cover
Contact Name
Mohamad Gazali
Contact Email
mohamadgazali@utu.ac.id
Phone
+6281343240218
Journal Mail Official
mohamadgazali@utu.ac.id
Editorial Address
komplek perumahan polisi, desa peunaga rayeuk, kec. meureubo
Location
Kab. aceh barat,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Published by Universitas Teuku Umar
ISSN : 26847051     EISSN : 26847051     DOI : 10.35308
The scientific article, published in this journal covers a wide range of research topics in the field of marine biology, marine ecology, oceanography, marine acoustic, marine remote sensing,marine geographical information system (GIS), marine macrobiology, marine pollution, mariculture, marine bioprospecting, marine fisheries, other studies relevant to current topics.
Articles 130 Documents
TINGKAT KESUBURAN PERAIRAN KOLONG PASCA GALIAN TAMBANG PASIR SIDODADI, PULAU SUGI BAWAH, PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sunartri Agung; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3073

Abstract

Kolong Sidodadi merupakan genangan perairan yang terbentuk di lahan pasca tambang pasir darat di Pulau Sugi Bawah, tepatnya di Kampung Sidodadi, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun. Kolong ini dimanfaatkan sebagai sumber air baku oleh PDAM Tirta Karimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi parameter fisika, kimia, dan biologi serta tingkat kesuburan perairan Kolong Sidodadi, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling sebanyak 30 titik sampling yang tersebar di Kolong Sidodadi. Parameter fisika, kimia, dan biologi perairan yang diukur yaitu suhu, kecerahan, pH, DO, nitrat, fosfat, dan klorofil-a. Kualitas perairan dianalisisberdasarkan kesesuaian baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001. Indeks kesuburan dihitung menggunakan metode Trophic Level Index (TLI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kolong Sidodadi memiliki pH asam (rendah), konsentrasi nutrien N dan P tinggi, serta klorofil-a rendah. Nilai kesuburan berdasarkan indeks TLI berkisar 3,60-4,40 dengan rataan 4,00. Tingkat kesuburan perairan Kolong Sidodadi tergolong eutrofik (tinggi). Perlu menjadi perhatian terhadap nilai pH yang rendah karena air Kolong Sidodadi ini digunakan sebagai sumber air baku bagi PDAM Tirta Karimun. Selain itu, diperlukan kajian keanekaragaman dan kelimpahan fitoplankton sehingga dapat mengkonfrimasi konsentrasi klorofil-a yang menjadi komponen utama dalam penentuan tingkat kesuburan perairan.
Struktur Komunitas Plankton di Perairan Kuala Gigeng, Provinsi Aceh Muhammad Agustiar; Muhammad Rizki Fazillah; Rauzatul Sakinah; Nanda Muhammad Razi; Chitra Octavina
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i1.3396

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur komunitas plankton di Perairan Kuala Gigeng dari tahun 2017 sampai 2019. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok plankton yang ditemukan yaitu fitoplankton dan zooplankton. Kelompok fitoplankton terdiri dari kelas Bacillariophyceae dengan spesies yang ditemukan yaitu Rhizoselenia sp., Thalassiothrix longissima, dan Canccella sp., kelas Cyanophyceae terdiri dari spesies Planktotrix sp.. Sedangkan kelompok zooplankton termasuk kedalam kelas Copepoda yang terdiri dari spesies Alona sp., dan Cyclopoid sp.. Secara keseluruhan kelimpahan plankton berkisar antara 734,91 - 1364,83 ind/L. Indeks keanekaragaman plankton tergolong kedalam kategori rendah, keseragaman tergolong rendah dan dominansi tergolong ke dalam ketagori sedang.Kata kunci :  Bioindikator, Fitoplankton, Kuala Gigeng, Struktur Komunitas, Zooplankton
ANALISIS EKOLOGI LAMUN DI PULAU RAO, KECAMATAN MOROTAI SELATAN BARAT, KABUPATEN PULAU MOROTAI Sandra Hi Muhammad; Iswandi Wahab; Ismawati Alican
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3066

Abstract

Salah satu sumberdaya alam yang berperan sebagai produsen primer yaitu ekosistem lamun. Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air. Tujuan penelitian menganalisis Komposisi jenis, dan persentase tutupan lamun. Metode penelitian mengunakan transek kuadran 1x1 m. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel. Hasil pengambilan data komposisi jenis lamun di 3 stasiun pengamatan menunjukan bahwa ada perbedaan di mana yang tertinggi di temukan pada stasiun III sebanyak 5 jenis dengan jumlah 5 individu jenis, kemudian yang tertinggi ke dua pada stasiun II ditemukan 3 jenis dengan jumlah 3 individu, sedangkan yang paling terendah yaitu pada stasiun I sebanyak 2 jenis dengan total 5 individu. Hasil yang di temukan persen penutupan lamun tertinggi berada pada stasiun I sebesar 36 % dan terendah pada stasiun II sebesar 31%.
EVALUASI TUTUPAN TERUMBU KARANG BERBASIS MASYARAKAT DI WILAYAH KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ACEH SELATAN Samsul Bahri; Dina Arya Purnama; Syahru Syawal; Ikhsanul Khairi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3074

