Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education
Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education (E-ISSN: 2442-8663) is a Scientific Journal published by Universitas Negeri Padang in in collaboration with Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI), discussing educational, social and cultural phenomena that are in the midst of society. In addition, the journal Socius also provides new thoughts related to concepts and theories that exist in education, sociology, and anthropology.
Articles
183 Documents
Perilaku Panic Buying dan Resiliensi dalam Menghadapi Krisis Pandemi Covid-19
Hasna Anugerah Viola;
Achmad Room Fitrianto
SOCIUS Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i1.383
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi bisnis yang dijalankan pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa pandemi covid 19 berdasarkan keterkaitan antara perubahan perilaku masyarakat dengan fenomena panic buying. Jenis pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan mix method dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur kepada 32 responden terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan sosial mempengaruhi eksistensi pedagang kecil di pasar tradisional, dimana pendapatan para pedagang menurun drastis karena perubahan perilaku masyarakat yang bersikap selektif dalam memilih produk. Di sisi lain, beberapa individu maupun kelompok masyarakat memilih untuk membeli barang dengan jumlah yang sangat besar sehingga mengakibatkan terganggunya rantai pasokan. Dengan demikian, respon masyarakat yang beragam memiliki korelasi kuat dengan teori resiliensi, yakni sebagai wujud upaya adaptasi untuk mengatasi berbagai tekanan akibat pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini berimplikasi pada sebuah rekomendasi tentang strategi bertahan hidup masyarakat dalam mencegah timbulnya kepanikan, serta strategi UMKM untuk pulih dari kemerosotan perekonomian.
Gerakan Sosial dan Mobilisasi Sumber Daya dalam Memperjuangkan Pengakuan Kepercayaan Berbeda
Tesa Amyata Putri;
Bintarsih Sekarningrum;
Muhammad Fedryansyah
SOCIUS Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i1.381
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan sosial yang dilakukan oleh organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), dalam memperjuangkan pengakuan keyakinan mereka di Indonesia. Masalah ini menarik karena, Mahkamah Konstitusi saat ini telah memberikan layanan kependudukan dan pencatatan sipil pada para penghayat kepercayaan untuk mengisi kolom agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya sesuai yang diatur di dalam Surat Keputusan MK No. 97/PUU-XIV/2016. Hal ini merupakan bukti dari keberhasilan kelompok aliran kepercayaan memperjuangkan keyakinannya dan melepaskan diri dari 6 agama yang dipaksakan oleh negara. Salah satu organisasi aliran kepercayaan yang aktif memperjuangkan hak beragama dan keyakinannya adalah organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan yang ada di Kota Bandung. Perjuangan dan keberhasilan tersebut memperlihatkan adanya gerakan sosial yang terorganisir agar tujuan yang diinginkan organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan tercapai. Artikel ini menganalisis hal tersebut dengan menggunakan Teori mobilisasi sumber daya (Resources Mobilisation Theory) Anthony Oberschall sebagai pisau analisis dalam artikel ini. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan organisasi AKP merupakan wujud dari gerakan sosial. Sedangkan keberhasilan organisasi AKP ditentukan dari pemaksimalan berbagai sumber daya organisasi AKP baik secara internal maupun eksternal. Salah satu faktor terbesar dari keberhasilan gerakan sosial AKP adalah kemampuan dalam memobilisasi sumber daya dengan baik dan pemanfaatan peluang politik yang dilakukan oleh organisasi ini
Keberadaan Pasar Tiban Jalan Lingkar Selatan Salatiga dalam Perspektif Teori Fungsionalisme Struktural
Ilyya Muhsin;
Abdul Qodir Shaleh;
Sifaul Amin
SOCIUS Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i1.413
Pasar Tiban di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga adalah pasar yang berlokasi di jalan provinsi yang seharusnya steril dari gangguan dan hambatan akibat dari aktivitas warga yang bertransaksi jual beli. Faktanya, pasar ini tetap lestari hingga lebih dari satu dekade terakhir dan bahkan semakin banyak baik pedagang maupun pengunjungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengapa Pasar Tiban tersebut tetap eksis selama lebih dari satu dekade ini meski berlokasi di sepanjang jalan raya lintas provinsi. Untuk mengkajinya, penulis menggunakan teori fungsionalisme struktural AGIL Talcott Parons. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan melakukan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan terhadap data yang didapatkan tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa Pasar Tiban JLS Salatiga dapat eksis lebih dari satu dasawarsa sampai saat ini karena Pasar Tiban tersebut sudah menjadi sistem sosial. Hal ini dapat dilihat dengan terpenuhinya fungsi AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency) dalam teori fungsionalisme struktural Parsons secara terstruktur dan terintegrasi. Fungsi adaptasi berupa komunikasi intensif dengan pihak-pihak berwenang untuk saling bernegosiasi, fungsi pencapaian tujuan berupa keuntungan ekonomi secara berlipat-lipat dalam waktu yang sangat singkat, fungsi integrasi berupa terbentuknya aturan yang mengatur cara jualan di Pasar Tiban dan fungsi latensi berupa memaksimalkan penegakan aturan main paguyuban, memperkuat kerjasama dan solidaritas pedagang serta mempersilahkan siapapun untuk ikut berjualan. Maksimalisasi keempat fungsi tersebut menjadi garansi keberlangsungan Pasar Tiban pada masa mendatang.
