cover
Contact Name
Mohamad Gazali
Contact Email
mohamadgazali@utu.ac.id
Phone
+6281343240218
Journal Mail Official
mohamadgazali@utu.ac.id
Editorial Address
komplek perumahan polisi, desa peunaga rayeuk, kec. meureubo
Location
Kab. aceh barat,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Published by Universitas Teuku Umar
ISSN : 26847051     EISSN : 26847051     DOI : 10.35308
The scientific article, published in this journal covers a wide range of research topics in the field of marine biology, marine ecology, oceanography, marine acoustic, marine remote sensing,marine geographical information system (GIS), marine macrobiology, marine pollution, mariculture, marine bioprospecting, marine fisheries, other studies relevant to current topics.
Articles 116 Documents
BIODIVERSITAS MANGROVE DI PERAIRAN ACEH BARAT DAYA SEBAGAI POTENSI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT BERBASIS MASYARAKAT Bahri, Samsul; Heriansyah, Heriansyah; Purnama, Dina Arya; Erijal, Erijal; Rifki, Muhammad
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan FPIK Universitas Teuku Uma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.459 KB)

Abstract

Penelitian Biodiversitas Mangrove di Perairan Aceh Barat Daya Sebagai Potensi Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat bertujuan untuk menghitung biodiversitas mangrove yang terdapat kabupaten Aceh Barat Daya sebagai salah satu wilayah yang akan dijadikan Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Pengamatan dilakukan pada dua stasiun yakni di kecamatan Kuala Batee dan kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya. Hasil yang diperoleh menggambarkan kondisi populasi mangrove di kecamatan Kuala Batee yang kurang baik, hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata kerapatan (633 ind/Ha) serta rendahnya nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman (H=0,83 E=0,76) pada lokasi tersebut. Sementara kondisi populasi mangrove di kecamatan Manggengjuga pada kondisi yang kurang baik ditandai dengan nilai rata-rata kerapatan dalam kategori sedang (1400 ind/Ha)serta nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman (H=0,36 E=0,53) dalam kategori rendah. Rendahnya nilaiparameter yang diperoleh disebabkan alih fungsi lahan mangrove menjadi lahan sawit dan lahan tambak. Sementara jenis mangrove yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan adalah jenis Ceriops decandra, Nypa fruticans, Sonneratia alba dan Acrostichum aureum dimana Sonneratia alba merupakan jenis yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan.
KAJIAN DOMAIN KELEMBAGAAN PADA PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI PERAIRAN ACEH BARAT (STUDI KASUS PPI KUALA BUBON) Mohamad - Gazali
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.285 KB) | DOI: 10.35308/jlaot.v1i1.1074

Abstract

Ikan pelagis kecil merupakan salah satu komoditas perikanan Aceh Barat. Namun, tantangan dalam pengelolaan perikanan pelagis kecil masih tumpang tindih antar lembaga pengelolaan perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji domain kelembagaan pada pengelolaan perikanan pelagis kecil dengan pendekatan ekosistem di perairan Aceh Barat (Studi Kasus di PPI Kuala Bubon). Metode penelitian dengan menggunakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yaitu metode survey yang dilakukan dengan pendekatan purposive sampling yakni dengan melakukan depth interview terhadap responden yang dianggap informatif dan pengetahuan luas tentang kelembagaan. Analisis data menggunakan analisis EAFM yang dilakukan dengan teknik Flag Modelling. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penilaian pada indikator kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab, mekanisme kelembagaan, tingkat sinergitas kebijakan, kelengkapan aturan main. dan kapasitas pemangku kepentingan masih tergolong dalam kondisi sedang. Namun, indikator yang tergolong kondisi buruk yaitu indikator Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP). Hal ini menunjukkan bahwa perairan Aceh Barat belum memiliki RPP. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah pusat untuk membantu merumuskan RPP ikan pelagis kecil di Perairan Aceh Barat
STRUKTUR KOMUNITAS DAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN MAKROALGA DI PERAIRAN TELUK KABUPATEN ACEH SELATAN Fitria, Linda; Dewiyanti, Irma; Fadli, Nur
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan FPIK Universitas Teuku Uma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.849 KB)

