cover
Contact Name
Dr. Purnama Budi Santosa
Contact Email
-
Phone
+62274520226
Journal Mail Official
jgise.ft@ugm.ac.id
Editorial Address
Jl. Grafika No.2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JGISE-Journal of Geospatial Information Science and Engineering
ISSN : 26231182     EISSN : 26231182     DOI : https://doi.org/10.22146/jgise.51131
Core Subject : Engineering,
JGISE also accepts articles in any geospatial-related subjects using any research methodology that meet the standards established for publication in the journal. The primary, but not exclusive, audiences are academicians, graduate students, practitioners, and others interested in geospatial research.
Articles 136 Documents
Pemodelan Banjir dan Visualisasi Genangan Banjir untuk Mitigasi Bencana di Kali Kasin Kelurahan Bareng Kota Malang Zafira Nur Pratiwi; Purnama Budi Santosa
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 4, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.56525

Abstract

Wilayah Kelurahan Kali Kasin di Kota Malang merupakan wilayah padat penduduk yang rentan terhadap banjir. Wilayah ini hamper setiap tahun mengalami banjir, yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan infrastruktur. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan pemodelan banjir yang disebabkan oleh luapan Kali Kasin serta melihat cakupan wilayah genangan banjir. Metode pemodelan banjir  menggunakan pendekatan hidrolika dalam mensimulasikan debit air pada setiap penggal sungai menggunakan perangkat lunak HEC-RAS, serta melakukan visualisasi daerah genangan banjir serta area terdampak banjir menggunakan pendekan GIS. GIS juga digunakan untuk mempersiapkan beberapa data spasial yang digunakan untuk pemodelan banjir, seperti data geometri sungai, deliniasi daerah aliran sungai, serta untuk keperluan analisis spasial lainnya. Data hidrologis didapat dari pengolahan curah hujan harian pada stasiun hujan wilayah Kali Kasin. Analisis dilakukan dengan menggunakan model SCS CN pada perangkat lunak HEC-HMS untuk memperkirakan debit puncak pada sungai. Sedangkan, sumber data geometrik didapatkan dari Model Elevasi Digital dari citra ALOS PALSAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan banjir dapat dilakukan untuk memvisualisasikan daerah genangan banjir di wilayah Kelurahan Bareng. Wilayah yang terdampak banjir seluas 24.225,63 m2. Hasil analisis menunjukkan ada sekitar 173 rumah yang terdampak banjir.
Survei Penentuan dan Pengontrolan Batas Zona Penyusun Main Dam pada Proyek Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara Afifah Aprilianda; Muhammad Zainuddin Lubis; Agung Permana; Sidik Dwi Pamungkas; Muhammad Adam
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.58743

Abstract

Ada banyak manfaat yang dapat dinikmati masyarakat sekitar pembangunan bendungan seperti persedian air, pembangkit listrik, irigasi dan tempat rekreasi. Karena mempunyai banyak manfaat dalam hal ini pemerintah melakukan program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Salah satu bendungan yang dibangun yaitu Bendungan Ladongi yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan Ladongi dengan tipe urugan batu inti tegak (bendungan yang terdiri dari batuan dengan dengan gradasi yang berbeda-beda dalam urutan perlapisannya) mempunyai salah satu bagian yaitu tubuh bendungan utama (main dam) yang berfungsi sebagai penyangga penahan air dari arah hulu ke hilir sungai. Dalam hal ini diperlukan peran survey sebagai penentuan dan pengontrolan batas zona penyusun main dam agar dapat menahan rembesan air serta pembangunannya sesuai dengan desain perencanaannya. Dengan mengunakan metode stake out, pengukuran situasi, galian dan timbunan, hasil yang diperoleh pada penelitian ini berupa Peta Topografi Main Dam, Cross Section Main Dam dan visualisasi tiga dimensinya dari Opnam 5 sampai dengan Opnam 9. Elevasi pada Opnam 5 adalah +60.00m sampai dengan +65.29m dengan volume timbunan sebesar 11,965 m3. Pada Opnam 6 memiliki elevasi dari +60.07m sampai +68.22m dengan volume sebesar 29,701 m3. Elevasi Opnam 7 berkisar pada +65.01m sampai +70.80m dengan 43,057 m3. Opnam 8 memiliki elevasi dari +72.31m sampai +80.25m dengan volume timbunan 79,107 m3. Dan elevasi pada Opnam berkisar dari +63.18m sampai +86.10m dengan volume timbunan sebesar 99,378 m3.
Perbandingan Ketelitian Posisi Tiga Dimensi dari Perangkat Lunak Pengolahan Data GNSS Komersial Syafril Ramadhon; Wahyu Widiat Miko; Gian Nugraha
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.58768

