cover
Contact Name
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik
Contact Email
jurnal.tbbt@b4t.go.id
Phone
+62-22-2504088
Journal Mail Official
jurnal.tbbt@b4t.go.id
Editorial Address
Jl. Sangkuriang no. 14, Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik
ISSN : 20894767     EISSN : 27159116     DOI : 10.37209/jtbbt
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik is a peer-reviewed and open access scientific journal. This journal is published by Center for Material and Technical Product (B4T) since 2011. Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik is published twice a year, in June and December. Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik publishes research results, conceptual ideas, and application of theory with a focus on technology of material and technical product. The scope of this journal are: Material Engineering, Energy Diversification, and Technology for Industry 4.0.
Articles 115 Documents
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MANAJEMEN PROYEK BERBASIS PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE PADA INSTANSI PEMERINTAH Galih Ginanjar; Arry Akhmad Arman
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.324 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v2i2.25

Abstract

Perangkat lunak manajemen proyek berbasis Project Body of Knowledge pada instansi pemerintah telah dirancang. Rancangan berbasis metode pengembangan perangkat lunak OpenUP melalui fase-fase inception dan elaboration. Kedua fase tersebut mencakup vision document, plan project, architecture notebook, iteration plan, risk list, work item list, dan system wide requirement. Arsitektur perangkat lunak dirancang dengan pendekatan 4+1 View Model Software Architecture.Kata Kunci : manajemen proyek, PMBOK, pemerintah, OpenUP
Analisa Kegagalan Keretakan Permukaan Luar Sudut antara Kepala dan Badan Komponen Yoke Rotor GF21 Toni Agung Priambodo; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.709 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v4i1.44

Abstract

To find the cause of equipment component failures to prevent the same failure happen in the future. Indentifying the cause of the failure so that to make early precautions and to improve the product. Failure analysis made on the Yoke Rotor GF21 component, which happen cracks on the outer layer corner between the head and the body. To use these following tests to identify the failure: Macroscopic, microscopic, chemical composition, hardness, SEM and EDS. The analysis result is based on material analysis and forming process, is caused by the defect on the forging process, especially on dies design. This coupled with the occurrence of decarburization and inclusion in the path of the crack so the crack spread easily. This analysis is supported by the result of stereography visible crack that unbranched crack and signifies that the crack occurred in the forging process. Terjadinya kegagalan komponen peralatan harus dicari penyebab kerusakan yang terjadi untuk mencegah kerusakan yang sama dimasa mendatang. Dengan mengetahui penyebab kerusakan tersebut maka dapat dilakukan pencegahan awal dan dapat dilakukan perbaikan dari produk yang dihasilkan. Analisa kegagalan ini dilakukan pada komponen Yoke Rotor GF21, yaitu kerusakan oleh terjadinya retakan pada permukaan luar sudut antara kepala dan badan. Pengujian yang dilakukan adalah Makroskopis, mikroskopis, komposisi kimia, kekerasan, SEM dan EDS. Berdasarkan hasil analisa kegagalan dari bahan baku dan proses pembentukan disebabkan oleh desain proses tempa yang kurang baik khususnya pada desain dies, terjadinya dekarburisasi dan adanya inklusi di jalur retak sehingga retakan dapat menjalar dengan lebih mudah. Analisa ini didukung oleh hasil streography retakan yang terlihat bahwa retakan tidak bercabang dan menandakan bahwa retakan ini terjadi ketika dilakukan proses pembentukan dengan forging.
Pemodelan dan Simulasi Distribusi Muatan Pembawa Ionik pada Zat Padat Anisotropik Fiber Dua Dimensi Susanto Sigit Rahardi
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.868 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v5i2.61

