cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
livana.ph@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
lppm@stikeskendal.ac.id
Editorial Address
Jl. Laut No. 31A Kendal Jawa Tengah 51311
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal
ISSN : 20890834     EISSN : 25498134     DOI : https://doi.org/10.32583/pskm
Core Subject : Health, Education,
Jurnal ilmiah permas: jurnal ilmiah stikes kendal (JIPJISK) merupakan bagian integral dari jurnal yang diterbitkan oleh LPPM STIKES Kendal. JIPJISK merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi. JIPJISK menerbitkan artikel-artikel yang merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi literatur, konsep keilmuan, pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terbaharu yang berfokus pada delapan (8) pilar kesehatan masyarakat, meliputi Biostatiska dan Kependudukan, Epidemiologi, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Masyarakat, Kesehatan Reproduksi. JIPJISK mulai Januari 2019 akan terbit 4x dalam setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
Articles 1,175 Documents
ANALISIS BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI MEDIATING VARIABEL TERHADAP HUBUNGAN SAFETY CLIMATE DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR PERAWAT Syarifah, Anita; Fahmi, Rahmi; Dorisnita, Dorisnita
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.518 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.103-112

Abstract

Organizational citizenhip behavior (OCB) merupakan prilaku bebas individu yang secara eksplisit atau secara tidak langsung diakui oleh sistem formal dan secara agregat berfungsi dengan afektif dan efisien dalam sebuah organisasi. Meningkatkannya organizational citizenhip behavior maka perawat mampu melakukan pekerjaannya di luar uraian tugasnya.Penelitian ini bertujuan mengetahui budaya organisasi sebagai mediating variabel terhadap hubungan safety climatedengan organizational citizenhip behavior perawat. Desain penelitian ini analisis korelasi, pendekatan cross sectional. Sampel 182 perawat dengan propposional random sampling. Hasil penelitian adalah budaya organisasi perawat dengan rata-rata sebesar 4,22 dikategorikan sangat baik, safety climate perawat dengan rata-rata sebesar 4,00 dikategorikan baik, organizational citizenhip behavior perawat dengan rata-rata sebesar 4,06 dikategorikan baik. Terdapat hubungan safety climatedengan organizational citizenhip behavior perawat dan budaya organisasi sebagai variabel mediating sebesar 47,3% di Ruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Saran untuk instalasi pelayanan adalah perlunya manajemen yang mendukung safety climate dan mengadakan pelatihan softskill untuk meningkatkan organizational citizenhip behavior perawat.   Kata kunci : Budaya Organisasi, Safety Climate, Organizational Citizenhip Behavior   THE CULTURE OF THE ORGANIZATION AS A MEDIATING VARIABLE IN THE RELATIONSHIP WITH THE ORGANIZATIONAL SAFETY CLIMATE BEHAVIOR CITIZENHIP NURSE   ABSTRACT Citizenhip Organizational behavior (OCB) is a free behavior of individuals that are explicitly or indirectly recognized by the formal system and in the aggregate with affective and efficient functioning within an organization. With the increase organizational behavior citizenhip the nurse is able to do his work outside his job description. This study aims to know the culture of the organization as a mediating variable in the relationship with the organizational safety climate behavior citizenhip nurse. This research design correlation analysis, cross-sectional approach. Samples were 182 nurses with propposional random sampling. The research result is organizational culture nurses with an average of 4,22 categorized as excellent, nurse safety climate with an average of 4.00 considered good, organizational behavior citizenhip nurses with an average of 4.06 considered good. There is a relationship with the organizational safety climate citizenhip nurse behavior and organizational culture as a mediating variable of 47.3% in patient wards Arifin Achmad Pekanbaru. Suggestions for installation pelayanana is a need for supportive management of safety climate and soft skill training to improve organizational behavior citizenhip nurse.  Keywords: Organizational Culture, Safety Climate, Organizational Behavior Citizenhip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN OLEH PERAWAT PELAKSANA Swastikarini, Sunarti; Yulihasri, Yulihasri; Susanti, Mira
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.552 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.125-134