Abstract

Pasar receiver GNSS di Indonesia sudah semakin berkembang dan bergerak ke arah positif, yang ditandai dengan penjualan yang semakin meningkat serta semakin beragamnya merk receiver GNSS dan perangkat lunak pengolahan data yang ada di pasaran. Atas dasar banyaknya perangkat lunak pengolahan data GNSS yang beredar di Indonesia, maka rumusan masalah yang dikedepankan dalam penelitian ini adalah apakah setiap perangkat lunak pengolahan data GNSS dapat memberikan hasil koordinat tiga dimensi yang sama dari suatu data pengukuran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan koordinat tiga dimensi hasil survey GNSS menggunakan tiga perangkat lunak pengolahan data GNSS komersial. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan data survey GNSS menggunakan metode relatif diferensial static pada moda radial pada delapan titik pengamatan dengan panjang baseline < 300 m dan lama pengukuran > 30 menit menggunakan tiga perangkat lunak pengolahan data GNSS komersial, yaitu Trimble Business Center (TBC), Leica Geo Office (LGO), dan MAGNET Tools (MT). Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil pengolahan data pada tiga perangkat lunak pengolahan data GNSS komersial di delapan titik pengamatan dengan perbedaan maksimum kisaran 5 mm pada sumbu northing, 9 mm pada sumbu easting, dan 68 mm pada data tinggi.
Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Penentuan Lokasi Homestay Wisata (Studi Kasus: Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri) Nafisa Andika Putri; Waljiyanto Waljiyanto
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.58806

Abstract

Desa Sendang adalah sebuah desa wisata yang pada objek-objek wisatanya sering diadakan kegiatan bertaraf nasional dan internasional yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah. Namun, jumlah wisatawan yang berkunjung tidak diimbangi dengan jumlah penginapan yang cukup, sehingga Pemerintah Desa Sendang memiliki rencana pengembangan sarana prasarana pariwisata berupa homestay wisata. Oleh karena itu, diperlukan penentuan lokasi yang sesuai untuk homestay berdasarkan beberapa kriteria dan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis lokasi-lokasi yang sesuai untuk homestay wisata dan mengevaluasi kesesuaiannya dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penentuan lokasi homestay dilakukan menggunakan analisis SIG metode Analytic Hierarchy Process (AHP), di mana analisis SIG mencakup proses overlay dengan Peta RTRW. Kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah penggunaan lahan dan beberapa kriteria yang mengacu pada ASEAN Homestay Standard. Metode AHP dilakukan untuk mendapatkan bobot masing-masing kriteria hingga sub-sub-kriteria dan dilakukan dengan mewawancarai tiga orang narasumber. Ketiga narasumber tersebut adalah sekretaris desa Desa Sendang, staff Seksi Destinasi Pariwisata Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Wonogiri, dan Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan (Dispera dan KPP) Kabupaten Wonogiri. Perhitungan bobot dilakukan dengan perangkat lunak Expert Choice 11 hingga didapatkan nilai bobot dengan rasio konsistensi <0,1. Proses analisis SIG metode AHP ini menunjukkan terdapat 120,51 hektar lahan sesuai/S1 untuk lokasi homestay yang tersebar pada 24 RT di 11 dusun. Sedangkan, overlay lahan S1 dengan Peta RTRW menunjukkan terjadinya pengurangan lahan sesuai, menjadi 68,8 hektar yang tersebar pada 23 RT di 11 dusun.
Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul menggunakan Pendekatan Analytic Hierarchy Process Hera Ratnawati; Prijono Nugroho Djojomartono, Ph.D.
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.59057

