cover
Contact Name
Fatwa Nurul Hakim
Contact Email
hakiimfatwa@gmail.com
Phone
+6282134205810
Journal Mail Official
mipksb2p3ks@gmail.com
Editorial Address
Jalan Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Kasihan Bantul DIY
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial
ISSN : 20884265     EISSN : 25279750     DOI : -
Core Subject : Social,
Hasil penelitian maupun studi literatur bidang kesejahteraan sosial meliputi Penanganan fakir miskin, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial serta pemberdayaan sosial
Articles 136 Documents
Dampak Penutupan Lokalisasi terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK) dan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Murdiyanto Murdiyanto
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 3 (2019): Volume 43 Nomor 3 Desember 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.402 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i3.2133

Abstract

Lokalisasi Pucuk dan Langit Biru merupakan lokalisasi wanita tuna susila di Kota Jambi yang sudah ditutup oleh pemerintah daerah setempat pada tanggal 13 Oktober 2014, penutupan lokalisasi mengacu pada Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemberantasan Pelacuran dan Perbuatan Asusila. Pemilihan daerah penelitian berdasarkan pada kenyataan bahwa Lokalisasi Payo Sigadung (Pucuk) menjadi legenda sebagai kawasan lokalisasi terbesar di Jambi yang merupakan kawasan wisata esek-esek yang cukup dikenal di Sumatera. Pemerintah Daerah menutup kedua lokalisasi tersebut karena dinilai berdampak negatif terhadap PSK dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penutupan lokalisasi terhadap PSK dan kondisi  sosial ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu bertujuan untuk memperoleh informasi ataupun gambaran secara objektif mengenai dampak akibat penutupan lokalisasi terhadap pekerja seks dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Sebagai informannya adalah Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Kota Jambi, Ketua RT, Ketua Yayasan Sahabat, PSK, germo/mucikari, keamanan lokalisasi, juru parkir, ojek, penjual makanan/minuman, dan pedagang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Data yang telah berhasil dikumpulkan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan diuraikan secara narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan ditutupnya kedua lokalisasi yang ada di Kota Jambi tersebut berdampak pada kehidupan PSK dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mengalami perubahan dalam hal matapencaharian. Dampak sosial berupa kesehatan, keamanan, dan kehidupan keagamaan masyarakat di lingkungan lokalisasi. Kondisi ekonomi berdampak pada turunnya ataupun bahkan hilangnya pendapatan sebagai pelaku bisnis di lingkungan lokalisasi. Pendidikan yang rendah, membuat masyarakat sulit untuk mencari pekerjaan di luar lokalisasi. Peran instansi pemerintah yang terkait dalam penutupan lokalisasi ini meliputi Kementerian Sosial, Dinas Sosial Provinsi Jambi, serta Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi. Kementerian Sosial berperan sebagai pemberi program bantuan sosial berupa dana kompensasi, Dinas Sosial Provinsi Jambi berperan menangani para germo atau mucikari untuk diberdayakan atau alih profesi dengan diberi keterampilan maupun usaha, dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi berperan untuk menangani kepada berbagai pihak yang terdampak dengan penutupan lokalisasi
Evaluasi Program Bantuan bagi Penyandang Disabilitas Netra Menggunakan Model Countenance Stake Nopita Sitompul; Sri Rahayu
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 2 (2019): Volume 43 Nomor 2 Agustus 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.639 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i2.2143

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi aksesibilitas penyandang disabilitas netra di Wiyata Guna Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan model Countenance Stake. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan deskriptif kualilatif. Kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut (1) perencanaan pemberian alat bantu untuk layanan disabilitas sensorik netra dalam kategori sesuai (80%), ditemukan alat bantu yang tidak  memperhatikan estetika bentuk tubuh. (2) pelaksanaan pemberian alat bantu dalam kategori cukup (60%), belum adanya kesesuaian antara alat bantu dengan standar kebutuhan penerima manfaat (postur tubuh). (3) pemanfaatan alat bantu berupa tongkat dan riglet kurang karena berbahan lunak (mudah patah), pen tumpul dan terlalu lancip. (4) terdapat contigency antara perencanaan, pelaksanaan dengan pemanfaatan, yang pelaksanaan pemberian alat bantu pada kategori cukup menyebabkan penerima manfaat belum memanfaatkan alat bantu.Kata kunci: evaluasi program, countenance stake, disabilitas netra
Youth Vandalism Attitude in Yogyakarta Sri Salmah
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 39 No 1 (2015): Volume 39 Nomor 1 Maret 2015
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.502 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v39i1.534