Abstract

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, misalnya kematian dan sebagai pemicu kesalahan lainnya.Data dari KKPRS X tahun 2015 terjadi 98 insiden, 14 insiden berasal dari kesalahan identifikasi, 12 insiden berasal dari pasien jatuh dan 74 berasal dari insiden lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor hubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di RS X Pekanbaru. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain cross sectional.Sampel berjumlah 166 perawat pelaksana diambil menggunakan teknik propotional simple random sampling.Hasil penelitian dengan uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan (p=0,002), sikap (p=0,004), faktor tim (p=0,001), faktor lingkungan kerja (p=0,000) dan faktor manajemen dan organisasi (p=0,018) dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Untuk faktor motivasi (p=0,099)  dan faktor tugas dan teknologi (p=0,188) tidak memiliki hubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Analisis multivariat didapatkan variabel paling berhubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien adalah faktor lingkungan kerja dengan OR=5,535. Peneliti menyarankan pada pihak manajemen rumah sakit untuk mengadakan pelatihan, mensosialisasikan SPO identifikasi pasien, memberikan lingkungan kerja yang positif, melakukan supervisi berjenjang, melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien.   Kata kunci : Identifikasi pasien, perawat   THE FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION ACCURACY OF PATIENT IDENTIFICATION   ABSTRACT Patient Identification is a patient identification system to differentiatepatients with. Patient identification errors can be fatal, such as death and as a trigger for other errors. misidentification may be due to many factors. Data from KKPRS X 2015the 98 incidents, 14 incidents came from misidentification, 12 incidents came from patients fell and 74 are from other incidents. This study aims to look at the factors related to the implementation accuracy of patient identification in hospital X Pekanbaru. This research was quantitative with cross sectional design. Sample of 166 nurses were taken using the proportional simple random sampling technique. Results of research with chi square test found relation between knowledge (p = 0.002), attitude (p = 0.004), factor the team (p = 0.001), environmental factors (p = 0.000) and factor management and organization (p = 0.018) with implementation of patient identification accuracy. For motivational factors (p = 0.099) and the duty factor and technology (p = 0.188) had no connection with the implementation of the accuracy of patient identification.Multivariate analysis found that the variables most associated with the implementation of the accuracy of patient identification is the work environment factors with OR = 5.535. Researchers suggest in the hospital management to conduct training, socializing SPO patient identification, provide a positive work environment, conducting tiered supervision, conduct periodic evaluation of the implementation of the accuracy of patient identification.   Keywords: Patient Identification, nurse.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI Aeni, Qurrotul; Nurwijayanti, Andriyani Mustika; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.558 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.135-140

Abstract

Kecemasan merupakan  kondisi yang akan dialami oleh anak yang mengalami hospitalisasi serta harus mendapatkan perhatian dan tatalaksana. Kecemasan selama hospitalisasi yang tidak diatasi dengan tepat akan menghambat pengobatan serta mempengaruhi tumbuh kembang anak.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi. Desain penelitianmenggunakandeskriptif korelasidenganpendekatancross-sectional. Jumlah sampelsebanyak 31 dengan purposive sampling. Penggumpulan data penelitianmenggunakankuesioner. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik mayoritas rendah 61,3%, kecemasan pada anak akibat hospitalisasi 100% dengan  kecemasan berat sebanyak 58,1%, ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak (p= 0,001). Hasil uji analisis statistic dengan menggunakan ujiSpearman?s Rhomendapatp value 0,001 (p< 0,05) hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, komunikasi teraputik dapat digunakan sebagai salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya komunikasi terapeutik pada perawat.   Kata kunci: komunikasi terapeutik, kecemasan, hospitalisasi.
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Susanti, Yulia; Hastuti, Novi Puji; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanudin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.967 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.141-148

