cover
Contact Name
Anita Dyah Juniarti
Contact Email
anitadyahjuniarti@unbaja.ac.id
Phone
+6281514061796
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Ciwaru Raya II No. 73, Kel. Cipare, Kec. Serang, Kota Serang 42117
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal InTent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu
ISSN : 26549557     EISSN : 2654914X     DOI : -
Jurnal InTent menerbitkan artikel yang mencangkup bidang informasi dan teknologi terpadu yang dimaksudkan sebagai media dokumentasi dan informasi ilmiah yang sekiranya dapat membantu para dosen, staf dan mahasiswa dalam menginformasikan dan mempublikasikan hasil penelitian, opini, tulisan dan kajian ilmiah lainnya kepada masyarakat ilmiah.
Articles 106 Documents
USULAN PERAWATAN MESIN CTCM LOCATION WELDING DENGAN METODE FTA (FAULT TREE ANALYSIS) Achmad Syarifudin; Koid Irfansyah
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 1 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i1.802

Abstract

PT. N adalah perusahaan baja di Indonesia yang berupaya menghasilkan produk-produk berkualitas. Di bagian CTCM ada 5 mesin penipis (pengurangan penebalan) yang memiliki kekuatan tekanan penipisan yang berbeda. Mesin las di lokasi CTCM yang paling sering mengalami kerusakan. Berdasarkan data kerusakan lokasi mesin las CTCM yang dimiliki oleh PT. N, perusahaan membutuhkan jadwal perawatan dan pemeliharaan mesin yang lebih baik dimana jadwal pemeliharaan dan perawatan diprioritaskan untuk jenis mesin yang paling banyak mengalami kerusakan, perusahaan menggunakan metode FTA untuk membantu memecahkan masalah perawatan mesin. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode FTA diketahui bahwa base event berjumlah 119 jenis kerusakan. Hasil pengolahan keseluruhan diketahui bahwa komponen B9 memiliki probabilitas kerusakan 0,0578, nilai probabilitas kerusakan komponen ini adalah probabilitas kerusakan komponen tertinggi pada tingkat dasar tingkat menengah pertama. Level kedua dari acara tingkat menengah dengan nilai probabilitas kerusakan terbesar adalah komponen (tukang las lokasi) dengan nilai probabilitas kerusakan 0.4690. Nilai probabilitas mesin CTCM dari 0,4690, jika dihitung dalam persen menjadi 53,09%. Berdasarkan perbedaan antara waktu perawatan yang diusulkan dan laporan kerusakan yang diperoleh perusahaan, perbedaannya adalah 9 hari, dan ada perbedaan dalam jumlah perawatan 8 kali.
PEMILIHAN KOMPOSISI BATUBARA GC-8 ATAU SMM UNTUK MENDAPATKAN KUALITAS DAN BIAYA PRODUKSI YANG OPTIMUM DI PT. VINYSEA Arif Budi Sulistyo; Aldi Rinaldi
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.951

Abstract

PT. Vinysea adalah perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak pada industri baja. Salah satu bahan baku utama adalah batubara, yang diolah dengan pemanasan tinggi menjadi kokas. Selanjutnya kokas menjadi bahan baku proses pembuatan baja dalam blast furnace. Kualitas batubara sangat menentukan mutu dari kokas yang dihasilkan. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya batubara yang berlimpah, dengan jumlah cadangan lima terbesar di dunia, namun memiliki kualitas yang rendah. Untuk mendapatkan kualitas yang bagus diperlukan pengembangan percampuran jenis batubara sebagai bahan baku pembuatan kokas, antara batubara lokal dan import, yang dikenal dengan metode coal blending. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas kokas yang baik berdasarkan komposisi coal blending dari dua jenis batubara sehingga menghasilkan kokas dengan kandungan kimia yang sesuai dengan standar kualitas secara komersial. Setiap variasi komposisi dilakukan analisa proksimat (kadar air, kadar zat terbang dan kadar abu) untuk memverivikasi Certificate Of Analysis dari supplier, kemudian menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pembelian setiap batubara tersebut. Dari tujuh variasi komposisi didapatkan komposisi SMM dan GC-8 sebesar 40/60 yang memenuhi spesifikasi dengan biaya yang paling rendah, yaitu $155.090/ton.
USULAN PENENTUAN WAKTU BAKU PADA OPERATOR PACKING FOLDING KAIN TETORON RAYON DENGAN METODE STOPWATCH Erni Krisnaningsih; Saleh Dwiyatno; Roland Sasongko
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.952

