cover
Contact Name
Johannis Siahaya
Contact Email
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Phone
+6281322661998
Journal Mail Official
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Editorial Address
Ds. Daratan 2, Sendang Arum, Kec. Minggir, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta 55562
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL TERUNA BHAKTI
ISSN : 2622514X     EISSN : 26225085     DOI : 10.47131
Jurnal Teruna Bhakti merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Agam Kristen Teruna Bhakti, Yogyakarta, dengan Scope: Teologi Sistematika, Teologi Biblika, Pendidikan Agama Kristen, Kepemimpnan Kristen, Teologi Praktika.
Articles 133 Documents
Pengembangan Buku Panduan Model Non-Blok Pembelajaran Tiga Semester di Luar Prodi: Kajian tentang Kurikulum Kampus Merdeka di Prodi Kepemimpinan Kristen Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tahun 2021 Sinambela, Maringan; Butarbutar, Grecetinovitria M.; Tarigan, Seri Antonius; Sitanggang, Rawatri; Sitanggang, Juli Sastra
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.83

Abstract

Dalam persiapan pelaksanaan Pembelajaran Tiga Semester di Luar Prodi Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka di Prodi Kepemimpinan Kristen adalah sangat diperlukan panduan yang mengatur dan mengarahkan kegiatan tersebut. Sehingga Buku Panduan Pembelajaran Tiga Semester di Luar Prodi akan memuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran tiga semester di luar prodi. Artikel ini bertujuan untuk membuat Pengembangan Buku Panduan Model Non-Blok PembelajaranTiga Semester di Luar Prodi (Kurikulum Kampus Merdeka di Prodi Kepemimpinan Kristen Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Tahun 2021) dan mengetahui respon ahli dan pengguna mengenai kelayakan isi dan kelayakan struktur penyajian Buku Panduan yang dikembangkan. Artikel ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan  atau Research and Development (R&D). Dari hasil penilaian responden mengenai Buku Panduan Model Non Blok Pembelajaran Tiga Semester Di Luar Prodi  Prodi Kepemimpinan Kristen Fakultas Ilmu Teologi IAKN Tarutung jenjang kualifikasi kriteria  kelayakan  oleh dosen ahli sebesar 94,64%, jenjang kualifikasi kriteria  kelayakan  oleh oleh dosen ahli konstruk sebesar 93,75 % dan uji coba produk dengan tingkat ketercapaian 88,02 % dengan kriteria “Tidak Perlu Direvisi.”
Merefleksikan Prinsip dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Adam dalam Kepemimpinan Kristen: Kajian Biblis Kejadian 2-3 Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi; Carolina Etnasari Anjaya; Yonatan Alex Arifianto
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 2: Pebruari 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i2.112

Abstract

The main task in Christian leadership is to guide, direct and educate God's people so that they can experience eternal salvation. This study outlines the discussion of Adam's leadership that ignores responsibility as God's chosen leader based on an analysis of the books of Genesis 2 and 3. The purpose of this study is to identify Adam's leadership points and describe the reflection of that leadership for today's church leaders. The method used is descriptive qualitative with an interpretive approach to the biblical text of Genesis 2-3. The results of the study found that the attitude of responsibility became the main point in carrying out Christian leadership duties so that they were in accordance with the truth of God's word. The attitude of responsibility contains several important points, namely: the first point, the responsibility for self-awareness as the holder of God's mandate. The second point is the responsibility to maintain, supervise and guide the people to follow God's decrees. The third point is the responsibility to maintain continuous interaction with God so that decisions and actions are based on God's wisdom alone. The fourth point is a responsibility as a living example. The fifth point, is the responsibility of continuous repentance and introspection.AbstrakTugas terutama dalam kepemimpinan Kristen adalah membimbing, mengarahkan dan mendidik umat Tuhan agar dapat mengalami keselamatan kekal. Penelitian ini menguraikan pembahasan tentang kepemimpinan Adam yang mengabaikan tanggung jawab sebagai pemimpin pilihan Tuhan didasarkan pada analisis kitab kejadian 2 dan 3.  Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi poin-poin kepemimpinan Adam dan memaparkan refleksi dari kepemimpinan tersebut bagi para pemimpin jemaat masa kini. Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan interpretasi terhadap teks Alkitab Kejadian 2-3.  Hasil penelitian menemukan bahwa sikap tanggung jawab menjadi poin utama dalam menjalankan tugas kepemimpinan Kristen agar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Sika tanggungj jawab tersebut memuat beberapa poin penting yaitu: poin pertama, tanggung jawab kesadaran diri sebagai pemegang amanat Tuhan. Poin kedua, tanggung jawab menjaga, mengawasi dan membimbing umat untuk mengikuti ketetapan Tuhan. Poin ketiga, tanggung jawab memelihara interaksi dengan Tuhan secara terus menerus sehingga keputusan dan tindakan berdasarkan hikmat Tuhan semata. Poin keempat, tanggung jawab sebagai teladan yang hidup. Poin kelima, tanggung jawab pertobatan terus menerus dan mawas diri.
Evaluasi Penafsiran Kelompok LGBT terhadap Makna Kebebasan Hidup dan Kasih Manase Gulo; Abad Jaya Zega; Oren Siregar; Estherlina Maria Ayawaila; Sarwono Sarwono
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 1: Agustus 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i1.100