Abstract

Penyebab kesakitan dan kematian terbesar sejak 2010 adalah penyakit tidak menular (PTM). Penyakit tidak menular di Indonesia di prediksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Angka kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang aktif secara fisik, konsumsi buah dan sayur yang rendah, dan kurangnya kepedulian dalam memeriksakan atau mendeteksi dini penyakit.  Pada tahun 2016-2017 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia memfokuskan 3 kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik metode survey deskriptif kuantitatif  dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Hasil melakukan aktifitas fisik dilakukan responden sebanyak 315 responden (95,5%), mengkonsumsi buah dan sayur dilakukan responden sebanyak 189 responden (57,3%), memeriksakan kesehatan secara rutin dilakukan responden sebanyak 48 responden (14,5%) dan pelaksanaan kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat di Kelurahan Karangsari kurang baik yaitu 297 responden ( 90%) tidak melaksanankan tiga indikator germas. Diharapkan masyarakat Kelurahan Karangsari menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat yang meliputi 3 indikator yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin, sehingga terhindar dari masalah kesehatan penyakit tidak menular.   Kata kunci: Aktifitas fisik,konsumsi buah dan sayur, pemeriksaan kesehatan   DESCRIPTION OF IMPLEMENTATION OF ACTIVITIES HEALTHY LIVING COMMUNITY MOVEMENT (GERMAS)   ABSTRACT The greatest cause of illness and death since 2010 is non-communicable disease (NCD). Non-communicable diseases in Indonesia are predicted to increase significantly in 2030.  Illness and Mortality rates and demand for health services (treatment) are expected to continue to rise. This is driven by changes in people's lifestyles that are less physically active, low fruit and vegetable consumption, and lack of awareness in early detection or detection of disease. In 2016-2017 the Ministry of Health of the Indonesia Republic focuses 3 activities of healthy living community movement program that is doing physical activity, consuming fruits and vegetables and checking health regularly. This research uses quantitative descriptive analytic design with descriptive quantitative survey method with random sampling technique. Result physical activity conducted by respondent as much as 315 respondents (95,5%), consuming fruit and vegetables by respondents as much as 189 respondents (57,3%), checking health routinely done by respondent counted 48 responden (14,5%) and implementation activities of the community healthy living movement program in Karangsari sub district is not good,there are 297 respondents (90%) did not carry out three GERMAS indicators. It is expected that the people of Kelurahan Karangsari apply healthy living community movement which includes 3 indicators that is doing physical activity, consuming fruits and vegetables, and checking health regularly, so that will avoid the health problems of non-communicable diseases.   Keywords: Check health, consume fruits and vegetables, physical activity
GAYA HIDUP DAN RISIKO KECELAKAAN PADA PENGEMUDI BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) Putri, Pratiwi Kusuma; Kawi, Kawi; Muliawati, Ratna; Widjasena, Baju
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.962 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.119-124

Abstract

Kejadian kecelakaan lalu lintas darat cenderung mengalami peningkatan.  Salah satu penyumbang kecelakaan lalu lintas darat adalah kecelakaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Kecelakaan bus AKAP ini berisiko menimbulkan kerugian karena menyangkut keselamatan penumpang dan pengguna jalan lain. Risiko kecelakaan ini erat kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran pengemudi bus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan risiko kecelakaan pada pengemudi bus AKAP yang melintasi Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian obsersional-analitik. Penelitian dilakukan di RM.X dengan responden sebanyak 40 orangpengemudi bus AKAP. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner. Data dianalisis secara statistik dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga (nilai p = 0,654), pola istirahat (0,279), dan pola makan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pengemudi bus AKAP. Seluruh pengemudi bus AKAP (100%) memiliki pola makan tidak seimbang. Disarankan pengemudi bus AKAP untuk lebih memperhatikan kebugaran, kebiasaan istirahat serta kebiasaan makan, agar saat mengemudi selalu dalam kondisi prima.   Kata kunci : Gaya hidup, pola istirahat, kebiasaan makan, risiko kecelakaan, pengemudi bus   LIFESTYLE AND RISK OF ACCIDENTS ON THE INTER-CITY INTER-PROVINCE BUS ACCIDENT (AKAP)   ABSTRACT Land traffic accident incidents tend to increase. One of the contributors to land traffic accidents is the Inter-City Inter-Province bus accident (AKAP). This AKAP bus accident risks causing losses because it involves the safety of passengers and other road users. This accident risk is closely related to the health and fitness of the bus driver. This study aims to determine the relationship between lifestyle and risk of accidents on AKAP bus drivers who cross the Kendal Regency. This study is an analytical-analytical study. The research was conducted at RM.X with 40 respondents as AKAP bus drivers. Data collection through interviews with questionnaires. Data were analyzed statistically by the chi square test. The results showed no significant relationship between exercise habits (p value = 0.654), rest pattern (0.279), and diet with the incidence of workplace accidents in AKAP Bus drivers. All AKAP bus drivers (100%) have an unbalanced diet. AKAP bus drivers are advised to pay more attention to fitness, rest habits and eating habits, so that when driving is always in top condition.   Keywords: Lifestyle, sleep pattern, eating habits, risk of accident, bus driver
TINGKAT STRES KERJA DAN STRATEGI KOPING GURU SD DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Pertiwi, Nadia Yuli; Wardani, Ice Yulia
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.716 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.155-164

