cover
Contact Name
Erna Mei Lestari
Contact Email
erna_mei@dephub.go.id
Phone
+6281380109876
Journal Mail Official
jurnaltransla@dephub.go.id
Editorial Address
Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Transportasi Laut
ISSN : 14110504     EISSN : 25484087     DOI : http://dx.doi.org/10.25104/transla
Jurnal Penelitian Transportasi Laut merupakan majalah ilmiah yang mempublikasikan hasil penelitian atau kajian ilmiah dalam bidang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang meliputi operasional kepelabuhanan, manajemendan jaringan angkutan, hukum laut, desain dan sistem perkapalan, dan lingkungan maritim.
Articles 234 Documents
PENGEMBANGAN DERMAGA PELABUHAN KARIMUN JAWA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA Himawan, Teguh; Lestari, Erna Mei
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 18, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v18i2.1390

Abstract

Karimun Jawa memiliki luas 111.625 Ha meliputi 27 pulau, sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimun Jawa ditetapkan oleh Pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Berlayar menuju Karimun Jawa terkadang tertahan karena cuaca yang kadang tidak bersahabat, cuaca buruk, dan infrastruktur yang belum memadai menjadi kendala bagi wisatawan yang akan berkunjung. Sulitnya akses dan mahalnya ongkos ke Karimun Jawa juga menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan belum optimal hingga saat ini, sehingga dibutuhkan penelitianpengembangan dermaga yang ideal dalam rangka upaya peningkatan pelayanan dan kegiatan pariwisata di Pelabuhan Karimun Jawa, data eksisting meliputi data dermaga Pelabuhan Karimun Jawa yang dianalisis dengan metode Berth Occupancy Ratio (BOR). Berdasarkan hasil perhitungan analisis Berth Occupancy Ratio (BOR) di Dermaga Legon Bajak sebesar 85,63%, artinya BOR diatas 70%, hal ini disebabkan berthing time-nya tinggi karena kapal harus menginap di dermaga untuk penyesuaian cuaca yang terkadang ombak mencapai 3 meter, dan pelabuhan pangkalan untuk juga berada di Karimun Jawa. Pengembangan Dermaga Legon Bajak dalam rencana jangka pendek belum diperlukan perluasan dermaga, namun diperlukan pengaturan sandar kapal. Berth Occupancy Ratio (BOR) di Dermaga Perintis sebesar 23,98%, artinya BOR dibawah 70%, sehingga tidak perlu perluasan dermaga, karena masih dibawah standar normal. Hal ini disebabkan masih sedikitnya volume kapal yang sandar di Dermaga Perintis.
PENINGKATAN PELAYANAN PERINTIS UNTUK WILAYAH KEPULAUAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Utami, Tri Kusumaning
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i3.1408

Abstract

Angkutan laut perintis merupakan konsekuensi logis dari kemampuan angkutan lau nasional dalam negara yang secara komersial masih terbatas. Disamping itu juga sebagai kebijakan pemerintah untuk melaksnakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan berbagai sektor dan kedaulatan negara / keutuhan wilayah. Maksud kajian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat pelayanan perintis di wilayah Kepulauan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Sedangkan tujuannya adalah tersusunnya rekomendasi bagi pemerintah daerah setempat dalam rangka meningkatkan pelayanan perintis di wilayah Kepulauan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Penelitian ini dengan analisis data, antara lain penjelasan tentang Jaringan (Network), Jaringan Planar dan jaringan Nonplanar, Jaringan Keterhubungan Minimal (JKM) dan Jaringan Keterhubungan Lengkap (JKL), Matriks Jaringan, serta Matriks Aksesibilitas Total (Matriks T). Pelayanan perintis di kepulauan kabupaten Kotabaru, secara umum sudah hampir seluruh wilayah dilayani oleh angkutan laut perintis, namun masih perlu ditingkatkan baik itu kapalnya maupun pelayanan trayeknya.
MANFAAT PEMAKAIAN LNG SEBAGAI BAHAN BAKAR UTAMA MESIN KAPAL Siahaya, Yusuf
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i3.1426