Abstract

Good and correct interpretation always follows standard and correct hermeneutic principles. Standard and correct hermeneutics is meant to always pay attention to the context and strive for each interpretation result not to conflict with other parts. Based on the results of the researcher's evaluation of the interpretation of the First LGBT people, the term freedom of life according to the 1945 Constitution, especially Article 28 concerning freedom of life, has been mistaken and has even gone astray, because the results presented are contradictory to other articles that have been stated in the 1945 Constitution, For example, the Marriage Law Number 1 Article 1 of 1974, In addition, the LGBT argument is also contrary to Pancasila values and religious values adhered to by religions in Indonesia. The freedom to live in question is the right to live, the right to have an opinion, as long as it does not conflict with the 1945 Constitution and religious values recognized in Indonesia. Christian theology also understands that the freedom a believer has is not the freedom to sin, but freedom from the penalty of sin and the demands of the law. Paul also told the Corinthians that all things are lawful for me, but not all things are useful. Second, the interpretation of love by LGBT people is also mistaken because only seeing and interpreting love is the highest law regardless of the context and the true meaning of love. The behavior of LGBT people is a sin and an abomination in God's eyes. The findings above are the result of an evaluation of the LGBT literature.  AbstrakPenafsiran yang baik dan benar selalu mengikuti kaidah hermeneutik yang baku dan benar. Hermeneutik yang baku dan benar yang dimaksud adalah selalu memperhatikan konteks serta berusaha untuk setiap hasil penafsiran tidak bertentangan dengan bagian-bagian yang lain. Berdasarkan hasil evaluasi peneliti terhadap penafsiran kaum LGBT Pertama, istilah kebebasan hidup menurut UUD 1945 khususnya pasal 28 tentang kebebasan hidup telah mengalami kekeliruan dan bahkan sampai kepada kesesatan berpikir, karena hasil yang dikemukakan bertentangan dengan  pasal-pasal yang lain yang telah dituangkan dalam UUD 1945, misalnya UU pernikahan nomor  1 Pasal 1 tahun 1974, Selain itu, argumentasi LGBT juga bertentangan dengan nilai-nilai pancasila dan nilai-nilai agama yang dianut oleh agama-agama di Indonesia. Kebebasan hidup yang dimaksud adalah berhak untuk hidup, berhak untuk berpendapat, sepanjang tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan nilai-nilai agama yang diakui di Indonesia. Teologi Kristen juga memahami bahwa kebebasan yang dimiliki oleh orang percaya bukan kebebasan untuk berbuat dosa, tetapi kebebasan dari hukuman dosa dan tuntutan hukum Taurat. Paulus juga mengemukakan kepada kepada Jemaat di Korintus bahwa segala sesuatu halal bagiku, tetapi tidak semuanya berguna.Kedua, Penafsiran tentang  kasih oleh kaum LGBT juga mengalami kekeliruan karna hanya melihat dan menafsir kasih adalah hukum yang tertinggi tanpa mempedulikan konteks dan makna kasih yang sesungguh. Perilaku kaum LGBT adalah dosa dan merupakan kekejian di mata Tuhan. Hasil temuan di atas merupakan hasi evaluasi literatur kaum LGBT. 
Suara Perempuan yang Terbungkam: Reinterpretasi Teks Markus 7:24-30 Randan, Sindy
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.90

