cover
Contact Name
Mutiara Sarahwaty Simanjuntak
Contact Email
cs@stikes-murniteguh.ac.id
Phone
+6281362627008
Journal Mail Official
indonesiantrusthealthjournal@gmail.com
Editorial Address
Jl.Jawa No.2 Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Indonesian Trust Health Journal
ISSN : 26205564     EISSN : 26551292     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Dosen, Mahasiswa, Peneliti dan Petugas Kesehatan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara terus menerus. Terbitan jurnal diharapkan menjadi wadah berbagai ilmu pengetahuan bagi petugas kesehatan khususnya perawat dan bidan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.
Articles 104 Documents
EFEKTIVITAS LOTUS BIRTH DALAM MEMPROSES PEMBUSUKKAN TALI PUSAT SEBAGAI ANTIBODI Marta Imelda Br Sianturi
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 1 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.577 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i1.26

Abstract

Lotus birth is a method of delivery that allows the umbilical cord to stay connected to the baby after birth, without pinching or cutting it. So the baby is expected to get more blood containing containing oxygen, nutrients that can produce antibodies. The formulation of the problem in this research is what factors influence the umbilical cord decay and the extent of the effectiveness of lotus birth in processing umbilical cord decay as an antibody in the Eka Maternity Clinic and the purpose of this study is to determine the factors that influence cord decay and know the extent of effectiveness lotus birth in processing umbilical cord decay as an antibody at the Eka Maternity Clinic. This type of research used in this study was an experiment with a Case Control study approach. This research was conducted at the Eka Maternity Clinic in 2017. The population in this study were all mothers who gave birth normally with lotus birth births in 2016 as many as 56 people and the sample was the entire population used as samples as many as 56 people. Data analysis conducted in this study was quantitative for using the T-test. Statistical test results of the effectiveness of lotus birth in the process of umbilical cord decay as an antibody with Paired t-test found that the p value of 0,000, with a tcount of 7.631 which means that the lotus birth giving is very effective against the process of cord decay as an antibody that is equal to 7.631. These results are in line with the 2015 Herlyssa study, the results of the T test statistical analysis showed that the growth of 7-day-old babies born with the lotus birth method is better than babies born with the usual method with a P value of 0.00. Lotus birth is an act of delaying cutting the umbilical cord after the baby is born. By not delaying watching, the baby will receive an additional 50-100 ml of blood containing iron, red blood cells, keeping blood and other nutrients that are very beneficial for babies until the first year, especially for antibodies. Lotus birth adalah metode persalinan yang membiarkan tali pusat tetap terhubung dengan bayi setelah kelahiran, tanpa menjepit atau memotongnya. Sehingga bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang mengandung yang mengandung oksgien, nutrisi yang dapat menghasilkan antibodi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembusukkan tali pusat serta sejauhmana efektivitas lotus birth dalam memproses pembusukkan tali pusat sebagai antibodi di Klinik Bersalin Eka dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembusukkan tali pusat serta Mengetahui sejauhmana efektivitas lotus birth dalam memproses pembusukkan tali pusat sebagai antibody di Klinik Bersalin Eka. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen dangan pendekatan studi Case Control. Penelitian ini telah dilakukan di Klinik Bersalin Eka pada tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan normal dengan persalinan lotus birth tahun 2016 sebanyak 56 orang dan sampel adalah seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 56 orang. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif untuk dengan menggunakan uji T-test. Hasil uji statistic efektivitas lotus birth dalam proses pembusukan tali pusat sebagai antibody dengan Paired t-test diketahui bahwa nilai p sebesar 0,000, dengan nilai thitung 7,631 yang artinya bahwa pemeberian lotus birth sangat efektiv terhadap proses pembusukan tali pusat sebagai antibody yaitu sebesar 7,631. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Herlyssa 2015 yaitu hasil analisis uji statistik T test menunjukkan bahwa Pertumbuhan bayi usia 7 hari yang dilahirkan dengan metode lotus birth lebih baik daripada bayi yang lahir dengan metode biasa dengan nilai P value 0.00. Lotus birth merupakan tindakan penunda pemotongan tali pusat setelah bayi lahir. Dengan tidak menunda pemotonga maka bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah yang menggandung zat besi, sel darah merah, keeping darah serta zat gizi lainnya yang sangat bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama khususnya untuk antibody.
PENGARUH JUS SEMANGKA TERHADAP MAP (MEAN ARTERI PRESSURE) PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINJAI ESTATE Lasma Rina Efrina Sinurat; Marthalena Simamora
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 1 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.626 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i1.27

