cover
Contact Name
Erni Yusnita Lalusu
Contact Email
jurnalkesmas.untika@gmail.com
Phone
+6285298735414
Journal Mail Official
jurnalkesmas.untika@gmail.com
Editorial Address
Jl. Dewi Sartika, No. 67 Luwuk-Banggai, Sulawesi Tengah
Location
Kab. banggai,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
ISSN : 20863772     EISSN : 26208245     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal adalah media publikasi ilmiah yang menyajikan hasil penelitian (research paper) ataupun laporan kasus (case report) di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi kajian Epidemiologi, Kesehatan Lingkungan, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku, Gizi Kesmas, Kesehatan & Keselamatan Kerja, Biostatistik dan Kependudukan, serta kajian ilmiah lainnya.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal" : 5 Documents clear
Karakteristik Sarana Sanitasi Dasar di Desa Balayon Kec Liang Kab Banggai Kepulauan: Characteristics of Basic Sanitation Facilities in Balayon Village Liang District Banggai Islands Regency Fariza, Isyana; E, Efrila; Balebu, Dwi Wahyu
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.140

Abstract

Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyakit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh sanitasi lingkungan adalah diare. Diare merupakan penyakit endemis dengan kejadian luar biasa di Indonesia yang bisa menyerang seluruh kelompok usia. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau dekripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Waktu penelitian mulai bulan juli – agustus 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di desa Balayon yaitu sebanyak 99 kepala keluarga. Sampel dari penelitian ini sebagai populasi dari kepala keluarga di desa Balayon yang ditetapkan dengan rumus sebagai rumus solvin. Dalam penelitian ini alat untuk pengumpulan data adalah kuisioner dan cara pengumpulan dengan data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan melalui kuisioner yang berisikan daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian yang akan disebarkan pada responden dan data sekunder diperoleh dari kantor Kepala Desa Balayon dan Polindes di Desa Balayon. Hasil penelitian menunjukan dari 82 rumah yang ada di Desa Balayon terdapat 65(86 persen) jamban yang memenuhi syarat, ada 21(25 persen) rumah yang memiliki SPAL, dan 61(74 persen) yang memiliki tempat sampah. Poor sanitation can cause disease. One of the diseases caused by environmental sanitation is diarrhea, which is an endemic disease with widespread occurrence in Indonesia that can affect all age groups. This type of research is a descriptive research method, namely a research method conducted with the main objective of making an objective description or description of a situation. The time for the research was from July to August 2022. The population in this study were all heads of families in Balayon village, namely 99 heads of families. The sample of this study is the population of the heads of families in Balayon village which is determined by the formula as the solvin formula. In this study the tool for data collection was a questionnaire and the method of collecting primary data was obtained by conducting direct interviews and through a questionnaire containing a list of questions that had been prepared according to the research objectives to be distributed to respondents and secondary data obtained from the office of the Balayon Village Head and Polindes in Balayon Village. The results showed that of the 82 houses in Balayon Village, there were 65(86 percent) latrines that met the requirements, 21(25 percent) houses had SPAL, and 61(74 percent) had trash bins.
Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Anak 6-12 Bulan di Kelurahan Gedung Johor Medan : The Relationship Between the of MP-ASI and the Nutritional Status of Children 6-12 Months in Kelurahan Gedung Johor Medan Sitorus, Friska; Anita, Surya; Bancin, Dewi R
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.149