Abstract

This article aims to analyze the narrative of Mark 7:24-30 from a feminist perspective. The patriarchal interpretation of Mark 7:24-30 places the Syro-Phoenician Woman, which implicitly reflects the form of judging women with their identity as Canaanite women. The action of Jesus, marked by rejection, seems to represent the patriarchy rather than his side with the woman. This article proposes a rereading of the narrative of Syro-Phoenician Women in Mark 7:24-30 as an attempt by Syro-Phoenician Women. The voice of the Syro Phoenician Woman indicated that the mute had spoken. His identity as a descendant of Canaan can be seen as his courage in breaking the patriarchal system. Through a study of the narrative of Mark 7:24-30 using a feminist perspective, the author can reflect on women as victims of gender inequality practices that the patriarchal system has long silenced. This study resulted in a new perspective that sided with women and the church's position in responding to the existence of women as victims of the practice of gender inequality. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menganalisis narasi Markus 7:24-30 dengan perspektif feminis. Penafsiran patriakrki dari Markus 7:24-30 menempatkan Perempuan Siro-Fenisia yang secara implisit mencerminkan bentuk penilaian terhadap perempuan dengan identitasnya sebagai perempuan Kanaan. Tindakan Yesus yang ditandai dengan penolakan seolah-olah mewakili kaum patriarki daripada keberpihakan-Nya kepada perempuan tersebut. Artikel ini mengusulkan pembacaan ulang narasi terhadap Perempuan Siro-Fenisia dalam Markus 7:24-30 sebagai sebuah upaya yang dilakukan oleh Perempuan Siro-Fenisia. Suara dari Perempuan Siro Fenisia menunjukkan bahwa ia yang bisu telah berbicara. Identitasnya sebagai keturunan Kanaan dapat dilihat sebagai keberaniannya dalam mendobrak sistem patriarki. Melalui kajian terhadap narasi Markus 7:24-30 dengan menggunakan perspektif feminis, penulis dapat merefleksikan perempuan sebagai korban praktik ketidaksetaraan gender yang telah lama dibungkam sistem patriarki. Kajian ini menghasilkan perspektif baru yang berpihak pada perempuan dan posisi gereja dalam menyikapi keberadaan perempuan sebagai korban praktik ketidaksetaraan gender.  
Mamon dalam Kultur Penyembahan Orang Kristen Masa Kini Sihite, Franseda; Anjaya, Carolina Etnasari; Arifianto, Yonatan Alex
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.119

Abstract

The pace of technological progress today is able to make the world's life so beautiful and fun to live. Various living facilities form a complete, comfortable and enjoyable life. In this condition, mammon becomes the most sought after as a means of fulfilling the increasing needs of life. Mammon has known life and unwittingly God's people have placed it as the god of this age. Mammon today has mutated into many new variants, including the human person himself, money, wealth, and otherworldly facilities. Mamon in himself makes people love themselves and focus on efforts to realize their desires, ambitions, and desires. The method used in this article is descriptive qualitative. Research leads God's people to understand mammon mutations in the modern world and how to deal with them. The research concludes that the contribution of technology in life can be a means to praise service to others for glory in a true and pure manner. Mammon and anything in this world if used to worship God will bring people to eternal salvation. It takes courage to choose mammon worship that is full of using the world to worship God in spirit and truth. This courage is necessary because worshiping God means being separated from the world and living a life of suffering just like Him. AbstrakLaju pengembangan teknologi di masa kini mampu membuat kehidupan dunia begitu elok dan menyenangkan untuk dijalani. Pelbagai fasilitas membentuk hidup serba penuh kemudahan, nyaman dan menyenangkan. Dalam kondisi ini mamon menjadi sesuatu yang paling dikejar sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Mamon telah menyita kehidupan dan tanpa disadari umat Tuhan telah menempatkannya sebagai sesembahan zaman ini. Inilah kultur baru penyembahan dalam kehidupan. Mamon zaman ini telah bermutasi menjadi banyak varian baru antara lain pribadi manusia sendiri, uang, kekayaan dan fasilitas-fasilitas dunia lainnya. Mamon yang terkristal dalam bentuk diri sendiri menjadikan umat percaya mencintai dirinya dan hidup terfokus pada upaya memenuhi keinginan, ambisi dan napsu diri. Metode yang dipergunakan dalam artikel ini secara deskriptif kualitatif. Penelitian mengarahkan umat Tuhan untuk dapat memahami mutasi mamon dalam dunia modern dan bagaimana menghadapinya. Riset memberikan simpulan bahwa sumbangsih teknologi dalam kehidupan dapat menjadi sarana untuk kembali menuju penyembahan yang terpusat pada Tuhan secara murni melalui pelayanan kepada sesama demi kemuliaanNya. Mamon dan apapun yang ada di dalam dunia ini jika dipergunakan untuk menyembah Tuhan maka ia akan membawa umat percaya pada keselamatan kekal. Perlu keberanian umat percaya untuk mengalihkan penyembahan mamon yang penuh sukacita dunia kepada penyembahan Tuhan dalam roh dan kebenaran. Keberanian ini diperlukan karena menyembah Tuhan berarti harus sungguh berkomitmen untuk berpisah dari dunia dan hidup menderita sama seperti Dia.
Meningkatkan Ketrampilan Lulusan melalui Pengembangan Kurikulum Pastoral Konseling Berdasarkan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dalam Kegiatan Magang di Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Malau, Oloria; Sihombing, Robinhot; Sitompul, Sabar Rudi; Sipahutar, Melina Agustina
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.85