Abstract

Peran Kecamatan Playen sebagai kecamatan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Kabupaten Gunungkidul berpengaruh terhadap peningkatan kepadatan penduduk yang ada pada daerah tersebut setiap tahunnya. Kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan kebutuhan akan ruang juga semakin meningkat, yang berdampak pada terjadinya alih fungsi lahan menjadi lahan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul menggunakan metode Analytic Hierarchy Proces. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data parameter AHP, Peta RDTR Kecamatan Playen dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 dan update data yang dilakukan pada tahun 2018, serta data administrasi berupa batas desa dan batas kecamatan Playen. Data parameter AHP terdiri dari kerawanan bencana, kemiringan lereng, penggunaan lahan, hidrogeologi, jarak terhadap jalan, jenis tanah dan curah hujan. Kesesuaian lahan permukiman diperoleh dengan metode Analytic Hierarchy Process. Proses yang dilakukan yaitu penghitungan AHP dengan menggunakan software Expert Choice 11, pembobotan terhadap masing-masing data parameter, untuk selanjutnya ditampalkan terhadap data administrasi Kecamatan Playen. Hasil akhir dalam penelitian ini yaitu tingkat kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Playen, yaitu S1 (sesuai), S2 (agak sesuai), S3 (kurang sesuai), N1 (tidak sesuai untuk saat ini), dan N2 (tidak sesuai permanen), dengan masing-masing luasan 1.771 ha dan proporsi 16,974  %; 3.865 ha dan proporsi 37,042 %,; 2.647 ha dan proporsi 25,367 %,; 1.893 ha dan proporsi 18,144 %; dan 258 ha dan proporsi 2,472 %.
Uji Performa Citra Worldview 3 dan Sentinel 2A untuk Pemetaan Kedalaman Laut Dangkal (Studi Kasus di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah) Luhur Moekti Prayogo; Abdul Basith
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.59572

Abstract

Satellite-Derived Bathymetry (SDB) merupakan salah satu teknik dalam penginderaan jauh untuk penyediaan data kedalaman perairan dangkal menggunakan citra satelit. Pada citra, kisaran panjang gelombang 450 hingga 580 nm memiliki kemampuan menembus perairan dengan cukup baik dibandingkan dengan panjang gelombang yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resolusi spasial dalam estimasi kedalaman khususnya dengan algoritma Stumpf menggunakan panjang gelombang tampak. Studi ini dilakukan menggunakan citra Worldview 3 dan Sentinel 2A di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model kedalaman terbaik pada citra Worldview 3 dan Sentinel 2A yaitu dengan nilai y=0,8847x + 0,2204 dan R2 sebesar 0,7135 dan y=0,858x + 0,3123 dan R2 sebesar 0,6974. Panjang gelombang tampak dengan band ratio Hijau-Biru pada citra Worldview 3 dan Sentinel 2A menghasilkan kedalaman terbaik pada rentang kedalaman 0-5 m yang ditunjukkan dengan nilai RMSE sebesar 1,526 dan 1,558 m. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa citra satelit resolusi tinggi menghasilkan nilai RMSE yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan citra resolusi sedang.
Analisis Pergeseran Titik Jaring Pemantau Candi Borobudur Mengacu ke ITRF 2008 Berdasarkan Data Pengamatan GPS pada Tahun 2003 dan 2012 Dwi Lestari; Bondan Galih Dewanto
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.60451

