cover
Contact Name
Eswanto
Contact Email
eswanto@itm.ac.id
Phone
+6281396223345
Journal Mail Official
mekanikjtm@itm.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan Jl. Gedung Arca No. 52 Medan Sumatera Utara 20217
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin "MEKANIK"
ISSN : 24431184     EISSN : 25810235     DOI : -
MEKANIK adalah Jurnal Ilmiah Teknik Mesin yang terkait dengan bidang teknik mesin atau bidang lain yang digunakan untuk mendukung kegiatan usaha, pendidikan, pelatihan, dan penelitian dalam bidang teknik mesin dalam bentuk karya ilmiah.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2015): November 2015" : 7 Documents clear
ANALISIS KURVA PENDIDIHAN DALAM CELAH SEMPIT VERTIKAL UNTUK KASUS BILATERAL HEATING BERDASARKAN PERUBAHAN TEMPERATUR AWAL PLAT Catrawedarma, IGN Bagus; Indarto, Indarto; Juarsa, Mulya; Handoyo, Ismu; Kiswanta, Kiswanta
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.396 KB)

Abstract

Analisis perpindahan kalor pendidihan untuk mengetahui pengaruh temperatur awal plat utama terhadap karakteristik pendidihan yang meliputi waktu rewetting, pola rewetting, fluks kalor, serta Critical Heat Flux (CHF) telah dipelajari berdasarkan kurva pendidihan dan fluks kalor yang dihitung dari transien temperatur permukaan plat, yang merupakan hasil eksperimen dengan menggunakan 2 plat vertikal dengan celah sempit antar plat utama dan penutup adalah 1 mm. Debit dan temperatur air pendingin ditetapkan sebesar 0,09 lt/detik dan temperatur saturasi. Temperatur awal plat utama divariasikan dari 500oC, 550oC, dan 600oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu rewetting terendah sebesar 30 sekon dan tertinggi sebesar 290 sekon. CHF tertinggi sebesar 750 kW/m2 dan terendah sebesar 400 kW/m2. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka semakin lama waktu rewettingnya. Perubahan temperatur awal plat utama tidak mempengaruhi pola rewetting. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka nilai CHF-nya semakin rendah. Daerah didih film tidak sesuai dengan kasus pool boiling. Pada daerah transisi, semakin rendah temperatur awal plat, maka semakin mendekati korelasi Murase (2001). Nilai CHF mendekati korelasi Leinhard. dkk (2002). Titik Leidenfrost sesuai dengan korelasi Zuber (1958). Daerah didih inti mendekati korelasi Murase (2001) untuk superheat vapor.
PENGARUH MASUKAN PANAS PROSES PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1045 Hamdani, Hamdani; Ibrahim, Akhyar; Sariyusda, Sariyusda
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.718 KB)

Abstract

Baja AISI 1045 merupakan baja karbon sedang yang banyak digunakan dalam bangunan mesin seperti roda gigi, poros engkol, batang penghubung, dan juga konstruksi rangka yang umumnya disambung dengan cara dilas. Pengembangan termal pada daerah HAZ merupakan permasalahan yang kompleks pada proses pengelasan. Salah satu cara untuk mengurangi pengembangan termal adalah dengan mengatur masukan panas. Pengaturan tegangan, arus, dan kecepatan pengelasan sangat mempengaruhi masukan panas tersebut. Pada penelitian ini, 9 buah spesimen pelat baja AISI 1045 dilas menggunakan SMAW dengan arus 80 A, 90 A, 100 A dan tegangan 20 V, 25 V, 28 V, sedangkan kecepatan pengelasan konstan sebesar 2 mm/dtk. Kemudian hasil pengelasan dipreparasi sehingga membentuk spesimen uji tarik standar JIS Z 2201 No 14A. Kemudian dilakukan pengujian tarik untuk mengamati distribusi tegangan dan kekuatan tarik pada spesimen uji. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masukan panas pengelasan mempengaruhi sifat mekanik baja AISI 1045. Masukan panas yang besar menghasilkan kekuatan tarik yang rendah. Parameter masukan panas dengan arus 80 A, tegangan 20 V menghasilkan kekuatan tarik sebesar 415 MPa. Semua spesimen yang diuji tidak putus pada daerah lasan, ini menandakan bahwa sambungan las dengan elektroda yang digunakan dan parameter pengelasan yang diberikan menghasilkan kekuatan sambungan yang baik.
PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN KNALPOT MOBIL PENAMPANG OVAL SECARA SIMULASI Nurdiana, Nurdiana; Wahyudi, M; Mahyunis, Mahyunis
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.777 KB)