Abstract

The goal of the research on vandalism is to reveal who is the real doer of vandalism (sketches) on the wall at the road sides, shops, and governmental building, even sketches on traffic signposts that exacerbate views, deregulate, and confuse traffickers. Almost at every road sides are not free of vandalism actions that break the street views. Data are gathered through location orientation in public spaces as target by vandal. Data gathering techniques through observation, interview with  vandalism doers, security and order staff, and information from printed media as practical media that can be consumed directly by the people. The result shows that vandalism doers are youth at 13-16 of age, secondary and high school educated. With the use of spread-paint they are in action scribbling down which other people do not know the meaning, they feel satisfied. Vandalism is a form of youth delinquency that does not consider the beautiful and environmental order, sometimes even harm traffickers. Vandalism triggered by their high spirit to show the creativity personally or mischievous group, orienting to deviation and menacing public order. To anticipate vandalism school and community should procure talent development space to channel youth aspiration.
Klithih: Manifestasi Penyimpangan Agresivitas Remaja Endro Winarno
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 44 No 1 (2020): Volume 44 Nomor 1 April 2020
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.898 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v44i1.2016

Abstract

Klithih adalah kekerasan yang dilakukan remaja berupa penganiayaan terhadap orang lain tanpa motif tertentu. Apakah Klithih merupakan manifestasi dari agresivitas yang tidak mampu dikendalikan remaja? Klithih dapat diidentifikasikan sebagai Agresivitas Antisosial yang tanpa didasari alasan serta melanggar norma dan hukum. Klithih juga dikategorikan sebagai Agresivitas Emosi (hostile aggression) karena dilakukan dengan kebencian. Sejumlah pakar menyatakan bahwa agresivitas tidak selalu bersifat permusuhan, antisosial, dan emosional. Agresivitas Instrumental, Agresivitas Proporsional, dan Agresivitas Sanksi merupakan jenis agresivitas yang tidak bertentangan dengan norma dan hukum. Dibutuhkan kematangan untuk mampu mengungkap agresi, dan menyublimasikannya dari Agresivitas Emosional kepada Agresivitas Proporsional. Kenyataan ini mengungkap bahwa Klithih merupakan manifestasi penyimpangan agresivitas di kalangan remaja berupa kegagalan dalam mengungkapkan agresi dan menyublimasikannya kepada agresivitas yang bersifat positif. Kajian ini menekankan bahwa keluarga merupakan model perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi warga masyarakat yang baik. Keluarga merupakan wahana untuk memberi bimbingan bagi pengembangan perilaku sosial yang dianggap tepat, memberi arah untuk belajar memecahkan masalah, serta memberi bimbingan belajar keterampilan motorik, verbal, dan sosial sebagai bekal penyesuaian diri. Keberfungsian keluarga dan pola hubungan antara orangtua, anak, teman sebaya, serta guru merupakan penopang potensial bagi pembentukan kepribadian anak agar lebih mampu mengungkapkan agresi, dan menyublimasikannya kepada agresivitas yang positif.
Eksistensi Kampung Siaga Bencana (KSB) Tunas Bangsa dalam Penanggulangan Korban Bencana Alam Sunit Agus Tri Cahyono
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 3 (2019): Volume 43 Nomor 3 Desember 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.386 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i3.2138