Abstract

Pemantauan posisi Candi Borobudur bertujuan untuk menjaga warisan dunia. Salah satu caranya adalah dengan pembangunan bench mark (BM) atau titik kontrol untuk pemantauan deformasi menggunakan Global Positioning System (GPS). Pengukuran menggunakan  teknologi GPS untuk pemantauan stabilitas Candi Borobudur telah dilakukan pada tahun 2002, 2003, dan 2012, menggunakan Global Kalman Filter VLBI dan analisis GPS dan mengacu pada ITRF2000 untuk menganalisis pergeseran horisontal. ITRF menuntut  pemutakhiran data koordinat titik-titik kontrol secara periodik. Perbedaan penggunaan versi ITRF pada pengolahan data GPS berdampak pada perbedaan ketelitian estimasi posisi, besar kecepatan dan arah pergeseran titik-titik kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur estimasi posisi, kecepatan, dan arah pergerakan dari titik control GPS berdasarkan data 2003 dan 2012 dan mengacu pada ITRF2008.  Masing-masing kala melalui tahapan regional processing dan local processing. Koordinat dari hasil local processing GAMIT/GLOBK selanjutnya dibandingkan dengan koordinat hasil olahan mengacu ITRF2000 yang telah ditransformasi menjadi koordinat mengacu ITRF2008. Analisis pergeseran titik berdasarkan koordinat dan hasil dari data 2003 dan 2012. Penelitian ini menghasilkan bahwa perbedaan posisi dan akurasi pada pengolahan regional dan lokal mengindikasikan transformasi dari ITRF2000 ke ITRF2008 berada pada standar deviasi yang dihasilkan GAMIT dan GLOBK yang mengacu pada ITRF2008. Selanjutnya, rata-rata nilai pergeseran horisontal periode 2003 dan 2012 adalah 261 mm arah tenggara (SE) yang serupa dengan penggunaan ITRF2000 pada penelitian sebelumnya. Secara umum, perataan jaring Candi Borobudur yang mengacu pada ITRF 2008 lebih akurat dibandingkan penelitian sebelumnya yang mengacu pada ITRF2000.
Perubahan Nilai Tanah Zonasi Kawasan di Desa Kutuh Sejak Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Pantai Pandawa I Gede Kurnia Nuharta; Antonius Karel Muktibowo; Syamsul Alam Paturusi
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.60475

Abstract

Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia karena tanah merupakan tempat utama dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Sebagai sumber kesejateraan dan kemakmuran, tanah memiliki nilai berdasarkan kemampuannya secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktifitas dan strategi ekonomisnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tanah adalah faktor permintaan dan faktor penawaran sangat terkait dengan jumlah persediaan tanah dan kebutuhan tanah. Sejalan dengan itu perkembangan pariwisata akan membawa berbagai dampak perubahan. Salah satu dampak sosial ekonomi masyarakat dari perkembangan pariwisata diantaranya adalah perubahan nilai lahan. Berdasarkan latar belakang fenomena diatas sangat menarik untuk dikaji dampak perkembangan obyek daya tarik pariwisata Pantai Pandawa terhadap perubahan nilai tanah di Desa Kutuh. Adapun tujuan dari penelitian menganalisis perubahan nilai tanah zonasi kawasan yang hasilnya dapat digunakan sebagai pengetahuan pendukung dalam penataan ruang wilayah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial melalui teknik analisis spasial yaitu timpang susun (overlay) peta menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis statistik deskriptif untuk menganalisis perubahan nila tanah zonasi kawasan dan menyajikan hasil analisis dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari penelitian terjadi perubahan nilai tanah di Desa Kutuh dengan peningkatan nilai tanah rata-rata zonasi kawasan sejak tahun 2012 sampai dengan 2018 pada zona pariwisata sebesar 7.08 %; zona perdagangan jasa 10.65 %; zona perkantoran 7.18 %;  zona pertanian 5.02%; zona perumahan 4.45%; zona peruntukan lainya 4.95 % dan zona sarana pelayanan umum 10.78%. Berdasarkan hasil analsis perubahan nilai tanah rata-rata zonasi kawasan di Desa Kutuh diperoleh bahwa zonasi pelayanan umum yang berada dikawasan obyek daya tarik obyek wisata Pantai Pandawa memiliki peningkatan nilai tanah zonasi rata-rata kawasan tertinggi dengan demikian bahwa dampak perkembangan obyek daya tarik pariwisata Pantai Pandawa mengakibatkan naiknya nilai tanah di Desa Kutuh.
Analisis Geospasial Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya Terhadap RTRW Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2031 Virgiawan Aji Saputra; Purnama Budi Santosa
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.60931