Abstract

Pengukuran kerja merupakan metode untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh karyawan yang mempunyai kualifikasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaannya untuk bekerja pada keadaan normal dan wajar. Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti (Stopwatch ) diperkenalkan Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive) [10], [1]. Tujuan dari penentuan waktu baku antara lain sebagai usulan bagi perusahaan bagi penentuan rencana dan jadwal kerja, Standar biaya dan penentuan kebutuhan budget, estimasi biaya produk, rencana kebutuhan mesin dan penentuan upah standar operator dan lain-lain. Penentuan waktu baku dengan metode stopwatch efektif diterapkan pada industri skala [1].Pengukuran waktu baku pada PT. Cipta Lestari Ideanusa dilaksanakan secara langsung dengan jam henti (stopwatch) dari hasil perhitungan terhadap waktu baku pada operator Packing Folding kain Tetoron dengan mempertimbangkan tingkat keyakinan (k) sebesar 95% = 2, tingkat ketelitian sebesar 0,05 serta faktor penyesuaian dengan metode westinghouse system rating dan pertimbangan objektif serta faktor kelonggaran sebesar 40%, maka diperoleh waktu baku 152,98 detik atau 153 detik per unit produk. Dari hasil pengukuran waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan sikap kerja 5S [6].
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL OPERATOR PRODUKSI DI PD. MITRA SARI Firdanis Setyaning Handika; Eka Indah Yuslistyari; Ma’ruf Hidayatullah
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.953

Abstract

PD. Mitra Sari merupakan perusahaan dagang yang terletak di kecamatan Cibeber, Cilegon dengan salah satu produknya yaitu paving block. Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah adanya lembur sehingga menimbulkan keluhan beban kerja pada operator produksi. Beban kerja yang diukur adalah beban kerja fisik dan mental. Beban kerja fisik diukur berdasarkan Cardiovascular Load (%CVL) dan beban kerja mental diukur dengan metode National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur beban kerja fisik dan mental operator produksi sebelum dan sesudah diberikan usulan perbaikan. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja fisik dengan %CVL diketahui bahwa 6 dari 10 operator produksi memiliki nilai rata-rata sebesar 32,07% (diperlukan perbaikan) dan sesudah diberikan usulan perbaikan nilai rata-rata keenam operator tersebut turun menjadi 28,05% (tidak terjadi kelelahan). Selanjutnya, berdasarkan hasil pengukuran beban kerja mental dengan NASA-TLX diperoleh nilai rata-rata 10 operator produksi sebesar 60,73 (tinggi) dan sesudah diberikan usulan perbaikan nilai rata-ratanya turun menjadi 46,93 (agak tinggi).
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG CARDED UNTUK MENGURANGI CACAT DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) Sri Mukti Wirawati; Anita Dyah Juniarti
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.954

Abstract

PT. Budi Texindo adalah perusahaan yang bergerak dibidang textile dan menghasilkan produk benang yang setiap bulannya memproduksi seribu-dua ribu bale benang carded. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Dari hasil hasil perhitungan diagram pareto didapat presentase jenis cacat tidak rapih sebesar 65,87%, cacat rapuh sebesar 14,95% dan cacat ukuran berbeda sebesar 19,18%. Cacat gulungan tidak rapi menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan karena memiliki persentase tertinggi. Selanjutnya diolah dengan menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab dari cacat tersebut, dan didapat 5 faktor yang menyebabkan cacat yaitu faktor manusia, metode, mesin, material dan lingkungan. Selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan tabel FMEA dan mengitung nilai Risk Priority Number (RPN) yang didapat dari perkalian tingkat severity, occurance dan detection (S x O x D). Dari tabel FMEA dan perhitungan RPN didapat nilai RPN tertinggi sebesar 252 dan nilai RPN terendah sebesar 100. RPN tertinggi diprioritaskan untuk segera dilakukan perbaikan.
ANALISA EFEKTIVITAS PROSES SINTER PLANT DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Herudi Herudi; Fathurohman Fathurohman; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.955

