cover
Contact Name
Cucuk Evi Lusiani
Contact Email
lusiani1891@polinema.ac.id
Phone
+6282140565353
Journal Mail Official
lusiani1891@polinema.ac.id
Editorial Address
Jl. Soekarno Hatta No. 9, Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65141
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Distilat: Jurnal Teknologi Separasi
ISSN : 19788789     EISSN : 27147649     DOI : http://dx.doi.org/10.33795/distilat
Core Subject : Engineering,
Distilat: Jurnal Teknologi Separasi is an Open Access Journal with manuscripts in the form of research articles, literature review, or case reports that have not been accepted for publication or even published in other scientific journals.
Articles 40 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 4 (2022): December 2022" : 40 Documents clear
PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA STASIUN PEMURNIAN DENGAN KAPASITAS GILING 7000 TCD PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI PG JATIROTO LUMAJANG Alvia Nurfaustina Brian Titasari; Eliza Firdausi; Safira Khairina; Yanty Maryanty; Arwan Agustulus Widodo
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.444

Abstract

Proses pemurnian dalam pembuatan gula memegang peranan penting yaitu sebagai salah satu proses tercapainya produk gula kristal putih yang memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara benar dalam setiap proses yang terdapat di stasiun pemurnian. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan perhitungan massa bahan yang tepat dalam setiap tahapannya. Penelitian kali ini bertujuan untuk menghitung neraca massa pada proses pemurnian di Pabrik Gula Jatiroto Lumajang dengan harapan gula kristal putih yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan cara penambahan susu kapur dan gas belerang (SO2) yang tepat. Penambahan susu kapur digunakan untuk menjernihkan dan memurnikan nira sedangkan penambahan gas belerang (SO2) bertujuan untuk menurunkan pH nira mentah yang telah ditambahkan susu kapur menjadi ± 7,2 -7,4; kedua bahan pembantu tersebut ditambahkan untuk menghasilkan gula produksi yang sesuai dengan SNI. Perhitungan neraca massa menggunakan prinsip pada buku Basic Priciples and Calculation in Chemical Engineering dan diperoleh hasil neraca massa masuk dan keluar sebesar 373,631 ton/jam, neraca massa brix dan pol yang masuk sama dengan neraca massa yang keluar yaitu sebesar 68,310 ton brix/jam dan 49,515 ton pol/jam, dan asam fosfat yang dibutuhkan sebesar 0,005 ton/jam, susu kapur sebesar 5,977 ton/jam, gas belerang sebesar 0,125 ton/jam, serta flokulan sebesar 0,023 ton/jam.
Pengaruh Suhu Terhadap Karakteristik Arang Hasil Pirolisis Kulit Kolang-Kaling (Arenga pinnata) Yuniarti Yuniarti; Eka Megawati; Ana Dewi; Debora Ariyani; Meita Rezki Vegatama; Ain Sahara
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.410

Abstract

ABSTRACTSugar palm plants are included in the top ten plantation commodities in East Kalimantan. So far, kolang-kaling   fruit peel waste has not been widely used, except for fertilizer. Palm peel waste has a non-uniform texture, but the inside is hard, so it can be used to make charcoal. Charcoal is made by pyrolysis process and can be used as raw material for briquettes as a new renewable energy source. This study aims to obtain biochar as a raw material for making briquettes with the highest calorific value through the pyrolysis process. The manufacture of biochar begins with the drying process of the raw materials and then proceeds with heating the sample in a pyrolysis reactor for 1 hour. The process takes place with the constant variable is the sample weight of 500 g and the heating time for 1 hour, and the variable that changes is the combustion temperature. Pyrolysis was carried out at temperatures of 200 °C, 250 °C, 300 °C, 350 °C, and 400 °C. The mass of charcoal obtained was 487.23 g, 438.37 g, 402.03 g, 318.1 g and 278.84 g. The resulting calorific value is 4158.7 cal/g, 4432.5 cal/g, 4620.2 cal/g and 4840.7 cal/g. The ash content were 12.01%, 14.64%, 14.99%, 15.25% 21.98%, respectively. Volatile Matter obtained 76.50%, 69.67%, 61.68%, 56.71%, 47.15%. While the fixed carbon biochar is 0.80%, 8.93%, 9 78%, 11.30%, 16.31%. The characteristics of the pyrolysis biochar are seen by proximate testing. Biochar with the highest calorific value was obtained at a temperature of 400 °C, namely 4840.7 cal/g.Keywords: Palm fruit peel, Calorific value, Pyrolysis, Charcoal
SELEKSI BAHAN BAKU DAN PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK SHOWER GEL DENGAN PENAMBAHAN MINYAK SAKURA (ESSENTIAL OIL CHERRY BLOSSOMS) Rossa Oliviana Putri; Heny Dewajani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.491