Abstract

Penelitian tentang struktur komunitas dan persentase penutupan makroalga di perairan teluk Kabupaten Aceh Selatan bertujuan untuk melihat bagaimana kepadatan, komposisi jenis, keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan persentase penutupan makroalga pada perairan kabupaten Aceh Selatan. Pengambilan sampel dan data dilakukan pada 21-26 April 2015 dengan menggunakan metode purposive sampling. Titik pengambilan sampel dan data dibagi kedalam 6 stasiun penelitian dimana samplingmenggunakan metode transek garis 20 m di Substasiun 1 dan 2 dimana transek kuadrat 1x1 m diletakkan sejajar garis pantai sebanyak 3 kali pengulangan (plot) pada siang hari menjelang surut air laut. Ditemukan sebanyak 1623 individu dari 23 jenis makroalga pada 3 kelas berbeda dengan komposisi jenis paling tinggi dari kelas Phaeophyceae 55%. Struktur komunitas dengan keanekaragaman indeks 2.15 menunjukkan bahwa spesies makroalga yang hidup di perairan Aceh Selatan cukup beragam (moderat), keseragaman spesies tinggi/merata dengan nilai 0.75 dengan dominansi spesies dengan nilai 0.32 yang rendah/ tidak ada dominansi spesies . Rata-rata persentase penutupan makroalga adalah 26.34 % terhadap substrat.
DUGAAN SERAPAN KARBON PADA VEGETASI MANGROVE, DI KAWASAN MANGROVE DESA BEUREUNUT, KECAMATAN SEULIMUM, KABUPATEN ACEH BESAR Crisna Akbar; Yudimi Arsepta; Irma Dewiyanti; Samsul Bahri
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v1i2.2314

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan yang mampu hidup pada perairan asin dan pada daerah pasang surut. Secara umum mangrove berfungsi sebagai tempat berkumupulnya berbagi macam biota laut, tempat mencari makan, tempat pemijahan, dan juga sebagai tempat asuhan berbagai macam biota. Mangrove juga memiliki fungsi secara fisik, yaitu sebagai penahan gelombang tsunami, panahan amukan angin dan untuk menahan erosi. Fungsi ekomois dari mangrove adalah dapat dijadikan sebagai bahan bakar kayu dan juga bahan obat-obatan. Hutan mangrove memiliki peran yang sama dengan hutan yang lainnya untuk penyerap karbon dioksida (CO2¬) sehingga dapat membantu dalam pencegahan perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga serapan karbon (C) pada vegetasi mangrove di kawasan mengrove Desa Beureunut, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014, di kawsan mangrove Desa Beureunut. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Purposive sampling untuk menentukan tiga stasiun pengamatan, sampel diambil sekali tanpa pengulangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mangrove pada kelas tinggi >100 cm memiliki peran dalam penyerapan karbon terbanyak yaitu sebesar 397,53 g/pohon. Bagian pohon yang paling banyak menyerap karbon adalah bagian batang pada kelas tinggi >100, yaitu 194,58 g/pohon. Semakin besar biomassa, maka akan semakin besar pula potensi serapan karbonnya.
IDENTIFIKASI PENYAKIT DAN GANGGUAN KESEHATAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN DESA LANGGAPULU KONAWE SELATAN SULAWESI TENGGARA Riska Riska; Lalang Lalang; Sudarwin Kamur; Iswandi Wahab; Maharani Maharani
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v1i2.2320