Abstract

In accordance with the current independent learning program and independent campus, especially in the implementation of internships/work practices, the existing Pastoral Counseling study program curriculum has the potential to be developed. In order to achieve graduates of the IAKN Tarutung Pastoral Counseling Study Program who are skilled in mentoring in accordance with the expectations of the achievement of the graduate profile and able to achieve the IAKN Tarutung mission. The purpose of this research is to develop a Pastoral Counseling Curriculum based on the Independent Learning and Independent Campus in Internship/Work Practice activities. This article uses research and development (R&D) methods. Referring to the results of the Curriculum expert validator regarding the development of the Pastoral Counseling study program curriculum based on the Merdeka Learning Independent Campus in the internship/work practice at the Faculty of Theological Sciences, IAKN Tarutung, it was concluded that it is suitable for use in learning Pastoral Counseling study programs with eligibility criteria levels 85, 96 %. Likewise, based on the results of the assessment of Pastoral Counseling expert validators/internship partners in terms of curriculum development research, it was concluded that it was suitable for use in Pastoral Counseling study program learning with a level of eligibility criteria of 85, 67%. With the conclusion that the curriculum development presented in this study is feasible to use and "does not need to be revised". AbstrakSesuai dengan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka saat ini, khususnya dalam pelaksanaan magang/praktik kerja, kurikulum program studi Konseling Pastoral yang ada sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam rangka mewujudkan lulusan Program Studi Konseling Pastoral IAKN Tarutung yang terampil dalam pendampingan sesuai dengan harapan pencapaian pro-fil lulusan, serta mampu mencapai misi IAKN Tarutung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengem-bangkan Kurikulum Konseling Pastoral berbasis Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dalam kegiatan Magang/Praktik. Artikel ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Merujuk pada hasil validator ahli Kurikulum mengenai pengembangan kurikulum program studi Konseling Pastoral berbasis Kampus Mandiri Belajar Merdeka pada magang/praktik kerja di Fakultas Ilmu Teologi IAKN Tarutung, maka disimpulkan layak digunakan dalam pembelajaran program studi Konseling Pastoral dengan tingkat kriteria kelayakan 85,96%. Demikian juga berdasarkan hasil penilaian validator ahli Konseling Pastoral/mitra magang ditinjau dari penelitian pengembangan kurikulum, disimpulkan layak digunakan dalam pembelajaran program studi Konseling Pastoral dengan tingkat kriteria kelayakan 85,67%. Dengan kesimpulan bahwa pengembangan kurikulum yang disajikan dalam penelitian ini layak digunakan dan “tidak perlu direvisi”.
Toleransi sebagai Model Relasi Kerukunan Umat Beragama dalam Pendidikan Kristiani Panggabean, Justice Zeni Zari
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.92

