cover
Contact Name
Fatwa Nurul Hakim
Contact Email
hakiimfatwa@gmail.com
Phone
+6282134205810
Journal Mail Official
mipksb2p3ks@gmail.com
Editorial Address
Jalan Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu, Kasihan Bantul DIY
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial
ISSN : 20884265     EISSN : 25279750     DOI : -
Core Subject : Social,
Hasil penelitian maupun studi literatur bidang kesejahteraan sosial meliputi Penanganan fakir miskin, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial serta pemberdayaan sosial
Articles 136 Documents
Strategi Coping Ibu Rumah Tangga dalam Menghadapi Wabah Covid-19 adityasari fitriadi
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 44 No 1 (2020): Volume 44 Nomor 1 April 2020
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.766 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v44i1.2068

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui  strategi coping ibu rumah tangga dalam menghadapi wabah Covid-19. Lokasi penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta secara  purposive. Jenis penelitian deskriptif- kualitatif. Subjek penelitian ibu rumah tangga, ditentukan dengan incidental  sampling (30 responden). Objek penelitian adalah stratetegi coping  ibu rumah tangga dalam menghadapi wabah Covid-19. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Analisis data digunakan deskriptif kualitatif - interpretatif. Hasil temuan disimpulkan strategi coping yang dilakukan ibu rumah tangga dalam menghadapi wabah-Covid-19, dikaitkan teori Carver, dkk (1989), dan dikonfirmasikan dengan teori Lazarus dan Folkman  (1984),  maka   strategi coping ibu rumah tangga dalam menghadapi Covid-19 ditinjau aspek keaktifan diri, kontrol diri, dukungan sosial bersifat instrumental, dan aspek penerimaan,  responden melakukan dua strategi coping yaitu  berfokus pada pemecahan masalah dan  emosi. Sedangkan strategi coping  aspek perencanaan (berfokus pemecahan masalah), aspek dukungan sosial-emosi (berfokus  pemecahan masalah), dan aspek religiusitas (berfokus pemecaham masalah).  Berdasarkan temuan di atas, direkomendasikan kepada seseorang /individu yang dalam keadaan, situasi, kondisi yang menekan, mengancam, membebani, menegangkan, mengkhawatirkan, yang melebihi sumber daya yang dimiliki sehingga dapat menimbulkan stres  sampai dengan depresi, maka strategi coping yang harus dilakukan adalah berfokus pada  pemecahan masalah akan lebih rasional (lebih positif) penyelesaiannya, dengan alasan pemecahan masalah dengan mempertimbangkan kemampuannya sendiri. 
Internalisasi Nilai Kesetaraan Gender di Era Otonomi Daerah Fatwa Nurul Hakim
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 3 (2019): Volume 43 Nomor 3 Desember 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.192 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i3.2141

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikana wawasan pentingnya kesetaraan gender untuk meminimalkan kasus-kasus diskriminatif kepada perempuan dan kekerasan kepada perempuan. Metode penelitian dengan quasi eksperimen berperspektif gender, merupakan sarana untuk menguji kelayakan pola inovasi nilai kesetaraan jender. Pengujian difokuskan pada upaya mencegah, tindak kekerasan terhadap perempuan dan melakukan perubahan sosial agar terwujudnya kesetaraan jender dalam keluarga, dari hasil penelitian terungkap pelaksanaan difusi dan inovasi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, namun belum sepenuhnya mengubah sikap para responden, mengadopsi nilai-nilai egalitas gender dalam kehidupan keluarganya. Hal ini terjadi karena masih kentalnya budaya patriarkhi, belum berfungsinya peraturan pemerintah yang mengatur diberlakukannya UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga No 23 Tahun 2004.
Urgensi Peran Sakti Peksos dalam Penanganan Permasalahan Anak di Kota Kupang Lidia Nugrahaningsih Ayal; Andayani Listyawati
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2199