Abstract

Changes in modern lifestyles, such as smoking, drinking alcohol, unbalanced eating patterns and lack of physical activity can trigger an increased incidence of hypertension. One of the hypertension therapies that utilize herbal plants is watermelon. The study aims to determine the effect of watermelon juice on Mean Arterial Pressure (MAP) in elderly people with hypertension in the Binjai Estate Health Center. This type of research is quasy-experimental one group pre-post test. The population used was all elderly with hypertension as many as 76 people. The samples in this study were 28 people using purposive sampling technique. Data analysis uses paired T-test (T-Dependent). The results showed that there was an influence of giving watermelon juice to Mean Arterial Pressure (MAP) in elderly patients with hypertension with a p-value of 0,000 with a MAP value before being given watermelon juice therapy 119.304 mmHg and the value of MAP after watermelon juice therapy was 103.039 mmHg. It is recommended that patients be expected to continue to consume watermelon juice more routinely for 7 days weighing 250 grams / day, but need to control blood pressure so that hypotension does not occur suddenly and need to improve good lifestyle. Perubahan gaya hidup modern, seperti merokok, minuman alkohol, pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu meningkatnya angka kejadian penyakit hipertensi. Salah satu terapi hipertensi yang memanfaatkan tanaman herbal yaitu semangka. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka terhadap Mean Arteri Pressure (MAP) pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Estate. Jenis penelitian quasy-eksperiment one group pre–post test. Populasi yang digunakan adalah seluruh lansia penderita hipertensi sebanyak 76 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji paired T-test (T-Dependent). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus semangka terhadap Mean Arteri Pressure (MAP) pada lansia penderita hipertensi dengan nilai p-value 0,000 dengan nilai MAP sebelum diberikan terapi jus semangka 119,304 mmHg dan nilai MAP sesudah diberikan terapi jus semangka 103,039 mmHg. Disarankan bagi pasien diharapkan dapat melanjutkan untuk mengkonsumsi jus semangka lebih rutin selama 7 hari dengan berat 250 gram/hari, akan tetapi perlu mengontrol tekanan darah agar tidak terjadi hipotensi secara mendadak dan perlu memperbaiki pola hidup yang baik.
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MEDAN TAHUN 2019 Sukma Yunita; Panri Hariadi
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 1 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.229 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i1.28

Abstract

Quality health services are services that can satisfy every service user, nurses in providing services are manifested in a caring attitude. Nurse caring behavior is one of the determinants of patient satisfaction. This type of research uses descriptive correlation and the design of this study uses a cross sectional design, the population in this study is all patients treated in the emerald II room as many as 420 people. The sampling technique was purposive sampling. Data analysis was performed by univariate and bivariate using chi square tests. The results of the study that the majority of caring behavior is always as many as 37 respondents (88.1%), the majority of patient satisfaction is very satisfied as many as 37 respondents (88.1%). Statistical test results with chi square obtained value of 0.000 <0.05 means that there is a relationship between caring behavior with the level of patient satisfaction at the Permata Bunda General Hospital in 2019. The conclusion of the study is the relationship between caring behavior with the level of patient satisfaction at the Permata Bunda General Hospital 2019. It is recommended for nurses to improve the quality of nursing service delivery of nursing services especially nurses caring behavior with patient satisfaction so that it can improve the quality of nursing services and the quality of the hospital is getting better. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan, perawat dalam memberikan pelayanan diwujudkan dalam sikap caring. Perilaku caring perawat merupakan salah faktor penentu kepuasan pasien. Jenis penelitian menggunakan deskriptif korelasi dan desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang zamrud II inap sebanyak 420 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian bahwa perilaku caring mayoritas selalu sebanyak 37 responden (88,1 %), kepuasan pasien mayoritas sangat puas sebanyak 37 responden (88,1 %). Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh nilai value sebesar 0.000 < 0,05 artinya terdapat Hubungan perilaku caring dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Permata Bunda tahun 2019. Kesimpulan penelitian terdapat Hubungan perilaku caring dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tahun 2019. Disarankan untuk perawat untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian pelayanan keperawatan pemberian pelayanan keperawatan khususnya perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta kualitas Rumah Sakit semakin baik.
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM MEDAN hendry kiswanto mendrofa
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 1 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.443 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i1.29

