cover
Contact Name
Canthing
Contact Email
salimasdi@yahoo.com
Phone
+6281225870059
Journal Mail Official
salimasdi@yahoo.com
Editorial Address
Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta Jl. Garuda Mas No. 03, Pabelan, Solo
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
SENI
ISSN : 23020644     EISSN : 23020644     DOI : seni
Core Subject : Art,
Jurnal chanting adalah jurnal berkala terbit 2 kali dalam setahun yang bertujuan untuk mewadahi dan mempublikasikan berbagai pengkajian dan konsep penciptaan desain, serta berbagai pemikiran tentang karya seni.
Articles 113 Documents
PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA Ardhianto, Peter; Saraswati, Ratih Dian
Canthing Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14191.081 KB)

Abstract

Semarang merupakan kota yang kaya akan budaya dan akulturasi, peninggalan sejarah dari masa lampau yang masih bediri tegak di kota Semarang. Salah satu peninggalan cagar budaya yang pada tahun 2014 selasai dipugar adalah Gedung Sarekat Islam (GSI) Semarang. Gedung yang kaya akan nilai sejarah ini sudah lama tidak berpenghuni dan digunakan, perpindahan kekuasaan atas gedung ini pun juga berpindah-pindah tangan. Dalam penelitian ini dilakukan proses pengematan dengan metode sejarah yang terjadi pada pergesaran fungsi yang sangat jauh dari masa ke masa sejak GSI didirikan, metode wawancara dan observasi. Banyak kepentingan-kepentingan budaya, politik dan sosial ada dan mengawali pergerakan dalam gedung tersebut. Dari pergeseran fungsi tersebut maka GSI dapat dinobatkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya di kota Semarang. Fungsi dari penelitian ini adalah dapat diketahui bagaimana perpindahan fungsi yang menjadikan GSI mempunyai peranan penting dalam menghadapi peradaban dan budaya pada masa ke masa, manfaat penelitian ini adalah dapat memberi wawasan tentang warisan budaya yang terjaga nilai-nilai sejarahnya dan menghargai bangunan cagar budaya. Hasil dari penelitian ini adalah didapati pergeseran fungsi yang sangat luas dengan lintas generasi, awalnya GSI digunakan untuk kepentingan politik, perjuangan kemerdekaan, sosial kemasyarakatan dan baru-baru ini berfungsi sebagai tempat kebudayaan beberapa seniman. Gedung ini dapat dikatakan gedung serbaguna dan merupakan gedung pusat perencanaan strategi baik dalam politik, sosial dan budaya yang ada. Kata kunci: Gedung Sarekat Islam, pergeseran fungsi, sejarah, desain budaya.
NERDY LOOK IN HOLI Nugraheni, Dyah Arum Mulya
Canthing Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1219 KB)

Abstract

Artikel ini terinspirasi dari kebudayaan di India yaitu festival holi. Dimana festival holi diselenggarakan dengan penuh kegembiraan dan penuh warna. Festival holi menandakan awalnya musim semi. Holi adalah salah satu festival unik, yang dirayakan oleh masyarakat India. Festival holi identik atau ditandai dengan banyaknya warna yang meramaikan perayaan.Pemilihan festival holi sebagai sumber ide diwujudkan melalui aplikasi motif kain menggunakan teknik batik tulis pada motif busana yaitu motif gajah. Teknik pembuatan motif pada kain dengan menggunakan media malam dan pewarna tekstil. Berdasarkan pengamatan yang dijabarkan penulis diatas, penulis mengangkat unsur yang terdapat pada festival holi sebagai sumber ide rancangan busana casual yang digunakan pada acara yang terkonsep yaitu acara ulang tahun anak remaja wanita dengan usia 18-21 tahun. Dimana pada acara ulang tahun mengharuskan para tamu undangan untuk memakai busana yang sesuai dengan konsep yang telah ditentukan
MENGAWUNG LANTUNG DALAM BUSANA PANGGUNG PENYANYI REMAJA PUTRI Prativya, Ardhisa Kus
Canthing Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.301 KB)

