cover
Contact Name
Meiana Maulida Hikmawati
Contact Email
lppm@stipram.ac.id
Phone
+62274-485650
Journal Mail Official
jurnalkepariwisataan@stipram.ac.id
Editorial Address
Jalan Ahmad Yani No. 52B, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55198
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
ISSN : 19079389     EISSN : 27162664     DOI : -
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah merupakan jurnal ilmiah yang memuat artikel atau naskah yang berorientasi pada bidang kepariwisataan, dimana naskah atau artikel tersebut belum pernah dipublikasikan di media lain atau sedang dikirim ke penerbit lain. Artikel atau naskah yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau pendampingan/ konseptual atau studi pustaka namun bersifat obyektif dan sistematis yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang standar dan baku (bisa dipahami). Artikel atau naskah diterbitkan dalam bentuk cetak dan online. Untuk versi online, Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah sudah terindeks Google Schoolar dan Garuda. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah pertama kali terbit pada bulan Januari 2007 dan diterbitkan dalam 3 (tiga) edisi setiap tahunnya, yaitu diterbitkan setiap bulan Januari, Mei dan September.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah" : 14 Documents clear
OPTIMALISASI PRODUK SUVENIR BAMBU BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI SAUNG ANGKLUNG UDJO DENGAN METODE HOUSE OF QUALITY Sanjaya, Artha; Sabilla, Dipty Maura; Kusumawardhani, Seruni; Wasilah, Deanawati Insani; Gandawijaya, Gandawijaya; Radhitanti, Asri
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.777

Abstract

AbstractTourism industry in Indonesia is currently recovering from the devastating impact of the COVID-19 pandemic. The majority of experts, at 46.15%, believe that the development of quality and innovative tourism destinations that meet consumer expectation plays a crucial role in the future growth of the tourism sector. Emphasizing the preservation and development of local culture is crucial to enhance tourists’ consumer experiences and make them more authentic and meaningful. Experts promote sustainability and environmental responsibility in development of tourism, strengthening education and public awareness of sustainable, quality, and regenerative tourism to preserve Indonesia’s tourism sustainability. SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) is a cultural gem in West Java, Indonesia, that offers a unique blend of traditional Sundanese arts. Visitors can immerse themselves in angklung performances, participate in angklung production workshops, and even purchase bamboo craft merchandise from the store. In an effort to promote the sustainability of angklung and bamboo merchandise production, the SAU partners with local craftsmen within the SAU area. As the post-Covid19 pandemic recovery progresses, the contribution of bamboo crafts to the SAU merchandise business declines to its lowest point. Each consumer has unique preferences for merchandise products. Through consumer preference research at SAU using the House of Quality method, it is hoped that a meeting point will occur between consumer expectations and product merchandise strategies that can be developed by local artisans around SAU in supporting the growth of a strong and sustainable tourism ecosystem.Keywords: Sustainable Tourism; Consumer Preferences; Bamboo Merchandise; House of QualityAbstrakKondisi pariwisata Indonesia sedang mengalami proses pemulihan setelah pandemi Covid-19. Mayoritas pakar sebesar 46,15% percaya pengembangan destinasi pariwisata berkualitas dan inovatif sesuai dengan ekspektasi pengunjung memiliki peran penting dalam pertumbuhan sektor pariwisata di masa depan. Pelestarian dan pengembangan budaya lokal butuh perhatian sehingga pengalaman konsumen wisatawan menjadi lebih autentik dan bermakna. Pakar mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dalam setiap aspek pengembangan aktivitas pariwisata serta memperkuat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang pariwisata berkelanjutan, berkualitas, dan terus melakukan regenerasi dalam kontribusi menjaga kelestarian dan kualitas pariwisata Indonesia. Saung Angklung Udjo adalah destinasi budaya Sunda di Jawa Barat yang menawarkan keunikan khas pertunjukkan angklung, workshop produksi angklung, dan toko suvenir bambu yang dapat dibeli wisatawan. Dalam upaya menunjang keberlangsungan produksi angklung dan suvenir bambu, SAU bermitra dengan pengrajin lokal di sekitar kawasan. Namun seiring pemulihan kondisi dari pandemi Covid19, kontribusi suvenir bambu terus mengalami penurunan di level terendah. Salah satu sebabnya dikarenakan setiap konsumen memiliki preferensi yang berbeda terhadap produk suvenir yang ditawarkan. Melalui penelitian preferensi konsumen wisatawan Saung Angklung Udjo dengan metode House of Quality, diharapkan terjadi titik temu antara ekspektasi konsumen wisatawan dengan strategi suvenir bambu yang mampu dikembangkan perajin di sekitar Saung Angklung Udjo dalam mendukung tumbuhnya ekosistem pariwisata yang kuat dan berkelanjutan.Kata Kunci:  Pariwisata Berkelanjutan; Preferensi Konsumen; Suvenir Bambu; House of Quality
TRANSFORMASI DIGITAL MARKETING DESA WISATA MELALUI KEMAS ULANG INFORMASI Prasetyo, Hendi; Satriawati, Zahrotun; Irawati, Novi
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.603

