cover
Contact Name
Johannis Siahaya
Contact Email
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Phone
+6281322661998
Journal Mail Official
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Editorial Address
Ds. Daratan 2, Sendang Arum, Kec. Minggir, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta 55562
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL TERUNA BHAKTI
ISSN : 2622514X     EISSN : 26225085     DOI : 10.47131
Jurnal Teruna Bhakti merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Agam Kristen Teruna Bhakti, Yogyakarta, dengan Scope: Teologi Sistematika, Teologi Biblika, Pendidikan Agama Kristen, Kepemimpnan Kristen, Teologi Praktika.
Articles 133 Documents
Menjelajahi Spiritualitas Milenial: Apakah Membaca Alkitab, Berdoa, dan Menghormati Acara di Gereja Menurun? Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.498 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.50

Abstract

This study aims to see the extent to which the decline in millennial spirituality is mainly seen from the frequency of reading the Bible, sincerity in praying and honoring events in the church. Using, descriptive analysis to see the characteristics of each questionnaire and using Structural Equation Modeling (SEM) to see the effect of praying on reading the Bible, the effect of praying on respect for services, and the effect of reading the Bible on respecting services. Data obtained through a questionnaire. Using proportional random cluster sampling, there were 386 respondents, namely church members aged 15-25 years in the Adventist Church in Medan and surrounding areas. The resulted of hypothesis testing prove, praying is significantly and positively influenced by reading the Bible, praying is significantly and positively influenced by respect for devotions, and reading the Bible is significantly and positively influenced by respecting devotions. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana penurunan kerohanian milenial terutama dilihat dari kekerapan membaca Alkitab, kesungguhan berdoa dan menghormati acara di gereja. Menggunakan, analisis deskriptif untuk melihat karakteristik setiap kuesiner dan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk melihat pengaruh berdoa terhadap membaca Alkitab, pengaruh berdoa terhadap hormat kepada kebaktian, dan pengaruh membaca Alkitab terhadap hormat kepada kebaktian. Data diperoleh melalui kuesioner. Menggunakan proporsionate random cluster sampling, ada 386 responden yaitu anggota gereja yang berusia 15-25 tahun di Gereja Advent Medan dan sekitarnya. Hasil pengujian hipotesis membuktikan, berdoa secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh membaca Alkitab, berdoa secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh hormat kepada kebaktian, dan membaca Alkitab secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh hormat kepada kebaktian.
Pendidikan Agama Kristen dalam Sudut Pandang John Dewey Marthen Sahertian
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.914 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.18

Abstract

John Dewey was a philosopher and an American educator, offering participatory educational patterns bring learners to be able to deal directly with the reality in their environment, so that learners can integrate the material that he had learned in class with the existing reality. John Dewey's educational thought can be applied to Christian education in local churches ranging from children's Christian education, Christian education adolescent / youth and Christian education of adults and the elderly. At the end of the learning process every believer acquire knowledge of the truth of God's word sehinggamampu solve problems and apply what has been learned. Abstrak John Dewey adalah seorang filsuf dan tokoh pendidikan berkebangsaan Amerika Serikat, menawarkan pola pendidikan partisipatif membawa peserta didik untuk mampu berhadapan secara langsung dengan realita yang ada di lingkungannya, sehingga peserta didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realita yang ada. Pemikiran pendidikan John Dewey dapat diterapkan pada Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam gereja lokal mulai dari PAK anak, PAK remaja/pemuda dan PAK orang dewasa dan lansia. Pada akhir proses pembelajaran setiap orang percaya memperoleh pengetahuan kebenaran firman Tuhan sehinggamampu menyelesaikan masalah dan mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
Kriteria Pemimpin Jemaat Menurut Titus 1:5-9 Bertha Zendriani Toganti
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.982 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.10

