Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Penanganan Sampah dan Kepadatan Lalat di Pasar Pagimana : Overview of Waste Handling and Fly Density in Pagimana Market Muhammad Irzandi Arifai; Kanan, Maria; Sakati, Sandy Novriyanto; Otoluwa, Anang Samudera; Dwicahya, Bambang
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 3 No. 3 (2025): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v3i3.266

Abstract

Sampah saat ini menjadi masalah penting bagi tatanan kebijakan Nasional dan daerah di Indonesia. Keberadaan sampah dapat memberikan pengaruh Kesehatan bagi masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan penyakit. Pengaruh sampah terhadap Kesehatan secara tidak langsung dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah salah satunya lalat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penangan sampah mulai dari gambaran penanganan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dan kepadatan lalat di Pasar Pagimana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan jumlah 51 sampel, dibagi menjadi pedagang ikan 26 sampel, pedagang sayur 13 sampel, dan pedagang asongan 12. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa proses pemilahan sampah dari 25 sampel tidak dilakukan, wadah sampah meski kedap air, namun tidak tertutup. Proses pengumpulan sampah sebanyak 26 pedagang (50,98%) dikumpulkan sendiri dan dibawa pulang untuk  diolah. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari jumat dari pasar ke TPA. Kepadatan lalat di Pasar Pagimana yaitu tinggi dengan nilai 31 (60,78%) rendah sebanyak 20 (39,22%). Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan para pedagang sebaiknya melakukan pemilahan sampah, meyediakan wadah sampah tertutup, lalu proses pengangkutan sampah sebaiknya dilakukan sekali setiap hari, serta memperhatikan lokasi berdagang khususnya pedagang ikan yang basah dan mengundang datangnya lalat.  Waste is currently an important problem for national and regional policies in Indonesia. The presence of waste can have a health impact on the community because waste is a means and source of disease transmission. The indirect effect of waste on health can be vector-borne diseases that breed in the waste, one of which is flies. This research aims to obtain an overview of waste handlers starting from descriptions of waste handling, waste collection, waste transportation and fly density at Pagimana Market. The method used in this research is descriptive, with a total of 51 samples, divided into 26 fish traders, 13 samples of vegetable traders, and 12 hawkers. The results of the research showed that the process of sorting waste from 25 samples was not carried out, although the waste containers were watertight, they were not closed. In the waste collection process, 26 traders (50.98%) collected it themselves and took it home to be processed. Waste transportation is carried out every Friday from the market to the landfill. The density of flies at Pagimana Market was high with a value of 31 (60.78%) and low at 20 (39.22%). Based on these results, it is hoped that traders should sort waste, provide closed waste containers, then the process of transporting waste should be carried out once every day, and pay attention to trading locations, especially fish traders, that are wet and attract flies.
Gambaran Standar Keselamatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Doloan, Nusriani; Ramli, Ramli; Sudarsa, Caca; Ekaputri, Risky; Otoluwa, Anang Samudera; Syahrir, Muhammad
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 2 No. 3 (2024): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v2i3.251

Abstract

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang sarat dengan potensi bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit merupakan bentuk upaya mengurangi risiko Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Standar K3RS di RSUD Luwuk. Jenis penelitian yaitu observasional deskriptif dengan jumlah sampel 263 responden dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner dan metode analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa di RSUD Luwuk berdasarkan manajemen risiko K3RS responden yang diteliti menyatakan dilaksanakan sebesar 173 (65.8%) responden. Berdasarkan keamananan dan keselamatan RS yang menyatakan dilaksanakan sebesar 202 (76.8%) responden, berdasarkan pelayanan kesehatan kerja yang menyatakan dilaksanakan sebesar 156 (59.3) responden, berdasarkan pengelolaan B3 dari aspek K3 yang menyatakan dilaksanakan sebesar 201 (76.4%) responden, berdasarkan pencegahan dan penegndalian kebakaran yang menyatakan dilaksanakan sebesar 185 (70.3%) responden, berdasarkan pengelolaan prasarana RS dari aspek K3 yang menyatakan dilaksanakan sebesar 183 (69.6%) reponden, berdasarkan pengelolaan alat medis dari aspek K3 yang menyatatakan di laksanakan sebesar 170 (64.6%) responden, dan berdasarkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana yang menyatakan dilaksanakan sebesar 160 (60.8%) responden. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk untuk lebih meningkatkan pengetahuan SDM tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk untuk lebih melengkapi sarana dan prasana K3. Hospitals are workplaces that are full of potential Occupational Safety and Health hazards. The implementation of Occupational Safety and Health standards in hospitals is a form of effort to reduce the risk of Occupational Accidents (ACC) and Occupational Diseases (PAK) in hospitals. The purpose of this study was to determine the description of K3RS Standards at Luwuk Hospital. This type of research is descriptive observational with a sample size of 263 respondents using random sampling technique. Data collection instruments used questionnaires and data analysis methods were carried out using the SPSS application. The results showed that at Luwuk Hospital based on K3RS risk management, the respondents studied stated that it was implemented by 173 (65.8%) respondents. Based on hospital security and safety which stated that it was implemented by 202 (76.8%) respondents, based on occupational health services which stated that it was implemented by 156 (59.3) respondents, based on the management of B3 from the K3 aspect which stated that it was implemented by 201 (76.4%) respondents, based on fire prevention and control which stated that it was implemented by 185 (70. 3%) of respondents, based on the management of hospital infrastructure from the K3 aspect which stated that it was carried out by 183 (69.6%) respondents, based on the management of medical devices from the K3 aspect which stated that it was carried out by 170 (64.6%) respondents, and based on preparedness for emergencies or disasters which stated that it was carried out.
Hemoglobin Levels of Pregnant Women Consuming Multiple Micronutrients VS Fe+Folate in Banggai District Lalusu, Erni Yusnita; Luwiati, Luwiati; Balebu, Dwi Wahyu; Otoluwa, Anang Samudera
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 17 No. 3 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v17i3.2197

