cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 201 Documents
ABUNDANCE OF YELLOW ALKALOID ‘BERBERINE’ IN THE MEDICINAL PLANT OF TALI KUNING (Tinospora dissitiflora Diels.) COLLECTED FROM MANOKWARI – WEST PAPUA Wahyudi
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.46

Abstract

This research was conducting to quantify the berberine concentration. Rapid method using 1H-NMR was used to determine berberine quantitative and qualitatively from the crude extract. Tali kuning was collected from Manokwari Papua Barat and powdered with hammer mill. Sonication was employed to extract using methanol at room temperature. 500 µg authentic berberine chloride were dissolved in 5.4 mL methanol-d4 (containing 84.4 µg anthracene). 1H-NMR spectra were recorded in methanol-d4 (99,9%) using JEOL JNM-ECX 500. Each sample was scanned for 100 using the following parameter 0.18 Hz/point, spectral width 14400 Hz, pulse with 4.0 US, relaxation delay 2 sc. Peak areas were used for qualitative analysis and integration of each peach were employed for quantitative analysis. The results demonstrated that 1H-NMR signal pattern of H-13 and H-8 recorded from Tali Kuning, and Amur corktree were well recorded, and in accordance to the berberine chloride standard. Using peak integration of H-13 and H-8, the berberine quantity in Tali kuning is 18.06 mg/g of dried powder, and 22.78 mg//gr for Amur corktree. Berberine percentage based on the weight of oven-dried-extracts was 8.34% (MC 7.54%) and 12.04% (11,54%) for Amur corktree and Tali kuning.
ANALISIS KELAYAKAN SUMBER AIR PANAS SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN Tatik Fatmaningtyas; Dominggas M.H. Renwarin; Matheus Beljai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.47

Abstract

Informasi tentang obyek wisata alam di Kabupaten Manokwari belum banyak disajikan secara ilmiah, diantaranya obyek wisata air panas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan sumber air panas sebagai objek wisata alam di Kabupaten Manokwari Selatan. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan teknik studi pustaka, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data yang diambil ialah potensi fisik, biologi, pemandangan alam, sejarah dan sosial masyarakat sekitarnya. Data dianalisis dengan metode skoring menggunakan Pedoman Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata Alam yang disesuaikan dengan kondisi kawasan sumber air panas. Analisis kelayakan dilakukan terhadap 4 kriteria, yaitu: daya tarik, akesibilitas, sarana dan prasarana serta kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar. Dari hasil olahan data dan penilaian, sumber air panas di Kampung Siwi memiliki skor sebesar 79,63. Nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa seumber air panas tersebut memenuhi syarat untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Walaupun telah memenuhi syarat namun ada beberapa hal yang tetap harus diperhatikan untuk dikelola secara lebih baik dalam pengelolaan obyek wisata alam tersebut, antara lain dukungan pengembangan sarana dan prasarana dari pemerintah.
TEKNOLOGI PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR DANAU TIGI KAMPUNG PUYAI Petrus Mote; Yuyu Rahayu; Muliyana Arifudin
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.48

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kayu dan teknik pembuatan serta pemeliharaan dan pola transfer pengetahuan dari proses pembuatan perahu. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik wawancara semistruktural dan observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 jenis kayu dari 7 famili yang digunakan oleh masyarakat Kampung Puyai sebagai bahan baku pembuatan perahu tradisional. Terdapat 3 (tiga) jenis kayu yang sering digunakan untuk badan perahu yaitu Digi (Nothofagus recurva Steenis), Epo (Eugeniaanomala), Danmoane (Toona sp.). Proses pembuatan perahu meliputi pembagian batang, pembentukan perahu, penghalusan, penyelesaian (finishing), penarikan perahu ke danau dan pengujian kelayakan perahu. Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan perahu antara lain: pembersihan setiap kali pemakaiaan, perbaikan secara menyeluruh, perlindungan terhadap perahu dari panas matahari. Pola transfer pengetahuan pembuatan perahu secara tradisional kepada generasi berikutnya dilakukan dengan cara mengajak para pemuda untuk ikut serta dalam proses pembuatan perahu.
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN BIAK NUMFOR Piet Yan Wamaer; Wolfram Y. Mofu; Hans F. Z. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.49