Abstract

Asupan MP-ASI yang baik secara langsung akan mempengaruhi status gizi anak. Gizi sangat berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan berkaitan dengan kesehatan maupun kecerdasan anak. Setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, pemberian MP-ASI sangat penting untuk meningkatkan energi maupun zat gizi bagi bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 42 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner yang dianalisa dengan menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan dari 26 orang (61,9 persen) responden yang sesuai dalam pemberian MP-ASI, terdapat 3 orang (7,1 persen) yang mengalami gizi kurang dan 23 orang (54,8 persen) status gizinya baik. Sedangkan dari 16 orang (38,1 persen) yang tidak sesuai dalam pemberian MP-ASI, terdapat 1 orang (2,4 persen) mengalami gizi buruk, 10 orang (23,9 persen) mengalami gizi kurang dan 5 orang (11,8 persen) status gizinya baik hasil uji statistiknya p-value 0,001. Kesimpulannya adalah ada hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan tahun 2022. Untuk itu diharapkan kepada ibu, hendaknya memberikan MP-ASI yang tepat dan benar serta sesuai dengan usianya agar terpenuhinya asupan nutrisi yang seimbang. Karena pemberian MP-ASI yang sesuai sangat berhubungan dengan status gizi anak.  Good MP-ASI intake will directly affect the nutritional status of children. Nutrition plays an important role for the growth and development of children and is related to the health and intelligence of children. After the baby is more than 6 months old, giving MP-ASI is very important to increase energy and nutrition for the baby. This study aims to determine the relationship between giving MP-ASI and the nutritional status of infants aged 6-24 months in Gedung Johor Village, Medan Johor District, Medan City in 2022. This type of research is a descriptive study with a cross-sectional design. The research sample used a total sampling technique of 42 people. Data collection used a questionnaire sheet which was analyzed using the chi-square test. The results showed that of the 26 people (61.9 percent) who were suitable for giving MP-ASI, there were 3 people (7.1 percent) who were malnourished and 23 people (54.8 percent) whose nutritional status was good. Meanwhile, out of 16 people (38.1 percent) who were not suitable for complementary feeding, 1 person (2.4 percent) experienced malnutrition, 10 people (23.9 percent) experienced malnutrition and 5 people (11.8 percent) had good nutritional status with a p-value of 0.001. The conclusion is that there is a relationship between giving MP-ASI and the nutritional status of infants aged 6-24 months in Gedung Johor Village, Medan Johor District, Medan City in 2022. For this reason, it is hoped that mothers should provide MP-ASI that is correct and correct and according to their age so that it is fulfilled. balanced nutritional intake. Because the provision of appropriate MP-ASI is closely related to the nutritional status of children
Analisis Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare di SMP Negeri di Yogyakarta: Analysis of Factors Related To The Incidence of Diarrhea at State Junior High School in Yogyakarta Amyati; Pratiwi, Rosiana
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.170

Abstract

Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit diare di dunia masih sangat tinggi terutama di negara berkembang. Diare merupakan penyebab kematian ke-4 pada golongan semua usia di Indonesia. Faktor risiko diare berkaitan dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan data profil kesehatan Yogyakarta tahun 2021 diketahui bahwa jumlah kasus diare di Kota Yogyakarta pada perempuan sebanyak 2846 kasus (54,44 persen), jumlah penemuan kasus diare pada laki-laki sebanyak 2382 kasus (45,46 persen). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang penyakit diare dan PHBS dengan  kejadian diare pada siswa kelas IX SMP Negeri 9 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 9 Yogyakarta dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 66 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan metode analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengetahuan tentang penyakit diare dan PHBS. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah kejadian diare. Hasil Penelitian: Responden yang tidak diare dengan pengetahuan diare kategori baik sebanyak 41(62 persen), dan sebanyak 9 (14 persen) dengan kategori tidak baik. Sedangkan yang mengalami diare dengan pengetahuan diare kategori baik sebanyak 6 (9 persen), dan 10 responden (15 persen) dengan kategori tidak baik. Responden tidak diare dengan PHBS kategori baik sebanyak 36 (55 persen), dan 14 responden (21 persen) dengan kategori tidak baik. Responden yang mengalami diare dengan PHBS kategori baik sebanyak 2 (3 persen), dan 14 responden (21 persen) dengan kategori tidak baik Hasil Uji Chi-square menunjukan ada hubungan yang signifikan antara PHBS dan pengetahuan diare dengan kejadian diare dengan nilai signifikan masing-masing 0,02 dan 0,001. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan PHBS dengan kejadian diare dengan kejadian Diare  pada siswa SMP Negeri 9 Kota Yogyakarta dengan nilai signifikan masing-masing 0,02 dan 0,001.  The morbidity and mortality rates due to diarrheal diseases in the world are still very high, especially in developing countries. Diarrhea is the 4th cause of death in all age groups in Indonesia. Risk factors for diarrhea are related to the Clean and Healthy Behavior (PHBS) program. Based on Yogyakarta's health profile data for 2021, it is known that the number of cases of diarrhea in the city of Yogyakarta in women was 2846 cases (54.44 percent), the number of cases of diarrhea found in men was 2382 cases (45.46 percent). The aim of the study was to determine the relationship between knowledge about diarrheal disease and PHBS with the incidence of diarrhea in class IX students of SMP Negeri 9 Yogyakarta. This type of research is survey research which is analytic in nature with a cross sectional approach. The population in this study were students of class IX at SMP Negeri 9 Yogyakarta and the sample in this study was 66 people. The sampling technique used in this study was purposive sampling with univariate and bivariate data analysis methods using the chi-square test. In this study, the independent variables were knowledge of diarrheal disease and PHBS. The dependent variable (Dependent Variable) is the incidence of diarrhea. Research Results: Respondents who did not have diarrhea with knowledge of diarrhea in the good category were 41 (62 percent), and as many as 9 (14 percent) in the bad category. While those who experienced diarrhea with knowledge of diarrhea in the good category were 6 (9 percent), and 10 respondents (15 percent) in the bad category. Respondents did not have diarrhea with PHBS in the good category as many as 36 (55 percent), and 14 respondents (21 percent) in the bad category. Respondents who experienced diarrhea with PHBS in the good category were 2 (3 percent), and 14 respondents (21 percent) in the bad category. Chi-square test results showed that there was a significant relationship between PHBS and knowledge of diarrhea with the incidence of diarrhea with a significant value of each 0.02 and 0.001. Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and PHBS with the incidence of diarrhea in students of SMP Negeri 9 Yogyakarta City with significant values ​​of 0.02 and 0.001 respectively.
Analisis Kesehatan Udara di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai Kabupaten Banggai Laut: Air Health Analysis at the Banggai Regional General Hospital Banggai Laut Regency Kanan, Maria; Intari, Luky Dwi; Bambang, Dwicahya
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.173