Abstract

Tantangan utama yang akan dihadapai oleh bangsa Indonesia pada masa akan datang ialah semakin menipisnya cadangan bahan bakar minyak, bila tidak didapatkan cadangan bahan bakar minyak yang baru maka dalam waktu 15 tahun Indonesia kehabisan bahan bakar minyak. Akhir-akhir ini Indonesia telah menjadi importir utama bahan bakar minyak, sementara itu Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar. Gas alam Indonesia mempunyai kemampuan menggantikan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Gas alam (kandungan utamanya methane, CH4) yang dapat dikonversi menjadi bentuk Liquid Natural Gas (LNG) agar mudah disimpan dan diangkut. Pemakaian LNG sebagai bahan bakar utama mesin kapal, mempunyai kaitan dengan manfaat dari pengurangan emisi dan harga yang lebih murah. Teknologi ini dikenal dengan nama dual-fuel engine, dengan dua system bahan bakar yaitu LNG dan solar. Manfaat yang dapat diperoleh bila LNG sebagai bahan bakar utama kapal, pemakaian bahan bakar lebih flexibil, efisiensi yang lebih tinggi, emisinya rendah dan biaya operasionalnya lebih menguntungkan, dapat mereduksi 25-30% CO2, SOx dan partikel padat dapat direduksi sampai 100 %, dan NOx dapat direduksi sampai 90 %.Makalah ini akan membahas peran LNG sebagai bahan bakar dual-fuel engine untuk mesin kapal di Indonesia.
KELEMBAGAAN PELABUHAN LAUT DAN PELABUHAN PERIKANAN DI KENDARI Biasane, Dewi Indira
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i2.42

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat efektifitas dan efisiensi kinerja pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan Kendari, yang ditinjau dari aspek kelembagaan dan kewenangan masing-masing instansi. Efektifitas dan efisiensi dalam lembaga penting adanya agar tujuan dari didirikannya lembaga tersebut dapat terpenuhi. Salah satu indikasi adanya tidak efektif dan efisiensi dari kedua lembaga tersebut bahwa sama-sama mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar. Metode analisis menggunakan analisis SWOT dan analisis perbandingan normatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan kinerja pengelolaan pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan di Kendari semakin meningkat, namun demikian di salah satu sisi terjadi peningkatan tuntutan akan pertambahan sarana dan prasarana sebagi akibat meningkatnya permintaan pelayanan baik kualitas maupun kuantitas oleh pengguna pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan. Penataan kelembagaan pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan di Kota Kendari perlu dilakukan dengan cara inventarisasi dan harmonisasi pasal demi pasal dari peraturan perundang-undangan yang menyangkut pelaksanaan pengelolaan pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan, antara lain: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
EVALUASI PELABUHAN MESUJI UNTUK MASUK DALAM TRAYEK TOL LAUT Yuliani, Apri
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v20i1.796

Abstract

Rencana pembangunan Pelabuhan Mesuji di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung bertujuan untuk mendukung kelancaran distribusi barang dari Pulau Sumatera menuju Jakarta melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, atau sebaliknya. Dengan keberadaan Pelabuhan Mesuji, waktu tempuh Kabupaten Mesuji ? Jakarta hanya 5 jam, lebih cepat 10 jam dibandingkan dengan moda transportasi darat melalui Pelabuhan Bakauheni. Pelabuhan Mesuji diusulkan untuk masuk ke dalam trayek tol laut. Untuk menjadikan Pelabuhan Mesuji layak disinggahi kapal tol laut, perlu dilakukan analisis kelayakan yang meliputi analisis prediksi demand, analisis prediksi supply, analisis kinerja pelayanan transportasi saat ini dan analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan di masa mendatang. Berdasarkan hasil pengolahan data, potensi bongkar dan muat di Pelabuhan Mesuji diperkirakan dapat mencapai 37.428 ton pada tahun 2017 dan sekitar 76.466 ton pada tahun 2028. Ukuran kapal maksimal yang dapat dilayani Pelabuhan Mesuji yaitu berat kotor 1,000 DWT dan panjang kapal 58 meter. Berdasarkan hasil pengolahan data, Pelabuhan Mesuji lebih tepat dimasukkan ke dalam trayek kapal perintis daripada trayek tol laut. 
HALAMAN PEDOMAN lestari, erna mei
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v19i1.1379

