cover
Contact Name
Deasy Sylvia Sari
Contact Email
redaksi.padjir@unpad.ac.id
Phone
+6285222251435
Journal Mail Official
redaksi.padjir@unpad.ac.id
Editorial Address
Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Jln. Ir Soekarno, KM. 21, Jatinangor Sumedang, 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of International Relations
ISSN : -     EISSN : 26848082     DOI : https://doi.org/10.24198/padjir.v1i1
Core Subject : Humanities, Social,
Politik Global, Ekonomi Politik Global, Organisasi dan Kerjasama Internasional, Tata Kelola Global dan Hukum Internasional, Diplomasi, Kebijakan Luar Negeri, dan Studi Keamanan, Gender dan Feminisme, serta Studi Budaya.
Articles 123 Documents
PERDAGANGAN INTERNASIONAL SEBAGAI ASPEK KEDUA DAN KETIGA DARI POWER Sunu, Anton Pratomo
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.884 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i4.26240

Abstract

Joseph S. Nye Jr. dalam bukunya ?The Future of Power? pada tahun 2007, menjelaskan mengenai 3 aspek dari power. Artikel ini menjelaskan bagaimana institusi dan rejim perdagangan internasional merupakan perwujudan dari aspek kedua dan ketiga dari power menurut Nye. Pelaksanaan perundingan perjanjian perdagangan internasional seringkali membawa kepentingan negara-negara industri maju. Negara-negara berkembang lebih banyak dalam posisi menerima artikel-artikel yang diajukan oleh negara-negara industri maju dalam perundingan. Negara-negara berkembang setelah menyetujui dan meratifikasi perjanjian perdagangan internasional seringkali menjadi memiliki ruang gerak yang dibatasi oleh perjanjian perdagangan internasional tersebut, karena harus memenuhi komitmen yang diberikan dalam perjanjian perdagangan internasional tersebut. Bagian pertama artikel ini akan menjelaskan tiga aspek dari power oleh Nye dengan penekanan pada aspek kedua dan ketiga. Bagian kedua akan dijelaskan bagaimana relasi power dalam perdagangan internasional dan institusi internasional pada umumnya. Pada bagian terakhir akan menjelaskan bagaimana perdagangan internasional merupakan perwujudan aspek kedua dan ketiga dari power. Sehingga negara-negara berkembang harus berhati-hati dalam melakukan perundingan perjanjian kerjasama perdagangan bebas, dan tetap mengutamakan kepentingan nasional tanpa melanggar aturan-aturan internasional yang berlaku.
Kerja Sama Indonesia-Jepang dalam Joint Credit Mechanism (JCM) pada Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia Liana Hasanah
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.341 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i2.26131

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan tentang Joint Credit Mechanism (JCM) sebagai salah satu kerjasama antara Indonesia dan Jepang yang bertujuan untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebagai penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana kerjasama ini berlangsung dilihat dari perspektif Neoliberalisme dengan konsep Kerjasama Internasional pada isu lingkungan hidup, melalui tiga hal, yakni kepentingan bersama antara Indonesia dan Jepang, partisipasi kedua pihak, dan perolehan yang didapat oleh kedua negara. Menggunakan metode kualitatif dengan desain analitis-deskriptif, artikel ini menemukan bahwa JCM telah memenuhi kepentingan bersama kedua negara, tidak hanya melibatkan pihak pemerintah, tetapi juga pihak swasta, serta memberikan keuntungan, baik bagi Jepang maupun Indonesia. JCM menjadi sebuah kerjasama yang memiliki prospek yang baik untuk terus berkembang di masa depan.
Momentum Diplomasi Maritim Indonesia: Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik di Laut 2019-2024 Cecep Hermawan; Hasan Sidik
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.182 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i1.21590