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan sehari-hari. Salah satu kebutuhan sehari-hari yang mengalami peningkatan permintaan adalah sabun. Terdapat beberapa jenis sabun mandi yakni sabun mandi batang, sabun mandi cair, dan shower gel. Salah satu perbedaan sabun mandi cair dan shower gel berada dalam penggunaan jenis minyak sebagai bahan baku utamanya. Sabun mandi cair menggunakan minyak kelapa murni (VCO) sedangkan shower gel menggunakan pencampuran surfaktan, betaine, dan air sebagai bahan baku utamanya. Seleksi bahan baku dan penentuan kapasitas produksi harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pada umumnya essential oil digunakan sebagai aromaterapi dalam berbagai produk seperti produk kecantikan, personal care. Manfaat yang dihasilkan dari essential oil adalah memberikan relaksasi dan sensasi menenangkan saat pemakaian produk. Bunga Sakura atau Japanese cherry blossoms mempunyai khasiat yang tinggi antioksidan yang membantu membersihkan atau menangkal radikal bebas yang merusak kulit. Penambahan essential oil sakura pada shower gel memiliki keunggulan karena dapat memberikan efek relaksasi dan aroma yang menyegarkan. Perhitungan kapasitas pertumbuhan rata-rata pertahun pada proses produksi sabun mandi cair dilakukan untuk menentukan kapasitas produksi. Penggunaan data ekspor dan impor pada tahun 2014-2020 untuk mendapatkan hasil perkiraan 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi shower gel dengan penambahan essential oil sakura yang akan didirikan pada tahun 2024 di Karawang, Jawa Barat adalah sebesar 75.000 ton/tahun.
PENGARUH VARIASI NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) TERHADAP PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT SARI MENTIMUN Eliza Firdausi Agustin; Nanik Hendrawati
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.471

Abstract

Sejalan dengan perkembangan zaman yang pesat dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks, penggunaan sabun mandi padat yang biasa saja tidaklah cukup. Pertimbangan pemilihan sabun tidak selalu berdasarkan pada segi harga saja, tetapi juga kandungan bahan alami dan manfaat dari produk tersebut. Salah satu bahan alami yang kaya akan manfaat adalah mentimun. Mentimun merupakan buah yang mengandung banyak zat antioksidan yang sangat bagus untuk merawat kesehatan kulit. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mengkaji tentang pembuatan sabun mandi padat yang menggunakan bahan tambahan sari buah mentimun. Metode pembuatan sabun pada penelitian ini menggunakan hot process dengan memvariasikan NaOH mulai dari 20; 30; 40 % (b/v) serta variasi sari mentimun 0; 1; 1,5 ml. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi NaOH akan menaikkan nilai pH, kestabilan busa, alkali bebas, dan kadar air. Sedangkan volume mentimun berpengaruh terhadap kenaikan nilai pH dan kestabilan busa serta menurunkan nilai kadar alkali bebas. Sabun mandi padat yang memenuhi standar SNI sabun 3532:2016 didapatkan pada konsentrasi NaOH 30% (b/v) dan volume sari mentimun 1 ml. Pada variabel tersebut dihasilkan pH sabun 8; kestabilan busa 5,5 cm; kadar alkali 0,05%; dan kadar air 7,7%.
PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN KONSENTRASI H2SO4 TERHADAP KADAR GLUKOSA PADA PEMBUATAN BIOETANOL DARI TONGKOL JAGUNG Chandra Maulana Juniar Kiswanto; Luchis Rubianto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.452