Abstract

DESAIN KAPAL MULTIGUNA SESUAI KONDISI PERAIRAN DAN PERMINTAAN TRANSPORTASI LAUT DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN DAN PERLUASAN EKONOMI KEPULAUAN DI KTI Siahaya, Yusuf
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i4.1403

Abstract

Kawasan Timur Indonesia terdiri dari banyak gugus pulau besar dan kecil, hasil komoditi masih terbatas (sembako dan bahan strategis) dalam mencukupi kebutuhan masyarakat sehingga masih mayoritas supply dari wilayah barat, beragam, dan tersebar tidak merata. Sehingga, diperlukan suatu alat angkut yang dapat mendistribusikan komoditi melalui pelabuhan pengumpul dan pengumpan regional/lokal. Untuk efektif dan efisien transportasi, dibutuhkan suatu alat angkut sesuai karakteristik permintaan transportasi laut KTI yaitu berupa kapal multiguna. Penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem angkutan laut yang optimal, memperbaiki dan menemukan cara pengangkutan laut yang layak teknis dan ekonomis melalui perekayasaan alat angkutan laut multiguna (kapal serbaguna), dan bersifat kuantitatif, menggunakan metode optimalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal multiguna yang sesuai untuk wilayah kepulauan di Kawasan Timur Indonesia berciri Roro, Lolo, dan LCT, dapat dipergunakan untuk mengangkut berbagai keperluan dan jenis muatan (penumpang, general kargo/kontainer dan muatan roda). Hasil analisis menunjukkan bahwa kecenderungan muatan roda semakin meningkat sehingga permintaan jenis tipe kapal Roro menjadi acuan perencanaan desain kapal multiguna. Berdasarkan batasan optimalisasi (constrains optimization) yaitu batasan kondisi geografi, infrastruktur (fasilitas pelabuhan), dan oseanografi diperoleh ukuran kapal yang optimal untuk Kawasan Timur Indonesia adalah kapal multiguna berukuran 800 GRT, dapat mengangkut kendaraan beroda, penumpang dan general kargo (konsep berupa gambar lines plan, general arrangement, hydrostatic curve, kebutuhan tenaga penggerak, serta lengkung stabilitas kapal multiguna seperti terlampir).
PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS DALAM ANTISIPASI PENINGKATAN ARUS MUATAN DI PELABUHAN LAUT SORONG PROVINSI PAPUA BARAT (STUDI KASUS) Nasril CH, Nasril CH
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i1.1420

