cover
Contact Name
Johannis Siahaya
Contact Email
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Phone
+6281322661998
Journal Mail Official
jurnal@stakterunabhakti.ac.id
Editorial Address
Ds. Daratan 2, Sendang Arum, Kec. Minggir, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta 55562
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL TERUNA BHAKTI
ISSN : 2622514X     EISSN : 26225085     DOI : 10.47131
Jurnal Teruna Bhakti merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Agam Kristen Teruna Bhakti, Yogyakarta, dengan Scope: Teologi Sistematika, Teologi Biblika, Pendidikan Agama Kristen, Kepemimpnan Kristen, Teologi Praktika.
Articles 133 Documents
Mereposisi Hubungan Agama dan Negara di Indonesia dalam Perspektif Iman Kristen Osian Orjumi Moru
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.388 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.45

Abstract

The relationship between religion and state must be seen in terms of constructive and contextual relations. This means that the relationship between religion and the state is built on the basis of a common vision to create complete human life. This article is qualitative research literature using a descriptive analysis method about the political and national situation in Indonesia as a context for finding the relationship between religion and the state. Religion and the state are both servants of God in bringing prosperity and justice to all humanity. This framework of thinking has logical consequences in repositioning the relationship between religion and the state in a more inductive form based on historical facts and social realities of society. In the end, placing Pancasila as an empirical reality of Indonesian society was formed in the process of the nation's history. Pancasila was formed as an effort based on the common awareness of all components of the nation to harmonize religious values and national values that are different in the Indonesian-Indonesian framework. Abstrak Hubungan antara agama dan negara harus dilihat dalam kerangka hubungan yang konstruktif dan kontekstual. Hal ini berarti hubungan antara agama dan negara dibangun berdasarkan pada kesamaan visi untuk menciptakan kehidupan manusia yang seutuhnya. Artikel ini merupakan sebuah penelitian kualitatif literatur dengan menggunakan metode analisis deskriptif tentang keadaan politik dan nasional Indonesia sebagai konteks untuk mencari hubungan antara agama dan negara. Agama dan negara adalah sama-sama hamba Tuhan dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan atas seluruh umat manusia. Kerangka berpikir tersebut membawa konsekuensi logis dalam mereposisi hubungan antara agama dan negara ke dalam bentuk yang lebih induktif berdasarkan fakta sejarah dan realita sosial masyarakat. Pada akhirnya menempatkan Pancasila sebagai suatu realita empiris masyarakat Indonesia yang dibentuk dalam proses perjalanan sejarah bangsa. Pancasila dibentuk sebagai upaya berdasarkan kesadaran bersama seluruh komponen bangsa untuk mengharmonisasikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebangsaan yang berbeda-beda dalam kerangka keindonesiaan.
Optimalisasi Profesionalisme Widyaiswara Melalui Peningkatan Kualitas Karya Tulis Ilmiah Rizky Permana
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 2 (2019): Februari 2019
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.508 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i2.20

Abstract

Scientific writing is a work in the form of research in a particular case or theme and is published in order to give a discussion in the scope of science. This article is a descriptive method study to illustrate how important a widyaiswara has skills in the field of scientific writing. Abstrak Karya tulis ilmiah merupakan sebuah hasil karya yang berupa penelitian pada sebuah kasus atau tema tertentu dan dipublikasikan demi memberikan konrtibusi dalam lingkup keilmuan. Artikel ini merupaka kajian dengan metode deskriptif untuk memberikan gambaran betapa pentingnya seorang widyaiswara memiliki ketrampilan dalam bidang tulisan karya ilmiah.
Manajemen Kelas Markus Oci
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.554 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.12