Abstract

AbstractIn today's digital era, the internet and social media have become the main sources of information for tourists. Therefore, it is important for tourism destinations to repackage information with effective digital strategies. The purpose of this study was to determine the digital marketing transformation of tourism villages through information repackaging. This study was conducted using a qualitative method using literature study data collection techniques. The results of the study can describe that there are various stages that can be carried out to support the digital marketing transformation of tourism villages through information repackaging. The process of repackaging information in tourism product diversification is an important aspect that involves research, analysis, and re-presentation of information to create an interesting experience for prospective tourists. In this process, information is collected comprehensively to provide a clear picture of relevant tourist attractions, attractions, accommodations, culinary, culture, and history. Recommendations for further research include the use of a field-based empirical approach, exploration of tourist perceptions of the effectiveness of information content and its impact on visiting decisions, comparison of media strategies (print and digital), and analysis of the contribution of local community digital literacy to the success of digital marketing of tourist destinations.Keywords: Information Repackaging; Digital Marketing; Tourism VillageAbstrakDi era digital saat ini, internet dan media sosial telah menjadi sumber utama informasi bagi para wisatawan. Oleh karena itu, penting bagi destinasi pariwisata untuk melakukan kemas ulang informasi dengan strategi digital yang efektif. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui transformasi digital marketing desa wisata melalui kemas ulang informasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Hasil penelitian dapat menguraikan bahwa terdapat berbagai tahapan yang dapat dilakukan untuk mendukung transformasi digital marketing desa wisata melalui kemas ulang informasi. Proses kemas ulang informasi pada diversifikasi produk pariwisata merupakan aspek penting yang melibatkan penelitian, analisis, dan penyajian ulang informasi guna menciptakan pengalaman menarik bagi calon wisatawan. Dalam proses ini, informasi dikumpulkan secara komprehensif untuk memberikan gambaran yang jelas tentang objek wisata, atraksi, akomodasi, kuliner, budaya, dan sejarah yang relevan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mencakup penggunaan pendekatan empiris berbasis lapangan, eksplorasi persepsi wisatawan terhadap efektivitas konten informasi serta dampaknya terhadap keputusan berkunjung, perbandingan strategi media (cetak dan digital), serta analisis kontribusi literasi digital masyarakat lokal terhadap keberhasilan pemasaran destinasi wisata secara digital.Kata Kunci:  Kemas Ulang Informasi; Digital Marketing; Desa Wisata
EVALUASI KINERJA LAYANAN GLAMPING BUKIT LINTANG SEWU BANTUL BERDASARKAN INDIKATOR SAPTA PESONA Nursiana, Adinoto; Rohman, Nur; Sutrisno, Sutrisno; Kiswantoro, Amin; Budhijono, Fongnawati
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.780