Abstract

Peranan Pelabuhan Sorong memiliki kontribusi yang sangat besar untuk mendukung kegiatan usaha eksportir dan juga memiliki peranan yang penting untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Sorong kususnya dan Provinsi Papua Barat pada umumnya. Namun Fasilitas yang ada di Pelabuhan Sorong masih minim untuk melayani bongkar muat. sarana dan prasarana ini akan mendukung posisi strategis dari Pelabuhan Sorong, serta berdampak positif kepada kelancaran pengusaha untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Pemakaian dermaga BOR 80%, YOR mencapai 86%. Pemakaian fasilitas sudah diatas tolok ukur yang normal 70%, sebaiknya sedini mungkin pihak pengelola pelabuhan mencari jalan pemecahannya agar tidak terjadi kemacetan dikemudian hari (Kongested). Tujuan kajian ini adalah menyusun konsep pengembangan terminal petikemas di pelabuhan Sorong. Dalam pemecahan masalah ini memakai pendekatan Formola Kinerja Pelabuhan dan Analisis Kuantitatif. Hasil yang dicapai kelancaran pelayanan kapal dan bongkar muat barang, serta rekomendasi kepada pimpinan, agar dapat terlaksana Pengembangan dermaga Petikemas di pelabuhan Sorong Provinsi Papua Barat.
EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN DI PELABUHAN BALIKPAPAN Arianto, Dedy
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 4 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i4.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian standar pelayanan di pelabuhan Balikpapan. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis regresi dan analisis trend. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil analisis terhadap standar pelayanan (level of service) kapal, khususnya terkait dengan : sistem dan prosedur pelayanan kapal masuk; sistem dan prosedur perubahan dan pembatalan kedatangan kapal; sistem dan prosedur kapal pindah tambatan (shifting); sistem dan prosedur perpanjangan dan pengurangan waktu tambat; serta sistem dan prosedur pelayanan kapal keluar, secara berturut-turut rata-rata lama waktu pelayanan adalah sebesar : 69.61 menit; 15.45 menit; 83.87 menit; 51.41 menit; dan 86.24 menit, yang semuanya dalam kategori pelayanannya mengandung makna pelayanan yang biasa saja, tidak cepat dan juga tidak lambat, upaya peningkatan pelayanan dapat dilakukan dengan konsekuensi perlunya penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan kapal.
OPERASIONALISASI PELABUHAN PENGUMPUL DAN PENGUMPAN DI PROVINSI JAWA TIMUR Priyambodo, Priyambodo
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v19i2.493

Abstract

Jumlah pelabuhan di Provinsi Jawa Timur menurut jenjang hierarkinya berjumlah 42, terdiri dari  dari 6 Pelabuhan Utama (PU), 10 Pelabuhan Pengumpul (PP), 14 Pelabuhan Pengumpan Regional (PR), dan 12 Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL). Dari 14 PR yang berlokasi di Jawa Timur tersebut baik dari aspek personil, pembiayaan, peralatan, dan dokumen (P3D) sampai saat ini belum jelas keputusannya, apakah sudah diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur apa belum. Belum jelasnya penyerahan P3D pelabuhan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak mempunyai kewenangan yang memadai untuk ikut mengelola pelabuhan yang ada di wilayahnya. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan pelabuhan regional di wilayah kajian, aspek yang perlu dipersiapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengelola pelabuhan regional, menganalisis prospek ekonomi terkait pengelolaan pelabuhan regional, serta menganalisis langkah dan strategi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengelola pelabuhan regional. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT menunjukkan, bahwa  pengelolaan pelabuhan di Jawa Timur menerapkan sistem Land Lord Port untuk pelabuhan di Pelabuhan Terminal Baru Probolinggo dan Pelabuhan Boom Banyuwangi yang merupakan pelabuhan komersial atau pelabuhan yang diusahakan (commercial port). Sementara Pelabuhan Pasuruan menerapkan sistem operating port yang merupakan pelabuhan tidak diusahakan atau non-commercial port. Aspek-aspek yang perlu dipersiapkan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengelola pelabuhan adalah aspek legalitas, aspek SDM, aspek perencanaan, aspek operasional, dan aspek sarana prasarana. Pelabuhan Terminal Baru Probolinggo dan Pelabuhan Boom Banyuwangi mempunyai prospek ekonomi yang baik karena memiliki kekuatan untuk tumbuh dan berkembang serta memiliki peluang, sementara Pelabuhan Pasuruan tidak memiliki prospek ekonomi yang baik. Strategi yang perlu diterapkan dalam mengelola Pelabuhan Terminal Baru Probolinggo dan Pelabuhan Boom Banyuwangi adalah segera melengkapi sarana dan prasarananya, mentraining SDM PT. DABN, membuka peluang pasar dengan cara jemput bola mendatangi atau mengundang user yaitu para pelaku pelabuhan untuk menawarkan jasa penggunaan di kedua pelabuhan dengan cara menawarkan segala fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang ada. Sementara strategi mengembangkan Pelabuhan Pasuruan adalah Pemerintah Pasuruan harus membentuk UPP Pemda, membangun sarana prasarana pelabuhan seperti dermaga, kolam, lapangan penumpukan, dan gudang.

Page 7 of 24 | Total Record : 234


Filter by Year

2014 2024