Abstract

Kualitas guru sangat mempengaruhi pendidikan pada setiap jenjangnya termasuk jenjang sekolah dasar. Profesi guru termasuk salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Salah satu penyebab stres adalah kurikulum pendidikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja dan strategi koping guru sekolah dasar negeri dalam implementasi kurikulum 2013 di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 222 guru di sekolah dasar negeri Kecamatan Bogor Tengah yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebesar (81,5%) guru mengalami stres sedang. Penjabaran dari dimensi stres kerja yaitu dimensi peran kerja individu (ORQ), dimensi beban kerja individu (PSQ), dan dimensi sumber daya yang dimiliki (PRQ) menunjukkan bahwa mayoritas guru mengalami stres sedang pada ketiga kategori tersebut. Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan adalah problem focused coping (54,6%). Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dasar negeri untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalkan kejadian stres kerja dengan penggunaan strategi koping yang tepat.   Kata kunci: Guru sekolah dasar negeri, stres kerja, kurikulum 2013, strategi koping   THE LEVEL OF STRESS AND COPING STRATEGY OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013   ABSTRACT Teachers quality is greatly influence education at the whole level of education including elementary school level. Teachers are one of the jobs with high levels of work stress. One of the causes of work stress is  educational curriculum. This study aims to determine the level of stress and coping strategy of elementary school teachers in implementation of curriculum 2013 in Bogor Central District, Bogor. The design in this research used descriptive quantitative with cross sectional approach. This study involved 222 elementary schools teachers in Bogor Central District selected by purposive sampling. The results of this study illustrate the majority of elementary schools teachers in Bogor Central District (81,5%) experience moderate stress. Each dimension of work stress, occupational role (ORQ), personal strain (PSQ) and personal resources (PRQ) show that the majority of teachers experience moderate stress. The type of coping strategy that is most often used by elementary schools teachers in Bogor Central Districtis is problem focused coping (54,6%). The results of this study recommend nurses to be able for collaboration with school to facilitate activities that could reduce stress and use appropriate coping strategies.   Keywords: Elementary School Teacher, work stress, curriculum 2013, coping strategy
FAKTOR DETERMINAN TENTAMEN SUICIDUM PADA PASIEN GANGGUAN JIWA Kandar, Kandar; Aini, Khusnul
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.678 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.113-118