Abstract

AbstractGlamping, a blend of hotel comfort and camping experience, has emerged as a popular nature-based tourism trend. Bukit Lintang Sewu Glamping in Bantul, Yogyakarta, offers natural attractions but requires risk management to ensure safety, comfort, and service reliability. This study aims to identify operational service aspects needing improvement and those providing competitive advantages, based on the Sapta Pesona concept. Conducted in 2024 at Bukit Lintang Sewu, Bantul, the research employed a mixed-method QUAN+qual approach, involving 100 tourists aged ≥17 years and interviews with managers and local residents. Data were analyzed using Importance Performance Analysis (IPA). Results show that only 28% of the 36 measured indicators meet tourist needs, while 11% require urgent improvement, particularly in Safety and Memory aspects, such as jogging tracks, infrastructure maintenance, Wi-Fi reliability, and suggestion boxes. Ten indicators performed well, four had low performance with low importance, and fifteen were considered excessive. In conclusion, management should prioritize improving basic health facilities, cleanliness, infrastructure upkeep, and staff responsiveness. Recommendations include regular evaluations, staff skill enhancement, and optimizing visitor feedback to maintain glamping sustainability and competitiveness. Future research should expand to other glamping sites in Yogyakarta and across Indonesia to identify broader improvement priorities.Keywords:  Glamping; Sapta Pesona; Importance Performance Analysis; Risk Management; Bukit Lintang SewuAbstrakGlamping menjadi tren wisata alam yang menggabungkan kenyamanan hotel dengan pengalaman berkemah. Glamping Bukit Lintang Sewu di Bantul, Yogyakarta, menawarkan daya tarik alam, namun memerlukan pengelolaan risiko untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan kepastian layanan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aspek layanan operasional yang memerlukan perbaikan dan yang menjadi keunggulan kompetitif, berdasarkan konsep Sapta Pesona. Penelitian dilakukan di Bukit Lintang Sewu, Bantul pada 2024, menggunakan metode campuran QUAN+qual dengan 100 responden wisatawan berusia ≥17 tahun, serta wawancara dengan pengelola dan masyarakat sekitar. Data dianalisis menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil menunjukkan dari 36 indikator, hanya 28% memenuhi kebutuhan wisatawan, 11% memerlukan perbaikan segera, khususnya pada unsur Aman dan Kenangan, seperti jogging track, keterawatan infrastruktur, kehandalan Wi-Fi, dan kotak saran. Sepuluh indikator berkinerja baik, empat berkinerja rendah dengan kepentingan rendah, dan lima belas dianggap berlebihan. Kesimpulannya, pengelola perlu fokus pada peningkatan fasilitas kesehatan dasar, kebersihan, pemeliharaan infrastruktur, serta responsivitas staf. Disarankan evaluasi berkala, peningkatan keterampilan petugas, dan optimalisasi umpan balik pengunjung untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing glamping. Penelitian selanjutnya dapat diperluas ke glamping lain di Yogyakarta dan wilayah lain di Indonesia.Kata Kunci:  Glamping; Sapta Pesona; Importance Performance Analysis; Manajemen Risiko; Bukit Lintang Sewu
PELESTARIAN DAN REVITALISASI RUMAH TRADISIONAL BATAK TOBA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DANAU TOBA Lase, Apriliani; Lase, Apriliana; Tambunan, Jessica Ignatia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.722