Abstract

Fashion planning in the task of this end of aiming at designing the fashion the stage of the singer of the daughter's adolescent with fashion style Lady Gaga. The material especially is bark lantung was combined with shimmer crush that reflected the blend of the past material with the technology material modern. The fashion promoted the motive kawung that was processed traditionally to bark lantung.The traditional process took the form of batik making in a manner wrote with the process pencantingan through to pelorotan ?malam?. Although having past material, bark lantung this could appear attracted with the combination shimmer crush that shone, was increased with a brightness of the goose hair, the application kawung-kawungan as well as the game of the texture in the fashion. This stage fashion consisted of three designs, two take the form of two pieces and one take the form of one piece. Used colours of nature, with the accent swarovski. As well as took the spirit Lady Gaga, apparently agile but stayed feminine. The design bervolume, slender on the waist as well as the game of geometric forms.
PERANCANGAN DESAIN STRUKTUR PADA TENUN BERTEMA MOTIF UKIRAN TORAJA YANG DI TERAPKAN PADA BUSANA PESTA Pramista, Flavio Kwigo Yusan; Sulistyati, Apika Nurani
Canthing Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.584 KB)

Abstract

Sumber ide pembuatan karya ini adalah ukiran khas Tanah Toraja yaitu Pa?teddong. Pa?teddong berasal dari kata Tedong yang dalam bahasa Toraja berarti Kerbau.Ukiran ini mnyerupai seekor kerbau. Di Toraja , kerbau adalah binatang peliharaan yang utama.  Bagi masyarakat Toraja, kerbau mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai mas kawin, bahan pengolah sawah, alat transaksi jual beli masyarakat Toraja. Dan sebagaai korbaan persembahan kepada Dewa atau Leluhur.Kata kunci : Pa?teddong
APPLICATION FRII AT FASHION NIGHT INSPIRATION SRIKANDI Jatmika, Yolanda
Canthing Vol 2, No 2 (2014): Pengkajian dan Penciptaan Desain
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.746 KB)

Abstract

Designing fashion final project aims to design evening dress mature women with a source of ideas Heroine puppet figure with fashion style women's clothing and Java applications with additional Friil sequins and embroidery as an innovation. Its main ingredient is silk batik motif in Parang Klithik combined with velvet cloth. The use of batik motif Klithik Parang aims to preserve and maintain the culture of Indonesia classical motifs.Batik is the traditional process of writing to the process pencantingan to pelorotan night. While silk and velvet clothing can look attractive with a shiny fabric effects, and modern fashions. The results of making clothes Evening consists of three fashion, Fashion Model I with two pieces dress consists of a red color combination of maroon and dark green. Clothing Model II with two pices dress color combination of red and dark brown two pieces and the pieces used in the form of one maroon red and purple. As well as taking the soul Heroine impressed gallant but still feminine.
RUPA WAYANG KULIT GAGRAK SURAKARTA TOKOH WERKUDARA Salim, Salim
Canthing Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.282 KB)

Abstract

Artikel ini membahas wanda tokoh Werkudara gagrag Surakarta. Wayang kulit merupakan kesenian tradisional rakyat Indonesia yang mampu bertahan dan  diakui eksistensinya melampaui lintas jaman dan benua. Kesenian wayang kulit meliputi seni pahat, seni lukis, seni sastra, seni tutur, seni perlambang, seni musik, seni suara, serta seni peran. wayang kulit sudah berkembang sejak abad ke-15 hingga saat ini masih banyak penggemarnya meskipun dari kalangan tertentu khusnya generasi tua.Wayang kulit gagrak Surakarta, yang memiliki ciri khas atau perbedaan mendasar yaitu antara lain memiliki ukuran lebih tinggi satu palemanan daripada ukuran wayang kulit gagrak lain, seperti wayang kulit gagrak Yogyakarta, Banyumas, Cirebon, Jawa Timur. Wayang kulit gagrak  Surakarta ini, memiliki proporsi fisik yang ramping dan panjang. 
VISUAL LOOK KARAKTER MGR. SOEGIJAPRANATA DALAM FILM SOEGIJA Prastomo, Ag. Dicky
Canthing Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11947.722 KB)

Abstract

Soegija, karakter Mgr. Soegijapranata yang ditampilkan dalam film tampaknya dibangun berbeda. Karakterisasi Soegija dapat diamati melalui bagaimana ia mengatakan, apa yang dia pikir, bagaimana perasaannya, ia bereaksi terhadap orang lain, dan terutama bagaimana ditampilkan secara visual (visual look). Dengan metode adegan per adegan, pengamatan mengungkapkan Bias antara Mgr. Soegijapranata dan Soegija. Tampaknya tampilan visual memberikan perspektif sebuah docudrama daripada informasi dokumentasi tentang Mgr. Soegijapranata.
TALAWANG Syahbani, Mangundhining Siwi
Canthing Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2472.158 KB)