Abstract

One of important aspects in material engineering is the effect of morphology on the properties of material. In lithium-ion batteries technology, morphology of active material at electrode influences the propagation of ionic charge carrier inside the batteries.  In this paper, the properties of a solid state material consisting of an anisotropic fiber granules where ions propagate were studied. The propagation mechanism is difusion process and affected by an external electric field on the material. Mathematical modelling and simulation was made to describe the influence of the randomness of anisotropic fiber granules on the charge distribution. The result of simulation indicates that the tortuosity decreases ionic migration.Salah satu aspek penting dalam rekayasa material adalah pengaruh morfologi terhadap berbagai sifat bahan. Dalam teknologi baterai lithium-ion, morfologi bahan aktif pada elektroda mempengaruhi perambatan ion-ion pembawa muatan di dalamnya. Pada tulisan ini, ditinjau zat padat yang di dalamnya tersusun dari granul-granul anisotropic fiber sebagai tempat perambatan ion-ion pembawa muatan. Mekanisme perambatan ion pembawa muatan pada granul-granul tersebut adalah proses difusi dan medan listrik luar. Telah dibuat model matematis dan simulasi untuk mendeskripsikan pengaruh keacakan granul-granul fiber terhadap perubahan distribusi ion pembawa muatan. Hasil simulasi mengindikasikan bahwa berlikunya (tortuosity) jalur migrasi ion-ion  mengurangi perambatan ion-ion pembawa muatan.
Pembuatan Prekursor Serat Karbon dari Lignin Limbah Black Liquor Silvia Mar’atus Shoimah; Mardiyati Mardiyati; Steven Steven; Arif Basuki
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.863 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v9i2.133

Abstract

Carbon fiber precursor is a raw material required to produce carbon fiber and it spends around 51% of the manufacturing total cost of carbon fiber. Lignin is the second most abundant natural polymer in the world and has the potential to be utilized as a precursor of carbon fiber due to its high amount of carbon content, which reaches 68%. In this research, lignin which was extracted from black liquor waste was then utilized for the preparation of carbon fiber precursor. Extracted lignin was blended with polyvinyl alcohol (PVA) with varied concentration of 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% (wt%) and prepared as fiber using wet spinning method. Tensile strength of lignin fiber was determined based on ASTM D-3882 standard. SEM characterization was conducted to evaluate the morphology of lignin fiber. Moreover, TGA characterization was conducted to evaluate the thermal properties and carbon yield of lignin/PVA fiber, respectively. The result showed that the highest tensile strength of 633.29 MPa was achieved at 50% of lignin/PVA concentration. The thermal resistance of lignin fiber tended to improve with the increase of lignin concentration. This result showed that the lignin/PVA fiber has a great potential to be used as a carbon fiber precursor.Prekursor serat karbon merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan serat karbon dan menghabiskan sekitar 51% dari total biaya produksi serat karbon. Lignin merupakan polimer hayati paling melimpah kedua di bumi dan sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi prekursor serat karbon karena memiliki kandungan karbon yang tinggi mencapai 68%. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan prekursor serat karbon yang berbahan dasar lignin hasil pengolahan limbah black liquor. Lignin diekstraksi dari limbah black liquor dengan menggunakan metode asidifikasi. Lignin yang telah diekstraksi selanjutnya dicampur dengan polivinil alkohol (PVA) dengan variasi konsentrasi sebesar 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% (w/w) menggunakan metode wet spinning. Pengujian tarik serat lignin/PVA dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D-3882. Karakterisasi SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi serat yang dihasilkan. Karakterisasi TGA dilakukan untuk mengetahui sifat termal dan carbon yield dari serat lignin/PVA. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, kekuatan serat lignin tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 633,29 MPa yang diperoleh oleh serat lignin/PVA dengan konsentrasi lignin sebesar 50%. Makin tinggi kandungan lignin akan menghasilkan serat lignin dengan kekuatan tarik dan ketahanan termal yang makin tinggi pula. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serat lignin/PVA yang dihasilkan sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai prekursor serat karbon.
PENGARUH JENIS SEMEN DAN PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP KEKUATAN DAN DURABILITAS BETON Ariyadi Basuki; Maulana Ikhwan Sadikin
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.873 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v2i1.20