Abstract

AbstractThis study aims to analyze the impact of traditional Batak Toba houses as a potential tourist attraction that is currently heading towards extinction and how the concept of preservation and revitalization is in maintaining tourist attractions. This study adopts a mixed method/combining quantitative and qualitative approaches (mix methods). Data collection techniques use in-depth interviews, questionnaires, observations, documentation studies, literature studies and online data searches. Primary data sources obtained directly from direct observation and interviews consisting of the government and private sectors (stakeholders), as well as distributing questionnaires using Google Form to 100 respondents with purposive sampling techniques and based on tourist visits who have visited the Lake Toba area based on the point of attraction of visiting, cleanliness conditions, security guarantees, satisfaction with management services, satisfaction with tourist attractions, satisfaction during tourism. The results of the study showed that tourist responses to the quality of the Traditional House tourist attraction still have a high percentage value of 60.8% and are followed by a level of satisfaction in tourism of 45.7%. However, the point of cleanliness still has a low percentage of 20.6, meaning the importance of improving cleanliness in the tourist area located in the Lake Toba area, Samosir. Good attention and cooperation from the local government to the private sector is very important to maintain and preserve buildings so as to create comfort for tourists who visit, as well as tourism awareness that is very necessary to be increased to support progress in the Lake Toba tourist area. The role of the community is also very much needed in the development of traditional house tourism objects so that they do not go extinct but this area increasingly shows its identity in its preservation and revitalization..Keywords: Traditional Batak House; Attraction; Tourist Visits; Revitalization; Lake TobaAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak rumah adat Batak Toba sebagai potensi objek wisata yang saat ini mulai menuju kepunahan serta bagaimana konsep preservasi dan revitalisasi dalam mempertahankan objek wisata. Penelitian ini menggunakan metode campuran/kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mix methods). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, angket, observasi, studi dokumentasi, studi pustaka dan penelusuran data daring. Sumber data primer diperoleh langsung dari observasi dan wawancara langsung yang terdiri dari pihak pemerintah dan swasta (stakeholders), serta penyebaran angket menggunakan Google Form kepada 100 responden dengan teknik purposive sampling dan berdasarkan kunjungan wisatawan yang pernah berkunjung ke kawasan Danau Toba berdasarkan daya tarik kunjungan, kondisi kebersihan, jaminan keamanan, kepuasan terhadap pelayanan pengelola, kepuasan terhadap objek wisata, kepuasan selama berwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon wisatawan terhadap kualitas objek wisata Rumah Adat masih memiliki nilai presentase yang tinggi yaitu 60,8% dan diikuti dengan tingkat kepuasan dalam berwisata sebesar 45,7%. Namun, poin kebersihan masih memiliki presentase yang rendah yaitu 20,6 yang berarti pentingnya peningkatan kebersihan di kawasan wisata yang terletak di kawasan Danau Toba Samosir tersebut. Perhatian dan kerjasama yang baik dari pemerintah daerah hingga pihak swasta sangat penting untuk menjaga dan melestarikan bangunan sehingga tercipta kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung, serta kesadaran wisata yang sangat perlu ditingkatkan untuk mendukung kemajuan di kawasan wisata Danau Toba. Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata rumah adat agar tidak punah namun kawasan ini semakin menunjukkan jati dirinya dalam pelestarian dan revitalisasinya.Kata Kunci: Rumah Adat Batak; Daya Tarik; Kunjungan Wisatawan; Revitalisasi; Danau Toba
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA CAPING DI KELURAHAN BANSIR LAUT PONTIANAK TENGGARA Sari, Nur Kumala; Anasi, Putri Tipa; Adlika, Nur Meily
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.748

Abstract

AbstractCaping Tourism Village is a community-based destination that utilizes natural resources and local culture as its main attractions. This study aims to identify and analyze the forms of community participation in the development of Caping Tourism Village, located in Bansir Laut Subdistrict, Southeast Pontianak. The research employs a descriptive qualitative approach, with data collected through observation, in-depth interviews, and documentation. The findings indicate that community participation is manifested through contributions of ideas in planning, physical involvement in development activities, utilization of local resources, application of traditional skills, and voluntary financial support. Furthermore, participation is also reflected in the collective spirit, shared ownership of the tourism space, and sustainable local innovation. These forms of engagement contribute not only to physical improvements but also to increased environmental awareness, economic empowerment, and preservation of local cultural identity. Comprehensive community involvement has played a crucial role in the success of Caping Tourism Village, which was selected among the top 300 villages in the 2024 Indonesian Tourism Village Award (ADWI). These findings emphasize that community empowerment is a key foundation for developing inclusive, competitive, and sustainable tourism destinations.AbstrakKampung Wisata Caping merupakan destinasi wisata berbasis komunitas yang memanfaatkan sumber daya alam dan budaya lokal sebagai daya tarik utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kampung Wisata Caping di Kelurahan Bansir Laut, Pontianak Tenggara. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat diwujudkan melalui kontribusi ide dalam perencanaan, keterlibatan fisik dalam pembangunan, pemanfaatan sumber daya lokal, penerapan keterampilan tradisional, serta dukungan finansial swadaya. Selain itu, partisipasi juga tercermin dalam semangat kolektif, kepemilikan sosial atas kawasan wisata, dan munculnya inovasi lokal yang berkelanjutan. Partisipasi ini tidak hanya berkontribusi pada aspek fisik pembangunan, tetapi juga meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan, memperkuat ekonomi lokal, serta melestarikan warisan budaya. Keterlibatan masyarakat yang menyeluruh menjadi pendorong utama keberhasilan Kampung Wisata Caping hingga masuk dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024. Temuan ini menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan fondasi penting dalam pengembangan destinasi wisata yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA GEDANGAN MELALUI PEMASARAN INOVATIF BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL Al Ariyah, Mochammad Reizza
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.769

