makhluk hidup meliputi teri', reba', nyuksur, nunjem, kelegong, gelontong, kedarsot, kederos, kelengguk, kekelak, kekalep, ketumpak, sedangkan yang objek jatuhnya berupa benda (padat/cair) menggunakan kata teri', reba', klepos, nunjem, urut, numpas, gelontong, kesangkur, dan geriti’. Sementara komponen makna ‘jatuh’ dalam bahasa Sasak dibedakan menjadi proses terjadinya peristiwa jatuh baik manusia maupun benda (padat/cair) dan posisi objek yang terjatuh. Komponen makna ‘jatuh’ dalam bahasa Sasak dilihat dari proses terjadinya peristiwa jatuh baik manusia maupun benda (padat/cair) dengan pengertian objek meluncur dari atas ke bawah, objek terlepas dari tumpuan yang mengakibatkan perubahan posisi dari posisi vertikal menuju posisi horizontal, dan yang termasuk ihwal keduanya. Ihwal yang pertama meliputi teri', klepos, nunjem, kelegong, urut, numpas, kesangkur, dan geriti’. Ihwal proses jatuh yang kedua meliputi reba', nyuksur, kedarsot, kederos, dan kelengguk. Kemudian proses jatuh yang termasuk ke dalam dua ihwal tersebut meliputi kekelak, kekalep, dan ketumpak. Kriteria berikutnya ialah penyebutan kata jatuh dalam bahasa Sasak dialek Ngeno-Ngene berdasarkan posisi terjatuhnya meliputi kekelak, kekalep, dan ketumpak.
PENGARUH KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DALAM BAHASA HOKKIEN TERHADAP PENGUASAAN BAHASA MANDARIN LISAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI DI KOTA MEDAN Sylvia Tanaka; Septerianie Sutandi
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.405

Abstract

Penelitian ini membahas pengaruh kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Hokkien terhadap penguasaan bahasa Mandarin lisan mahasiswa sebuah sekolah tinggi di Kota Medan. Mahasiswa sekolah tinggi yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan pemelajar bahasa Mandarin yang bahasa ibunya adalah bahasa Hokkien. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data yang dikumpulkan melalui kuesioner terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa muncul bahasa antara dalam proses mereka mempelajari bahasa Mandarin. Kemampuan bahasa Hokkien di satu sisi membawa pengaruh positif, di sisi yang lain juga membawa pengaruh negatif terhadap penguasaan bahasa Mandarin. Dengan keeratan hubungan kekerabatan antara dua bahasa, bahasa Hokkien membawa pengaruh positif terhadap penguasaan kosakata, tata bahasa, dan fonetik bahasa Mandarin. Selain itu, ditemukan bahwa pengaruh negatif yang terjadi disebabkan oleh beberapa perbedaan sistem kebahasaan dari bahasa Mandarin (B2) dan bahasa Hokkien (B1). Peneliti berharap temuan dan saran dari penelitian ini dapat membantu pemelajar bahasa Mandarin memanfaatkan pengaruh positif kemampuan bahasa Hokkien dalam meningkatkan efektivitas terhadap penguasaan bahasa Mandarin, juga membantu pemelajar meminimalkan pengaruh negatif yang disebabkan oleh kemampuan bahasa Hokkien terhadap penguasaan bahasa Mandarin.
INFORMAL VOCABULARIES IN INDONESIAN I Dewa Putu Wijana
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.388

Abstract

This research concerns about the Indonesian informal vocabularies compared to their formal equivalents regarding their forms and semantic characteristics. Using data collected from Indonesian Big Dictionary, it is found that in spite of vocabularies which are specifically used for serving informal speech styles, there are also ones that are modified from their formal counterparts through various phonological processes, such as deletion, addition, and substitution. Meanwhile, with regard to their socio-semantic characteristics, the informal vocabularies can be foreign, local, and polysemic (secondary meaning, onomatopoeic, and slangy) variation of their formal equivalents.
KAJIAN TINDAK TUTUR PANTUN PADA PERTUNJUKAN DAMBUS DALAM ADAT PERNIKAHAN MASYARAKAT BANGKA: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK Muhammad Rozani; Nela Oktarina
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.408