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu organisme laut yang rentan terhadap perubahan lingkungan perairan. Salah satu dampak akibat perubahan lingkungan tersebut adalah munculnya berbagai penyakit dan gangguankesehatan karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan mengindetifikasi jenis-jenis penyakit dan gangguan kesehatan yang mengancam ekosistem terumbu karang di perairan Desa Langgapulu. Metodetransek garis (line intercept transect) sepanjang 50 m digunakan untuk menggambarkan kondisi terumbu karang dengan melihat persentase penutupan karang hidup, karang mati, alga, dan keberadaan biota lainnya. Metode belt transek dengan ukuran 5 m x 50 m digunakan untuk mengidentifikasi penyakit dan gangguan kesehatan karang, pada 4 stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di perairan tersebut dalam kategorisedang hingga buruk/rusak. Jenis penyakit karang yang ditemukan pada perairan ini yaitu Black Band Disease (BBD), Brown Band Disease (BRBD), Dark Spots Disease (DSD), Pink Boctch (PB), Skeletal Eroding Band (SEB), dan White Syndromes (WS). Gangguan kesehatan karang umumnya disebabkan karenapemutihan karang (Bleaching), Crown of Thorns Starfish, Growth Anomalies, Pigmentation Response, Sediment Damage, dan Tube Former. Penurunan kualitas lingkungan perairan sangat berperan terhadap munculnya berbagai penyakit dan gangguan terhadap kesehatan karang, yang berdampak pada gangguan secara fisiologis bagi biota karang. 
PENGARUH SUPLEMENTASI DAGING IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) PADA SAGU LEMPENG TERHADAP PENILAIAN ORGANOLEPTIK Ahdad Hasan; Rinto M Nur
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i1.2362

Abstract

Makanan harus mencukupi zat gizi yang seimbang. Suplementasi daging ikan ke dalam sagu lempeng  dapat menghasilkan makanan zat gizi lengkap. Sagu lempeng yang dijual memiliki kandungan protein yang rendah. Kandungan protein sagu perlu dilakukan dengan penambahan daging ikan madidihang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan daging ikan pada sagu lempeng. Penelitianini menggunakan 4 perlakuan yaitu A0 (100% ubi kayu), A1 (penambahan 15% daging ikan madidihang), A2 (penambahan 30% daging ikan madidihang), dan A3 (penambahan 45% daging ikan madidihang) dengan 3 kali ulangan. Tahapan meliputi pembuatan sagu lempeng dengan 4 perlakuan dan pengujian mutu organoleptik sagu meliputi penampakan, warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian daging ikan madidihang memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian organoleptik sagu lempeng. Nilai uji organoleptik terhadap kenampakan (A0=7,13; A1=6,44; A2=6,95; A3=5,42), warna (A0=7,22; A1=6,27; A2=6,92; A3=5,42) dan tekstur (A0=7,02; A1=6,37; A2=6,20; A3=5,65) sagu lempeng oleh panelis cenderung menurun diikuti dengan kenaikan konsentrasi daging ikan yang ditambahkan. Nilai uji organoleptik aroma (A0=6,12; A1=6,25; A2=6,32; A3=6,55) dan rasa (A0=6,22; A1=6,70; A2=6,92; A3=7,40) sagu lempeng oleh panelis cenderung meningkat diikuti dengan kenaikan konsentrasi daging ikan yang ditambahkan. 
POTENSI Nannochloropsis oculata DAN Tetraselmis chuii SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL Bertoka Fajar SP Negara; Irfandi Irfandi; Nining Nursalim; Nurlaila Ervina Herliany
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v1i2.2315

Abstract

Bahan bakar fosil yang semakin menipis menimbulkan permasalahan baru dalam mewujudkan ketahanan energi didunia. Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan bersifat terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi biomassa Nannochloropsis oculata dan Tetraselmis chuii. Kultur Nannochloropsis oculata dan Tetraselmis chuii selama 5 hari, hidrolisis asam dilakukan dengan menggunakan H2SO4 0,2 M dengan suhu 121 oC dan tekanan 1 atm selama 30 menit, fermentasi menggunakan Saccaromyces cereviciae selama 5 hari. hasil hidrolisis Nannochloropsis oculata memiliki kadar gula sebesar 4%, hasil fermentasi Nannochloropsis oculata mengandung etanol sebanyak 12 mL dengan konsentrasi 4%. Hasil hidrolisisyang dilakukan menghasilkan kadar gula 4%. Hasil fermentasi menghasilkan 1% bioetaniol. 
POTENSI DAUN MANGROVE Sonneratia alba Sm SEBAGAI ANTIBAKTERI ASAL PESISIR KUALA BUBON ACEH BARAT Mohamad Gazali; Hayatun Nufus
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v1i2.2321