Abstract

Providing Fe+Folate for a long time to pregnant women has not been able to show a significant reduction in the incidence of anemia during pregnancy. This study aims to determine the effect of consuming multiple micronutrient supplements on the Hb levels amonv pregnant women in Banggai District. This was a quasi-experimental study with a non-randomised community trial and pre and post-test control group design, which involved 48 pregnant women assigned in the intervention and control groups. This study was conducted in Banggai District in 2020. The intervention group involved pregnant women who were administered with Multiple Micronutrient (MMN) supplements based on the UNIMMAP formula. The control group involved pregnant women who were administered with Fe+Folate supplements. Supplements were administered during the second trimester of pregnancy. Hemoglobin levels were assessed at the 12th week and 24th week of pregnancy. Various anthropometric characteristics and measures were assessed at study baseline. Hemoglobin levels were assessed using the Hemocue Hb 201 tool. Nutritional intake was assessed using the Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data were analyzed using the chi-square test, independent t-test and dependent t-test. The results of the study showed that during the second trimester of pregnancy, the mean hemoglobin level in the intervention group who were given MMN decreased by 0.3 g/dl (p-Value=0.143) and in the control group who were given Fe+Folate decreased by 0.1 g/dl (p-Value=0.408). The adifference in the decrease was not statistically significant. At the 24th week of pregnancy, the mean hemoglobin level of pregnant women who were given MMN was 0.1 g/dl higher than those who were given Fe+Folate. Such difference was not statistically significant (p-Value=0.415). Further study needs to be conducted to examine the effect of MMN and Fe+Folate on hemoglobin levels based on anemia status, characteristics of pregnant women and health status.
Asupan Gizi Balita Stunting di Daerah Pesisir Kecamatan Bualemo Tahun 2022: Nutritional Intake uf Stunting Toddlers in The Coastal Area Bualemo District in 2022 Otoluwa, Anang Samudera; Azmi, Rahimatul
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i1.151