Abstract

Mothers who are undergoing pregnancy experience changes physically, psychologically and mentally therefore pregnant women are required not only to be physically ready, but also thirsty to be mentally prepared. Mental changes in the mother will affect the emotions of the mother. In the third trimester the psychological changes that occur include feeling anxiety and anxiety about the birth of her baby, feelings of fear of death, birth trauma and fear of birth defects. If the emotional influence of the mother is not supported by a harmonious family environment or conducive living environment, then this can cause emotional and physical disturbance (mild to severe). Preventing this from happening, then family social support for pregnant women is very important so that mothers can undergo pregnancy until the delivery process well. This type of research uses a correlation research design with the Spearman correlation test. The number of samples in the study were 30 respondents with a sampling technique that is purposive sampling. This research instrument consisted of 2 questionnaires namely a family social support questionnaire (Likert scale) and an anxiety level questionnaire (Hamilton rating scale for anxiety). The results showed that there was a relationship of family social support with anxiety levels of trimester III primigravida mothers in the face of labor, the Spearman correlation test results obtained r value of 0.751 categorized as "strong" with a value of p 0.00 where p value <0.05. It is expected that health services and Puskesmas agencies can provide counseling / information about family social support in dealing with the delivery process so that every mother does not experience anxiety. Ibu yang sedang menjalani kehamilan mengalami perubahan secara fisik, psikologis dan mental oleh karena itu ibu hamil dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga haus siap secara mental. Perubahan secara mental pada ibu akan mempengaruhi emosi ibu. Pada trimester ketiga perubahan psikologis yang terjadi antara lain merasakan kegelisahan dan kekhawatiran mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran dan ketakutan bayinya lahir cacat. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini dapat menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan sampai berat). Mencegah hal tersebut terjadi, maka dukungan sosial keluarga untuk ibu hamil sangatlah penting agar ibu dapat menjalani kehamilan sampai proses persalinan dengan baik. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan uji statistik korelasi Spearman. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari 2 kuesioner yaitu kuesioner dukungan sosial keluarga (scale likert) dan kuesioner tingkat kecemasan (Hamilton rating scale for anxiety). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi proses persalinan, hasil uji korelasi Spearman di dapatkan nilai r 0,751 dikategorikan “kuat” dengan nilai p 0.00 dimana p value < 0.05. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan dan instansi Puskesmas supaya dapat memberikan konseling/ informasi tentang dukungan sosial keluarga dalam menghadapi proses persalinan agar setiap ibu tidak mengalami kecemasan.
HUBUNGAN SPRITUALIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI DESA GASARIBU WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Tumpal Manurung; Minar Lenny Situmorang; Indah Sinurat
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.456 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.33