Abstract

Interaksi rumah sakit dengan manusia dan lingkungan dapat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang ditandai dengan indikator menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit seperti media air, udara, pangan, sarana, bangunan serta vektor dan binatang pembawa penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran terhadap kesehatan udara dalam hal ini suhu, kelembaban, pencahayaan, dan mikrobiologi udara  dalam ruangan sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 7 Tahun 2019. Tujuan  penelitian adalah untuk menganalisis kesehatan udara di RSUD Banggai Kabupaten Banggai Laut yang dilakukan pada bulan Juni- Juli Tahun 2022. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi adalah semua ruangan pelayanan dan perawatan. Sampel adalah 12 ruangan pelayanan dan perawatan. Metode pengumpulan data dengan melakukan pengukuran suhu, kelembaban, pencahayaan di 12 ruangan pelayanan dan perawatan. Sedangkan untuk pengukuran kualitas mikrobiologi udara di mana sampel diambil di ruang operasi selanjutnya di bawah ke laboratorium untuk dianalisis angka kuman. Data dianalisis denganmenggunakan teknik  analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil pengukuran kesehatan udara dari 12 ruangan: parameter suhu terdapat 3 ruangan memenuhi syarat (25 persen), 9 ruangan tidak memenuhi syarat (75 persen). Parameter kelembaban 2 ruangan memenuhi syarat (16,7 persen), 10 ruangan tidak memenuhi syarat (83,3 persen). Parameter pencahayaan keseluruhan tidak memenuhi syarat (100 persen). Hasil analisis mikrobiologi udara ruang operasi memenuhi syarat (100 persen). Saran kepada direktur RSUD Banggai untuk bisa memaksimalkan sarana dan prasarana terkait suhu, kelembaban, pencahayaan di ruangan agar pasien dan pengunjung merasa nyaman berada di ruangan RSUD Banggai Kabupaten Banggai Laut, serta melakukan pengukuran kesehatan udara secara berkala setiap 6 bulan sekali.   Hospital interaction with humans and the environment can cause environmental health problems which are marked by indicators of decreasing quality of environmental health media in hospitals such as water, air, food, facilities, buildings and disease-carrying vectors and animals. Therefore it is necessary to measure the health of the air in this case temperature, humidity, lighting and indoor air microbiology as regulated in Permenkes No. 7 of 2019. The aims of the research was to analyze air health in the Banggai Hospital, Banggai Laut Regency which was carried out in June-July 2022. The type of research is descriptive. The population is all service and treatment rooms. Samples are 12 service and treatment rooms. The data collection method is by measuring temperature, humidity, lighting in 12 service and treatment rooms. As for the measurement of air microbiological quality, samples were taken in the operating room and then sent to the laboratory to analyze the number of germs. Data were analyzed using descriptive analysis techniques and presented in the form of tables and narratives. The results of air health measurements from 12 rooms: the temperature parameter contained 3 rooms that met the requirements (25 percent), 9 rooms that did not meet the requirements (75 percent). The humidity parameters for 2 rooms met the requirements (16.7 percent), 10 rooms did not meet the requirements (83.3 percent). The overall lighting parameters do not meet the requirements (100 percent). The results of the air microbiological analysis of the operating room met the requirements (100 percent). Advice to the director of Banggai Hospital to be able to maximize facilities and infrastructure related to temperature, humidity, lighting in the room so that patients and visitors feel comfortable in the Banggai Hospital room, Banggai Laut Regency. As well as measuring air health periodically every 6 months.
Asupan Gizi Balita Stunting di Daerah Pesisir Kecamatan Bualemo Tahun 2022: Nutritional Intake uf Stunting Toddlers in The Coastal Area Bualemo District in 2022 Otoluwa, Anang Samudera; Azmi, Rahimatul
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.151