Abstract

One spoken of in the Bible leadership is leadership that is addressed to the leaders in the church or God's people. If the Bible tells about how the leaders role and lead his people in various ways, styles and methods, then the letter of Titus, was told that there was a requirement given by Paul to Titus as a leader of the church in the city of Crete. In Titus 1: 5-9, there are at least eight conditions given for applied by Titus in his ministry, they are: hospitable, will the good love, wisdom, justice, godly, self-controlled, telling the truth and keeping with sound doctrine. Abstrak Salah satu kepemimpinan yang dibicarakan dalam Alkitab adalah kepemimpinan yang ditujukan kepada para pemimpin dalam jemaat atau umat Allah. Jika dalam Alkitab menceritakan tentang bagaimana para pemimpin berperan dan memimpin umatnya dengan berbagai macam cara, gaya dan metode, maka dalam surat Titus, diberitahukan bahwa ada persyaratan yang diberikan oleh Paulus kepada Titus sebagai seorang pemimpin jemaat di kota Kreta. Dalam Titus 1:5-9, minimal ada delapan syarat yang diberikan untuk diterapkan oleh Titus di dalam pelayanannya, yakni: suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, menguasai diri, berkata benar dan sesuai dengan ajaran yang sehat
Menerapkan Pola Pendidikan Rohani Anak Berkebutuhan Khusus (Attention Deficit or Hyperactivity Disorder) Antonius Isharjono
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.974 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.35

Abstract

Jesus was displeased when His disciples forbid the parents who brought their children to Jesus. Jesus ministry and concerns is a practical application of Moses is command to the people of Israel. Those commands are spiritual education that parents should teach to children so the successor generation of Israel still connects as God people and as a generation that belongs to God and Lord is their God until forever (Deuteronomy 6:1-9). Command clearly for the parents to teach their children perseveringly Moses’s. In reality, in this world, there are children with various condition physically and mentally. There are children who quickly understand but also there are children with special needs such as ADHD children. How to fill the need for spiritual education for these children must be fulfilled through it needs special handling. The value of biblical truth shall be taught before they reach the age of five. Abstrak Yesus pernah menegur murid-murid ketika mereka menghalangi para orang tua yang membawa anak-anaknya datang kepada Yesus. Perhatian dan pelayanan Yesus merupakan penerapan praktis perintah Musa kepada seluruh umat Israel. Perintah itu adalah pendidikan rohani yang harus diajarkan kepada anak-anak supaya generasi penerus Israel tetap terhubung sebagai umat Tuhan, dimana mereka adalah umat kepunyaan Allah dan Tuhan adalah Allah mereka sampai selama-lamanya (Ulangan 6:1-9). Perintah Musa sangat jelas ditujukan kepada para orang tua untuk mengajarkan dengan tekun kepada anak-anak mereka. Pada kenyataanya di dunia ini terdapat anak-anak dengan beragam kondisi fisik maupun jiwanya. Ada anak yang cepat menangkap terhadap semua ajaran yang mereka terima dari orang tuanya dan lingkungannya, namun ada juga anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak penyandang Attention Deficit Or Hyperactivity Disorder. Bagaimana pemenuhan kebutuhan pendidikan anak-anak penyandang Attention Deficit Or Hyperactivity Disorder, (untuk selanjutnya disebut ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian. Kebutuhan pendidikan rohani anak-anak penyandang ADHD harus tetap dipenuhi sekalipun pada prakteknya perlu penangan secara khusus, agar segala sesuatu yang diajarkan, khususnya nilai-nilai kebenaran yang alkitabiah, dapat diberikan kepada mereka ketika usianya kurang dari lima tahun.
Misi dalam Doa Yesus Menurut Yohanes 17 Johannis Siahaya
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.219 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.14

Abstract

Jesus came into the world with a "mandate" special of the Father in Heaven, seeking and saving the lost. As an envoy mission of the eternal kingdom of heaven, Jesus becomes the "owner", and "implementing" the mandate of the Father for approximately three years in his work on earth. One way of doing mission by is through prayer. Prayer is a powerful weapon that should be possessed by any Christian or for those who would be the envoy's mission. Abstrak Yesus datang kedalam dunia dengan membawa ”mandat” khusus dari Bapa di Sorga, yakni mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sebagai seorang utusan misi dari Kerajaan Sorga yang kekal, Yesus menjadi ”pemilik”, sekaligus ”pelaksana” mandat dari Bapa selama kurang lebih tiga tahun dalam karyaNya di bumi. Salah satu cara melakukan misi oleh adalah melalui doa. Doa adalah senjata ampuh yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen atau bagi mereka yang akan menjadi utusan misi.
Mengkaji Penerapan Blended Learning Menggunakan Metode Flipped Classroom di Perguruan Tinggi Agama Kristen Rizky Permana
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.648 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.44