Abstract

Kajian ini membahas tindak tutur pantun pertunjukan dambus adat pernikahan masyarakat Bangka dalam aspek tinjauan pragmatik. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui jenis tindak tutur dan bentuk tindak tutur teks pantun dalam pertunjukan dambus pada konteks pernikahan masyarakat Bangka. Manfaat hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai khazanah pengetahuan bagi pembaca terkait jenis tindak tutur dan bentuk tindak tutur teks pantun dalam pertunjukan dambus konteks pernikahan masyarakat Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan, menganalisis, menginterpretasi, dan menarik simpulan. Hasil analisis penelitian ini, yaitu terdapat tiga jenis tindak tutur ilokusi, yang berupa tindak tutur ilokusi asertif, tindak tutur ilokusi direktif, dan tindak tutur ilokusi komisif. Tindak tutur ilokusi asertif ditemukan sebanyak 11 kalimat, di antaranya pada pantun pertama bagian pembuka dengan kode P1.B1, P2.B2, dan P3.B3. Kemudian, pada pantun kedua dengan kode P2.B1, P2.B2, dan P3.B3. Lalu, pada pantun ketiga dengan kode P3.B1 dan P3.B2, serta pada pantun keempat dengan kode P4.B1 dan P4.B2. Tindak tutur direktif ditemukan sebanyak 3 kalimat, di antaranya pada pantun ketiga dengan kode P3.B4 dan pada pantun keempat dengan kode P4.B3 dan P4.B4. Tindak tutur komisif ditemukan sebanyak 2 kalimat, di antaranya pada pantun kedua dengan kode P2.B4 dan pada pentun ketiga dengan kode P3.B3. Tindak tutur pantun pertunjukan dambus konteks adat pernikahan masyarakat Bangka mengandung kisah atau cerita kehidupan pasangan mulai dari hendak menikah sampai pada setelah menikah.
TOPONIMI DAN ASPEK PENAMAAN ASAL-USUL NAMA JALAN DI KABUPATEN TANAH LAUT Hestiyana Hestiyana
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.367

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan toponimi dan aspek penamaan asal-usul nama jalan di Kabupaten Tanah Laut berdasarkan deskripsi asal nama. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa daftar nama jalan di Kabupaten Tanah Laut dan dokumentasi berupa sejarah asal-usul nama jalan yang diperoleh dari referensi buku dan dokumen serta hasil wawancara dengan informan. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yakni tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah mengklasifikasikan dan menganalisisnya secara keseluruhan, yakni mengklasifikasikan nama-nama jalan di Kabupaten Tanah Laut berdasarkan deskripsi asal nama. Selanjutnya, menganalisis data berdasarkan deskripsi asal nama, yakni aspek perwujudan, aspek kemasyarakatan, dan aspek kebudayaan. Hasil analisis data disajikan menggunakan metode informal. Berdasarkan hasil analisis, toponimi dan aspek penamaan asal-usul nama jalan di Kabupaten Tanah Laut terdiri atas: (1) aspek perwujudan, yakni (a) penamaan berdasarkan nama tumbuhan atau flora dan (b) penamaan berdasarkan keadaan lingkungan alam; (2) aspek kemasyarakatan, yakni (a) penamaan berdasarkan tokoh pejuang, (b) penamaan berdasarkan tokoh agama, (c) penamaan berdasarkan pekerjaan atau profesi, dan (d) penamaan berdasarkan interaksi sosial di masyarakat; dan (3) aspek kebudayaan, yakni berkaitan dengan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat setempat.
KRAKATAU MENDERU DALAM SASTRA MELAYU: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP TEKS SYAIR LAMPUNG KARAM DAN HIKAYAT MERPATI MAS Priyo Joko Purnomo; Tito July Haryanto
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.390