Abstract

Divisi sinter plant adalah perusahaan yang memproduksi sinter ore sebagai bahan baku utama pembuatan hot metal. Dalam proses produksinya divisi sinter plant masih terdapat pemborosan sehingga proses produksi menjadi tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi dalam proses sinter ore dan memberikan rekomendasi perbaikan mengurangi pemborosan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan konsep lean manufacturing dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada empat supervisor dan Root Couse Analysis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pemborosan (waste) yang paling dominan dan mempengaruhi proses pencampuran material yaitu over process (60 %) dan motion (40 %). Perbaikan dalam over process dilakukan dengan cara mengganti fasilitas mixing dengan belt conveyor pada proses pencampuran material mampu meningkatkan efektivitas proses. Pergantian ini juga berdampak pada hilangnya proses motion dan berdampak pada peningkatan nilai process cycle efficiency. Penerapan lean manufacturing secara terus akan menghilangkan pemborosan yang terjadi pada proses produksi yang berdampak pada peningkatan kinerja operasional prusahaan.
ANALISA KERUSAKAN KONDENSOR UNIT 1- 4 PLTU - XYZ BANTEN (AN ENGINEERING REPORT CASE STUDY) Tatan Zakaria; Trian Suryaman
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.957

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah salah satu jenis pembangkit listrik dimana prosesnya sebagai sistem konversi energi. Energi potensial kimiawi bahan bakar batubara dikonversi energi panas pembakarannya untuk merubah air umpan ketel uap menjadi uap bertekanan. Selanjutnya energi potensial tekanan uap berubah menjadi energi kinetik yang memutarkan sudu-sudu turbin uap menjadi energi mekanik rotasi as turbin, yang selanjutnya energi mekanik putaran as dirubah menjadi energi listrik melaui generator. Pembangkit Listrik Tenaga Uap terdiri dari alat utama (main equipment) dan berbagai alat pendukung (accessories), seperti ketel uap (boiler), turbin uap (steam turbine), generator, sistem bahan bakar, sistem udara pembakaran, sistem abu batu bara, sistem air ketel uap, sistem air pendinginan (cooling water system). Semua peralatan harus mempunyai kualitas dan reliabilitas agar sistem pembangkit beroperasi tanpa gangguan. Sistem gangguan alat-alat pendukung bisa menjadi gangguan pada alat-alat utama. Kondensor turbin uap merupakaan salah satu alat pendukung turbin uap. Dari data selama penelitian enam bulan didapatkan penyebab kerusakan kondensor adalah kebocoran pipa kondensor dengan jumlah 142 kejadian atau 31 %, penyebab masalah kedua yaitu pada peralatan bermasalah (CWP, CEP, LP Drain Pump, GSC Exhaust Fan, Venting Pump) dengan jumlah 88 kejadian atau 19 %, ketiga yaitu sistem vakum ejector dengan jumlah 64 kejadian atau 14 %, keempat yaitu transmiter abnormal dengan jumlah 56 atau 12 %, kelima yaitu pengujian kondensor dengan jumlah 56 kejadian atau 12 %, serta terakhir penyebab masalah kondensor keenam yaitu CL- air pengisi tinggi dengan jumlah 55 kejadian atau 12 %.
STUDI EFISIENSI BOILER TERHADAP NILAI KALOR BATUBARA PADA BOILER JENIS PULVERIZER COAL KAPASITAS 300 T/H Wawan Gunawan; Bambang Ali Gunawan
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.958