Abstract

Masyarakat merupakan pelaku konservasi utama yang bersentuhan secara langsung dengan wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menghitung persentase tutupan terumbu karang berbasis masyarakat. Partisipasi masyarakat dibentuk guna membangun komunikasi dan kesadaran terhadap lingkungan. Penelitian dilakukan di enam wilayah perairan pada enam kecamatan meliputi Tapak Tuan, Samadua, Meukek, Labuhan Haji Timur, Bakongan dan Bakongan Timur. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode manta tow yang merupakan metode survey terumbu karang berbasis masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan persentase tutupan karang keras yang paling tinggi ditemukan pada wilayah perairan Meukek dan Bakongan Timur. Sementara tutupan karang keras yang paling rendah ditemukan pada wilayah perairanBakongan. Keterlibatan masyarakat dalam upaya perlindungan memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan terumbu karang. Adanya panglima laot menguatkan bentuk partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan wilayah perairan di Aceh Selatan.
Degradasi Ekosistem Lamun di Perairan Ahmad Rhang Manyang, Kabupaten Aceh Besar Muhammad Rizki Fazillah; Muhammad Agustiar; Rauzatul Sakinah; Nanda Muhammad Razi; Chitra Octavina; Maria Ulfah
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i1.3471

Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem yang penting dalam pengelolaan wilayah pesisir sehingga dibutuhkan kajian-kajian sebagai acuan pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terbaru sebagai acuan informasi yang berguna dalam pengelolaan dan pengambilan kebijakan yang tepat terkait kelestarian ekosistem lamun di perairan Ahmad Rhang Manyang, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis lamun yang ditemukan yaitu Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Penutupan lamun tertinggi yaitu dari jenis Halodule pinifolia dengan nilai 4,70 % sedangkan jenis Halophila ovalis yaitu 0,03 %. Nilai kerapatan tertinggi dari jenis Halodule pinifolia yaitu 66,14 ind/m2, sedangkan dari jenis Halophila ovalis sebesar 0,93 ind/m2. Indeks penutupan lamun dari masing-masing spesies termasuk dalam kategori miskin/rusak.Kata kunci :  Ekosistem lamun, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, Kerapatan lamun, Tutupan lamun.
PENGARUH PEMBERIAN BAYAM PADA PAKAN TERHADAP DURASI MOULTING KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DI TAMBAK KEPITING BAKAU Christina Natalia Sihombing; Dede Hartono; Maya Angraini FU
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3067

Abstract

Kepiting bakau (Scylla olivacea) adalah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi maka perlu dilakukan peningkatan produksi kepiting bakau baik jumlah maupun kualitasnya. Salah satu perkembangan teknologi budidaya perikanan dalam meningkatkan produksi kepiting bakau yakni produksi kepiting lunak atau kepiting soka (soft shell). Tingginya peminat terhadap kepiting soka akan mendorong para pembudidaya untuk memproduksi lebih banyak kepiting soka. Namun ada kendala yang di alami dalam kegiatan produksi kepiting soka yaitu penggunaan metode mutilasi organ tubuh seperti kaki jalan atau kaki renang, hal seperti ini dianggap tidak layak untuk dilakukan dan melanggar hukum. Berdasarkan uji yang telah dilakukan terbukti bahwa ekstrak bayam dapat diberikan melalui pakan buatan dan efektif mempercepat moulting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung durasi moulting kepiting bakau di tambak kepiting yang diberi tambahan bayam dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan, pengamatan dilakukan setiap 24 jam. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh konsentrasi bayam terhadap durasi moulting kepiting bakau. Dengan uji Beda Nyata Terkecil maka diketahui bahwa penambahan bayam 60 gr (P4) merupakan konsentrasi yang paling baik, yaitu dengan rata-rata moulting 13 hari dan menjadi durasi yang paling cepat dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Hasil pengukuran parameter kualitas air didapatkan suhu berkisar 28-31 oC, salinitas berkisar antara 22-25 ppt, derajat keasaman (pH) berkisar 6,9-7,3 dan oksigen terlarut berkisar antara 5,4-6,3 mg/l. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas perairan cukup baik dan mendukung kehidupan kepiting bakau.
POTENSI PEMANFAATAN NIPAH (Nypa fruticans) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL DAN FARMASETIKA Ikhsanul Khairi; Samsul Bahri; Nabila Ukhty; Anhar Rozi; Muhammad Arif Nasution
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i2.3146