Abstract

The purpose of this research is to develop learning e-learning-based as a solu-tion in improving attitudes, interests, and competence of student learning. The essence of this study is to look for differences between learning competencies before and after the application of-based this method. The results showed a difference and the results of learning competencies were seen from the gain is 1 with high criteria. Thus it can be concluded that the results of the development of learning in blended the method flipped classroom can improve the learning competencies. This finding is the development of the blended learning method of a flipped classroom, a learning method that can be applied in Blended the method flipped classroom can be used as a reference in new learning. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pembelajaran berbasis e-learning sebagai solusi dalam meningkatkan sikap, minat dan kompetensi pembelajaran siswa. Inti dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan antara kompetensi belajar sebelum dan sesudah penerapan berbasis metode ini. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan dan hasil kompetensi belajar dilihat dari gain 1 dengan kriteria tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan pembelajaran pada kelas campuran dengan metode membalik kelas dapat meningkatkan kompetensi belajar. Temuan ini merupakan pengembangan dari metode blended learning kelas flipped, metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Blended themethod kelas flipped dapat digunakan sebagai referensi dalam pembelajaran baru
Peranan Kekristenan dalam Menghadapi Masalah Ekologi Marianus Patora
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.672 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.19

Abstract

Ecological issues are now very worried man on the planet. Deforestation, soil excavation, burning forests, polluted rivers, sewage plant that is not well controlled, until the waste can not control it advanced technology. All this makes the concerns are very exceptional in all areas of the human race. There have been many non-governmental organizations and governments are fighting to awaken humanity of the dangers of ecological destruction of the earth. In the spiritual realm, the role of religious communities are required to be actively involved to become agents of change, with a mouthpiece for the creation of the world's ecological sistima good and true. This also applies to Christians. What and how the role of Christians in the face of this ecological issues? This paper inspires Christians to engage actively to preserve the universe, such as what is contained in the word of God or the Bible. Abstrak Persoalan Ekologi saat ini sudah sangat mencemaskan manusia di planet ini. Pengrusakan hutan, penggalian tanah, pembakaran hutan, sungai-sungai yang tercemar, limbah pabrik yang tidak dikontrol dengan baik, sampai dengan tidak dapat dikontrolnya limbah teknologi canggih. Semua hal ini membuat keprihatianan yang sangat luar biasa di segala bidang umat manusia. Sudah banyak lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah yang berperang untuk menyadarkan umat manusia akan bahaya rusaknya ekologi bumi ini. Dalam bidang spiritual, peranan umat beragama dituntut untuk terlibat aktif untuk menjadi agen perubahan, dengan menjadi corong bagi terciptanya sistima ekologi dunia yang baik dan benar. Hal ini juga berlaku bagi orang Kristen. Apa dan bagaimana peranan orang Kristen dalam menghadapi isu-isu ekologi ini? Tulisan ini menggugah orang Kristen untuk terlibat aktif untuk menjaga kelestarian alam semesta, seperti apa yang termaktub dalam firman Tuhan atau Alkitab.
Kajian terhadap Standarisasi Pendidikan Agama Kristen Yudhi Kawangung; Nunuk Rinukti; Arnita Ernauli Marbun
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.853 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.25

Abstract

This paper aims to examine the standardization of Christian Religious Education based on Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards, hereinafter referred to as PP No 13 of 2015 concerning National Education Standards. Christian religious education is a basic thing that must exist in Christian religious education but is not regulated in a national standard of education. The method used for the discussion of this problem is the descriptive method with a qualitative approach to the literature. The discussion and the result is that in fact Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Standards of Education in terms of Standardization of Christian Religious Education is still lacking. Christian Religious Education is not regulated in Government Regulation Number 13 of 2015 concerning Second Amendment to Government Regulation Number 19 of 2005 concerning National Education Standards but is regulated in Minister of Religion Regulation Number 27 of 2016 concerning Amendment to Ministerial Regulation Number 7 of 2012 concerning Christian Religious Education. Abstrak Makalah ini bertujuan untuk mengkaji standarisasi Pendidikan Agama Kristen berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan PP No 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pendidikan Agama Kristen merupakan hal dasar yang harus ada dalam pendidikan Keagamaan Kristen, namun tidak diatur dalam sebuah standar nasional pendidikan . Metode yang digunakan untuk pembahasan persoalan ini yakni dengan metode deskriptif dengan pedekatan kualitatif pada literatur. Pembahasan dan hasilnya yakni bahwa kenyataannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal Standarisasi Pendidikan Agama Kristen masih ada kekurangan. Pendidikan Agama Kristen tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, melainkan diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pendidikan Keagamaan Kristen.
Pendekatan Humanis-Relegius pada Pendidikan Kristen sebagai Pembentukan Karakter Generasi Milenial Petrus Marija; Yudhi Kawangung; Munatar Kause
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 1 (2019): Agustus 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.144 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i1.36