Abstract

Class management is an effort to utilize classroom management in the context and content of teaching and learning activities. Class management is a skill that must be possessed by the teacher in deciding, understanding, diagnosing and the ability to act towards improving classroom atmosphere on aspects that need to be considered in class management are: class nature, driving class strength, class situation, selection and creative actions. Class management is the teacher's skill in managing, directing and managing student learning activities to be better in learning or learning activities, so that in classroom management learning or learning activities can run well. Class management is a conscious effort to regulate all teaching and learning activities or learning in order to run systematically and dynamically. The conscious effort leads to preparation in teaching, student learning, facilities and infrastructure, learning media, designing learning spaces, creating situations and conditions in teaching and learning activities, managing time and other matters related to teaching and learning activities or learning to run well . The objectives to be achieved in classroom management are: achievement of instructional objectives (core competencies, basic competencies and indicators). Abstrak Manajemen kelas adalah upaya mendayagunaan pengelolaan kelas dalam konteks dan konten kegiatan belajar mengajar. Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Manajemen kelas merupakan keterampilan guru dalam mengatur, mengarahkan dan mengelola kegiatan belajar siswa menjadi lebih baik dalam kegiatan belajar atau pembelajaran, sehingga dalam manajemen kelas kegiatan belajar atau pembelajaran dapat berjalan baik. Manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengatur segala kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran agar dapat berjalan secara sistematis dan dinamis. Usaha sadar tersebut mengarah pada persiapan dalam mengajar, belajar siswa, sarana dan prasarana, media pembelajaran, mendisain ruang belajar, menciptakan situasi dan kondisi dalam kegiatan belajar mengajar, mengatur waktu dan hal-hal lainnya yang berhubungan kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran agar berjalan dengan baik. Tujuan yang hendak dicapai dalam manejeman kelas adalah: tercapainya tujuan intruksional (kompetensi inti, kompetensi dasar serta indikator).
Tinjauan Perspektif Iman Kristen tentang Mangadati dalam Pernikahan Masyarakat Batak Toba Vera Herawati Siahaan; Harlin Yasin
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.127 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v2i2.48

Abstract

The Toba Batak traditions in terms of "mangadati" carry out traditional Batak Toba cultural events that adhere to the exogamy law, namely marriages outside certain ethnic groups. This is seen in the Batak Toba community where people do not take wives from the clan group themselves (namariboto), because they are called siblings; women leave their groups and move to the husband's group, and are patrilineal, with the aim of preserving the husband's clan within the male line. This article uses the method of phenomenological analysis with a biblical reflection approach. Mangadati marriage custom from the perspective of Christian faith is not a contradiction, because the custom is done with love, the value of respect and the value of brotherhood and togetherness in accordance with Matthew 22: 37-40. Abstrak Adat Batak Toba dari sisi “mangadati” melaksanakan acara adat kebudayaan Batak Toba yang menganut hukum eksogami, yaitu perkawinan di luar kelompok suku tertentu. Ini terlihat dalam masyarakat Batak Toba di mana orang tidak mengambil isteri dari kalangan kelompok marga sendiri (namariboto), karena disebut kakak-adik; perempuan meninggalkan kelompoknya dan pindah ke kelompok suami, dan bersifat patrilineal, dengan tujuan untuk melestarikan marga suami di dalam garis lelaki. Artikel ini menggunakan metode analisis fenomenologi dengan pendekatan refleksi biblikal. Adat pernikahan mangadati ditinjau dari perspektif iman kristen bukan suatu yang bertentangan, karena adat dilakukan dengan kasih, nilai hormat dan nilai persaudaraan serta nilai kebersamaan sesuai dengan Matius 22: 37-40.
Analisa Kritis terhadap Konsep Allah yang tidak Kreatif dalam Teologi Retribusi Kitab Ayub Nathanael Yoel Damara; Firman Panjaitan
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 2: Pebruari 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i2.57