Abstract

Tolerance in the context of religion is an attitude of mutual respect, mutual respect in practicing the equality of religious teachings, and cooperation in social and state life. Tolerance as a model of religious harmony can be done by teaching and practicing their respective religions. The problems that occur are often the teaching of religious education, tolerance is carried out excessively so that it instills unhealthy doctrine for its adherents. The paper aims: first, to explain tolerance as a model of religious harmony; the second describes the concept of teaching Christian education as a reflection of sensitivity to knit religious harmony; the third offer a solution to the problem of low tolerance due to ethnic stereotypes of fanaticism. The importance of an attitude that is able to maintain harmony in inter-religious communication that leads to religious harmony. The method used is a qualitative research approach that describes the study of tolerance as a model of religious harmony in Christian education. The data was used to describe some of the literature related to the topics discussed. The result indicates that teaching Christian education is a forum for fostering a model of togetherness and religious harmony associated with the subject matter. The conclusion of the embodiment of tolerance as a model of the relationship of religious harmony invites the empathetic thinking power of educators and students to create an atmosphere of peace and religious security. In this case, tolerance as a model of religious harmony in Christian education minimizes conflict in the name of religion as a way to prevent discrimination against a religion.   AbstrakToleransi dalam konteks agama berkaitan dengan sikap yang didalamnya ada rasa menghormati, menghargai pengamalan ajaran agama dalam kesetaraan dan kerja sama, baik kehi-dupan bermasyarakat maupun bernegara. Toleransi sebagai model relasi kerukunan umat beragama dapat dilakukan dengan upaya pengajaran dan pengamalan masing-masing agama. Permasalahan dalam pendidikan agama, adalah menanamkan doktrin yang kurang sehat bagi para pemeluknya secara berlebihan. Tujuan dalam tulisan ini yaitu: pertama, menguraikan toleransi sebagai model relasi kerukunan umat beragama; kedua mendeskripsikan konsep pengajaran pendidikan kristiani sebagai refleksi kepekaan untuk merajut kebersamaan kerukunan umat beragama; ketiga menawarkan dialog sebagai dasar toleransi kerukunan umat beragama. Pentingnya sikap yang mampu menjaga keharmonisan dalam komunikasi antar umat beragama yang mengarah pada kerukunan umat beragama. Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif yang mendeskripsikan kajian toleransi sebagai model kerukunan umat beragama dalam pendidikan Kristiani. Data yang digunakan menguraikan beberapa literatur yang berkaitan dengan topik yang diahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan kristiani merupakan wadah memupuk model kebersamaan dan kerukunan umat beragama yang dikaitkan dalam materi pelajaran. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perwujudan toleransi sebagai model relasi kerukunan umat beragama mengundang daya berpikir empati para pendidik dan nara didik untuk menciptakan suasana damai dan aman bagi agama-agama. Dalam hal ini, toleransi sebagai model kerukukan umat beragama dalam pendidikan Kristiani meminimalisir konflik yang mengatasnamakan agama sebagai pencegahan perlakuan diskriminasi terhadap suatu agama.
Memaknai Ulang Narasi "Bendahara yang tidak Jujur" dalam Lukas 16:1b-8a Melalui Lensa Literal Thinking Widiasta, Raden Paulus Edi
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.82

Abstract

Cerita tentang bendahara dalam Luk 16:1b-8a cukup familier di telinga pembaca. Selama ini, bendahara tersebut dipahami sebagai bendahara yang tidak jujur karena tindakannya memotong utang. Pemahaman ini seolah mendapatkan legitimasi dengan judul yang disematkan dalam Kitab Suci bahasa Indonesia versi terjemahan baru (ITB), yaitu bendahara yang tidak jujur. Sayangnya, pemahaman ini sering menyisakan pertanyaan. Jika Yesus ingin mengajarkan kepada para murid-Nya tentang kecerdikan supaya diterima di kemah abadi, mengapa judulnya bukan bendahara yang cerdik? Benarkah tindakan memotong utang merupakan tindakan yang tidak jujur? Dengan metode analisis komparatif yang membandingkan alur cerita dalam Luk 16:1b-8a dengan alur penyelesaian masalah dalam Teori Penyelesaian Masalah, artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa tindakan bendahara tersebut memotong utang merupakan tindakan solutif yang cerdik. Inilah kebaruan artikel ini.
Signifikansi Persekutuan Umat Allah pada Masa Pandemik-Covid 19 Made Nopen Supriadi; Tony Salurante; Minggus Dilla
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 1: Agustus 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i1.99