Abstract

Riset ini bertujuan mendeskripsikan eksistensi KSB Tunas Bangsa dalam penanggulangan korban bencana alam di Kabupaaten Garut. Tipe penelitian deskriptif, dengan sasaran subjek 53 orang anggota Kampung Siaga Bencana (KSB). Objek penelitian mencakup karakteristik anggota KSB, Kemampuan KSB dalam mengelola logistic; dan kamampuan KSB dalam penanggulangan korban bencana. Teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Data dan informasi dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa KSB Tunas Bangsa memiliki kemampuan yang cuku baik dalam mengelola logistic dan dalam menangani korban bencana alam, meskipun ada masalah yang berkait dengan tepat penyimpanan logistic, penyediaan logistic, dan minimnya Pendidikan dan pelatihan(Diklat) kebencanaan vagi KSB Tunas Bangsa. Salah satu rekomendasi yang diajukan adalah  perlunya KSB memiliki sarana dan  prasarana penanggulangan bencana seperti lumbung sosial dan gardu social yang berfungsi sebagai tempat penampungan barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan korban bencana, baik yang berupa barang konsumsi maupun barang logistic non konsumsi. Demikian juga perlu diselenggarakan bimtek tentang pengelolaan logistic  KSB.
Kesetiakawanan Fans K-Pop di Era Digital Ririn Purba; Nuzul Solekhah
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 2 (2019): Volume 43 Nomor 2 Agustus 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.195 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i2.2149

Abstract

Hallyu wave atau budaya Korea semakin marak dan mampu masuk ke berbagai kalangan masyarakat diseluruh dunia termasuk Indonesia. Hal ini bukanlah hal yang asing lagi terutama sejak masuknya drama-drama dari Negeri Ginseng tersebut ke stasiun pertelevisian Indonesia di awal tahun 2000-an. Fans sebagai salah satu bagian penting yang menyebar luaskan gelombang k-pop ini sebab tanpa fans, tentu industri K-Pop tidak akan mampu menembus berbagai kalangan. Artikel ini membahas bagaimana bentuk kesetiakawanan Fans K-Pop di Indonesia terutama di era digital saat ini, batas-batas apa saja yang mereka hilangkan demi sebuah kebersamaan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan purposive sampling. Hasil yang dicapai adalah bentuk kesetiakawanan fans K-Pop di dunia nyata dan di dunia maya, bagaimana mereka memahami konsep keluarga bukan hanya terdiri dari orangtua dan anak tetapi juga teman-teman sesama penyuka K-Pop. Bagaimana Fans K-Pop mengambil dan meniru hal-hal positif dari budaya dan idolanya. Rekomendasi hasil penulisan ini ditujukan pada Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial di bawah naungan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kemensos RI untuk dapat mengambil nilai positif dari ‘buih kebersamaan’ yang dimiliki fans K-Pop sehingga mereka dapat memiliki nilai kesetiakawanan sosial yang tinggi di tengah keberagaman.
Refugees Repatriation Process to The Country of Origin Aryan Torido
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 39 No 1 (2015): Volume 39 Nomor 1 Maret 2015
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.248 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v39i1.541

Abstract

Refugees is a polsekbud phenomenon involving the fleeing of myriad of people with heterogeneous ethnic and cultural in country of origin to another country by their own facet of lives. This research is motivated by the desire to find how the process of return refugees to their country of origin.This research is a kind of library research in which combined between quantitative and qualitative approach complementary. Research findings indicate the global number of refugees in period of years 1993-2013 is fluctuative. The global number of refugees experiencing important decreases during 2007-2011 were 0.1 percent, 1.2 percent, 2percent, 2.1 percent and 2.2 percent respectively. While in 2012 and 2013 has risen to 13 percent and 17 percent respectively. Major countries of origins of refugees were Afghanistan, Sudan, Burundi, Republic. Democratic of Congo, Palestine, Somalia, Vietnam, Liberia, and Angola. Most of these refugees tend to move across relatively short distances, finding primarily asylum in their neighbouring countries. In the year 2001-2007, major countries of asylum of refugees were Pakistan, Rep. Islamic of Iran, Rep. Arab Syria, Germany, Jordania, Republic. United of Tanzania, and Chad. Refugees mainly were womens, children, toddler, and older people. There were 51 percent for women refugees, children age less than 18 years old were 10 percent, toddler 10 percent, and older people 7 percent. The process of international refugee return to the country of origin is influenced by two factors, internal factors such as information obtained about the condition of their country origin and external factors such as the condition of the country of asylum.
Kerentanan Sosial, Luapan Air Danau Sentani dan Cerita dari Kampung Nendali: Sebuah Studi Pasca Bencana Alam Rima Nusantriani Banurea
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 3 (2019): Volume 43 Nomor 3 Desember 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.825 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i3.2134