Abstract

AbstractThe use of information technology in the digital era plays a key role in driving economic growth, including in rural areas. Gedangan Village, located in Sidayu District, Gresik Regency, has significant natural potential but faces challenges in promoting and marketing its local products. This study aims to examine the role of digital technology, particularly through the development of a website, as a promotional tool for local agro-tourism and village products. A qualitative approach was employed, using data collected through observations, in-depth interviews with village officials, and literature review. The findings show that the website effectively expands promotional reach, improves market access, and enhances local digital skills. As a result, it contributes to increased community income, strengthens product competitiveness, and supports sustainable rural economic development. The website serves as a strategic platform to introduce local potential to national and international markets. Future research is recommended to explore the integration of other digital tools such as social media, e-commerce platforms, or mobile applications to further enhance promotional strategies. Long-term evaluation of the technology’s impact on community welfare and the sustainability of local potential is also essential. Thus, digital technology can be continuously developed as an adaptive and innovative village development strategy.AbstrakPemanfaatan teknologi informasi di era digital menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk di wilayah pedesaan. Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, memiliki potensi alam yang besar namun terkendala dalam promosi dan pemasaran produk lokal. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran teknologi digital, khususnya melalui pembuatan website, sebagai media promosi agrowisata dan produk unggulan desa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, serta studi literatur. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan website mampu meningkatkan jangkauan promosi, membuka akses pasar yang lebih luas, serta mendorong peningkatan keterampilan digital masyarakat. Dampaknya mencakup peningkatan pendapatan, penguatan daya saing produk lokal, dan pengembangan ekonomi desa secara berkelanjutan. Website menjadi sarana strategis dalam memperkenalkan potensi lokal ke pasar nasional dan internasional. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mengeksplorasi integrasi teknologi lain seperti media sosial, e-commerce, atau aplikasi mobile guna memperkuat efektivitas promosi digital. Selain itu, penting dilakukan evaluasi jangka panjang terhadap dampak implementasi teknologi terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan potensi desa. Dengan demikian, pemanfaatan teknologi digital dapat terus ditingkatkan sebagai strategi pengembangan desa yang adaptif dan inovatif.
HERITAGE TOURISM DEVELOPMENT POTENTIAL THROUGH QR CODE AS AN EDUCATIONAL TOOL AT SEKANAK RIVER, PALEMBANG Widyawan, Indria; K, Jesica Triane; Erwen, Ivana Valencia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.816

Abstract

ABSTRACTPalembang is the oldest city in Indonesia, rich in historical and cultural values. However, the lack of public knowledge about the city’s historical background has contributed to the limited attention given to its heritage tourism potential, despite its designation as the “Venice of the East”. This study was conducted in the Sekanak River area of Palembang. A qualitative descriptive approach was employed to gain an overview of efforts that can be undertaken, using methods such as observation, documentation, and literature review. The data obtained were subjected to qualitative analysis and presented in a descriptive manner. The results of the study highlight three main strategic approaches that local government can implement to develop heritage tourism through the use of QR codes as an educational tool along the Sekanak River: identifying the Sekanak area, reviewing the QR code model, and compiling a list of heritage tourism potentials to be inntegrated into the system.Keywords:      Heritage Tourism; QR Code; Educational Tool; Sekanak River ABSTRAKPalembang merupakan kota yang diakui sebagai salah satu yang tertua di Indonesia dengan nilai sejarah yang tinggi dan makna budaya yang mendalam. Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar terhadap sejarah masa lalu Kota Palembang membuat minimnya perhatian yang diberikan kepada kota yang dikenal dengan julukan “Venesia dari Timur” ini dalam hal potensi wisata heritage yang terdapat di setiap sudut jantung kota. Penelitian ini berlokasi di kawasan Sungai Sekanak Palembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam yang berkaitan dengan pengembangan yang dapat diupayakan dengan cara observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui pendekatan kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif untuk menggambarkan temuan secara komprehensif. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat 3 hal utama yang dapat diupayakan pemerintah guna mengembangkan wisata heritage melalui kode QR sebagai sarana edukasi di Sungai Sekanak, yaitu mengidentifikasi kawasan Sekanak, meninjau model kode QR dan menyajikan daftar potensi wisata heritage yang akan ditampilkan dalam sistem.Kata Kunci:     Pariwisata Warisan Budaya; Kode QR; Alat Edukasi; Sungai Sekanak
ANALISIS INTERAKSI DIGITAL PADA JASA OPEN TRIP PENDAKIAN GUNUNG DI KOTA BANDUNG Fadia, Naila; Aziz, Firman; Ferdiana, Ryan; Utami, Nova Nurmulya; Salsabila, Nasywa Azalia Rahma; Salimwijaya, Florencia
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.766