Abstract

Boiler merupakan proses terjadinya pembakaran bahan bakar batubara pada bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam tersebut dapat menggerakkan turbine-generator untuk menghasilkan listrik. Excess air merupakan persentase oksigen didalam fraksi massa yang terkandung didalam udara hasil pembakaran (flue gas). Nilai excess air dan efisiensi pada mesin boiler dapat diketahui dengan metode analisa deskriptif dan analisa perhitungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai kalor batubara terhadap nilai efisiensi dan pengaruh nilai kalor batubara terhadap excess air dengan menggunakan metode analisa deskriptif. Prosedur perhitungan diawali dengan menghitung entalpi aktual, low heat value, efisiensi aktual pada variasi nilai kalor batubara dan menghitung Air Fuel Ratio (AFR) aktual, Air Fuel Ratio (AFR) ideal, serta excess air pada mesin boiler. Hasil perhitungan menunjukkan penggunaan batubara dengan nilai LHV lebih besar menghasilkan nilai efisiensi boiler yang lebih tinggi. Penggunaan batubara dengan LHV 31.773 kJ/kg memberikan nilai efisiensi boiler mencapai 57 % dengan nilai excess air sebesar 63,6 %. Sehingga nilai kalor batubara yang lebih tinggi memerlukan excess air yang lebih rendah serta menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.
PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN WAKTU STANDAR DENGAN METODE WORK SAMPLING Eka Indah Yuslistyari; Achmad Syarifudin; Zevi Kurniawan
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 4 No 1 (2021): Industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UD. Boga Rasa merupakan industri rumahan yang bergerak pada bidang pengolahan makanan ringan cilok di Rangkasbitung. Dari pengamatan sekilas terlihat bahwa bagian produksi UD. Boga Rasa memiliki kendala tidak bisa mencapai target produksi yang telah direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu standar yang diperlukan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan di bagian produksi UD. Boga Rasa dan mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan waktu standar di bagian Produksi UD. Boga Rasa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode work sampling. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan waktu standar yang diperlukan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan di bagian produksi UD. Boga Rasa adalah proses pengadonan sebesar 0,15 menit, proses pencetakan sebesar 0,16 menit, proses pengisian sebesar 0,16 menit, proses penggulungan sebesar 0,16 menit, proses perebusan sebesar 0,18 menit dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan waktu standar di bagian produksi UD. Boga Rasa adalah proses pengadonan sebanyak 2 orang, proses pencetakan sebanyak 2 orang, proses pengisian sebanyak 2 orang, proses penggulungan sebanyak 2 orang, dan proses perebusan sebanyak 3 orang.
PENGUKURAN MODEL SCOR DAN ANALISIS SWOT PADA RANTAI PASOK CUMI-CUMI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU Afni Khadijah; Huswatun Hasanah; Andi Suherlan
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 4 No 1 (2021): Industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan rantai pasok komoditas cumi segar sangat diperlukan, karena cumi memiliki nilai ekonomis, permintaan tinggi, dan manfaat yang tinggi bagi nelayan dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas pendukung penangkapan cumi segar, menganalisa rantai pasok cumi segar dan mengukur kinerja rantai pasok cumi segar menggunakan model SCOR dan analisis SWOT. Metode penelitian menggunakan model SCOR dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan PPN Karangantu telah menyediakan berbagai fasilitas yang memadai untuk mendukung penangkapan cumi segar. Rantai pasok cumi segar di PPN Karangantu diperankan oleh aktor utama nelayan selaku produsen yang kemudian dibeli oleh bakul ikan selaku pemborong maupun pelaku usaha pengolahan cumi untuk dilanjutkan pada pengecer hingga konsumen akhir. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok cumi segar di PPN Karangantu menggunakan model SCOR dianalisa sudah cukup baik karena waktu pemenuhan pesanan hanya membutuhkan 1-3 hari dengan jumlah pesanan yang mampu dipenuhi mencapai 75 %. Berdasarkan analisis SWOT, PPN Karangantu memiliki kekuatan karena dekat dengan daerah tangkapan cumi yaitu di wilayah WPP-RI 712 (Laut Jawa). Tangkapan cumi masih dapat dimaksimalkan karena tingginya harga cumi dan permintaan dari konsumen. Sedangkan dari sisi ancaman, PPN Karangantu diharapkan dapat mengantisipasi pasokan cumi segar pada saat musim paceklik.

Page 4 of 11 | Total Record : 106