Abstract

Potensi tumbuhan nipah di Indonesia sangat besar. Nipah merupakan tumbuhan mangrove yang telah dimanfaatkan secara tadisional sejak dulu baik untuk kebutuhan pangan maupun non pangan. Bagian daun dan buah nipah banyak ditemukan kandungan metabolit primer dan sekunder yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Tujuan artikel review ini adalah mengumpulkan literatur dengan fokus kandungan metabolit primer dan sekunder di daun dan buah nipah, untuk memberikan pengatahuan potensi pengembangan produk berdasarkan kandungan metabolit yang ada pada daun dan buah nipah. Daun nipah kaya akan protein dan buah nipah kaya akan karbohidrat dan protein. Beberapa mineral trace elemen juga sangat tinggi kandungannya dalam buah nipah diantaranya yaitu natrium, magnesium dan kalium. Buah dan daun nipah mengandung beberapa metabolit sekunder seperti golongan alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, fenol, tanin dan saponin. Ekstrak daun dan buah nipah memiliki aktivitas farmakologis seperti antiinflamasi, antikanker dan antihiperglikemik. Manfaat dari metabolit primer dan sekunder yang terdapat dalam daun dan buah nipah dapat dikembangkan menjadi produk pangan fungsional dan sediaan farmasetika.
Kelimpahan Diatom Bentik Berdasarkan Perbedaan Tipe Substrat di Perairan Pulau Dompak, Kepulauan Riau Rusmiati Rusmiati; Tri Apriadi; Fadhliyah Idris
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i1.3248

Abstract

Perairan pesisir Pulau Dompak memiliki tipe substrat berbeda yaitu Tanjung Duku dengan substrat berlumpur, sedangkan Tanjung Siambang dengan subtrat berpasir.  Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kelimpahan Diatom bentik dengan perbedaan tipe substrat di perairan Pesisir  Dompak, Kepulauan Riau. Penelitian ini dilakukan di dua stasiun yaitu Tanjung Duku dan Tanjung Siambang. Masing-masing stasiun terdapat 15 titik pengabilan sampel yang ditentukan secara acak. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa jumlah genera Diatom bentik di Tanjung Duku (12 genera) lebih banyak daripada anjung Siambang (5 genera). Total kelimpahan Diatom bentik di Tanjung Duku sebesar 67,9 sel/cm2 sedangkan di anjung Siambang 8,25 sel/cm2. Pleurosigma sp. memiliki kelimpahan tertinggi di Tanjung Duku (16,7 sel/cm2), sedangkan di Tanjung Siambang adalah  Coconeis (2,45 sel/cm2). Ordo Pennales memiliki nilai kelimpahan lebih tinggi dibandingkan Ordo Centrales di semua stasiun. Tekstur substrat berlumpur memiliki jumlah genera dan kelimpahan Diatom bentik yang lebih banyak dibandingkan substrat berpasir.
Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) Rukun Nelayan Tanggulangin Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen Zulaikhah Fitri; Sugihardjo Sugihardjo; Agung Wibowo
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i2.3337

Abstract

Rukun Nelayan Tanggulangin selama ini masih bergantung pada hasil tangkapan ikan padahal sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan penghidupan. Pendekatan penghidupan berkelanjutan dibutuhkan guna menentukan nelayan mempertahankan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penghidupan berkelanjutan Rukun Nelayan Tanggulangin untuk dapat bertahan hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisis data secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga data jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghidupan berkelanjutan yang dilakukan oleh Rukun Nelayan Tanggulangin adalah dengan tetap mempertahankan sarana penangkapan ikan secara tradisional dan ramah lingkungan; mempertahankan modal sosial; memanfaatkan peluang mata pencaharian lain sesuai dengan sumber daya alam yang tersedia serta memberdayakan anak, saudara dan istri nelayan.Kata kunci :  berkelanjutan, penghidupan, rukun nelayan
Penggunaan Teknologi Biorock® Terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Karang Acropora di Perairan Karang Jeruk Kabupaten Tegal Beni Sabdo Nugroho; Noor Zuhry; Retno Budhiati
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i2.3488

Abstract

Perairan Karang Jeruk merupakan salah satu destinasi ekosistem terumbu karang yang terdapat di Kabupaten Tegal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan laju pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup karang bercabang Acropora yang ditransplantasi dengan metode biorock® di Perairan Karang Jeruk Kabupaten Tegal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan observasi. Kemudian dianalisis melalui uji t-Students dengan menggunakan SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian, pertumbuhan mutlak karang Acropora pada stasiun biorock® lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan mutlak pada stasiun kontrol, baik untuk tinggi maupun untuk diameter. Dapat dilihat pertumbuhan mutlak tinggi pada stasiun biorock® 44,9750 ± 15,3901 mm sedangkan pada stasiun kontrol 2,1675 ± 0,6726 mm serta pertumbuhan mutlak diameter pada stasiun biorock® 0,8350 ± 0,2177 mm sedangkan pada stasiun kontrol 0,2025 ± 0,0835 mm. Laju pertumbuhan karang Acropora pada stasiun biorock® lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada stasiun kontrol, baik untuk tinggi maupun untuk diameter. Dapat dilihat laju pertumbuhan tinggi pada stasiun biorock® 11,2438 ± 3,8475 mm bulan-1 sedangkan pada stasiun kontrol 0,5419 ± 0,1682 mm bulan-1 serta laju pertumbuhan diameter pada stasiun biorock® 0,2088 ± 0,0544 mm bulan-1 sedangkan pada stasiun kontrol 0,0506 ± 0,0209 mm bulan-1. Tingkat kelangsungan hidup karang pada stasiun biorock® dan stasiun kontrol 100%.

Page 4 of 13 | Total Record : 130