Abstract

AbstractDigital technology has transformed how businesses interact with consumers, including in mountain hiking open trip services. This study aims to analyze the forms of digital interaction implemented by service providers to build customer engagement and influence purchasing decisions. A descriptive qualitative method was applied through in-depth interviews with the owner and two customers of Baskara Trip, complemented by participatory and digital observations via Instagram and WhatsApp. The results show that Instagram plays a key role in promotion and initial communication, while WhatsApp is used for technical coordination and more personal interactions. Digital communication is considered effective in delivering information and building trust; however, challenges remain, such as slow response times and unstructured information. The study recommends implementing chatbots, live Q&A sessions, and optimizing interactive content to enhance the quality of digital services and customer experience. This research offers practical implications for tourism business actors in developing more responsive and efficient digital communication strategies.AbstrakPerkembangan teknologi digital telah mengubah cara pelaku usaha berinteraksi dengan konsumen, termasuk dalam jasa open trip pendakian gunung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk interaksi digital yang diterapkan oleh penyedia jasa open trip dalam membangun keterlibatan pelanggan serta memengaruhi keputusan pembelian. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pemilik dan dua pelanggan Baskara Trip, serta observasi partisipatif dan digital melalui Instagram dan WhatsApp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instagram berperan penting dalam promosi dan komunikasi awal, sedangkan WhatsApp digunakan untuk koordinasi teknis dan komunikasi yang lebih personal. Interaksi digital dinilai efektif dalam menyampaikan informasi dan membangun kepercayaan, tetapi tantangan masih ada seperti keterlambatan respons dan kurangnya struktur informasi. Studi ini merekomendasikan penggunaan chatbot, sesi tanya jawab langsung (live Q&A), serta optimalisasi konten interaktif guna meningkatkan kualitas layanan digital dan pengalaman pelanggan. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi pelaku usaha pariwisata dalam mengembangkan strategi komunikasi digital yang lebih responsif dan efisien.
FROM FARM TO TABLE: MENGUNGKAP POTENSI PENGALAMAN WISATA KULINER BERBASIS PERIKANAN BUDIDAYA Fajriasanti, Ruwaida; Harja, Oktomi; Hidayatullah, Muhammad Adieb; Ahmadi, Lukman; Anggara, Anak Agung Putu Gede Puja
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.761

Abstract

AbstractThis study explores the potential development of farm-to-table (FTT)-based culinary tourism within the context of freshwater aquaculture in Batu Kumbung Village, West Lombok, Indonesia. While the FTT concept is widely applied in agriculture, its implementation in aquaculture particularly freshwater is still underexplored. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews, focus group discussions, and participant observations. Findings reveal that local catfish farming practices align with sustainability principles through the use of earthen ponds, organic feed, and traditional tools. Meanwhile, the village’s flagship product, mandalika catfish, contributes to local food security and is processed into various value-added dishes reflecting a zero-waste philosophy. The integration of aquaculture and culinary activities within a holistic FTT experience offers an authentic, multisensory, and inclusive form of participatory tourism. This study contributes to the growing literature on aquaculture tourism and highlights FTT as a viable model for sustainable rural tourism.AbstrakPenelitian ini mengkaji potensi pengembangan pariwisata kuliner berbasis farm to table (FTT) dalam konteks budidaya perikanan air tawar di Desa Batu Kumbung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Meskipun konsep FTT telah banyak dikembangkan dalam sektor pertanian, penerapannya dalam sektor perikanan khususnya air tawar masih relatif jarang dibahas. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, FGD, dan observasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik budidaya ikan lele di Batu Kumbung telah mencerminkan prinsip keberlanjutan melalui penggunaan kolam tanah, pakan organik, dan alat-alat tradisional. Ikan lele mandalika sebagai komoditas unggulan tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan lokal, tetapi juga telah diolah menjadi berbagai produk kuliner khas yang mendukung implementasi zero waste. Integrasi aktivitas budidaya dan pengolahan kuliner dalam satu rangkaian pengalaman FTT berbasis masyarakat dinilai mampu menciptakan wisata partisipatif yang autentik, multisensori, dan inklusif. Temuan ini memperkaya literatur tentang minawisata dan membuka peluang pengembangan wisata kuliner berbasis perikanan sebagai alternatif pariwisata berkelanjutan.
SEGMENTASI WISATAWAN DI MEDIA SOSIAL BERBASIS KLASTER: BAGAIMANA WISATAWAN BERINTERAKSI DENGAN KONTEN PERJALANAN WISATA? Maheswari, Aulia Dinda; Setiyorini, Heri Puspito Diyah; Khaerani, Rijal
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i2.747