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui sifat fisik dari material penyusun (agregat), yang kemudian dirancang komposisi rencana beton dengan mutu K250 (normal/kontrol) dan K250 dengan aditif Silica Fume 10% dari berat semen. Variasi campuran menggunakan tiga tipe semen yang berbeda yaitu Ordinary Portland Cement (OPC)/ Semen Tipe I, Portland Composite Cement (PCC) dan Semen Tipe II. Proses dilanjutkan dengan pembuatan sampel uji silinder berukuran 15 cm x 30 cm (karakteristik kuat tekan, ketahanan sulfat), sampel uji prisma berukuran 20 cm x 20 cm x 12 cm (karakteristik permeabilitas) dan sampel uji kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm (untuk penetrasi klorida). Pengamatan dilakukan untuk melihat karakteristik beton K250 dengan penambahan silica fume 10%, dibandingkan dengan beton normal sebagai acuan, serta aplikasinya dalam lingkungan normal maupun asam (Sulfat, Klor). Hasil kuat tekan memperlihatkan, bahwa campuran dengan menggunakan semen PCC memiliki nilai kuat tekan rata-rata diatas semen OPC. Penambahan silica fume pada campuran semen PCC akan menaikkan nilai kuat tekan sebesar 4,2% dibandingkan beton normal dengan produk semen yang sama, meskipun nilai rasio air-semen nya membesar menjadi 0,71 karena penambahan air. Nilai kuat tekan terbesar diperoleh untuk campuran beton dengan semen Tipe II. Campuran dengan semen PCC (2) menunjukkan nilai penetrasi yang lebih kecil dibandingkan campuran lainnya, hal ini mengindikasikan produk beton yang terbentuk memiliki kepadatan yang lebih baik dari produk campuran lainnya dan tidak porous, sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat durabilitas yang cukup baik. Untuk ketahanan terhadap serangan sulfat, beton dengan menggunakan campuran semen tipe II mengalami tingkat pelapukan/penggerusan penampang (scaling) yang lebih besar dibandingkan campuran beton lainnya, meskipun begitu hal ini tidak mempengaruhi nilai kuat tekannya. Untuk produk dengan semen PCC, serangan sulfat tidak mempengaruhi nilai kuat tekannya, bahkan cenderung naik bila dibandingkan pada usia 28 hari.Kata kunci: aspek durabilitas, tipe semen, pemanfaatan silica fume
Analisis Korelasi Pembebanan Lampu Hemat Energi terhadap Distorsi Harmonik Ahmad Rajani; Dalmasius Ganjar Subagio; Ridwan Arief Subekti; Hendri Maja Saputra; Kusnadi Kusnadi
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1790.943 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v7i2.93

Abstract

Analysis of the correlation between the load of energy saving lamps (LHE) and the harmonic distortion has been studied. This research was conducted due to the increasing use of energy-saving lamps and habits of people in frequently buying lamps only by considering the factors of momentary needs, availability, and financial abilities. At a place of residence, the community usually use a variety of LHE brands with different power variations. With such conditions and in order to represent the real conditions of the community in general, it is necessary to conduct research to determine the effect of the use of LHE with brand variations and power on the harmonic distortion generated. Testing of the harmonic distortion was conducted on each lamp (individual testing) and that were connected in parallel with four combinations of measurements based on brand and power. The results showed that no significant correlation between power and harmonic distortion of LHE. Moreover, the LHE brand was the dominant factor influence the Total Harmonic Distortion Current (I-THD), in %.Analisis korelasi pembebanan lampu hemat energi (LHE) terhadap distorsi harmonik yang ditimbulkan telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan karena semakin meningkatnya penggunaan lampu hemat energi dan masih sering dijumpai kebiasaan masyarakat dalam membeli lampu hanya dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan sesaat, ketersediaan, dan kemampuan finansial. Dalam suatu tempat tinggal, masyarakat biasanya menggunakan berbagai macam merek LHE dengan variasi daya yang berbeda-beda. Dengan kondisi yang demikian dan agar dapat mewakili kondisi riil masyarakat pada umumnya, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan LHE dengan variasi merek dan daya terhadap distorsi harmonik yang dihasilkan. Pengujian distorsi harmonik dilakukan pada masing-masing lampu (pengujian individu) dan pengujian yang dihubungkan secara paralel dengan empat kombinasi pengukuran berdasarkan merek dan daya. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara daya dengan distorsi harmonik yang dihasilkan oleh LHE tersebut dan perubahan total distorsi harmonik arus (I-THD) dalam persen lampu lebih dominan disebabkan oleh merek yang berbeda.
PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN PADA SINTESIS NANOPARTIKEL TIO2 UNTUK APLIKASI PADA DYESENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) Maya Komalasari; Teuku Fawzul Akbardan; Bambang Sunendar
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.656 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v3i2.39