Partisipasi Pemuda dalam Program Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar
Jusmawandi Jusmawandi;
Safriadi Safriadi
SOCIUS Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i1.290
Salah satu Program unggulan Bupati Takalar periode 2017-2022 yaitu penyerapan 10,000 tenaga kerja baru. Peran pemuda sangat penting dalam proses pelaksanaan program untuk menunjukkan keterlibatannya. Program ini berjalan selama tiga tahun namun belum berdampak signifikan terhadap masyarakat, bahkan Kabupaten Takalar masuk dalam daftar 10 Kabupaten dengan tingkat pengangguran tertinggi di Sulawesi Selatan pada tahun 2020. Artikel ini mendeskripsikan bentuk partisipasi pemuda dalam program Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara mendalam (indepht interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi pemuda terbagi atas dua yaitu partisipasi fisik dan nonfisik. Partisipasi fisik meliputi kegiatan dalam bidang jasa, pendidikan, pertanian, dan lain-lain. Sedangkan partisipasi non fisik meliputi kegiatan seminar, diskusi, dan gagasan lain yang berkaitan dengan program. Berdasarkan teori Arnstein, bentuk partisipasi berada pada tingkatan Citizen Power. Pemuda memberikan kemampuan mereka dalam menentukan, melaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang mereka laksanakan. Hasil penelitian menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kabupaten Takalar dalam menjalankan program-programnya
How Does Social Capital Help Achieve High-Quality Education?
Yosi Arianti;
Ridhah Taqwa
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.405
The purpose of this study is to examine how social capital is used to achieve high-quality education at SMAN Sumatra Selatan. This was a descriptive qualitative study with data collected through participant observation. The researcher was involved directly as well as witnessing the research process and conducting in-depth interviews with ten informants. The Miles and Huberman's were applied in the data analysis. The study's findings revealed the presence of social capital in SMAN Sumatra Selatan in the form of trust, networks, and social norms. Cooperation between the Government of the Province of South Sumatra and the Putera Sampoerna Foundation, as well as cooperation with companies, shown trust. The social network formed as a result of the partnership between SMAN Sumatra Selatan and the mass media, as well as education supporting companies. The social norms in the school were represented by four exceptional programs: academic programs, lifetime learning programs, the pathway to leadership programs, and boarding education programs. This school's social capital components included communicating with one another, working together, influencing one another, and being related to one another. They resulted in a structure of social relations that culminated in a high-quality school.
The Distinction in Student Perceptions' of Female Smokers
Elsa Novi Pravitriani;
Nanang Martono;
Elis Puspitasari
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.439
This study explains the differences in student perceptions of female smokers. The students who were respondents in this study were 2018 students at the University of Palangkaraya and IAIN Palangkaraya. This research was conducted using a survey method with a simple random sampling technique. The number of samples taken was as many as 192. Methods of data analysis using a cross table and Chi Square. There are two research results obtained first, there is no difference in perceptions of female smokers between Palangkaraya University students and IAIN Palangkaraya students. The chi square value is 1.34 and the significance value is 0.24, indicating the relationship between the variables is not significant. Second, there is no difference in perceptions of female smokers between male and female students. The chi squared value of 0.44 and a significance value of 0.50 indicate that the relationship between variables is not significant. Based on the place of study and gender, there is basically no difference in perception. Women who smoke have a negative perspective compared to men who smoke. This is because there is a culture that has been attached to the idea that smoking for women is a very despicable and inappropriate thing.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi E-Commerce Wirausaha Perempuan
Cut Endang Kurniasih;
Nobel Aqualdo;
Hilmah Zuryani
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.446
Sektor Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) terus menunjukkan perkembangan yang sangat baik tidak terkecuali bagi wirausaha perempuan yang ikut menjalankan UMKM dengan mengadopsi e-commerce sebagai strategi inovasi menghadapi bisnis yang semakin kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha perempuan dalam mengadopsi e-commerce ditinjau dari faktor organisasi, teknologi, manfaat yang dialami, keamanan dan lingkungan eksternal. Kuesioner disebarkan kepada wirausaha perempuan yang memiliki UMKM di Kota Pekanbaru. Dengan ketentuan, UMKM itu harus terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), serta dijalankan dengan mengadopsi e-commerce. Jumlah wirausaha perempuan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 72 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi adopsi e-commerce pada wirausaha perempuan adalah faktor manfaat yang dialami dengan indikator yang paling menentukan yaitu efesiensi biaya. Faktor selanjutnya ditentukan oleh faktor kesiapan organisasi dengan indikator yang paling menentukan yaitu kesadaran menerima perubahan dan perkembangan TI. Kemudian diikuti oleh faktor teknologi dengan indikator yang paling menentukan yaitu ketersediaan program dan sistem pendukung e-commerce (software, website).