Abstract

Tingginya konsumsi energi masyarakat menyebabkan ketersediaan bahan bakar semakin menipis. Alternatif terbaru sebagai pengganti minyak bumi yang dibutuhkan salah satunya adalah bioetanol. Sumber pembuatan bioetanol berasal dari bahan yang banyak mengadung struktur gula yang dapat diubah menjadi etanol. Bahan baku bioetanol berasal dari biomasa berupa sumber selulosa dari tongkol jagung. Tongkol jagung sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber bioetanol, karena kandungan senyawa tongkol jagung yaitu selulosa 41%, hemiselulosa 36%, lignin 6% dan komponen lainnya 17% . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tongkol jagung sebagai bahan baku bioetanol dan mengetahui pengaruh waktu fermentasi serta pengaruh konsentrasi H 2 SO4 terhadap kadar bioetanol dari tongkol jagung. Langkah utama yang paling penting dalam penelitian ini adalah pretreatment , langkah ini diperlukan untuk mendegradasi lignin dengan menggunakan basa berupa NaOH. Tahap selanjutnya adalah hidrolisis asam, pada tahap ini terjadi pemecahan polisakarida lignoselulosa yaitu selulosa menjadi glukosa. Hidrolisis asam dilakukan dengan menggunakan H2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,2; 0,5; dan 1N. Kadar glukosa terbaik kemudian divariasikan dengan waktu fermentasi yang optimal. Pada penelitian ini dihasilkan kadar glukosa paling tinggi pada konsentrasi 0,25% dengan waktu fermentasi selama 5 hari sebesar 13%.Hal ini menunjukan bahwa tongkol jagung masih kurang optimal sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
EFEKTIVITAS COOLER 703E02 PADA SECTION 703 SEBAGAI PENDINGIN METHYL ESTER DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS BATAM PLANT Aditia Fian Nugraha; Abdul Chalim; Anderson Lie
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.445

Abstract

Shell and Tube Heat Exchanger 703E02 digunakan sebagai pendingin untuk campuran Methyl Ester-Gliserin agar mempermudah proses pemisahan pada separator. Alat pendingin beroperasi secara kontinyu, sehingga perlu dilakukan perhitungan efektivitas untuk mengetahui seberapa baik alat melakukan pertukaran panas, dan sebagai evaluasi perlu atau tidaknya dilakukan maintenance pada alat. Metode perhitungan yang dilakukan berdasarkan data yang didapatkan pada plant, dengan melakukan pengukuran suhu fluida secara manual menggunakan Thermogun pada suhu masuk dan keluaran fluida dingin, sedang untuk fluida panas digunakan data dari indikator temperatur yang sudah terpasang pada jalur. Flowrate pada pendingin tidak diketahui dan dilakukan perhitungan menggunakan persamaan perpindahan panas. Untuk spesifikasi bahan yang digunakan didapat melalui perpustakaan Process Engineering. Dari hasil perhitungan yang didapatkan efektivitas alat yang didapatkan sebesar 0,4450 dengan NTU 0,7288. NTU menjadi tolok ukur besarnya perpindahan panas yang dilepas oleh alat sehingga dengan hasil tersebut energi yang dilepas kecil dan efektivitas alat rendah. Perlu dilakukan pengecekan secara berkala dan maintenance agar berjalan dengan baik. Kata kunci: Efektivitas, Shell and Tube, NTU
PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH DAN BAMBU SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN METODE KARBONISASI Kusyanto Kusyanto; Marinda Rahim; Muhammad Yahya Subakir; Ibnu Eka Rahayu; Fitriyana Fitriyana
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.504

Abstract

Kalimantan Timur menghasilkan kacang tanah sebanyak 654 ton pada tahun 2020, sementara itu produksi bambu di Indonesia pada tahun 2019 sekitar 17,1 miliar batang. Perlu pengolahan bahan agar dapat digunakan menjadi biobriket. Biobriket merupakan sumber energi terbarukan dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pencampuran biomassa kulit kacang tanah dan bambu terhadap kualitas biobriket berdasarkan standar SNI 01-6235-2000. Karbonisasi dilakukan pada kulit kacang tanah 450°C dan bambu 500°C selama 60 menit. Arang dihaluskan kemudian diayak lebih kecil dari 70 mesh. Arang kulit kacang tanah (KK) dan bambu (B) ditimbang 20 gram dengan komposisi 100%KK, 80%KK : 20%B, 60%KK : 40%B, 50%KK : 50%B , 40%KK : 60%B, 20%KK : 80%B, 100%B. Arang dicampurkan dengan perekat kanji 5 % dari massa arang (1 gr kanji : air 25 ml). Dikeringkan pada suhu 80°C selama 24 jam. Hasil kombinasi terbaik didapatkan pada kulit kacang tanah 20% dan bambu 80% dengan nilai kalor 6908,6 kal/g, kadar air 3,95%, kadar abu 6,27%, kadar karbon terikat 73,2% telah memenuhi standar SNI 01-6235-2000, kecuali untuk kadar zat terbang 16,58% masih belum memenuhi standar SNI 01-6235-2000.
PEMANFAATAN DAUN KETAPANG SEBAGAI BIO ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMIN B TERAKTIVASI ASAM SITRAT SECARA MECHANOCHEMICAL Surya Wati Oktaviani; Anang Takwanto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.467