Abstract

The purpose of this article are explaining the National Action Plan against Marine Plastic Debris 2018-2025 as the diplomatic momentum for Indonesia to to succeed in its maritime diplomacy. Researchers used the theory of maritime diplomacy proposed by Christian le Miere. In analyzing existing maritime diplomacy, researchers used the momentum diplomatic theory from G.R. Berridge in researching diplomatic strategies used in transforming national policies into diplomatic strategies. In this study, researchers used qualitative research with discourse analysis as the technique for data analysis to analyze the establishment of existing momentum. From this study, it’s found that the National Action Plan Against Marine Plastic Debtis is Indonesia’s Diplomatic Momentum. Proven by the elevation of the issues, as well supported by Indonesia’s leadership in ASEAN, East Asia Summit, and Our Ocean Conference, as well as the establishment of Indonesia Oceans Multi-Donor Trust Fund showing the success of National Action Plan as Indonesia’s Maritime Diplomacy Momentum. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik di Laut 2018-2025 dapat menjadi sebuah momentum diplomatik bagi Indonesia dalam mewujudkan visi diplomasi maritimnya. Peneliti menggunakan teori Diplomasi Maritim yang dikemukakan Christian le Miere. Dalam menganalisis diplomasi maritim yang ada, peneliti menggunakan teori momentum diplomatik dari G.R. Berridge untuk menganalisis proses perubahan kebijakan nasional menjadi strategi diplomasi. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis data berupa analisis wacana untuk menganalisis pembentukan momentum yang ada. Artikel ini menemukan bahwa Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik di Laut 2018-2025 merupakan momentum diplomatik Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan urgensi dari isu sampah plastik, dan didukung dengan posisi kepemimpinan Indonesia di tingkat ASEAN, East Asia Summit dan Our Ocean Conference, serta terbentuknya Indonesia-Oceans Multi-Donor Trust Fund menunjukkan keberhasilan penggunaan Rencana Aksi sebagai momentum diplomatik dari diplomasi maritim Indonesia. 
Kesesuaian Lethal Autonomous Weapon Systems dengan Rezim Kontrol Persenjataan Internasional Muhammad Nasution; Hasan Sidik
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.076 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i4.26249

Abstract

Pada Oktober 2001, drone dari Amerika Serikat dengan kemampuan otonom pertama kali dioperasikan yang kemudian memulai diskusi penggunaan senjata otonom di medan perang – lethal autonomous weapon systems.  Dalam satu dekade terakhir, kuantitas dan kualitas dari senjata otonom meningkat. Sejalan dengan diskusi perkembangan regulasi yang intens. Teknologi otonom belum diregulasi secara jelas dalam rezim kontrol persenjataan internasional yang menjadikan legalitas dan etika penggunaannya tidak jelas. Untuk berkontribusi dalam diskusi terkait kesesuaian teknologi senjata otonom dengan rezim kontrol persenjataan internasional, tulisan ini akan menganalisa kesesuaian sistem senjata terkait degan menggunakan wadah Convention on Conventional Weapon sebagai badan untuk mengkaji senjata terbarukan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuian senjata otonom dengan hukum humaniter internasional, Klausa Martens, dan implikasi etika penggunaan senjata. Tulisan ini kemudian menyarankan agar kontrol manusia dalam penggunaan senjata harus menjadi aspek utama yang diregulasi dan melihat tidak perlu adanya hukum baru yang harus dibentuk dalam meregulasi lethal autonomous weapon systems.
Diplomasi Publik Baru Indonesia terhadap UNESCO dalam Menjadikan Kawasan Geopark Rinjani-Lombok sebagai Geopark Global UNESCO Eka Nurhanifa; Neneng Konety; Raden Affandi
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.052 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i3.26195

Abstract

Keindahan dan kekayaan sumber daya alam Indonesia sudah tidak  asing  lagi  di  dunia.  Kekayaan  alam  yang  dimaksud mencakup  situs-situs  geologi,  keanekaragaman  hayati,  dan warisan budaya yang bersinergi di suatu kawasan. Urgenitas pelestarian kekayaan sumber daya alam tersebut terletak pada pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan. Sehingga untuk menjaga keberlangsungan kekayaan alam tersebut, Indonesia mengusulkan geopark Rinjani-Lombok terhadap UNESCO untuk menjadi salah satu Geopark Global UNESCO (UGG). Dalam prosesnya, pengusulan tersebut mengalami status “tertunda” sehingga UNESCO memberikan jangka waktu dua tahun untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan yang dirangkum dalam 10 rekomendasi UNESCO. secara teknis, kesepuluh poin tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan peran masyarakat dalam mencapai status UGG. Dari 10 rekomendasi tersebut, praktik diplomasi publik baru Indonesia dilakukan dan relevan dalam menjadikan kawasan geopark Rinjani-Lombok sebagai UGG. Dengan menggunakan metode kualitatif dan studi lapangan, jurnal ini membahas apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh Indonesia dalam menjadikan kawasan geopark Rinjani-Lombok sehingga akhirnya resmi berstatus sebagai UGG.
Diplomasi Budaya Indonesia melalui International Gamelan Festival 2018 di Solo Siti Afifah Khatrunada; Gilang Nur Alam
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.442 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i2.26125