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel TiO2 menggunakan metode sol-gel dengan pelarut air. Pada proses sintesis ditambahkan kitosan dengan konsentrasi 0; 2,5; 5; dan 10% v/v. TiO2hasil sintesis kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, XRD, dan BET  untuk mengetahui morfologi,  struktur kristal, dan karakteristik pori. Selain itu keempat variasi TiO2diaplikasikan sebagai foto elektroda DSSC. Karakterisasi DSSC dilakukan dengan menggunakan solar simulator AM 1,5 untuk mengetahui karakteristik I-V DSSC. Hasil karakterisasi menunjukkan penambahan kitosan pada konsentrasi rendah (2,5% v/v) mengurangi fasa anatase pada kristal  TiO2dan cenderung memperbesar ukuran kristalit. Penambahan kitosan melebihi 5% meningkatkan fasa anatase dan memperkecil ukuran kristalit. Konsentrasi kitosan 2,5% memperkecil luas permukaan spesifik partikel dan volume total pori. Peningkatan konsentrasi kitosan memberi hasil sebaliknya. Performa DSSC terbaik didapat pada TiO2 dengan konsentrasi kitosan 2,5% saat sintesis, dengan Voc = 0,58 V, Jsc = 0,74 mA/cm , dan η = 0,51%.Kata kunci: titanium dioksida, Dye Sensitized Solar Cell, kitosan
Pengaruh Konsentrasi Thinner terhadap Ketahanan Korosi Lapisan Epoksi pada Baja Karbon Rendah Asep Ridwan Setiawan; Egi Setiawan
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.982 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v8i2.117

Abstract

Epoxy coating is frequently used to protect steel substrate from corrosion.  However, it was found that the epoxy coated steel was also very often attacked by corrosion. Insufficient coating procedure, substrate preparation, selection of coating composition and mechanical damage are several factors which might contribute to the epoxy coating failure. In this work, the effect of thinner concentration on epoxy coating resistance to corrosion was studied. Epoxy coating was applied onto carbon steel substrate using conventional spray method. The concentration of thinner used for this study were 0; 15 and 30% volume. The thickness, surface roughness, hardness and permeability of epoxy coating were evaluated. The corrosion resistance of epoxy coating was evaluated in 5% NaCl solution using salt spray test. The epoxy coating with addition of 15% thinner had the highest adhesiveness, i.e 1.875 MPa. Salt spray test indicated that the epoxy coating with the addition of 15% thinner had very good underfilm corrosion resistance, with Xmax 0.64 mm, and Ymax 0.69 mm. Moreover, the increase of thinner concentration in epoxy coating decrease the thickness and surface roughness of epoxy coating formed. FTIR result showed that the addition of thinner onto epoxy coating did not modify the epoxy chemical structures.Lapisan epoksi sering digunakan untuk melindungi baja karbon dari korosi. Namun baja yang diberi lapisan epoksi dapat terserang korosi. Prosedur pelapisan yang kurang baik, preparasi permukaan, pemilihan komposisi lapisan dan kerusakan mekanis adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan rusaknya lapisan epoksi pada baja. Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh konsentrasi thinner terhadap ketahanan korosi lapisan epoksi. Lapisan epoksi dengan konsentrasi thinner yang bervariasi diaplikasikan pada substrat baja menggunakan metoda spray. Konsentrasi thinner yang divariasikan adalah 0, 15 dan 30 % volume. Pengukuran ketebalan, kekasaran, kekerasan dan permeabilitas pelapisan dilakukan sebagai data pendukung. Ketahanan korosi lapisan ini diuji pada lingkungan NaCl 5% dengan pengujian korosi siklus kabut garam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel dengan konsentrasi thinner 15% memiliki nilai daya lekat paling tinggi yaitu 1,875 MPa. Pengujian korosi siklus kabut garam menunjukkan bahwa lapisan epoksi dengan 15% thinner memiliki ketahanan korosi underfilm yang sangat baik, dengan Xmax 0,64 mm dan Ymax 0,69 mm. Seiring dengan peningkatan konsentrasi thinner, ketebalan dan kekasaran permukaan lapisan menurun. Hasil pengujian FTIR menunjukkan bahwa penambahan thinner tidak mempengaruhi struktur kimia dari lapisan epoksi yang terbentuk.
Penggetasan Logam Cair pada Capillary Tube Baja Tahan Karat 316 Apriardi Ihlas
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.889 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v5i1.56