Abstract

Prior to basic education with an age range of 6 or 7, and 8 or 9 years was a vulnerable period of cognitive, psychological, and emotional development. Children need education that can form good character and can reflect Christian values in their lives. The shift in the pattern of parental education as the first educational environment due to busy parents allows the lack of inculcation of character in the family environment. Schools become the foundation of hope for the formation of children's character in preparing generations in the millennial era. In the education process, indicators of success in learning methods are students enthusiastic about the lesson, happy, a change in thinking and attitudes of the learner's own will. Humans have a tendency for self-actualization because humans move forward to perfection or potential. Each individual has the creative ability to solve the problem. Religious humanist education contains two educational concepts that we want to integrate, namely humanist education and religious education. Integrating these two educational concepts with the aim of being able to build an education system that can shape the character of millennial generation through Christian Education. This type of research is an intrinsic case study (Intrinsic case study). Researchers focus on one particular object and are appointed as a case for in-depth study. so as to discover the reality behind the phenomenon. Based on the results of the analysis it is known that religious humanist education in Christian education has linear compounds, so the formation of the character of children, especially in this millennium era will be very tested when the religious humanist approach to Christian education can be actually carried out by educators and or educational institutions (Christian). 
Kristologi dalam Injil Yohanes Roy Martin Simanjuntak
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.729 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.15

Abstract

The issue of Christology from time to time is one very interesting theological topics to be discussed, both in intellectual circles, even church leaders in communities grow together in a group of local churches. The spread understanding or information about Christology are numerous and easy to find, therefore believers should to select sources so as not to cause a false understanding that led to the loss of the substance of Christology. It’s inevitable that people who are in this modern era of greatly affect the issue and the development of Christology. This discussion includes the concept Christology from the Bible, and then outlines how where fathers or figures of Christian thinkers to formulate it in a Christian doctrine that Christians are ultimately used in the history of Christianity. Christology that comes from understanding the Bible is acceptable and justified by the believer. In particular, in the Gospel of John is very fullgar when talking about Christology, both His nature as well as the work of God and man and his mission for the salvation of mankind. Abstrak Persoalan Kristologi dari zaman ke zaman merupakan sala satu topik teologi yang sangat menarik untuk dibahas, baik di kalangan intelektual, pemimpin jemaat bahkan juga di komunitas-komunitas kelompok tumbuh bersama dalam sebuah gereja lokal. Pemahaman-pemahaman yang beredar atau informasi tentang Kristologi sangatlah banyak dan mudah untuk menemukannya, oleh karenanya orang percaya mestinya menyeleksi sumber tersebut sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru dan berujung pada hilangnya substansi Kristologi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat yang berada dalam era modern ini sangat mempengaruhi isu dan perkembangan Kristologi. Pembahasan ini meliputi konsep Kristologi yang bersumber dari Alkitab, dan kemudian menguraikan bagaimana bapa-bapa gereja atau tokoh-tokoh pemikir Kristen merumuskannya dalam sebuah doktrin Kristen yang akhirnya dipakai orang Kristen dalam sepanjang sejarah kekristenan. Kristologi yang bersumber dari Alkitab merupakan pemahaman yang dapat diterima dan dibenarkan oleh orang percaya. Secara khusus Injil Yohanes sangat terbuka membahas tentang Kristologi, baik hakikatNya sebagai Allah dan manusia maupun karya dan misiNya untuk keselamatan umat manusia.

Page 2 of 14 | Total Record : 133