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada anak balita yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting pada anak disebabkan karena hasil jangka panjang pola konsumsi kronis diet yang memiliki kualitas yang buruk dan diiringi dengan morbiditas, penyakit infeksi, serta masalah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui asupan gizi balita stunting di daerah pesisir Kecamatan Bualemo tahun 2022. Ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan subjek penelitian yaitu balita stunting usia 12-59 bulan pada daerah lokus stunting di pesisir Kecamatan Bualemo. Sebanyak 47 balita diukur asupan gizi menggunakan recall 24 jam selama tiga kali tidak berturut-turut. Kemudian dianalisis menggunakan program Nutrisurvey, excel 2007, dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan asupan karbohidrat kurang sebesar 97,9 persen, asupan karbohidrat baik 2,1 persen, asupan protein kurang 42,6 persen, asupan protein baik 34,0 persen, asupan zat besi kurang 83,0 persen, asupan zat besi baik 2,1 persen, asupan zinc kurang 78,7 persen, asupan zinc baik 4,3 persen, asupan kalsium kurang 83,0 persen, asupan kalsium baik 2,1 persen, asupan vitamin D kurang 93,6 persen, dan asupan vitamin D baik 4,3 persen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asupan karbohidrat, zat besi, zinc, kalsium, dan vitamin D dalam kategori sangat kurang. Oleh karena itu disarankan perlu dilakukannya sosialisasi kepada orang tua balita tentang upaya pemenuhan gizi balita.  Stunting is a chronic malnutrition problem in children under five caused by lack of nutritional intake for a long time. Stunting in children caused by long-term results of chronic consumption patterns of diets that have poor quality and are accompanied by morbidity, infectious diseases, and environmental problems. The purpose of the study was to determine the nutritional intake of stunting toddlers in the coastal area of Bualemo District in 2022. This study is a descriptive observational study with the subject of the research is stunting toddlers aged 12-59 months in the stunting locus area on the coast of Bualemo District. A total of 47 toddlers were measured for their nutritional intake using 24-hour recall for three non-consecutive times. Then analyzed using Nutrisurvey program, excel 2007 , and SPSS. The results of the study obtained low carbohydrate intake (97.9 percents), good carbohydrate intake (2.1percents), less protein intake (42.6 percents), good protein intake (34.0 percents), less iron intake (83, 0 percents), good iron intake (2.1 percents), less zinc intake (78.7 percents), good zinc intake (4.3 percents), less calcium intake (83.0 percents), good calcium intake (2 ,1 percents), low vitamin D intake (93.6 percents), and good vitamin D intake (4.3 percents). From the results of the study, it can be concluded that the intake of carbohydrates, iron, zinc, calcium, and vitamin D is in the very low category. Therefore, it is recommended that there is a need to provide outreach to parents of toddlers about efforts to provide nutrition for toddlers.  

Page 1 of 1 | Total Record : 5