Abstract

Advanced age is someone who has reached the age of 60 years and over. In the elderly found various physical and psychological changes that cause stress. But with spirituality as adaptation and coping, the elderly will be able to cope with the stress they experience. This study aims to identify the relationship between spirituality and stress in the elderly by using correlative design. The sample in this study were 50 elderly people in the village of Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Determination of the number of samples based on power analysis tables and taken using simple random sampling technique. Data collection was conducted on April 4 to May 4, 2018 using a questionnaire containing questions and statements about demographic, spirituality and stress data in the elderly. From the research, it was found that 88% of the elderly were at a high level of spirituality and 12% at moderate levels of spirituality. Meanwhile 76% of the elderly were in the category of mild stress and 24% in the moderate stress category. Spirituality is negatively related to a weak relationship with stress in the elderly (r = - 0.182) with an unacceptable significance value (p> 0.05) so it can be concluded that the research hypothesis is unacceptable, meaning there is no relationship between spirituality and stress in further age in the village of Gasaribu Laguboti Toba Samosir. This caused by various factors including socio-economic factors, culture, gender, education, social environment, crisis and transition aspects, elderly personal characteristics, one's adaptation involving multiple dimensions, livelihood and shelter assistance and the opportunity to develop potential self. Information provided can help improve nursing services for the elderly, especially psychologically. Abstrak Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada lansia ditemukan berbagai perubahan fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan stres. Tetapi dengan adaptasi dan koping spiritualitas, para lansia akan mampu mengatasi tekanan yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara spiritualitas dan stres pada lansia dengan menggunakan desain korelatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang lanjut usia di desa Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel analisis daya dan diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 4 April hingga 4 Mei 2018 menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan tentang data demografi, kerohanian, dan stres pada lansia. Dari penelitian, ditemukan bahwa 88% lansia memiliki tingkat kerohanian yang tinggi dan 12% dengan tingkat kerohanian yang sedang. Sementara itu 76% lansia berada dalam kategori stres ringan dan 24% dalam kategori stres sedang. Spiritualitas berhubungan negatif dengan hubungan yang lemah dengan stres pada lansia (r = - 0,182) dengan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian tidak dapat diterima, artinya tidak ada hubungan antara spiritualitas dan stres pada usia lanjut di desa Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor sosial-ekonomi, budaya, gender, pendidikan, lingkungan sosial, aspek krisis dan transisi, karakteristik pribadi lansia, adaptasi seseorang yang melibatkan berbagai dimensi, bantuan mata pencaharian dan tempat tinggal dan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Informasi yang diberikan dapat membantu meningkatkan layanan keperawatan untuk lansia, terutama secara psikologis.
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KADER DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA GASARIBU KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Erita Saragih; Dosmaida Nababan; Maria Sihombing
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.76 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.34

Abstract

The health system can function optimally if supported by empowering people and as a form of empowerment is their guidance Posyandu cadre and mothers who bring their babies to Posyandu. Guidance cadres would improve their knowledge so that changing the behavior for implementation of knowledge. The purpose of this study was to analyze the relationship between service quality and compliance cadres with a visit to Posyandu toddler's mother in the village of Gasaribu District of Laguboti Toba Samosir. The study design used is cross sectional. The population mothers with toddlers were registered in the region of in the village of Gasaribu District of Laguboti Toba Samosir with a sample size of 50 respondents. Independent variable is the quality of service cadre, while the dependent variable is the compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Measuring instrument uses closed questionnaire to measure guidance and registers Posyandu cadres Posyandu to measure compliance visit to the Posyandu toddler's mother. Data were analyzed with chi square test Results: There was a significant correlation between the quality of service cadres with compliance visits mothers (p = 0.005). Posyandu already actively supported also by the mother's educational background is sufficient. Guidance given Posyandu cadres can encourage mothers to come to Posyandu. The cadre who has worked with both fast and precise, and further enhance its services, especially in the field of service quality cadres. Abstrak Sistem kesehatan dapat berfungsi secara optimal jika didukung dengan pemberdayaan masyarakat dan sebagai bentuk pemberdayaan adalah bimbingan kader Posyandu dan ibu-ibu yang membawa bayi mereka ke Posyandu. Bimbingan kader akan meningkatkan pengetahuan mereka sehingga mengubah perilaku untuk implementasi pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kualitas layanan dan kader kepatuhan dengan kunjungan ibu balita Posyandu di desa Gasaribu Kecamatan Laguboti Toba Samosir. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi ibu dengan balita terdaftar di wilayah Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti Toba Samosir dengan jumlah sampel 50 responden. Variabel bebas adalah kualitas kader layanan, sedangkan variabel terikat adalah kunjungan kepatuhan kepada ibu balita Posyandu. Alat ukur menggunakan kuesioner tertutup untuk mengukur pedoman dan catatn kader Posyandu untuk mengukur kunjungan kepatuhan kepada ibu balita ke Posyandu. Data dianalisis dengan uji chi square. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara kualitas kader layanan dengan kepatuhan kunjungan ibu (p = 0,005). Posyandu sudah aktif didukung pula oleh latar belakang pendidikan ibu yang memadai. Bimbingan yang diberikan kader Posyandu dapat mendorong ibu untuk datang ke Posyandu. Para kader yang telah bekerja dengan cepat dan tepat, dan lebih meningkatkan layanannya, terutama di bidang kader kualitas layanan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI HIV PADA USIA PRODUKTIF DI KOMITE AIDS HKBP BALIGE Rina Marlina Manalu; Sridama Yanti Harahap; Indah Sinurat
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.559 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.35