Abstract

Salah satu manfaat tumbuhan mangrove sonneratia alba adalah sebagai sumber bahan antibakteri pathogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan daya hambat mikroba Eschericia coli dari ekstrak daun mangrove S. alba. Koleksi sampel dilakukan di pesisir Kuala Bubon Aceh Barat. selanjutnya, sampel tersebut diuji antibakteri di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki daya hambat bakteri gram negatif (E. coli) sebesar 3,2 mm. sementara ekstrak metanol dan etil asetat sebesar 1,8 dan 0,5 mm. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki aktivitas antibakteri patogen lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak metanol dan ekstrak etil asetat.
KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN BIVALVIA DI EKOSISTEM LAMUN PERAIRAN JUANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA Djainudin Alwi; Iswandi Wahab; Ilham Bisi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i1.2363

Abstract

Secara ekologi bivalvia berperan dalam menjaga poduktifitas lingkungan. Kurangnya informasi mengenai keberadaan dan komposisi spesies dari Bivalvia tersebut, mendorong untuk dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan spesies Bivalvia di ekosistem Lamun Desa Juanga Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai. Pengambilan sampel menggunakan metode kuadrant ukuran 1 x 1 meter untuk Bivalvia Epifauna, dan pipa paralon dengan diameter 10 cm untuk Bivalvia yang terdapat dalam dasar perairan (infauna). Analisis data menggunakan rumus komposisi, dan kelimpahan menggunakan rumus kelimmpahan dengan menggunakan pendekatan Excel. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 7 spesies bivalvia yang tersebar di empat stasiun penelitian yaitu Anadara gubernculum, Donax trunculus, Dosinia dilecta, Frogum unedo, Latona cuenata, Atrina pectinata dan Ostrea lurida dengan jumlah total sebanyak 112 individu. Jumlah individu spesies bivalvia berkisar 47- 96 dengan nilai tertinggi pada adalah Anadara gubernculum pada stasiun II (96%), dan terendah di stasiun I (47%). Kesimpulan diperoleh (1) Komposisi spesies Bivalvia memiliki presentasi (absolut) yaitu Anadara gubernculum 0,74 sedangkan untuk spesies lain secara keseluruhan memiliki komposisi kategori (rendah) dengan nilai dibawah 0,23. (2) Kelimpahan individu dan kelimpahan relatif di semua stasiun yang memiliki nilai tertinggi yaitu jenis Anadara gubernculum. 
BIODIVERSITAS MANGROVE DI PERAIRAN ACEH BARAT DAYA SEBAGAI POTENSI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT BERBASIS MASYARAKAT Samsul Bahri; Heriansyah Heriansyah; Dina Arya Purnama; Erijal Erijal; Muhammad Rifki
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v1i2.2316

Abstract

Penelitian Biodiversitas Mangrove di Perairan Aceh Barat Daya Sebagai Potensi Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat bertujuan untuk menghitung biodiversitas mangrove yang terdapat kabupaten Aceh Barat Daya sebagai salah satu wilayah yang akan dijadikan Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Pengamatan dilakukan pada dua stasiun yakni di kecamatan Kuala Batee dan kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya. Hasil yang diperoleh menggambarkan kondisi populasi mangrove di kecamatan Kuala Batee yang kurang baik, hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata kerapatan (633 ind/Ha) serta rendahnya nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman (H=0,83 E=0,76) pada lokasi tersebut. Sementara kondisi populasi mangrove di kecamatan Manggengjuga pada kondisi yang kurang baik ditandai dengan nilai rata-rata kerapatan dalam kategori sedang (1400 ind/Ha) serta nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman (H=0,36 E=0,53) dalam kategori rendah. Rendahnya nilai parameter yang diperoleh disebabkan alih fungsi lahan mangrove menjadi lahan sawit dan lahan tambak. Sementara jenis mangrove yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan adalah jenis Ceriops decandra, Nypa fruticans, Sonneratia alba dan Acrostichum aureum dimana Sonneratia alba merupakan jenis yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan.

Page 2 of 12 | Total Record : 116