Abstract

Perancangan busana bertujuan untuk menciptakan rancangan busana pesta malam yang memadukan antara sumber ide dan fashion style yang telah dipilih. Sumber ide dari rancangan ini yaitu Talawang. Talawang adalah sebuah perisai dari suku dayak kalimantan. Talawang sendiri dituangkan untuk memberikan aplikasi dengan tehnik batik tulis. Untuk hiasannya sendiri memakai bordir dan payet.Sedangkan fashion style nya adalah Busana adat Kalimantan timur yaitu baju Ta?a. Jenis busana yang dipilih adalah busana pesta malam. Jadi, rancangan ini dikemas dengan warna dan mode eclectic style merupakan salah satu bagian dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi dari aplikasi interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi. Bahan yang digunakan pada rancangan ini yaitu bahan satin bridal, furing SPTI.
WARNA SUNGGINGAN DAN KOMPOSISI WAYANG BEBER PACITAN Salim, Salim
Canthing Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.248 KB)

Abstract

The study entitled "COLOR AND COMPOSITION SUNGGINGAN PACITAN puppet Beber" sunggingan focus on color and composition. The purpose of this study to study, understand and know the colors or patterns sunggingan beber Pacitan puppet with a classification of character and their various attributes are used, as well as sunggingan color and composition. The results of this study are expected to contribute data and add to their repertoire of knowledge, particularly in the field of fine artsResearch using qualitative research methods, to understand color and composition beber Pacitan puppet. The approach used is to describe the aesthetics Fechner works beber Pacitan puppet. Data obtained through observation, interviews, library research, and documentation. Analysis using the analytical interpretation. Geerts theory of symbols used in the book "The Interprestation Culture", in a structured assessment phase involves sunggingan color and composition, the conclusion stage.Finally, it is understood that the findings in this study, namely the existence of actual puppet beber Pacitan can be further developed. Viewed from the standpoint of art, puppet beber Pacitan not be separated from the principles of art including the composition, color and balance. composition is not alarming. Visual elements such as line, color, texture, space and form organized into a unified harmony between the parts with the whole.Similarly, elements that help harmonize the tension, chaos, applied in Pacitan beber pasunggingan puppet. These elements are: contrast, rhythm, climax, balance, and proportion.
WAYANG UKUR KARYA SUKASMAN STUDI EKPLORASI BENTUK Salim, Salim
Canthing Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.76 KB)

Abstract

RINGKASANNaskah ini berjudul ?Studi Karya Tentang Eksplorasi Formasi Ukuran? pada bentuk wayang kulit itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Masalah yang dirumuskan, mereka adalah bagaimana penampilan ide Sukasman dalam berkreasi Wayang Ukur, bagaimana sosok membentuk dan bentuk Sunggingan dari wayang Ukur dan bagaimana makna simbolis dari bentuk Wayang Ukur adalah dalam penciptaan Sukasman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami bentuk Wayang Ukur dari Sukasman. Pendekatan yang digunakan adalah estetika untuk menggambarkan karya-karya Wayang Ukur dari Ciptaan Sukasman. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis interpretasi. Simbol teori Geerts di buku "The Interpretation Culture" digunakan secara struktural yang terdiri dari fase analisis tokoh, makna simbolik, dan fase kesimpulan. Selain melakukan analisis terhadap beberapa karya Wayang Ukur dari Penciptaan Sukasman. Akhirnya dapat dipahami bahwa hasil temuan dalam penelitian ini. Itulah keberadaan Wayang Ukur yang merupakan ciptaan baru wayang yang diciptakan oleh Sukasman sejak tahun 1974, dengan melakukan perubahan pada bentuk dan teknik kerajinan belajar yang menekankan pada bentuk yang jelas dari wayang kulit Purwa gagrag Yogyakarta dan Surakarta. Jika dilihat dari seni lukis dan sudut pandang pahatan, Sukasman mencari bentuk presentasi yang terus menerus baru untuk membangkitkan perasaan ketidakmungkinan untuk presentasi, ketidakmungkinan adalah estetika khusus baginya. Dalam menciptakan karya Wayang Ukur, Sukasman selalu peduli pada seni patung dan prinsip melukis, di antaranya adalah komposisi, warna, dan keseimbangan. Ia telah melakukan sekularisme wayang kulit pementasan wayang, karena Sukasman tidak hanya mendistorsi bentuk wayang kulit, tetapi juga mengubah pementasan wayang kulit. Sukasman telah menempatkan pesinden atau penyanyi yang menghadap penonton, panggung diatur dengan rasa seni melukis dan memahat, penempatan lampu dianggap oleh kilat, sehingga Kesan warna bisa diubah sesuai keinginan.  Kata Kunci : Wayang Ukur, creativity, changing.

Page 3 of 12 | Total Record : 113