Abstract

Jumlah kendaraan di Indonesia pada setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2013 jumlah kendaraan meningkat pesat. Dari 94,299 juta unit kendaraan pada tahun 2012 meningkat menjadi 104,211 juta unit kendaraan pada tahun 2013. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan menyatakan pembagian wilayah dalam beberapa zona antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan dan fasilitas umum dengan tingkat kebisingan sekitar 5060 dB . Pada zona ini khususnya di kota-kota besar penyebab utama kebisingan adalah dari knalpot kendaraan bermotor khususnya mobil. Salah satu pengendalian tingkat kebisingan secara teknis adalah dengan menggunakan material rendah bising pada knalpot kendaraan. Bentuk knalpot penampang oval adalah salah satu bentuk knalpot yang banyak digunakan. Dalam penelitian ini akan digunakan model knalpot penampang oval dan material komposit serat Rockwool dengan matrik epoxy adalah salah satu material rendah bising yang digunakan untuk bahan pembuatan knalpot rendah bising. Selain itu, kemampuan menurunkan tingkat kebisingan suara knalpot akan diuji secara simulasi dengan pendekatan Finite Elemen Method (FEM). Dari hasil simulasi diperoleh penggunaan bahan knalpot dari bahan komposit dapat menurunkan tingkat kebisingan knalpot mobil penampang oval sebesar 6,56 dB.
VARIASI KETINGGIAN TITIK JATUH PADA PROSES PENGECORAN LOGAM DENGAN MENGATUR POSISI TITIK PUTAR TUNGKU Darianto, Darianto
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.615 KB)

Abstract

Industri pengecoran logam pada proses produksinya melibatkan rangkaian proses yang komplek dengan tingkat penggunaan teknologi yang beraneka ragam, sehingga untuk melakukan usaha perbaikan harus didasarkan pada setiap mata rantai proses secara sendiri-sendiri kemudian dirangkaikan secara keseluruhan dalam ikatan matarantai proses yang kompak. Losis atau kerugian atas cairan yang terbuang merupakan bahagian dari proses yang perlu dipertimbangkan sehingga diperlukan teknology sebagai pengatur ketinggian titik jatuh logam cair dengan cara mengatur posisi putar tungku. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dengan mengatur sudut putar hingga 470 mendapatkan hasil penuangan yang baik tanpa losis.
ANALISA UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG MENJADI JAGUNG HALUS DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PENCACAH METODE PENYAYATAN Sutrisno, Franky; Syahra, Alwiandika
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.313 KB)

Abstract

Mesin pencacah atau penggiling biji jagung adalah mesin yang digunakan untuk proses pencacahan biji jagung menjadi jagung halus. Konstruksi mesin yang akan diuji ini menggunakan metode penyayatan dimana mekanismenya memakai dua priringan berputar secara konsentris yang didalamnya terdapat susunan pisau penyayat biji jagung dengan memakai konsep gaya sentrifugal. Mesin ini akan diuji kinerjanya untuk mengetahui produktifitas mesin seperti Kapasitas (Q), Kualitas (Kw), pemakaian Daya (P) dan besarnya Energi produksi (Ep), termasuk Efisiensi mesin (Eff). Pengujian dilakukan menggunakan bahan baku biji jagung jenis mutiara dengan tiga variasi densiti yaitu ρ=0,60, 0,65 dan 0,70 kg/liter. Kecepatan biji jagung yang akan dicacah diatur menggunakan Screw driver dengan dua variasi putaran yaitu Ns=10 rpm dan 20 rpm dan bekerja pada putaran pisau penyayat Np=700 rpm. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Kapasitas maksimum sebesar 55,51 kg/jam terjadi pada putaran Ns=20 rpm dan Kualitas mesin rata-rata diperoleh sebesar 85% pada putaran Ns=10 rpm dan ini lebih baik jika dibanding dengan putaran 20 rpm sebesar 81% namun pada putaran ini pemakaian Energi produksi terkecil sebesar 22,39 Watt-hour/kg. Daya mesin maksimum sebesar 1224,66 Watt pada Ns=20 rpm dengan ρ=0,70 kg/liter dan Daya minimum sebesar 1011,34 terjadi pada Ns=10 rpm dengan ρ=0,60 kg/liter, terlihat bahwa pengaruh densiti cukup signifikan terhadap pemakaian daya. Efisiensi mesin untuk kedua kondisi relatip sama yaitu Effm-10=81,43% untuk Ns=10 rpm dan Effm-20=83,02% untuk Ns=20 rpm atau terjadi sedikit peningkatan efisiensi yaitu berkisar 2%
PENGARUH BAHAN BAKU ARANG AKTIF PADA PROSES CARBURIZING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA BOHLER EMS-45 UNTUK CENTER DEAD MESIN BUBUT KONVENSIONAL Panjaitan, Aspan
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.311 KB)