Abstract

The number of cases of HIV infection in Indonesia reported up to June 2016, most cases occur in DKI Jakarta 41,891 cases in North Sumatra while the increase of 3,594 cases in the year 2014 be 5,184 cases in the year 2015 this is a global health problem that resulted in a number of events and figures the death toll dramatically. This study is an observational analytical study research design with case control, the population in this research is the whole of productive age are exposed to HIV infection in AIDS Committee HKBP Balige, amount of samples as many as 31 in the case group and 31 on the group control, the dwarf sampling namely accidental sampling. The results showed the factors that have an effect on the incidence of HIV infection is that there are influences of sex (OR = 11,979; 95% CI: 3.606-39.791), risky sex behavior (OR = 12,815; 95% CI: 5.509-94.478)), the behavior of drug use (OR = 10,175 ; 95% CI: 3.893-51.607), and the most influential risk factors are behaviors of sex. The conclusions of the research are risk factors that influence the incidence of HIV infection is sex, sex risky behavior, the behavior of drug use. It is recommended that can plan a strategy for addressing the problem of HIV infection and prevent the factors that influence the incidence of HIV in the productive age Tobasa. Abstrak Jumlah kasus infeksi HIV di Indonesia dilaporkan hingga Juni 2016, sebagian besar kasus terjadi di DKI Jakarta 41.891 kasus di Sumatera Utara sedangkan peningkatan 3.594 kasus pada tahun 2014 menjadi 5.184 kasus pada tahun 2015 ini merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan sejumlah peristiwa dan angka kematian secara dramatis. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usia produktif yang terpapar infeksi HIV di Komite AIDS HKBP Balige, jumlah sampel sebanyak 31 pada kelompok kasus dan 31 pada populasi. kelompok kontrol, sampling kerdil yaitu accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi HIV adalah bahwa ada pengaruh jenis kelamin (OR = 11.979; 95% CI: 3.606-39.791), perilaku seks berisiko (OR = 12.815; 95% CI: 5.509- 94.478)), perilaku penggunaan narkoba (OR = 10.175; 95% CI: 3.893-51.607), dan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah perilaku seks. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang mempengaruhi kejadian infeksi HIV adalah jenis kelamin, perilaku berisiko jenis kelamin, perilaku penggunaan narkoba. Disarankan agar dapat merencanakan strategi untuk mengatasi masalah infeksi HIV dan mencegah faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian HIV di usia produktif Tobasa
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT CA SERVIK YANG MENJALANI KEMOTHERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Paskah Rina Situmorang
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.235 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.36