Abstract

Penelitian ini membahas diplomasi budaya Indonesia melalui acara budaya International Gamelan Festival 20S18 di Solo, dimana kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan citra positifnya di mata dunia. Yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana Indonesia mengemas prinsip diplomasi budaya, yaitu: Prinsip Penyebaran (Transmission), Prinsip Penerimaan (Acceptance), dan Prinsip Koeksitensi (Coexistence) melalui kegiatan International Gamelan Festival 2018 di Solo sehingga berpengaruh terhadap citra Indonesia di dunia. Diplomasi Budaya oleh Indonesia melalui International Gamelan Festival 2018 ini ditujukan kepada peserta asing yang mengikuti kegiatan festival tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan International Gamelan Festival 2018 memberikan pengaruh bagi Indonesia dalam meningkatkan pandangan positif terhadap khalayak asing, khususnya peserta asing, melalui konten-konten budaya yang terdapat dalam festival tersebut. Selain itu, melalui diplomasi ini juga dapat membantu Indonesia memberikan pengetahuan dan perkenalan mengenai budaya Indonesia terhadap peserta asing yang mengikuti International Gamelan Festival 2018 di Solo.
Kerjasama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Daewoo Shipbuilding Marine Enginering dalam Pengadaan Kapal Selam sebagai Upaya Pemenuhan Minimum Essential Force Militer Republik Indonesia Wawan Darmawan; Jafar Alkadrie; Arfin Sudirman
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.642 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i4.26242

Abstract

Indonesia memang disebut negara kepulauan terbesar di dunia, karena letaknya yang strategis yaitu diantara benua Asia dan benua Australia. Ditambah berdekatan dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Karena hubungan tersebut Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat mempengaruhi beberapa faktor seperti ekonomi, politik, dan keamanan nasional Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki ancaman dengan pertahanan dan keamanan negara di laut, seperti ancaman yang mempengaruhi konsep dan strategi pertahanan negara dan timbul tidak saja disebabkan oleh hubungan geografis Indonesia, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor globalisasi di era pasca Perang Dingin, maupun perkembangan lingkungan strategis yang terus berkembang secara dinamis. Untuk mengantisipasi ancaman yang akan muncul baik dalam maupun luar negeri, kekuatan militer Indonesia harus memiliki persiapan yang kuat baik dari persenjataan maupun alusista yang lainnya. Walaupun kekuatan militer Indonesia masuk kedalam 20 militer terkuat didunia, namun dari segi persenjataan dan alusista lainnya kelengkapan militer di Indonesia masih belum memadai dari kelengkapan militer negara lainnya. Dengan melihat perkembangan dunia saat ini, seharusnya Indonesia memperbaharui kekuatan militer baik dari persenjataan militer maupun alusista militer untuk mengantisipasi ancaman yang kemungkinan akan muncul baik dari dalam maupun luar negeri. Namun apabila dilihat saat ini, terbatasnya pengadaan persenjataan dan alusista militer dikarenakan adanya broker – broker yang muncul antara hubungan dua negara dalam pengadaan barang tersebut. hal tersebut dapat dilihat dari adanya hubungan kerjasama antara Indonesia dan Korea selatan dalam pengadaan kapal selam yang mana hal tersebut tidak lepas dari adanya broker di Indonesia dimana kualitas alusista dari Korea Selatan secara kualitas masih kurang memadai dari kapal selam Rusia yang menyebabkan kerugian bagi pihak pemerintah Indonesia.
Kepentingan Singapura pada Keamanan Siber di Asia Tenggara dalam Singapore International Cyber Week Muhammad Fikry Anshori; Rizki Ananda Ramadhan
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.542 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i1.21591