Abstract

Kabupaten Purworejo terletak pada jalur lintas selatan di wilayah Jawa Tengah yang menghubungkan Yogyakarta dengan kota-kota lain di wilayah selatan Jawa Tengah seperti Kutoarjo, Kebumen, Purwokerto, serta kota-kota lainnya. Letak Kabupaten Purworejo yang strategis ini berdampak pada dinamika sosial, ekonomi, dan kependudukan, khususnya pertumbuhan wilayah. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kabupaten Purworejo, serta kesesuaiannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2011-2031. Metode yang digunakan adalah pendekatan analisis geospasial untuk melakukan analisis spasial-temporal perubahan spasial penggunaan lahan dari tahun 2008 dan 2013. Hasil analisis perubahan spasial ini kemudian dikorelasiakan dengan  peta RTRW Kabupaten Purworejo tahun 2011-2031 untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengunaan lahan di Kabupaten Purworejo terhadap RTRW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam waktu 5 tahun dari tahun 2008 sampai dengan 2013 terjadi perubahan penggunaan lahan sebesar 0,1%. Perubahan luas penggunaan lahan terbesar terjadi di Kecamatan Grabag dengan persentase 0,71%, sedangkan Kecamatan Ngobol, Bener, Gebang, dan Loano bisa dikatakan tidak mengalami perubahan penggunaan lahan. Ditinjau dari kesesuaian penggunaan lahan terhadap RTRW, maka dapat diperoleh informasi bahwa tingkat kesesuaian penggunaan lahan pada tahun 2013 adalah sekitar 62,21%. Kecamatan Kutoarjo dengan persentase 93,34% merupakan kecamatan dengan persentase penggunaan lahan terbesar sesuai peruntukannya. Sedangkan Kecamatan Bagelen dengan persentase 38,40% merupakan kecamatan dengan persentase penggunaan lahan terkecil sesuai peruntukannya.
Visualisasi Peta Skematik dan Story Map MRT dan LRT Jakarta Alun Sagara Putra; Trias Aditya
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 4, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.61009

Abstract

Keberadaan MRT dan LRT Jakarta bertujuan untuk melakukan perubahan pada pola penggunaan transportasi, dari transportasi pribadi menjadi transportasi umum. Berdasarkan data Menteri Perhubungan, hanya 32% warga Jakarta yang sehari-harinya menggunakan transportasi umum. Untuk meningkatkan minat pengguna transportasi umum, maka dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai berbagai pilihan akses transportasi. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menampilkan informasi peta jaringan MRT/LRT Jakarta dan peta interaktif story map hasil analisis Transit-Oriented Development (TOD) dan service area pada tiap stasiun sebagai penunjang perencanaan guna mencapai transportasi yang berkelanjutan. Peta jaringan MRT/LRT Jakarta dibuat dengan melakukan proses skematisasi, yaitu mengubah peta konvensional menjadi peta skematik yang umumnya digambar lurus dengan sudut tertentu dan banyak digunakan dalam sistem transportasi kota. Peta interaktif story map dibuat melalui platform ESRI Story Map. Visualisasi analisis indeks TOD pada stasiun MRT Jakarta menggunakan hasil perhitungan yang sudah dilakukan oleh Siburian (2020), sedangkan visualisasi analisis indeks TOD pada stasiun LRT Jakarta merupakan hasil perhitungan yang diolah oleh penulis. Nilai indeks TOD dihitung berdasarkan metode Singh (2015) dengan 8 parameter. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dua stasiun memiliki indeks level tinggi, tiga stasiun dengan level sedang, dan satu stasiun tergolong memiliki level TOD rendah. Kegiatan ini menghasilkan sebuah website yang tersusun atas dua halaman yaitu halaman beranda dan halaman peta. Halaman beranda berisi informasi umum seperti sejarah, tarif, dan waktu perjalanan kereta. Sedangkan halaman peta merupakan halaman inti dari website yang disajikan dalam bentuk peta statik skematik dan peta interaktif story map. Data spasial terkait titik-titik penting, rute perjalanan, kependudukan, serta penggunaan lahan divisualisasikan pada peta sebagai fitur spasial. Berdasarkan hasil evaluasi dari pengguna, website yang dihasilkan mampu menyajikan informasi dengan tepat, baik, dan mudah untuk operasikan. 

Page 6 of 14 | Total Record : 136