Abstract

Karburising padat merupakan metode karburisasi yang paling sederhana, yaitu menggunakan serbuk arang sebagai penambah unsur karbon. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh proses karburising yang menggunakan bahan baku arang aktif terhadap kekerasan dan keausan baja Bohler EMS 45. Proses Karburasi menggunakan serbuk arang batok kelapa, arang bambu dan arang kayu yang dicampur dengan Barium Carbonat (BaCo3). Proses karburising padat dilakukan pada suhu 900°C, dengan waktu tahan selama 2 jam. Proses pengerasan dilakukan dengan memanaskan ulang benda uji pada suhu 900 °C, holding time 5 menit, kemudian dicelup ke dalam air bersuhu 28°C. Struktur Martensit yang terbentuk diamati dengan mikroskop dan diuji kekerasannya memakai Hardness Vickers dengan beban 500 gram. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa serbuk arang dengan butiran 60 mesh efektif digunakan untuk proses karburising padat pada Baja Bohler EMS-45 sebagai material center dead mesin bubut konvensional. Dengan menggunakan campuran BaCO3 dan waktu tahan karburising selama 5 jam, maka terjadi difusi Karbón hingga kedalaman 1250 μm dan kekerasan permukaan baja meningkat dari kekerasan semula, kekerasan material dasar 171.595 kg/mm², karburasi dengan arang kayu 402.344kg/mm² atau134,47%, karburasi arang bambu 525.510 kg/mm² atau 206,25%, karburasi arang batok kelapa 632.775 kg/mm² atau 268,76%. Sedangkan laju keausan terjadi penurunan, material dasar 0.00003417 gram/mm².s, karburasi arang kayu 0.00000055 gram/mm².s, karburasi arang bambu 0.00000031 gram/mm².s, dan yang terendah arang batok kelapa sebesar 0.00000022 gram/mm².s
ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140 Mizhar, Susri; Tampubolon, Gerhana Burhanuddin
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.493 KB)

Abstract

Pada penelitian ini material terlebih dahuludibentuk menjadi spesimen impak kemudian di normalizing pada suhu 850oC untuk menyeragamkan butiran , lalu dikeraskan (Hardening) pada temperatur 850oC ditahan selama 3 jam dan didinginkan dengan cepat (quencing) pada media pendingin oli mesran SAE 40 sampai mencapai temperatur kamar. Spesimen setelah proses quenching dipanaskan kembali pada temperatur tempering yang divariasikan yaitu 200°C, 300°C, 400°C, 500°C dan 600°C dengan waktu tahan 2 jam. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa material AISI 4140 yang telah mengalami proses normalizing mimiliki nilai kekerasan 38,2 HRC, kemudian nilai kekerasan naik drastis setelah di hardening menjadi 52 HRC kenaikannya sekitar 26%. Pada proses tempering dengan temperatur 200°C nilai kekerasannya tidak terjadi penurunan malah sebaliknya, kembali naik tetapi kenaikan dianggap tidak terjadi karena sangat kecil sekali sekitar 0,5% , pada temper 300°C nilai kekerasan terjadi penurunan sekitar 3% menjadi 50 HRC, kekerasan terus menurun pada temper 400°C nilai kekerasannya menurun sekitar 8% menjadi 47,4 HRC, temper 500°C nilai kekerasannya kembali menurun sekitar 23% menjadi 40 HRC dan pada temper 600°C nilai kekerasannya terjadi penurunan drastis sekitar 33% menjadi 34,5HRC. Setelah proses quench struktur mikro yang terbentuk adalah martensit dan bainit lalu setelahproses temper struktur mikro manjadi temper martensit serta struktur lain yang terbentuk adalah austenit sisa.

Page 1 of 1 | Total Record : 7