Abstract

AbstractSocial media plays a critical role in modern destination marketing, as individuals increasingly rely on these platforms to guide their travel decisions. This study segments tourists based on their interactions with social media, offering insights to help stakeholders in the tourism industry develop more efficient marketing strategies. Using the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory, the research examines variables such as online atmospherics, perceived usefulness, perceived enjoyment, flow experience, attitude, revisit intention, and further usage intention. A questionnaire-based survey was conducted with 400 respondents, primarily college students. Data were analyzed using factor-cluster analysis, including Principal Component Analysis (PCA) and K-Means clustering. The findings identified four key social media interaction factors: immersive, future trip scouting, destination desire, and happy scroll moments. Additionally, five tourist segments emerged: joyful exploration, destination appeal, travel visioning, captivating, and combination. This study enhances the S-O-R theory, particularly its organism component, by providing insights into how social media interactions influence tourist market segmentation. The results offer practical guidance for destination managers to refine content creation strategies and improve marketing effectiveness by addressing the factors and segments identified in this research.Keywords: Tourist Segmentation; Social Media; Cluster Analysis; SOR Theory  AbstrakMedia sosial memainkan peran penting dalam pemasaran destinasi modern, karena individu semakin bergantung pada platform ini untuk memandu keputusan perjalanan mereka. Studi ini mengelompokkan wisatawan berdasarkan interaksi mereka dengan media sosial, menawarkan wawasan untuk membantu pemangku kepentingan di industri pariwisata mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efisien. Dengan menggunakan teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R), penelitian ini menguji variabel-variabel seperti online atmospherics, perceived usefulness, perceived enjoyment, flow experience, attitude, revisit intention, dan further usage intention. Survei berbasis kuesioner dilakukan terhadap 400 responden, terutama mahasiswa. Data dianalisis menggunakan analisis faktor-klaster, termasuk Principal Component Analysis (PCA) dan K-Means. Temuan ini mengidentifikasi empat faktor utama interaksi pada media sosial: immersive, future trip scouting, destination desire, dan happy scroll moment. Selain itu, lima segmen wisata muncul: joyful exploration, destination appeal, travel visioning, captivating, dan combination. Studi ini menyempurnakan teori S-O-R, khususnya komponen organisme, dengan memberikan wawasan tentang bagaimana interaksi media sosial mempengaruhi segmentasi pasar wisatawan. Hasilnya menawarkan panduan praktis bagi pengelola destinasi untuk menyempurnakan strategi pembuatan konten dan meningkatkan efektivitas pemasaran dengan mengatasi faktor dan segmen yang diidentifikasi dalam penelitian ini.Kata Kunci : Segmentasi Wisatawan; Media Sosial; Analisis Kluster; Teori SOR 

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 3 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 3 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 2 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 01 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 3 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 2 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 1 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 03 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 01 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 3 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 2 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 1 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 03 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 02 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 01 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 3 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 1 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 03 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 02 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 01 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 3 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 2 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 1 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 03 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 02 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 01 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 11, No 3 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 03 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 02 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 01 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 9 No. 03 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 9, No 3 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah More Issue