Abstract

Cervical cancer is a disease that attacks the reproductive system in women, namely the uterus that is in the cervical uterus or cervix. In Indonesia the prevalence of cervical cancer is 4.3 per 1000 population. Where the prevalence is very high in Yogyakarta around 9.6 per 1000 people who have cervical cancer. The hope of recovery of cervical cancer sufferers at a very small palliative stage, where sufferers often experience physical and psychosocial suffering, causing anxiety. One treatment for cervical cancer is chemotherapy which can cause anxiety for patients due to the chemotherapy process, as well as its implementation is complicated and requires a relatively large cost. For that we need support from the family in reducing the level of anxiety in patients undergoing chemotherapy. This study aims to identify how the relationship of family social support with anxiety levels of cervical cancer patients. This research is a descriptive correlation study with a cross-sectional study design. The sample in this study were 31 patients who were undergoing chemotherapy, at the Indonesian Hospital Imelda Medan Workers. The sampling technique uses total sampling. The instruments were in the form of family social support questionnaires and anxiety levels of cervical cancer patients undergoing chemotherapy. The results showed a relationship between family social support (Emotional Support, Award Support, Instrumental Support, and Informative Support) with the level of anxiety of patients undergoing chemotherapy where the p value <0.05 and this relationship is strong this is indicated by the value of r = 0.656. It can be concluded that social support from the family is very helpful in reducing the anxiety of patients who are undergoing chemotherapy. For this reason, families are expected to continue to provide social support to patients with cervical cancer undergoing chemotherapy. Abstrak Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang sistem reproduksi pada wanita yaitu uterus yang berada pada bagian serviks uterus atau leher rahim. Di Indonesia prevalensi angka kejadian kanker serviks 4,3 per 1000 jumlah pendduk. Dimana prevalensi yang sangat tinggi di Yogyakarta sekitar 9,6 per 1000 penduduk yang mengalami kanker serviks. Harapan kesembuhan penderita kanker serviks pada stadium paliatif sangan kecil, dimana penderita sering mengalami penderitaan fisik dan psikososial sehingga menimbulkan kecemasan. Salah satu pengobatan yang dilakukan untuk penyakit kanker serviks adalah dengan kemohterapi yang dapat menimbulkan rasa cemas bagi pasien karena proses kemohterapi, serta pelaksanaanya rumit dan memerlukan biaya yang relatif besar. Untuk itu perlu adanya dukungan dari keluarga dalam mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemohterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimanakah hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan pasien penyakit kanker serviks. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan studi Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani kemohterapi sebanyak 31 orang responden di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Tehnik sampling menggunakan Total sampling. Instrumen berupa kuesioner dukungan sosial keluarga dan tingkat kecemasan pasien penyakit kanker serviks yang menjalani kemohterapi. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dukungan sosial keluarga (Dukungan Emosional, Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental, dan Dukungan Informatif) dengan tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemohterapi dimana nilai p < 0,05 dan hubungan tersebut kuat hal ini ditunjukan oleh nialai r = 0,656. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dari keluarga sangat membantu dalam mengurangi kecemasan pasien yang sedang menjalani kemohterapi. Untuk itu diharapkan kepada keluarga agar tetap memberikan dukungan sosial pada pasien yang mengalami penyakit kanker serviks yang menjalani kemotherapi.
PENGARUH PENERAPAN UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN NO. 38 TAHUN 2014 TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TK.IV ISKANDAR MUDA 07.01 LHOKSEUMAWE Anda Syahputra; Asrul Fahmi
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.651 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.37

Abstract

The research was carried out at TK. IV Iskandar Muda 07.01 Hospital Lhokseumawe. The research objective was to influence work motivation, leadership, work facilities, training and service reward with nurses performance in TK. IV IM 07.01 Hospital Lhokseumawe. The method of research was a quantitative research. Data obtained by asking the questionnaire to 75 respondents. The results showed work motivation, leadership, work facilities, training and service reward a positive and significant with nurse performance at TK. IV IM 07.01 Hospital Lhokseumawe. Hypothesis testing using the F test with a value of F-count = 13.054 with a significance of 0,000 <0.05. Variables in work motivation, leadership, work facilities, training and service reward are related to nurse performance. While the F-table with a significance level of 0.05 (5%) was obtained at 2,500. Thus the results of the F test show the value of F-count> F-table that is 13.054> 2,500. This research show that there are influence between work motivation, leadership, training and service reward with nurse performance. Abstrak Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit TK.IV Iskadar Muda 07.01 Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan, fasilitas kerja, pelatihan dan imbalan jasa terhadap kinerja perawat pada Rumah Sakit TK.IV IM 07.01 Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 75 responden. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja, kepemimpinan, fasilitas kerja, pelatihan dan imbalan jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit TK.IV IM 07.01 Lhokseumawe. Pengujian hipotesis menggunakan uji F dengan nilai Fhitung= 13,054 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05. menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel motivasi kerja, kepemimpinan, pelatihan dan imbalan jasa mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat. Sedangkan nilai Ftabel dengan tingkat sigifikansi 0,05 (5%) diperoleh sebesar 2,500. Dengan demikian hasil uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung>Ftabel yaitu 13.054 > 2,500. Hasil analisis ini dapat dijelaskan bahwa secara simultan motivasi kerja, kepemimpinan, pelatihan dan imbalan jasa berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat.
ANALISIS PERAN FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL YANG DAPAT DICEGAH TERHADAP KETERLAMBATAN RUJUKAN DAN PENANGANAN DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT Jasmi ati; Firman F Wirakusumah; Hadyana Sukandar; Farid Husin; Yudi Mulyana Hidayat; Unggul Yudatmo
Indonesian Trust Health Journal Vol 2 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.472 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v2i2.38