Abstract

Kejadian bunuh diri mengalami peningkatan secara signifikan, dan 90% kejadian adalah orang dengan masalah gangguan jiwa baik dengan diagnose depresi (60%), skizofrenia (23%), dan 17% diantaranya dengan bipolar dan epilepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan tentamen suicidum pada pasien gangguan jiwa yang di rawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Di tahun 2018 ditemukan 48 pasien yang di rawat dengan tentamen suicidum, 30 pasien perempuan dan 18 laki-laki. 81% diantaranya adalah usia dewasa dan sisanya remaja dan lansia. Dari status pekerjaan 71% pengangguran dan sisanya swasta dan petani. Stressor yang menjadi penyabab pasien berisko bunuh diri sebagian besar karena masalah keluarga, penyakit dan masalah sosial ekonomi. Tingkat risiko bunuh diri dalam rentang sedang-tinggi, yaitu 38 pasien (79%) risiko sedang dan 10 paien (21%) risiko tinggi bunuh diri. Simpulan dari penelitian ini adalah kejadian tentamen suicidum banyak terjadi pada usia produktif dengan faktor risiko utama masalah keluarga, karena penyakit dan masalah sosial ekonomi. Keluarga hendaknya menjadi support system yang baik bagi pasien.   Kata kunci : Faktor determinan, tentamen suicidum, gangguan jiwa   THE DETERMINANT FACTORS OF TENTAMEN SUICIDUM IN TREATED MENTAL PATIENTS   ABSTRACT Suicide events have increased significantly, and 90% of the cases were people with mental disorders  with depression (60%), schizophrenia (23%), and 17% of them with bipolar and epilepsy. The purpose of this study was to determine the determinant factors of tentamen suicidum in treated mental patients in Dr. Amino Gondohutomo psychiatric hospital. In 2018 there were 48 patients treated with tentamen suicidum, 30 female patients and 18 men. 81% of them are adults and others are teenagers and the elderly. From the employment status of 71% unemployed and other private and farm employees. Stressors that cause patients to suicide risk are mostly due to family problems, diseases and socio-economic problems. The rate of suicide risk is in the medium-high range, 38 patients (79%) have moderate risk and 10 patients (21%) have a high risk of suicide. The conclusion of this study is that the incidence of tentamen suicidum occurs mostly in productive age with the main risk factors for family problems, due to diseases and socio-economic problems. The family should be a good support system for patients.  Keywords: Determinant factors, tentamen suicidum, mental health disorders
GAMBARAN KEMAMPUAN ORANGTUA DALAM PENANGANAN PERTAMA KEJANG DEMAM PADA ANAK USIA TODDLER Indrayati, Novi; Haryanti, Dwi
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.343 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.149-154

Abstract

Kejang demam merupakan tipe kejang yang sering ditemukan pada masa anak-anak,  angka kejadian kejang demam terjadi 2-5% pada anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran  kemampuan orangtua dalam penanganan pertama kejang demam pada anak usia toddler di wilayah kecamatan Ngampel. Penelitian menggunakan desain deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling, sebanyak 32 orangtua yang memiliki anak usia toddler. Alat pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis unuvariat pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kemampuan seluruh orangtua tentang penanganan kejang demam pada anak usia toddler adalah kurang yaitu, sebanyak 32 atau 100% dari total responden. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel atau intervensi yang mempengaruhi kemampuan ibu dalam penanganan kejang demam pada anak usia toddler.  Orangtua disarankan  dapat mencari sumber informasi  tentang kejang demam dan penanganan kejang demam pada anak, untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan orangtua dalam penanganan pertama tentang kejang demam pada anak usia toddler.   Kata kunci: Kejang demam, anak usia toddler, penanganan kejang demam   DESCRIPTION OF PARENTS 'ABILITY IN THE FIRST HANDLING OF FEVER CHANCE IN AGE CHILDREN   ABSTRACT Febrile seizures is a type of seizure that most often happen to toddlers. The rate of this seizure is 2 - 5 % occcurs to children between the ages six months and five years. The objective of this study was to know the description of parents' ability in first handling of febrile seizures happened to their toddlers in Ngampel District. This study was conducted by using descriptive design. The participants were selected by purposive sampling. They were 32 parents whose children were toddlers. Questionnaires and observation sheets were used to get the data. Univariate analysis in this study was using distribution of frequency. The result shows that all the participants ( 32 parents with toddlers) or 100 % of the respondences were lack of the ability to give first handle of febrile seizures happened to their toddlers. Hopefully, the next researchers can add variable or intervention that effects the ability of parents in first handling of febrile seizures happen to their toddlers. Parents are advised to find sources of information about febrile seizures and management of febrile seizures in children, to increase the knowledge and ability of parents in the first treatment of febrile seizures in toddler.  Keywords: Febrile seizures, toddlers, first handling of febrile seizures  
PENGARUH SENAM ASMA TERSTRUKTUR TERHADAP JARAK RELAPSE (KEKAMBUHAN) PASIEN ASMA Antoro, Budi; Lestari, Yuli
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.491 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.173-178