Answering Agrarian Issues through Analysis of Employment Opportunities and Labor Shifting
Megasari Noer Fatanti;
Syarifatul Maulidiyah;
Luhung Achmad Perguna;
Zainal Fatah
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.451
Agrarian research in Indonesia has developed with its variety of focus areas such as analysis of agrarian structure disparity, land ownership conflicts, and poverty. However, of the several research topics related to agrarian affairs, it is apparent that very few discuss how employment opportunities and types of labor shifting in the agriculture sector exist from a sociological perspective. Agrarian studies in this research have the objective to describe and analyze employment opportunities and types of labor shifting in the agriculture sector in Balearjo Village, Pagelaran Sub-District, Malang Regency. This study uses a qualitative descriptive approach with the data collection technique of participant observation and semi-structured interviews. The unit of analysis is employment opportunities and labor shifting in the agriculture sector, discussed with the Historical Materialism Theory of Karl Marx. Research results indicated that there is a variety of employment opportunities in the agriculture sector, not only limited to land ownership and land tilling. The same is true for patterns of labor shifting; the condition is not as simple as society shifting to non-agriculture sectors. Instead, shifts occur that are temporary in nature and continuous in a cycle depending on the harvest season. The existence of various employment opportunities that implicate labor shifting is certainly due to the existence of a material basis that determines a non-material basis. This is because the position of individuals in the agricultural working class will determine their consciousness and the ways they work.
Instagram sebagai Third Place Virtual Pria selama Pandemi Covid-19
Irawati Diah Astuti
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.455
Penelitian ini menjelaskan tentang penggunaan Instagram sebagai third place virtual kaum pria selama pandemi Covid-19 melanda. Diketahui, selama pandemi Covid-19, aktivitas masyarakat terkungkung hanya di rumah saja sehingga rumah yang sedianya menjadi first place juga berfungsi sebagai second place, yaitu tempat kerja. Sementara untuk mengunjungi third place yakni tempat untuk bersosialisasi secara santai sulit dilakukan karena adanya anjuran dan perintah untuk diam di rumah demi meniadakan penularan Covid-19. Sebagai alternatif, para pria melirik media sosial, terutama Instagram, sebagai sarana berkomunikasi yang aman tanpa bersentuhan secara fisik karena komunikasi dilakukan dengan komputer sebagai mediasinya. Dengan menggunakan metode kualitatif berupa analisis isi, peneliti menilai unggahan-unggahan di akun Instagram @bapak2id yang menjadi pilihan banyak kaum pria sebagai tempat bersosialisasi secara virtual. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa akun Instagram @bapak2id menjadi pilihan sebagai third place virtual karena konten dan interaksi yang dihadirkan di akun tersebut memenuhi delapan karakteristik yang disyaratkan Oldenburg (1989) agar sebuah tempat bisa disebut sebagai third place. Konten @bapak2id yang penuh humor, hangat, terbuka untuk siapa saja, dan low profile membuat kaum pria membentuk koneksi dengan para founder maupun dengan sesama pengikut akun tersebut.
Drag Queen Performers in Urban Pink Tourism: Community of People, Place, and Poverty
Nazrina Zuryani;
Tedi Erviantono;
Nyoman Ayu Sukma Pramestisari
SOCIUS Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/scs.v9i2.466
The research focuses on “front and back stage” such as exposed in in-depth interviews of two drag queens: Mami Salsa and Mami Sisca, the first one from Denpasar, the second from Singaraja in North Bali. Mami Salsa started working as a drag queen in the late 90s and retired from performing in 2020. Having had a wife and children, he dresses as a man and is now considered a senior drag queen; he is not in good health, so he rarely performs and instead mentors young drag queen performers. As for Mami Sisca, “she” stopped performing as a drag queen in November 2019 and now works as a popular English teacher for kids as well as a cat and dog rescuer. She still dresses as a woman, and having gained wide social recognition during her “front stage” drag queen days, “she” is now a respected figure of Singaraja’s community. Socially integrated, both Mami Salsa and Mami Sisca show the type of positive evolution of urban tourism that shows people, place and poverty as aspects of the lives of drag queens. One of the ways that could help ordinary drag queens to follow the steps of Mami Salsa and Mami Sisca would indeed be for the hotel and restaurant association to give full recognition to their performing arts profession. This research advocates the drag queens coalition of Bali to have the pocket book and the web site to make their profession sound and legal.