Abstract

Maternal mortality rate is an important indicator of public health quality. Most of the causes of maternal mortality are preventable factors such as patients, health workers, health facilities and referral. The purpose of this study was to analyze of the role of factors maternal mortality could have been prevented to delays in referral and treatment. This is a sequential explanatory mixed method research. The first stage is carried out through quantitative cross sectional study with data capture as much as 65 maternal mortality could have been prevented retrieved from 2015’s Maternal Perinatal Audit (AMP) documents in Karawang Regency. The second stage is through qualitative approach with Focused Group Discussion (FGD) and in-depth interviews.The results of quantitative research shows that the majority (52 cases or 80,0%) of maternal mortality could have been prevented with delays in referral and treatment and there is a significant role of patient factors, health workers, health facilities with delays in referral and treatment while the referral factor does not have a significant role. Qualitative research results indicate that maternal mortality is caused by patient factors such as mother’s attitude toward risk, delayed and/or refusing treatment; factors of health workers due to lack of early detection, poor quality of service, lack of skilled professionals and late treatment; health facilities factors due to poor facility; referral factors such as referral refusal, referral inaccuracies and referral delays due to patient’s financial factor and team coordination and cross-sectoral cooperation is also contributing factors. The failure of early detection and decision-making due to lack of capacity of health personnel to recognize and capture high-risk cases and failure to effectively provide information, education and communication (KIE) are factors that cause delays in referral and treatment. Therefore, active participation of society, stakeholders, health professionals and policy makers are required to improve the quality of obstetric care to reduce maternal mortality. Abstrak Kematian maternal menjadi indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian maternal dapat dicegah meliputi faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan rujukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran faktor penyebab kematian maternal yang dapat dicegah terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan. Desain penelitian menggunakan sequensial eksplanatory mixed method. Tahap pertama secara kuantitatif yaitu cross sectional dengan pengambilan data dari dokumen Audit Maternal Perinatal (AMP) tahun 2015 sebanyak 65 kematian maternal yang dapat dicegah di Kabupaten Karawang. Tahap kedua secara kualitatif melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan sebagian besar kematian maternal yang dapat dicegah mengalami keterlambatan rujukan dan penanganan yaitu 52 kasus (80,0%) dan terdapat peran yang bermakna dari faktor pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan terhadap keterlambatan rujukan dan penanganan sedangkan faktor rujukan tidak terdapat peran yang bermakna. Hasil penelitian kualitatif didapatkan penyebab dari faktor pasien karena karakteristik ibu berisiko, terlambat mencari penanganan dan menolak pengobatan, dari faktor tenaga kesehatan karena kurangnya deteksi dini dan kualitas pelayanan, kurangnya tenaga profesional dan terlambat penanganan, dari faktor fasilitas kesehatan karena kurang fasilitas, dari faktor rujukan karena menolak rujukan, kurang tepatnya rujukan dan keterlambatan rujukan terkait biaya dan koordinasi tim serta kerja sama lintas sektor juga merupakan faktor yang berperan. Keterlambatan deteksi dini dan pengambilan keputusan karena kurangnya kemampuan tenaga kesehatan mengenali dan menjaring kasus risiko tinggi serta tidak efektif memberikan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang menyebabkan keterlambatan rujukan dan penanganan. Diperlukan peran serta masyarakat, stakeholder, tenaga kesehatan dan pengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan untuk menurunkan kematian maternal.

Page 3 of 11 | Total Record : 104