Abstract

The story of Job describes the suffering experienced by believers. The interesting thing in this story is that when Job's three friends intend to comfort Job, but instead of comforting Job, they make things worse by accusing Job of committing sins. The theological attitudes of the three friends of Job are based on the orthodox wisdom tradition which is commonly referred to as retribution theology, namely that all actions that humans take will be rewarded by God. This understanding is contrary to the wisdom tradition which emphasizes the power and creative works of God so that the theology of retribution makes God passive and uncreative of His works. By using a literature research method that is equipped with a narrative approach, this article intends to criticize the theological view of retribution with the understanding that God is dynamic, active, and not limited by human will and actions. The results of the research show that God must be understood as an initiator and free to do whatever He wants. Through His creative power, God can be known by humans through each of His infinite works. Abstrak Kisah Ayub menggambarkan penderitaan yang dialami oleh orang percaya. Hal yang menarik dalam kisah ini adalah ketika ketiga sahabat Ayub berniat menghibur Ayub, tetapi alih-alih menghibur Ayub, mereka malah memerkeruh suasana dengan menuduh Ayub telah melakukan dosa. Sikap teologis ketiga sahabat Ayub dilandaskan pada tradisi hikmat orthodoks yang umumnya disebut dengan teologi retribusi, yaitu bahwa segala tindakan yang dilakukan manusia pasti akan diberikan ganjaran oleh Tuhan. Paham ini berlawanan dengan tradisi hikmat yang menekankan kuasa dan karya-karya kreatif Allah sehingga teologi retribusi membuat Allah menjadi pasif dan tidak kreatif akan karya-karya-Nya. Dengan menggunakan metode literature research yang dilengkapi dengan pendekatan naratif, artikel ini hendak mengritisi pandangan teologi retribusi dengan pemahaman bahwa sejatinya Allah itu dinamis, aktif, dan tidak dibatasi oleh kehendak dan tindakan manusia. Hasil penelitian memerlihatkan bahwa Allah harus dipahami sebagai inisiator dan bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh-Nya. Melalui kuasa-Nya yang kreatif, Allah dapat dikenal oleh manusia melalui setiap karya-Nya yang tak terbatas.
Gereja dalam Realitas Sosial Indonesia Masa Kini Ezra Tari; Jeni Isak Lele
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i1.53

Abstract

This study aims to discover the function of the church in present-day reality. The church is confronted with self-actualization in today's complex context. The writer wants to show off the principle of the church which is constantly being renewed. The church as an organism is willing and able to transform social conditions. The method used in this research is qualitative research with a literature review approach. The approach emphasizes the research for theoretical studies and values that develop based on scientific studies. The writer concluded that the church must be involved in nation-building; renewal in all aspects of human life; the church contributes to upholding the law, human rights, and the role of women; the church becomes a place to uphold honesty, justice, and truth. Abstrak Kajian tulisan ini bertujuan menemukan fungsi gereja dalam realitas masa kini. Gereja diperhadapkan kepada reaktualisasi diri dalam konteks masa kini yang kompleks. Penulis hendak menyuarakan lagi prinsip gereja yakni terus-menerus diperbaharui. Gereja sebagai organisme mau dan mampu mentransformasi kondisi sosial. Cara yang digunakan dalam penelitian adalah prinsip kualitatif dengan pendekatan telaah literatur. Pendekatan menekankan penelusuran kajian teoritis dan nilai yang berkembang berdasarkan kajian ilmiah. Penulis memberi kesimpulan bahwa, gereja harus terlibat dalam pembangunan bangsa; pembaruan dalam seluruh aspek kehidupan manusia; gereja turut andil dalam menegakkan hukum, Hak Asasi Manusia, dan peran perempuan; gereja menjadi wadah menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
Implikasi Makna Sabat bagi Tanah dalam Imamat 25:1-7 bagi Orang Percaya Sabda Budiman; Enggar Objantoro
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 2: Pebruari 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i2.60