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengetahui gambaran urgensi Sakti Peksos dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk penanganan permasalahan anak. Penentuan lokasi penelitian secara purposive, yaitu yaitu dimana daerah yang telah melaksanakan Program Kesejahteraan Sosial Anak dan memiliki Sakti Peksos lokasi penelitian ditentukan di salah satu provinsi, yaitu di Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur.  informan dalam penelitian ini adalah   Sakti Peksos  yang bekerja di lembaga yang melaksanakan Program Kesejahteraan Sosial Anak, aparat dinas terkait dengan program-program tersebut, pengelola lembaga yang melaksanakan PKSA para orangtua anak penerima manfaat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan telaah dokumentasi.Hasil penrlitian Pekerja Sosial Profesional yang menjadi pendamping antara lain Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) yang merupakan petugas kemanusiaan di bidang pekerjaan sosial yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial atau Dinas/Instansi Sosial yang memiliki status kerja kontrak karya dengan Direktorat Pelayanan Sosial Anak (PKSA Pusat). Sakti Peksos  tugasnya untuk mengintervensi permasalahan anak yang ada di kota Kupang. Pekerja sosial harus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, sebagai mediasi dan melakukan perannya sebagai broker (penghubung) edukator, fasilitator, mediator  pada psilokog dan instansi yang terkait dengan masalah anak.
Urgensi Peran Sakti Peksos dalam Penanganan Permasalahan Anak di Kota Kupang Ayal, Lidia Nugrahaningsih; Listyawati, Andayani
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2199

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengetahui gambaran urgensi Sakti Peksos dalam menjalankan peran dan fungsinya untuk penanganan permasalahan anak. Penentuan lokasi penelitian secara purposive, yaitu yaitu dimana daerah yang telah melaksanakan Program Kesejahteraan Sosial Anak dan memiliki Sakti Peksos lokasi penelitian ditentukan di salah satu provinsi, yaitu di Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur.  informan dalam penelitian ini adalah   Sakti Peksos  yang bekerja di lembaga yang melaksanakan Program Kesejahteraan Sosial Anak, aparat dinas terkait dengan program-program tersebut, pengelola lembaga yang melaksanakan PKSA para orangtua anak penerima manfaat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan telaah dokumentasi.Hasil penrlitian Pekerja Sosial Profesional yang menjadi pendamping antara lain Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) yang merupakan petugas kemanusiaan di bidang pekerjaan sosial yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial atau Dinas/Instansi Sosial yang memiliki status kerja kontrak karya dengan Direktorat Pelayanan Sosial Anak (PKSA Pusat). Sakti Peksos  tugasnya untuk mengintervensi permasalahan anak yang ada di kota Kupang. Pekerja sosial harus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, sebagai mediasi dan melakukan perannya sebagai broker (penghubung) edukator, fasilitator, mediator  pada psilokog dan instansi yang terkait dengan masalah anak.
Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Inses Causes, Impact, And Prevention Of Inses Murdi yanto; Tri Gutomo
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2201

Abstract

Inses adalah tindakan hubungan seksual dengan seseorang yang berasal dari keluarga dekat, seperti: ayah dan putrinya, ibu dan putranya, kakek dengan cucu, atau di antara saudara sekandung.  Inses sebenarnya merupakan tanda atau gejala yang mencerminkan adanya suatu masalah dalam kehidupan rumah tangga. Inses disebabkan karena faktor internal (biologis, psikologis) dan faktor eksternal (ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah, serta tingkat pemahaman agama,  penerapan kaidah, dan norma agama yang tidak diketahui), serta konflik budaya karena perkembangan teknologi, kemiskinan, dan pengangguran. Dampak yang ditimbulkan oleh inses antara lain gangguan psikologis, secara medis anak hasil hubungan inses berpotensi besar mengalami kecacatan, korban sering disalahkan dan mendapat stigma buruk, sampai dewasa anak korban inses biasanya akan memiliki rasa harga diri rendah, depresi, memendam perasaan bersalah, sulit mempercayai orang lain, terjerumus ke dalam perilaku negatif, dan sulit membangun hubungan dengan  orang lain. Pencegahan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, pertama: memberikan pelayanan terpadu pada populasi umum secara objektif yang merupakan target untuk mencegah segala kemungkinan terjadinya perkosaan, dalam hal ini kekerasan seksual dalam inses. Kedua: memberikan pelayanan terpadu pada kelompok-kelompok rentan yang menjadi target untuk mencegah keberlanjutan permasalahan inses. Ketiga: memberikan pelayanan terpadu kepada pelaku serta korban inses yang sudah diketahui, untuk mencegah insiden baru terjadi antara pelaku dan korban yang sudah diketahui perbuatannya. Di samping itu, perlu memperkuat keimanan dengan menjalankan ajaran agama secara benar, memperkuat rasa empati, mengisi waktu luang dengan kegiatan kreatif-positif, menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat, memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anggota keluarga sehingga dapat terkontrol, dan memberikan pendidikan seks sejak dini.
Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Inses Causes, Impact, And Prevention Of Inses yanto, Murdi; Gutomo, Tri
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2201