Abstract

Meletusnya Krakatau pada tahun 1883 merupakan salah satu peristiwa kebencanaan yang paling dahsyat di wilayah Indonesia. Peristiwa ini telah menelan banyak korban jiwa dan berdampak besar terhadap keadaan dunia pada masa itu. Peristiwa ini pun memberikan inspirasi kepada banyak sastrawan di abad ke-19 untuk mendokumentasikannya dalam sebuah karya sastra. Beberapa karya sastra yang memuat informasi kebencanaan Krakatau 1883, di antaranya: Syair Lampung Karam karya Muhammad Saleh dan Hikayat Merpati Mas karya Muhammad Bakir. Kedua karya sastra yang tergolong dalam karya sastra Melayu klasik ini memberikan gambaran yang autentik terhadap peristiwa kebencanaan tersebut. Tulisan ini berupaya menggali dan menguraikan informasi terkait kebencanaan dan situasi kemasyarakatan dari peristiwa Krakatau 1883. Adapun masalah yang dirumuskan pada tulisan ini, antara lain terkait: (1) identitas karya sastra dan kepengarangan, (2) cerminan peristiwa meletusnya Krakatau, dan (3) fungsi karya sastra dalam ranah kebencanaan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan pendekatan sosiologi sastra dengan metode penelitian deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penggambaran yang terperinci dari peristiwa meletusnya Krakatau 1883 dan juga kondisi kemasyarakatan pada masa itu.
INTERJEKSI TUTURAN JOKO WIDODO DALAM KOMUNIKASI PUBLIK PADA MASA PANDEMIK COVID-19: SEBUAH KAJIAN SOSIOPRAGMATIK Memet Sudaryanto; Habib Safillah Akbariski
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.416

Abstract

Tuturan dalam gelar wicara tokoh publik merupakan data bahasa yang merepresentasikan keadaan sebenarnya dan teknik komunikasi paling ideal. Kajian ini membahas interjeksi dari perspektif sosiopragmatik yang dituturkan oleh Joko Widodo selaku tokoh politik tertinggi di Indonesia. Kajian ini diharapkan mampu mendeskripsikan penggunaan, pemanfaatan, dan dampak tuturan Joko Widodo berdasar pada perspektif sosiopragmatik. Guna menghimpun data penelitian yang sahih, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi tuturan Jokowi dalam gelar wicara mengenai Covid-19. Data dianalisis secara interaktif yang terdiri atas pengumpulan data, kondensasi, penyajian, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Joko Widodo menggunakan beberapa interjeksi sebagai strategi tuturnya yang paling dominan pada interjeksi partikel, sedangkan interjeksi lain yang sering digunakan antara lain adverbial, verba, frasa, kalimat dan, istilah; (2) beberapa fungsi yang kerap digunakan Joko Widodo selaku tokoh publik tentu memiliki tujuan yang beragam, tetapi fungsi interjeksi paling dominan yang sering digunakan adalah konatif mengenai wacana Covid-19 yang tengah dirasakan oleh masyarakat; dan (3) secara umum, dampak paling terlihat dari analisis sosiopragmatik yang dilakukan adalah munculnya kepatuhan, kesiapan, kesepakatan, serta reaksi lain yang ditunjukkan oleh mitra tutur terkait wacana Covid-19 yang sempat menaikkan level kesiagaan dan kebijakan pemerintah Indonesia.
KEMAMPUAN LITERASI MEMBACA KALIMAT PESERTA DIDIK KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 23 PEMULUTAN, KABUPATEN OGAN ILIR Centi Agustia Maruti; Missriani Missriani; Sri Wahyu Indrawati
Sirok Bastra Vol 10, No 2 (2022): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v10i2.369

Abstract

Literasi membaca masih menjadi pekerjaan rumah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari peringkat literasi Indonesia yang masih sangat rendah, yaitu urutan ke-64 dari 72 negara. Hal inilah yang menarik peneliti untuk membuat penelitian terkait kemampuan membaca di SD Negeri 23 Pemulutan, Ogan Ilir. Menggunakan metode campuran atau mix method, peneliti mengamati 25 siswa Kelas I SD Negeri 23 Pemulutan dalam hal membaca kalimat sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika kemampuan membaca kalimat para siswa masih belum baik. Saat membaca kalimat sederhana, peserta didik masih banyak yang mengeja kata, setelah itu baru digabungkan untuk dibaca menjadi satu kalimat yang utuh. Dari 25 orang siswa, hanya 9 orang siswa saja yang mampu membaca seluruh kalimat dengan lancar.

Page 1 of 2 | Total Record : 11