Abstract

One of the most important themes in the Old Testament is the Sabbath. In the life of the Israelites, discussion of the Sabbath was not only related to days, but to years. In its application, the Sabbath is not only reserved for humans and animals, it is also applied to the land. The concept of the Sabbath for the land also gave deep meaning to the life of the Israelites, starting from the practical to the main thing. One of the current issues is what are the implications of the meaning of the sabbath for the land for believers today? These questions become the writer's reference in examining more deeply the meaning of the Sabbath for the land in the lives of the Israelites. In the discussion, the author gives an explanation of the meaning of the Sabbath for the Israelites, of course with a focus on God. The method that I use in this article is a qualitative method with a descriptive approach. The author collects various data sources related to the topics discussed and analyzes in order to find a complete and precise understanding. Through this research, it was found that believers have a social responsibility and responsibility in maintaining the environment. Abstrak Salah satu tema penting di dalam Perjanjian Lama ialah tentang sabat. Dalam kehidupan bangsa Israel, pembahasan tentang sabat tidak hanya dikaitkan dengan hari saja, berhubungan dengan tahun. Dalam penerapannya pun sabat tidak hanya diperuntukkan bagi manusia dan hewan, sabat juga diberlakukan bagi tanah. Konsep sabat bagi tanah juga memberikan makna yang mendalam bagi kehidupan bangsa Israel, mulai dari hal yang praktis hingga kepada hal yang pokok. Salah satu persoalan saat ini ialah apakah implikasi makna sabat bagi tanah bagi orang percaya masa kini? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi acuan penulis untuk mengkaji lebih mendalam makna sabat bagi tanah dalam kehidupan umat Israel. Dalam pembahasan, penulis memberikan paparan terhadap makna sabat bagi orang Israel, tentunya dengan berpusat pada Allah. Metode yang penulis gunakan dalam artikel ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penulis mengumpulkan berbagai sumber data yang berkaitan dengan topik yang dibahas dan menganalisis guna menemukan pengertian yang utuh dan tepat. Melalui penelitian ini, didapati bahwa orang percaya memiliki tanggung jawab social dan tanggung jawab dalam memelihara lingkungan.
Model Asuhan Keluarga Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Albet Saragih; Johanes Waldes Hasugian
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i1.56

Abstract

This paper is the result of an analysis of the practical situation of family education in the Christian community in the midst of a global pandemic. When the government has to limit its citizens to stay at home, stay at home, work from home, social distancing, wear masks, wash their hands; then all of this has an impact on difficulties for families. Children learn distance (online) from home. It is the parents who play a bigger role in learning, the burden on teachers and schools is increasingly formalized. Christian parents face formidable challenges in realizing their vocation and role in today's situation. Based on the research conducted, various efforts should be made by Christian parents in terms of Christian parenting during the Covid-19 pandemic, including Restoration of initial love, which is rooted in the love relationship between husband and wife that has been blessed by God and restoration of love with God, restoration of an initial love for children, proven patience, preparation of good nutrition for all family members, and continuing to share love, as a model of exemplary care for children. This paper was written using a descriptive method, namely through the use of literature or literature sources, especially with regard to the parenting style of Christian’s parents during the pandemic. Abstrak: Tulisan ini adalah hasil analisis terhadap situasi praktis pendidikan keluarga komunitas kristiani di tengah pandemi melanda dunia. Ketika pemerintah harus membatasi warganya untuk tinggal di rumah saja, stay at home, work from home, social distancing, harus pakai masker, cuci tangan; maka semua ini berdampak kesulitan bagi para keluarga. Anak-anak belajar jarak jauh (online) dari rumah. Orang tualah yang lebih banyak berperan dalam pembelajaran, beban guru dan sekolah semakin terporalisasi. Para orang tua Kristen menghadapi tantangan berat dalam mewujudkan panggilan dan perannya dalam situasi seperti sekarang ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka ditemukanlah berbagai upaya yang hendaknya dilakukan oleh orang tua Kristen dalam hal pengasuhan yang kristiani di saat pandemi covid-19, antara lain: Pemulihan kasih mula-mula, yang berakar pada dasar hubungan kasih suami-istri yang sudah diberkati Tuhan dan pemulihan kasih dengan Tuhan, Pemulihan kasih mula-mula terhadap anak, Kesabaran yang teruji, Penyiapan gizi yang baik buat semua anggota keluarga, dan tetap berbagi kasih, sebagai model asuhan keteladanan bagi anak-anak. Tulisan ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu melalui pemanfaatan sumber literatur atau pustaka, khususnya berkenaan dengan pola asuh orang tua Kristsen di masa pandemi.
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila dalam Refleksi Matius 22:37-40 Desti Samarenna
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i1.55