Abstract

Inses adalah tindakan hubungan seksual dengan seseorang yang berasal dari keluarga dekat, seperti: ayah dan putrinya, ibu dan putranya, kakek dengan cucu, atau di antara saudara sekandung.  Inses sebenarnya merupakan tanda atau gejala yang mencerminkan adanya suatu masalah dalam kehidupan rumah tangga. Inses disebabkan karena faktor internal (biologis, psikologis) dan faktor eksternal (ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah, serta tingkat pemahaman agama,  penerapan kaidah, dan norma agama yang tidak diketahui), serta konflik budaya karena perkembangan teknologi, kemiskinan, dan pengangguran. Dampak yang ditimbulkan oleh inses antara lain gangguan psikologis, secara medis anak hasil hubungan inses berpotensi besar mengalami kecacatan, korban sering disalahkan dan mendapat stigma buruk, sampai dewasa anak korban inses biasanya akan memiliki rasa harga diri rendah, depresi, memendam perasaan bersalah, sulit mempercayai orang lain, terjerumus ke dalam perilaku negatif, dan sulit membangun hubungan dengan  orang lain. Pencegahan dapat dilakukan melalui beberapa tahap, pertama: memberikan pelayanan terpadu pada populasi umum secara objektif yang merupakan target untuk mencegah segala kemungkinan terjadinya perkosaan, dalam hal ini kekerasan seksual dalam inses. Kedua: memberikan pelayanan terpadu pada kelompok-kelompok rentan yang menjadi target untuk mencegah keberlanjutan permasalahan inses. Ketiga: memberikan pelayanan terpadu kepada pelaku serta korban inses yang sudah diketahui, untuk mencegah insiden baru terjadi antara pelaku dan korban yang sudah diketahui perbuatannya. Di samping itu, perlu memperkuat keimanan dengan menjalankan ajaran agama secara benar, memperkuat rasa empati, mengisi waktu luang dengan kegiatan kreatif-positif, menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat, memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anggota keluarga sehingga dapat terkontrol, dan memberikan pendidikan seks sejak dini.
Dampak Bantuan Sosial bagi Lanjut Usia Terlantar dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Soetji Andari
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2202

Abstract

Permasalahan lanjut usia mencakup beberapa aspek kehidupan, yang antara lain aspek sosial, ekonomi, fisik, mental, dan bentuk struktur keluarga serta perubahan struktur masyarakat. Lanjut usia terlantar memerlukan pelayanan yang mencakup aspek kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan tempat tingga yang memadai. Dinas Sosial Kota Bengkulu  telah memberikan bantuan social bagi lanjut usia terlantar dalam bentuk pemberian uang tunai kepada lansia perorang perbulan sebesar 200 ribu/bulan. Metode penelitian dalam penelitian ini dengan metode deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan pelaksanaan bantuan sosial bagi lanjut usia. Dampak pemberian bantuan social bagi lanjut usia terlantar, 40% lanjut usia terlantar jarang sakit karena memiliki akses untuk membeli obat, 37% merasa percaya diri karena memiliki uang untuk membeli sesuatu, tidak lagi merasa malu karena sudah memiliki uang sendiri. 13 % lanjut usia dapat berbagi terhadap cucu maupun keluarga yang membutuhkan. 10 % lanjut usia terlantar dapat makan teratur, artinya tidak lagi sulit untuk mendapatkan makan. Asuransi social bagi lanjut usia terlantar perlu pendamping yang dapat mengurangi masalah, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mengangani masalah lanjut usia terlantar.
Dampak Bantuan Sosial bagi Lanjut Usia Terlantar dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Andari, Soetji
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2202

Abstract

Permasalahan lanjut usia mencakup beberapa aspek kehidupan, yang antara lain aspek sosial, ekonomi, fisik, mental, dan bentuk struktur keluarga serta perubahan struktur masyarakat. Lanjut usia terlantar memerlukan pelayanan yang mencakup aspek kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan tempat tingga yang memadai. Dinas Sosial Kota Bengkulu  telah memberikan bantuan social bagi lanjut usia terlantar dalam bentuk pemberian uang tunai kepada lansia perorang perbulan sebesar 200 ribu/bulan. Metode penelitian dalam penelitian ini dengan metode deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan pelaksanaan bantuan sosial bagi lanjut usia. Dampak pemberian bantuan social bagi lanjut usia terlantar, 40% lanjut usia terlantar jarang sakit karena memiliki akses untuk membeli obat, 37% merasa percaya diri karena memiliki uang untuk membeli sesuatu, tidak lagi merasa malu karena sudah memiliki uang sendiri. 13 % lanjut usia dapat berbagi terhadap cucu maupun keluarga yang membutuhkan. 10 % lanjut usia terlantar dapat makan teratur, artinya tidak lagi sulit untuk mendapatkan makan. Asuransi social bagi lanjut usia terlantar perlu pendamping yang dapat mengurangi masalah, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mengangani masalah lanjut usia terlantar.
Dampak Pengangguran Terdidik Ditinjau Dari Segi Fisik, Psikis, Sosial Dan Solusinya Ikawati Ikawati
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2193