Abstract

Rhodamin B merupakan salah satu zat warna dalam limbah cair hasil proses produksi industri tekstil yang dapat berbahaya bagi kesehatan dan menimbulkan pencemaran ketika dibuang ke lingkungan dengan konsentrasi tinggi. Solusi permasalahan tersebut adalah mengurangi konsentrasi Rhodamin B menggunakan metode adsorpsi dengan memanfaatkan bio adsorben salah satunya daun ketapang yang telah diaktivasi terlebih dahulu dengan cara mechanochemical. Mechanochemical merupakan proses pemanfaatan energi mekanik untuk mengaktivasi bahan dan merubah struktur bahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu aktivasi mechanochemical terhadap kualitas bio adsorben daun ketapang dan pengaruh waktu kontak adsorpsi terhadap daya serap  bio adsorben yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan variabel tetap perbandingan bio adsorben daun ketapang dengan asam sitrat 1:5 (b/v) dan variabel berubah waktu aktivasi mechanochemical 30; 45; 60 menit dan waktu kontak adsorpsi 90; 120; 150; 180 menit. Analisis yang dilakukan pada pengujian bio adsorben daun ketapang adalah kadar air, daya serap iodium, dan penyerapan Rhodamin B. Hasil analisis terbaik yang diperoleh dari ketiga pengujian tersebut adalah kadar air sebesar 11%, daya serap iodium sebesar 1903,95 mg/g, dan penyerapan Rhodamin B sebesar 92,28 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun ketapang dapat digunakan sebagai bio adsorben zat warna Rhodamin B.
MANAJEMEN PENGELOLAAN WAKTU MENGGUNAKAN SMART DIAGRAM PERT PADA INDUSTRI YOGHURT Safira Khairina; Dwina Moentamaria
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.422

Abstract

Kebijakan dan manajemen waktu memegang peran yang penting dalam kesuksesan suatu proses produksi. Penjadwalan merupakan salah satu solusi agar proses produksi dapat berjalan baik dan lancar. Pada industri yoghurt tangki seeding dan fermentor beroperasi secara batch dan menghabiskan waktu yang cukup lama. Proses secara batch ini dapat menghambat proses produksi jika tidak dilakukan manajemen waktu yang tepat. Manajemen waktu dengan diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique) dapat menjadi metode penjadwalan yang tepat untuk mengefisiensikan waktu produksi industri yoghurt. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang pengelolaan waktu di industri yoghurt dengan metode diagram PERT serta menganalisa efisiensinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan waktu industri dengan metode diagram PERT dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah penjadwalan proses produksi di industri yoghurt terutama pada bagian tangki seeding dan fermentor yang beroperasi secara batch. Manajamen pengelolaan waktu dengan metode diagram PERT ini terbukti efisien untuk penjadwalan proses produksi industri yoghurt.
SELEKSI PROSES DAN PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI INDUSTRI SABUN MANDI CAIR BERBAHAN BAKU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Noufi Mujibur Ridlo; Heny Dewajani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.502

Abstract

Sabun mandi merupakan kebutuhan pokok yang universal, karena hampir semua manusia menggunakan sabun untuk keperluan hidupnya. Manfaat utama sabun yaitu untuk melembabkan kulit, memutihkan kulit, dan menjaga kesehatan kulit. Sabun memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah sabun cair. Sabun cair dapat dihasilkan dari Virgin Coconut Oil, karena memiliki kandungan asam laurat tinggi yang berguna untuk kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan proses yang paling efektif dalam pembuatan sabun cair dan menentukan kapasitas produksi dalam industri sabun cair. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses saponifikasi trigliserida efektif untuk digunakan karena mempertimbangkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi jalannya industri kedepannya, seperti konversi yang dihasilkan, suhu operasi, energi yang dibutuhkan, serta limbah atau produk samping yang dihasilkan. Selain itu, penentuan kapasitas produksi harus dilakukan agar kapasitas produksi di industri sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat. Penentuan kapasitas dilakukan dengan perhitungan pertumbuhan rata-rata pertahun pada proses produksi sabun mandi cair, dengan menggunakan data ekspor dan impor pada tahun 2016-2020 untuk mendapatkan hasil perkiraan pada tahun 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi yang didapatkan sebesar 80.000 ton/tahun.

Page 4 of 4 | Total Record : 40