Abstract

The fellowship of believers in the church faces problems during the Covid-19 pandemic, many Christians have made the Covid-19 pandemic a strong excuse not to go to church. However, after researching the authors found the phenomenon of Christians who do not make fellowship an important part of their spiritual life, it can be seen through the fact that believers are absent from fellowship face-to-face with health protocols and online. Many Christians still have the courage to attend wedding receptions, work at offices, vacations, and eat together at restaurants by applying health protocols. Then Christians are very compulsive and courageous to attend the fellowship in certain moments, namely grief, baptism, confirmation of faith, holy communion, and pastoral counseling. This phenomenon the author identifies as a decline in the understanding of many Christians about the significance of church fellowship. Through this method of theological analysis, this paper will provide a systematic descriptive study of the communion theological principles of the Old and New Testaments. This research provides novelty in the concept of building theological formulation of the community which is not tied to a literal word, but rather to concepts and principles. Through research, believers are reminded to understand the fellowship that God's people make despite the dangers, pressures, threats, and natural disasters. AbstrakPersekutuan orang percaya di gereja mengahadapi masalah pada masa pandemik covid-19, banyak orang Kristen menjadikan pandemik covid-19 sebagai alasan kuat untuk tidak pergi ke gereja. Namun setelah diteliti penulis menemukan fenomena tentang orang Kristen yang tidak menjadikan persekutuan sebagai bagian penting dalam kehidupan rohani, hal itu terlihat melalui fakta ketidak-hadiran orang percaya dalam persekutuan baik secara tatap muka dengan protokol kesehatan dan online. Orang Kristen masih banyak yang memberanikan diri untuk hadir dalam acara resepsi perni-kahan, kerja dikantor, liburan dan makan bersama di rumah makan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kemudian orang Kristen dengan sangat terpaksa dan berani hadir dalam persekutuan dalam moment tertentu yaitu kedukaan, baptisan, peneguhan sidi, perjamuan kudus dan pastoral konseling. Fenomena tersebut penulis indentifikasi sebagai merosotnya pemahaman banyak orang Kristen mengenai signifikansi persekutuan gereja. Melalui metode analisis teologis tulisa ini akan memberikan kajian deskriptif sistematis tentang prinsip teologis persekutuan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Penelitian ini memberikan kebaharuan konsep dalam membangun rumusan teologis tentang persekutuan yang tidak terikat pada kata secara harafiah, tetapi lebih kepada konsep dan prinsip. Melalui penelitian orang percaya diingatkan agar memahami tentang persekutuan yang dilakukan umat Allah meskipun ada dalam bahaya, tekanan, ancaman dan bencana alam. 
Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen selama Masa Pandemi Covid-19 melalui Pembelajaran Konstruktivisme, di Universitas Victory Sorong Metanfanuan, Tia
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.118

Abstract

This study aims to explain the effect of constructivist learning on learning motivation. With the Covid-19 pandemic, learning has experienced obstacles, namely learning is carried out online so that educators can only partially control their students properly. Submission of material is only centered on the educator. For this reason, selecting the right learning model is a demand and must be met by an educator. The use of the model is needed so that the process of delivering material or learning materials can generate student learning motivation, the results of which will determine the achievements to be achieved by students. The population in this study consisted of 30 people, and the sample was determined from the entire population, so the number of samples was 30. This research approach is quantitative research with a correlational approach, which is to find out how much influence constructivism learning has in the online learning process on students' learning motivation by using SPSS. Constructivism learning affects providing learning motivation for students in following the learning process. The magnitude of the effect of constructivism learning on the learning motivation of UNVIC students is 0.998. So educators who are directly related to the teaching and learning process play an important role in determining student learning outcomes, for that lecturers must change the old teaching pattern by using constructivist learning so that it can provide learning motivation for students.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pembelajaran konstruktivisme terhadap motivasi belajar. Dengan adanya pandemic Covid-19 pembelajaran mengalami kendala yaitu pembelajaran dilaksanakan secara online sehingga pendidik tidak bisa mengontrol secara langsung peserta didiknya dengan baik. Penyampaian materi hanya berpusat pada pendidik. Untuk itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan tuntutan dan harus dipenuhi oleh seorang pendidik. Penggunan model pembelajaran diperlukan agar proses penyampaian materi atau bahan pelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa yang hasilnya akan menentukan prestasi yang akan dicapai mahasiswa. Populasi pada penelitian ini terdiri dari 30 orang dan penentuan sampel di ambil dari keseluruhan populasi, jadi jumlah sampel adalah 30 orang. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional yaitu untuk mengetahui seberapah besar pengaruh Pembelajaran konstruktivisme dalam proses belajar online terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan menggunakan SPSS. Pembelajaran konstruktivisme berpengaruh untuk memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Besarnya pengaruh pembelajaran kontruksivisme terhadap motivasi belajar mahasiswa UNVIC adalah 0,998. Jadi sebagai pendidik yang secara langsung terkait dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar siswa, untuk itu dosen harus merubah pola mengajar lama dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme sehingga dapat memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa.  

Page 5 of 14 | Total Record : 133