Abstract

Kekambuhan asma antara lain dapat bersifat ringan, tidak mengganggu aktivitas, menetap dapat mengganggu aktivitas, dan menimbulkan disability (kecacatan) hingga kematian. Penatalaksanaan bertujuan untuk mencegah kekambuhan penyakit hingga mencegah kematian dapat dilakukan dengan senam asma terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh senam asma terstruktur terhadap jarak kekambuhan pada pasien asma di perkumpulan senam asma RSUD Hi. Dr. Abdul Moeloek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dengan desain pretest-postest with control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara jarak kekambuhan (relapse) sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi (p=0.023); tidak ada perbedaan bermakna antara jarak kekambuhan (relapse) sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol (p=0.059); tidak ada perbedaan bermakna jarak kembuhan (relapse) antar kelompok (p=0.375). Sosialisasi serta aplikasi senam asma terstruktur dapat menjadi salah satu terapi dalam asuhan keperawatan asma.   Kata kunci: Senam asma terstruktur, kekambuhan   THE EFFECT OF STRUCTURED ASTHMA GYMNASTICS ON THE DISTANCE OF RELAPSE IN ASTHMA PATIENTS   ABSTRACT Asthma relapse can be mild, does not interfere with activity, persists and disrupt activities, and cause disability (death). Management aims to prevent asthma relapse to prevent death can be done with structured asthma gymnastics. This study aims to identify the effect of structured asthma gymnastics on the distance of relapse in asthma patients in the asthma gymnastics association RSUD Hi. Dr. Abdul Moeloek. This study used a quasi-experimental research method with the design of the pretest-posttest with control group design. The results showed that there was a significant difference between relapse before and after the intervention group (p = 0.023); there was no significant difference between relapse before and after the control group (p = 0.059); there was no significant difference in recovery distance (relapse) between groups (p = 0.375). Socialization and application of structured asthma exercises can be one of the therapies in asthma nursing care.   Keywords: Asthma gymnastics structure, relapse  
Desa Sukodono adalah salah satu wilayah di Kabupaten Demak yang endemik filariasis (angka rata-rata 1,39%). Penemuan kasus baru dan mikrofilaria pada tubuh penderita kronis meningkatkan potensi terjadinya penularan dan infeksi mikrofilaria pada nyamuk. Pe Hestiningsih, Retno; Puspitasari, Elsye Giovanny; Martini, Martini; Mawarni, Atik; Purwantisari, Susiana
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.123 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.165-174