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada anak balita yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting pada anak disebabkan karena hasil jangka panjang pola konsumsi kronis diet yang memiliki kualitas yang buruk dan diiringi dengan morbiditas, penyakit infeksi, serta masalah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui asupan gizi balita stunting di daerah pesisir Kecamatan Bualemo tahun 2022. Ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan subjek penelitian yaitu balita stunting usia 12-59 bulan pada daerah lokus stunting di pesisir Kecamatan Bualemo. Sebanyak 47 balita diukur asupan gizi menggunakan recall 24 jam selama tiga kali tidak berturut-turut. Kemudian dianalisis menggunakan program Nutrisurvey, excel 2007, dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan asupan karbohidrat kurang sebesar 97,9 persen, asupan karbohidrat baik 2,1 persen, asupan protein kurang 42,6 persen, asupan protein baik 34,0 persen, asupan zat besi kurang 83,0 persen, asupan zat besi baik 2,1 persen, asupan zinc kurang 78,7 persen, asupan zinc baik 4,3 persen, asupan kalsium kurang 83,0 persen, asupan kalsium baik 2,1 persen, asupan vitamin D kurang 93,6 persen, dan asupan vitamin D baik 4,3 persen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asupan karbohidrat, zat besi, zinc, kalsium, dan vitamin D dalam kategori sangat kurang. Oleh karena itu disarankan perlu dilakukannya sosialisasi kepada orang tua balita tentang upaya pemenuhan gizi balita.  Stunting is a chronic malnutrition problem in children under five caused by lack of nutritional intake for a long time. Stunting in children caused by long-term results of chronic consumption patterns of diets that have poor quality and are accompanied by morbidity, infectious diseases, and environmental problems. The purpose of the study was to determine the nutritional intake of stunting toddlers in the coastal area of Bualemo District in 2022. This study is a descriptive observational study with the subject of the research is stunting toddlers aged 12-59 months in the stunting locus area on the coast of Bualemo District. A total of 47 toddlers were measured for their nutritional intake using 24-hour recall for three non-consecutive times. Then analyzed using Nutrisurvey program, excel 2007 , and SPSS. The results of the study obtained low carbohydrate intake (97.9 percents), good carbohydrate intake (2.1percents), less protein intake (42.6 percents), good protein intake (34.0 percents), less iron intake (83, 0 percents), good iron intake (2.1 percents), less zinc intake (78.7 percents), good zinc intake (4.3 percents), less calcium intake (83.0 percents), good calcium intake (2 ,1 percents), low vitamin D intake (93.6 percents), and good vitamin D intake (4.3 percents). From the results of the study, it can be concluded that the intake of carbohydrates, iron, zinc, calcium, and vitamin D is in the very low category. Therefore, it is recommended that there is a need to provide outreach to parents of toddlers about efforts to provide nutrition for toddlers.  
Asupan Gizi Balita Stunting di Daerah Pesisir Kecamatan Bualemo Tahun 2022: Nutritional Intake of Stunting Toddlers in the Coastal Area, Bualemo District in 2022 Lalusu, Erni Yusnita; Rahimatul Azmi; Otoluwa, Anang Samudera
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v14i2.223

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada anak balita yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting pada anak disebabkan karena hasil jangka panjang pola konsumsi kronis diet yang memiliki kualitas yang buruk dan diiringi dengan morbiditas, penyakit infeksi, serta masalah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui asupan gizi balita stunting di daerah pesisir Kecamatan Bualemo tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan subjek penelitian yaitu 47 balita stunting usia 12-59 bulan di daerah lokus stunting di pesisir Kecamatan Bualemo. Pengukuran asupan gizi menggunakan metode recall 24 jam. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh asupan karbohidrat kurang (97,9%), asupan karbohidrat baik (2,1%), asupan protein kurang (42,6%), asupan protein baik (34,0%), asupan zat besi kurang (83,0%), asupan zat besi baik (2,1%), asupan zinc kurang (78,7%), asupan zinc baik (4,3%), asupan kalsium kurang (83,0%), asupan kalsium baik (2,1%), asupan vitamin D kurang (93,6%), dan asupan vitamin D baik (4,3%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asupan karbohidrat, zat besi, zinc, kalsium, dan vitamin D dalam kategori sangat kurang. Oleh karena itu disarankan perlu dilakukannya sosialisasi kepada orang tua balita tentang upaya pemenuhan gizi balita yang mengandung karbohidrat, zat besi, zinc, kalsium, dan vitamin D dengan memanfaatkan sumber pangan lokal. Stunting is a problem of chronic malnutrition in children under five which is caused by a lack of nutritional intake for a long time. Stunting in children is caused by the long-term results of chronic consumption patterns of poor quality diets and is accompanied by morbidity, infectious diseases and environmental problems. The aim of the research is to determine the nutritional intake of stunted toddlers in the coastal areas of Bualemo District in 2022. This research is a descriptive observational study with research subjects namely 47 stunted toddlers aged 12-59 months in the stunting locus area in the coastal Bualemo District. Measuring nutritional intake uses the 24 hour recall method. Descriptive data analysis. The results of the study showed that carbohydrate intake was low (97.9%), good carbohydrate intake (2.1%), low protein intake (42.6%), good protein intake (34.0%), low iron intake (83. 0%), good iron intake (2.1%), low zinc intake (78.7%), good zinc intake (4.3%), low calcium intake (83.0%), good calcium intake (2 .1%), vitamin D intake was poor (93.6%), and vitamin D intake was good (4.3%). From the research results it can be concluded that the intake of carbohydrates, iron, zinc, calcium and vitamin D is in the very deficient category. Therefore, it is recommended that there be outreach to parents of toddlers about efforts to fulfill toddler nutrition which contains carbohydrates, iron, zinc, calcium and vitamin D by utilizing local food sources.