Abstract

Bencana Sentani yang baru saja terjadi mengakibatkan banyak kerusakan infrastruktur dan terdapat banyak korban luka, meninggal dan hilang. Namun, bencana tidak hanya soal kerusakan, kerugian dan kehilangan. Bencana juga tentang para penyintas yang harus berjuang melanjutkan hidup di daerah Sentani dengan segala kerentanan yang dialami akibat bencana tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini mengkaji kerentanan sosial yang muncul pasca bencana terkhusus pada masyarakat Nelayan Kampung Nendali yang terkena luapan air Danau Sentani. Penelitian ini dikaji menggunakan pendekatan fenomenologi untuk menggali informasi berdasarkan pengalaman penyintas bencana luapan air Danau Sentani. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa informan penyintas bencana luapan air Danau Sentani secara aspek dari dalam diri menunjukkan kerentanan yang rendah karena telah memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi bencana dengan karakter yang sama. Sedangkan dari aspek dari luar diri terutama dari level institusi jaringan politik dan sosial menujukkan kerentanan yang sangat tinggi karena kesadaran dari pihak institusi dan dinas terkait masih rendah dalam menyiapkan masyarakat Kampung Nendali menghadapi bencana serta lambat dalam melakukan pemulihan pasca bencana.
Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Balita Terlantar Elly Kuntjorowati
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 2 (2019): Volume 43 Nomor 2 Agustus 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.479 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i2.2144

Abstract

Balita terlantar yang ditampung Yayasan Sayap Ibu merupakan bayi-bayi yang tidak diketahui identitas dan orang tua mereka karena mereka merupakan bayi temuan yang dibuang, berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui peran lembaga kesejahteraan tersebut dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi balita terlantar. Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana peran YSI dalam mewujudkan kesejahteraan sosial balita terlantar, dan tujuan penelitian mengetahui peran YSI dalam mewujudkan kesejahteraan sosial balita terlantar.Metode penelitian menggunakan mix methode karena akan didapat data yang lebih lengkap. Lokasi penelitian di Depok Sleman Yogyakarta dengan responden sejumlah 15 orang yang merupakan keseluruhan pengurus YSI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa YSI sangat berperan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial balita terlantar melalui pola adopsi sehingga anak mempunyai identitas dan masa depan yang lebih jelas.
ProtectingChildren from Violence Etty Padmiati
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 39 No 1 (2015): Volume 39 Nomor 1 Maret 2015
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.096 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v39i1.536

Abstract

Children are blessing and gift of the almighty God that should be upheld because in them enclosed the dignity, value, and rights as human being that should be upheld highly. But, recently violations against children are pervasive, at home, school, and other places. It is an irony that home and school which should be safe and comfortable to children change to be places where violations against children happen. Score of violations against children goes up year by year in multiple manifestations, such as physical, psychical, and sexual. The impact of the violence not just physically, but the most harmful impact are on their mentality and psychology. Remembering that children are important for nation in the future, it is a must that every part, sort of government, community, and parent, hold a responsibility to protect and fulfill children rights. Children should be protected from any kind of violation. To know how to protect children against violations, it needs several studies from mass media information. Analyze is done after reading and overseeing information resources. The efforts that can be done to protect the children from violation are: (1) Government, as policy stake holder should strictly to uphold the law for the sake of children protection and safety. (2) Community, as control agent should assure health and friendly environment condition. (3) Teachers, as men to follow should be able to show patience and shelter. (4) Parents, as educator and example should be able to love and care in family condition. Besides that, mass media are expected to be sensitive when exposing problems related to children violation. Those efforts are to create a better lives to the children, that expected to succeed nation potentially, strong, and have national spirited by dignity of mankind and Pancasila values, and have a strong will to save guard the nation and state unity. But all of those efforts are not easy to be done. It needs a commitment and sinergy from all related parts to safe children lives, for the sake of better future of children and nation. Those can be started by coordinated children protection system. The government strategic role should be upgraded. The revision of Law No 23, 2002, related to law sanction against children violation doers that should be really upheld, so that it can give deterrence effect and push prevention, and the same crimes do not occur again.   

Page 2 of 14 | Total Record : 136