Abstract

Desa Sukodono adalah salah satu wilayah di Kabupaten Demak yang endemik filariasis (angka rata-rata 1,39%). Penemuan kasus baru dan mikrofilaria pada tubuh penderita kronis meningkatkan potensi terjadinya penularan dan infeksi mikrofilaria pada nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi Culex sp sebagai vektor filariasis. Penelitian ini adalah survei deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel pada 155 rumah tangga. Nyamuk dikumpulkan menggunakan metode pengumpulan pendaratan dan pengumpulan istirahat pada pukul 6 sore - 6 pagi. Pengamatan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan (tempat berkembang biak dan tempat peristirahatan) Culex sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies Culex ditangkap di desa Sukodono termasuk Cx. quinquefasciatus (58,5%), Cx. vishnui (35,8%), Cx. tritaeniorhychus (4,2%). Tingkat infeksi 0%. Sedangkan dari parsial Cx quinquefasciatus 12%, Cx. vishnui 13%, dan Cx. tritaeniorhychus 36%. Rata-rata suhu dan kelembaban 33.190C dan 67,93%. Ada tempat berkembang biak dan tempat istirahat berupa semak (69,7%), rawa (83,2%), beras (100%), genangan air (53,3%) dan ternak (unggas (93,5%); kambing (11%)) yang mendukung kepadatan nyamuk. Kepadatan tertinggi dari larva ditemukan di parit (1,4 larva). Proses penularan filariasis di Desa Sukodono masih terjadi, sehingga perlu kewaspadaan dan peningkatan upaya pencegahan filariasis. Bagi masyarakat, kebutuhan untuk meningkatkan upaya pengendalian vektor dan perbaikan lingkungan.   Kata kunci: Filariasis, Culex, Angka Infeksi, Parousitas   POPULATION OF CULEX SP AS VECTORS OF FILARIASIS   ABSTRACT Sukodono village is one of area in Demak district witch was endemic of filariasis (mf rate 1,39%). The discovery of new cases and microfilaria on chronic sufferers? body raises the potential occurrence of transmission and infection microfilaria on mosquitoes. This research aims to know population of Culex sp as vectors of filariasis. This study was an descriptive survey by cross sectional design. The sample was on 155 households. Mosquito was collected using a method of landing collection and resting collection at 6 pm - 6 am. Environmental observations performed to identify environmental conditions (breeding places and resting places) of Culex sp. The results showed that the species of Culex were caught in Sukodono village including Cx. quinquefasciatus (58,5%), Cx. vishnui (35,8%), Cx. tritaeniorhychus (4,2%). Infection rate 0%. While of paroucity of Cx quinquefasciatus 12%, Cx. vishnui 13%, and Cx. tritaeniorhychus 36%. The average of temperature and humidity 33,190C and 67,93%. There are breeding places and resting places in the form of shrubs (69.7%), swamp (83.2%), rice (100%), puddle (53.3%) and livestock (poultry (93.5%); goat (11%)) that support mosquito density.  The highest density of larvae found in ditch (1,4 larvas). The process of transmission of filariasis in Sukodono village was still happened, so that it takes vigilance and improvement of filariasis prevention efforts.  For the community, the need to enhance the efforts of vector control and environmental improvement.   Keywords: Filariasis, Culex, Infection Rate, Paroucity

Page 9 of 118 | Total Record : 1175


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 15 No 4 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2025 Vol 15 No 3 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2025 Vol 15 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2025 Vol 15 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2025 Vol 14 No 4 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2024 Vol 14 No 3 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2024 Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2024 Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2024 Vol 13 No 4 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2023 Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2023 Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2023 Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2023 Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Oktober 2022 Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022 Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2022 Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022 Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp April 2022 Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2022 Vol 12 No 1 (2022): Supp Januari 2022 Vol 12 No 1 (2022): Januari 2022 Vol 11 No 4 (2021): Supp Oktober 2021 Vol 11 No 4 (2021): Oktober 2021 Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021 Vol 11 No 2 (2021): Supp April 2021 Vol 11 No 2 (2021): April 2021 Vol 11 No 1 (2021): Supp Januari 2021 Vol 11 No 1 (2021): Januari 2021 Vol 10 No 4 (2020): Oktober 2020 Vol 10 No 3 (2020): Juli 2020 Vol 10 No 2 (2020): April 2020 Vol 10 No 1 (2020): Januari 2020 Vol 9 No 4 (2019): Oktober Vol 9 No 3 (2019): Juli Vol 9 No 2 (2019): April Vol 9 No 1 (2019): Januari Vol 8 No 2 (2018): Oktober Vol 8 No 1 (2018): April Vol 7 No 2 (2017): Oktober Vol 7 No 1 (2017): April Vol 6 No 2 (2016): Oktober Vol 6 No 1 (2016): April Vol 5 No 2 (2015): Oktober Vol 5 No 1 (2015): April Vol 4 No 2 (2014): Oktober Vol 4 No 1 (2014): April Vol 3 No 2 (2013): Oktober More Issue