Abstract

The Law of Love is at the heart of the Christian faith mentioned by Jesus in Matthew 22: 37-40. Within the framework of national life, Christians also continue to carry out their responsibility to live and practice the values of Pancasila as the basis of national life. As Christians, the practice of Pancasila cannot be separated from implementing the Law of Love. This article is a literature review with a qualitative approach to the text of Matthew 22: 37-40 about love for God and love for humans. The purpose of writing is to apply the text of Matthew 22: 37-40 in the context of living Pancasila as a philosophy of living together within the framework of nationalism. The method that the author uses is a description of the text analysis of Matthew 22: 37-40, to provide an explanation and understanding of Matthew's view of faith and its relation to Pancasila, where the value of the One and Only Godhead is the basis of humanity that builds, maintains and develops Indonesian unity. In conclusion, loving God to become and others becomes the basis for being together as a form of living Pancasila. Abstrak Hukum Kasih merupakan inti dari iman Kristen yang disebutkan oleh Yesus dalam Matius 22:37-40. Dalam kerangka hidup berbangsa, maka orang Kristen pun tetap melakukan tanggung jawabnya untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar hidup berbangsa. Sebagai orang Kristen, maka pengamalan Pancasila tidak lepas dari mengimplementasikan Hukum Kasih. Artikel ini merupakan kajian literatur dengan pendekatan kualitatif terhadap teks Matius 22:37-40 tentang kasih kepada Allah dan kasih terhadap manusia. Tujuan penulisan adalah menerapkan teks Matius 22:37-40 dalam konteks menghayati Pancasila sebagai falsafah hidup bersama dalam kerangka nasionalisme. Metode yang penulis lakukan adalah deskripsi analisis teks Matius 22:37-40, untuk memberikan penjelasan dan pemahaman pandangan Matius tentang iman dan kaitannya dengan Pancasila di mana nilai keTuhanan Yang Maha Esa menjadi basis kema-nusiaan yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia. Kesim-pulannya, mengasihi Allah menjadi dan sesama menjadi dasar untuk bersama sebagai bentuk penghayatan Pancasila.
Peran Orang tua dalam Kelompok Kecil di Masa Pandemi: Analisis Kisah Para Rasul 2:41-47 Arif Indrianta; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 2: Pebruari 2021
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i2.65

Abstract

The early church has been succeeded in becoming an effective model of small group ministry. Acts 2: 41-42 lays out the principle of effective small groups. When They believed and were baptized their number increased so that they not only worshiped in the temple but also gathered to break bread in their homes. There are many situations that the church has to go through. God's people need to endure every challenge of the Age. During the Covid-19 pandemic, all worship activities have experienced restrictions, including all programs and services in local churches. With a small group model, Church members can gather in their nearest homes. The principle of group dynamics can still be implemented effectively. Online worship has filled the family room. By using literature studies and descriptive methods, it is concluded that the Covid-19 pandemic has stimulated online small group services. AbstrakGereja mula-mula telah berhasil menjadi model pelayanan kelompok kecil yang efektif.  Kisah Para Rasul 2:41-42 menjabarkan prinsip kelompok kecil yang efektif.  Pada saat Mereka menjadi percaya dan dibaptis jumlah mereka bertambah, sehingga mereka tidak hanya beribadah dalam Bait Allah namun juga berkumpul untuk memecahkan roti di rumah masing-masing. Banyak situasi yang harus dilalui oleh gereja.  Umat Tuhan perlu bertahan dari setiap tantangan zaman. Di masa pandemi Covid-19 ini semua kegiatan ibadah telah mengalami pembatasan, termasuk semua program dan pelayanan di gereja lokal.  Dengan model kelompok kecil Anggota gereja dapat berkumpul di rumah-rumah mereka yang terdekat.  Prinsip dinamika kelompok tetap dapat dijalankan dengan efektif.  Ibadah online telah mengisi ruang keluarga. Dengan menggunakan studi literatur, dan metode deskriptif, maka disimpulkan bahwa masa pandemi Covid-19 ini telah menstimulasi pelayanan kelompok kecil secara online.

Page 3 of 14 | Total Record : 133