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan perkotaan Kabupaten Biak Numfor. Observasi lapang dilakukan untuk mengkalkulasi ketersediaan ruang terbuka hijau dan dikembangkan dengan metode kuantitatif dalam menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa total luasan kawasan perkotaan di Kabupaten Biak Numfor sebesar 11.498.58 hektar dengan jumlah penduduk pada kawasan perkotaan tahun 2010 sebanyak 75.496 jiwa yang terus meningkat dengan rata-rata laju peningkatan 1,70% per tahun. Ketersediaan ruang terbuka hijau saat ini sebesar 9.211.47 hektar dan diproyeksikan akan meningkat terus sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan tren peningkatan jangka panjang, maka diperkirakan kebutuhan lahan untuk ruang terbuka hijau di Kabupaten Biak Numfor akan menjadi tidak mencukupi sesuai Permen PU No. 5 Tahun 2008.
SIFAT TERMAL JENIS-JENIS KAYU BAHAN KONSTRUKSI RUMAH KAKI SERIBU Zainuddin Killian; Cicilia M.E. Susanti; Susilo Budi Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.52

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu dan kelembaban pada konstruksi rumah kaki seribu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik observasi. Rumah kaki seribu dipilih secara purposif dengan melibatkan kepala kampung dan ahli waris pemilik rumah. Pengukuran suhu pada rumah kaki seribu di dasarkan pada amplitudo suhu harian yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Hasil penelitian menunjukkan suhu rata-rata di dalam rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 24,85°C, pukul 12:00 sebesar 23,71°C, pukul 18:00 sebesar 23,89°C. Sementara suhu rata-rata di luar rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 24,14°C, pukul 12:00 sebesar 26,19°C, pukul 18:00 sebesar 24,23°C. Kelembaban rata-rata di dalam rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 72,99%, pukul 12:00 sebesar 64,55%, pukul 18:00 sebesar 76,60%. Sementara kelembaban rata-rata di luar rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 72,39%, pukul 12:00 sebesar 60,79%, pukul 18:00 sebesar 73,17%. Suhu rata-rata pada konstruksi atap berkisar 20,30 - 27,76°C. Suhu rata-rata untuk konstruksi dinding dan tiang berkisar 20,19 - 26,56°C. Suhu rata-rata untuk tiang utama berkisar 20,61 - 25,61°C. Suhu rata-rata untuk lantai berkisar 19,39 - 25,77°C. dan penyangga lantai berkisar 19,69 - 24,81°C. Untuk tangga-tangga shu rata-rata berkisar 19,59 - 24,89°C. Secara umum suhu rata-rata terendah diperoleh pada kayu mem sebesar 21,81°C sementara suhu rata-rata tertinggi sebesar 23,85°C diperoleh pada kayu bingam.
SKEMA PEMBAGIAN MANFAAT DAN STAKEHOLDERS TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN DAMAR (Agathis labilardieri Warb.) DISTRIK BIAK TIMUR KABUPATEN BIAK NUMFOR Jhon Arnold Maran; Jonni Marwa; Anton Silas Sinery
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.60

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah mengkaji skema pembagian manfaat sumberdaya hutan dan mendukung peran masyarakat adat di distrik Biak Timur. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dan observasi dengan teknik studi kasus, wawancara semi struktural dengan subjek berupa masyarakat pemilik hak ulayat, serta stakeholder yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua skema pembagian manfaat yaitu skema berbasis uang melalui proses pembayaran uang kepada masyarakat pemilik hak ulayat sesuai produk kayu yang dibeli dan berbasis dampak yaitu melaui uang yang diterima pemilik hak ulayat terkait dengan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan pelestarian kawasan hutan yang rusak. Terdapat kegiatan rehabilitasi dan pemulihan kawasan hutan dan meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam merehabilitasi hutan dan lahan. Dengan adanya keterlibatan stakeholder memberikan manfaat bagi keberlanjutan manfaat dan pengeolaan hutan Damar.
PENDUGAAN EROSI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PRAFI KABUPATEN MANOKWARI Budi Suryanajaya; E.M. Kesaulija; Surianto Bataradewa
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.61

Abstract

Daerah aliran sungai memegang peranan penting dalam menjaga daya dukung kawasan yang salah satunya berperan dalam mencegah erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga besarnya erosi yang terjadi pada saat sekarang di DAS Prafi sehingga dapat menjadi sumber informasi awal bagi pengambil kebijakan dan pengelolaannya. Guna menduga besarnya erosi digunakan metoda overlay yaitu beberapa peta transparan dengan kombinasi data/survey lapangan dan analisis tanah. Selain itu beberapa analisis indeks erosivitas hujan, erodibilitas, dan analisis faktor panjang dan kemiringan lereng juga dikerjakan guna mendapatakan keakuratan informasi pendugaan erosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks erosivitas hujan maksimum terjadi pada bulan Maret (190,74 ton.m/ha.jam), sementara minimum terjadi pada bulan Oktober (51,93 ton.m/ha.jam). Indeks kepekaan tanah berlihat cukup variatif pada beberapa lokasi. Tersedianya kawasan hutan dengan tipe vegetas hutan yang beragam dapat meminimalisir potensi erosi pada DAS Prafi.
POTENSI KARBON BERBASIS PEKARANGAN DI KAMPUNG MUBRAIDIBA KABUPATEN MANOKWARI Katrin Sriyani Udimeraa; Zulfikar Mardiyadi; Dina Arung Padang
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.64