Abstract

This article describes the interest of Singapore in the cybersecurity of Southeast Asia by organizing Singapore International Cyber Week. This article uses the concept of interest based on constructivism. This article uses interpretive qualitative method. This article finds that Singapore interprets itself as “smart nation” and “cyberattack target” in Southeast Asia; Singapore’s objective interests are capacity building, awareness building, and norm formation on cybersecurity of Southeast Asia; and Singapore’s subjective interest is involving Southeast Asia nations in cybersecurity issue by organizing ASEAN Ministerial Conference on Cybersecurity, launching ASEAN Cyber Capacity Program, and initiating ASEAN-Singapore Cybersecurity Center of Excellence.  Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kepentingan yang dihadirkan ole Singapura pada keamanan siber di Asia Tenggara dengan menyelenggarakan Singapore International Cyber Week. Konsep yang digunakan adalah kepentingan berdasarkan konstruktivisme. Metode yang digunakan adalah kualitatif interpretatif. Artikel ini menemukan Singapura memaknai kondisi dirinya sebagai “smart nation” dan “target serangan siber” di Asia Tenggara; Singapura memiliki kepentingan objektif berupa pembangunan kapasitas, pembentukan kesadaran, dan pembentukan norma pada keamanan siber di Asia Tenggara; serta Singapura memiliki kepentingan subjektif berupa melibatkan negara-negara di Asia Tenggara dalam isu keamanan siber dengan penyelenggaraan ASEAN Ministerial Conference on Cybersecurity, peluncuran ASEAN Cyber Capacity Programme, dan penggagasan ASEAN-Singapore Cybersecurity Centre of Excellence. 
Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap World Trade Organization Dalam Negosiasi Pembentukan Aturan Subsidi Perikanan Atanta Gian; Akim Akim
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.681 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v2i1.22247

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi dikeluarkannya kebijakan luar negeri Indonesia terhadap WTO dalam negosiasi pembentukan aturan subsidi perikanan. Untuk menjelaskan faktor-faktor tersebut, penulis menggunakan teori reorientasi kebijakan luar negeri K. J. Holsti. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menyimpulkan jawaban terkait rumusan masalah yang diangkat dalam artikel ini. Dalam artikel ini peulis menyimpulkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia terhadap WTO dalam negosiasi pembentukan aturan subsidi perikanan sangat dipengaruhi oleh terjadinya reorientasi kebijakan luar negeri yang terjadi antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Reorientasi tersebut terjadi berdasarkan adanya pertimbangan faktor domestik, faktor eksternal, dan faktor latar belakang historis negara Indonesia.
Globalisasi Budaya Populer Indonesia (Musik Dangdut) di Kawasan Asia Tenggara Ilham Fitriyadi; Gilang Alam
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.281 KB) | DOI: 10.24198/padjir.v1i3.26196

Abstract

Musik ini merupakan suatu budaya yang sangat terpopuler ataupun sangat terkenal di dunia, dan musik ini juga salah satu media yang sangat modern dan dapat menghibur masyarakat-masyarakat terhadap dengan adanya musik. Musik ini juga merupakan bagian dari budaya manusia, dan musik merupakan salah satu yang diciptakan oleh manusia sendiri. Musik ini sendiri memilik beberapa genre, seperti genre Jazz, Pop, Dangdut, Rock, Reggae, dan sebagainya. Untuk mengenai judul yang saya akan bahas mengenai Musik Dangdut Go Internasional, jadi musik dangdut ini salah satu musik ciptaan orang indonesia, dan musik dangdut ini juga hanya ada di indonesia, maka indonesia ini memanfaatkan secara diplomasi budaya populer terhadap musik dangdut tersebut, agar bisa terkenal di seluruh dunia. Musik dangdut ini sudah mencapai ke mancanegara, seperti: negara Malaysia, Singapura, Timor Leste, Brunei Darrusalam, dan banyak lagi negara-negara di luar Asia.Dalam musik dangdut yang berasal dari indonesia ini juga dapat menjadi budaya populer yang dimiliki oleh indonesia. Musik dangdut di indonesia saat ini sangat digemari oleh masyarakat-masyarakat indonesia, maka dengan itu bukan hanya masyarakat indonesia saja yang menyukai musik dangdut, tetapi dengan adanya negara lain yang menyukai musik dangdut itu. Pada saat penyelenggaraan ASIAN GAMES 2018 yang dilaksanakan di Indonesia itu menjadi sorotan untuk semua negara di seluruh Dunia. Dikarenakan dengan opening Penyelenggaraan tersebut Theme Song ASIAN GAMES 2018 itu ialah merupakan musik Dangdut yang dari ciri khas Budaya Musik Indonesia, dan mengakibat menjadi sorotan bagi semua negara.

Page 2 of 13 | Total Record : 123