Abstract

A capillary tube is a component that serves the chemical solution (scale inhibitor) into the oil wells, which could potentially form the crust. There have been obstructions (clogging) and cracks in the capillary tube components made from austenitic stainless steel 316. The installation of these components is in one unit with another component called “centriline cel flat”. To know more about the cause of the occurrence of the damage, a series of inspection and testing was carried out.The inspection included: initial data and chronology, visual, metallography (macro and micro), and Scanning Electron Microscopy/ Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). The result of the inspection suggested that a penetration of zinc on the surface of the tube existed. The penetration of zinc melting up to the grain limit will form zinc-nickel intermetallic compounds that will result in a change of austenite into a ferrite phase. The internal stress changes due to changes in the phase volume is the cause of the occurrence of cracks at grain boundary.Capillary tube adalah komponen yang berfungsi mengalirkan larutan kimia (scale inhibitor) ke dalam sumur minyak yang berpotensi membentuk kerak. Telah terjadi penyumbatan (clogging) dan retak-retak pada komponen capillary tube yang berbahan baja tahan karat austenit 316. Pemasangan komponen tersebut berada dalam satu kesatuan unit dengan komponen lain yang bernama centriline cel flat. Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab terjadinya kerusakan, dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian. Pemeriksaan tersebut meliputi: data awal dan kronologi, visual, metalografi (makro dan mikro), dan Scanning Electron Microscopy/ Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penetrasi seng pada permukaan tube. Penetrasi seng yang mencair mencapai batas butir  akan membentuk senyawa intermetallic seng-nikel yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan fasa austenit menjadi ferit. Perubahan internal stress akibat perubahan volum fasa inilah yang  menyebabkan terjadinya retakan di batas butir.
Karakterisasi Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Baja Laterit dengan Proses Cold Rolling Hafiiz Iman Ramadhan; Bintang Adjiantoro; Satrio Herbirowo; Sunardi Sunardi
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.122 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v9i1.88

Abstract

Laterite steel is an alternative basic material in steel production and can be developed with various metal deformation. This research showed a cold rolled process of laterite steel, which thickness were deformed by 3, 6, 9, and 12 percent reduction. Micro structure observations were carried out using an optical microscope that were prepared until the etching process. Likewise, hardness, tensile strength and impact toughness tests were carried out to determine mechanical properties. Cold rolling process was carried out after annealing heat treatment at a temperature of 900oC with the aim to improve the mechanical properties and characteristics of the microstructure. Increasing the maximum mechanical properties of the reduction variations used is a reduction of 12% with the highest hardness value of 265.33 HV followed by the Ultimate Tensile Strength value of 18.43 N / mm2 and Yield Strength of 16.43 N/mm2 and the impact value of 0.015 J/mm2. In the observation of microstructure, the average grain diameter decreased which caused a laterite steel sample to increase in hardness.Baja laterit merupakan bahan dasar alternatif pada produksi baja dan dapat dikembangkan dengan berbagai macam pembentukan logam. Penelitian ini telah menunjukkan proses canai dingin dari baja laterit, yang ketebalannya terdeformasi sebesar 3, 6, 9, dan 12 persen reduksi. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan mikroskop optik yang dipersiapkan hingga proses etsa. Demikian pula pengujian kekerasan, kekuatan tarik dan ketangguhan impak dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik. Proses pencanaian dingin dilakukan setelah perlakuan panas annealing pada suhu 900oC dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik dan karakteristik struktur mikronya. Peningkatan sifat mekanik maksimal dari variasi reduksi yang digunakan adalah reduksi 12 % dengan nilai kekerasan tertinggi sebesar 265,33 HV yang diikuti nilai Ultimate Tensile Strength sebesar 18,43 N/mm2 dan  Yield Strength sebesar 16,43 N/mm2 serta nilai impak sebesar 0,015 J/mm2. Pada  pengamatan struktur mikro, ukuran diameter butir rata-rata menurun yang menyebabkan sampel baja laterit akan mengalami peningkatan kekerasan.

Page 2 of 12 | Total Record : 115