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial bagi penganggur terdidik dan Ingin mengetahui solusi yang dilakukan penganggur terdidik selama belum mendapat pekerjaan tetap. Tipe penelitian adalah eksploratif. Lokasi penelitian berdasarkan porpusive, maka ditentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Subyek penelitian ditentukan berdasarkan porpusive  maka ditentukan 30 orang. Sasaran objek penelitian adalah dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial dan solusinya.  Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data, menggunakan  deskriptif kualitatif dengan pendekatan distribusi frekuensi prosentasi (%).  Hasil temuan  dampak menganggur bagi pengganngur terdidik:  Ditinjau  segi fisik tidak punya penghasilan tetap sehingga ada keterabatasan memenuhi kebutuhan hidup, sangat membosankan, waktu terasa lama, keadaan yang tidak tentu dan sering sakit.  Ditinjau dari segi psikis tertekan tuntutan orangtua, perasaan malu, tidak berguna, serba salah,  tidak enak dengan keluarga, kurang percaya diri, dan tidak enak dengan lingkungan. Ditinjau dari segi sosial main ke teman yang berhasil, banyak menonton televisi, membatasi pergaulan dengan teman, dan main ke teman yang tidak jelas. Solusi penganggur terdidik selama belum bekerja: Mencoba melamar pekerjaaan, mengikuti tes dan mengikuti kursus, mencari pengalaman kerja, menambah ilmu, membantu usaha orangtua, dan berwiraswasta. Rekomendasi kepada pihak terkait:  Percepatan pembangunan infrastrutur di kantong-kantong pengangguran terdidik; Pemerintah menciptakan kesempatan kerja di berbagai bidang; Kemudahan dalam perijinan investasi usaha; Pelatihan dan pengembangan etos wirausaha dalam proses pembelajaran (kurikulum) di perguruan tinggi; Pelatihan keterampilan kerja agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan /mandiri; dan  Membantu dan memfasilitasi pengembangan usaha mandiri di sektor UMKM melalui pemberian bantuan modal. 
Dampak Pengangguran Terdidik Ditinjau Dari Segi Fisik, Psikis, Sosial Dan Solusinya Ikawati, Ikawati
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 1 (2019): Volume 43 Nomor 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/mipks.v43i1.2193

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial bagi penganggur terdidik dan Ingin mengetahui solusi yang dilakukan penganggur terdidik selama belum mendapat pekerjaan tetap. Tipe penelitian adalah eksploratif. Lokasi penelitian berdasarkan porpusive, maka ditentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Subyek penelitian ditentukan berdasarkan porpusive  maka ditentukan 30 orang. Sasaran objek penelitian adalah dampak menganggur dari segi fisik, psikis dan sosial dan solusinya.  Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data, menggunakan  deskriptif kualitatif dengan pendekatan distribusi frekuensi prosentasi (%).  Hasil temuan  dampak menganggur bagi pengganngur terdidik:  Ditinjau  segi fisik tidak punya penghasilan tetap sehingga ada keterabatasan memenuhi kebutuhan hidup, sangat membosankan, waktu terasa lama, keadaan yang tidak tentu dan sering sakit.  Ditinjau dari segi psikis tertekan tuntutan orangtua, perasaan malu, tidak berguna, serba salah,  tidak enak dengan keluarga, kurang percaya diri, dan tidak enak dengan lingkungan. Ditinjau dari segi sosial main ke teman yang berhasil, banyak menonton televisi, membatasi pergaulan dengan teman, dan main ke teman yang tidak jelas. Solusi penganggur terdidik selama belum bekerja: Mencoba melamar pekerjaaan, mengikuti tes dan mengikuti kursus, mencari pengalaman kerja, menambah ilmu, membantu usaha orangtua, dan berwiraswasta. Rekomendasi kepada pihak terkait:  Percepatan pembangunan infrastrutur di kantong-kantong pengangguran terdidik; Pemerintah menciptakan kesempatan kerja di berbagai bidang; Kemudahan dalam perijinan investasi usaha; Pelatihan dan pengembangan etos wirausaha dalam proses pembelajaran (kurikulum) di perguruan tinggi; Pelatihan keterampilan kerja agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan /mandiri; dan  Membantu dan memfasilitasi pengembangan usaha mandiri di sektor UMKM melalui pemberian bantuan modal. 

Page 4 of 14 | Total Record : 136