Abstract

Identifikasi potensi biomasa dan karbon penting dalam upaya kontribusi menjaga keseimbangan lingkungan global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran potensi karbon pekarangan di kampung Mubraidiba. Metode yang digunakan ialah deskriptif dengan teknik observasi lapang yang dilakukan secara sensus terhadap seluruh tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan yang selanjutnya dibagi berdasarkan keleas diameter. Persamaan alometrik digunakan untuk menduga besaran nilai biomasa yang disesuaikan dengan karakteristik dan jenis tanaman yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis tanaman di pekarangan kampung Mubraidiba dilakukan pada 2 (dua) kelas diameter, yaitu kelas diameter 5-30 cm dan kelas diameter 30 cm up. Selain itu, pengelompokan tanaman juga dilakukan berdasarkan jenis tanaman kehutanan, pertanian dan perkebunan dengan jumlah jenis tanaman pertanian dan perkebunan pada kelas diameter 5 - 30 cm lebih banyak (66,67%) dibanding jenis tanaman kehutanan (33,33%). Selain itu, fungsi antara kebun campuran dan pekarangan sedikit berbeda antara kebun campuran dengan tujuan produktivitas dan pekarangan dengan fungsi produktivitas dan fungsi keindahan serta kenyamanan tinggal. Rata-rata nilai biomasa pohon untuk kelas diameter 5-30 cm adalah 1,9951 ton/pekarangan, sedangkan rata-rata biomasa tanaman pertanian sebesar 1,7035 ton/pekarangan. Rata-rata total nilai karbon pohon diameter 5-30 cm sebesar 2,6994 ton/pekarangan, sementara stok karbon pada tanaman kehutanan rata-rata dengan diameter 5 – 30 cm sebesar 3,7898 ton, sedangkan stok karbon tanaman pertanian dan perkebunan rata-rata sebesar 0,8518 ton/pekarangan.
DIMENSI SERAT DAUN Pandanus tectorius Park. SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK SERAT ALAM Fitra Haryadi; Cicilia Maria Erna Susanti; Endra Gunawan
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.65

Abstract

Kebutuhan serat terus meningkat dan memiliki peran penting dalam menopang kebutuhan manusia saat ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dimensi serat daun P. tectorius Park. dan nilai manfaat lanjutannya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan teknik observasi laboratorium terhadap sampel uji. Dua sampel daun dari pohon yang berbeda diambil berdasarkan perbedaan karakteristik ekologinya, yaitu hutan pantai dan hutan pulau. Pengukuran serat yang meliputi panjang, diameter, tebal, diameter lumen, proses maserasi dan nilai turunannya dikaji. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang serat daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai sebesar 0.957, sementara di pulau Mansinam sebesar 1.210. Nilai rata-rata dimensi serat daun Pandanus di lokasi Amban Pantai sebesar 0,0073, sementara di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0151. Rata-rata nilai diameter lumen daun Pandanus pada lokasi Amban Pantai yaitu 0.0073, dan di lokasi pulau Mansinam sebesar 0.0081. Nilai rata-rata tebal dinding serat sebesar 0.0032 untuk lokasi Amban Pantai dan untuk lokasi pulau mansinam sebesar 0.0035. Selain itu, nila dimensi serat ini cukup potensial digunakan sebagai bahan baku industri kertas, tekstil dan biokomposit.
INDUKSI EKSPLAN EMBRIO Intsia bijuga SECARA IN VITRO DENGAN MENGGUNAKAN HORMON KINETIN, GA3 DAN IBA Andreas Sinuhaji; Julius D. Nugroho; Nunang L. May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.66

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kombinasi konsentrasi beberapa zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan embrio Intsia bijuga melalui media tumbuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan perhitungan statistik deskriptif melalui ulangan perlakuan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi waktu dari respon kultur embrio Intsia bijuga terhadap media tumbuhnya. Tingkat persentasi hidup eksplan dengan perlakuan MS 0 dan MS + Kinetin 2 ppm memiliki persentasi hidup eksplan 100%. Namun kontaminasi juga terlihat banyak pada perlakuan media MS + Kinetin 4 ppm + GA3 2 ppm dan media MS + Kinetin 4 ppm + GA3 2ppm + IBA 1 ppm. Adanya kombinasi hormon kinetin dan GA3 akan mendorong pertumbuhan tunas.

Page 3 of 21 | Total Record : 201