cover
Contact Name
Abd Karim
Contact Email
jurnalalthiqah@gmail.com
Phone
+6285235776365
Journal Mail Official
jurnalalthiqah@gmail.com
Editorial Address
http://ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/about/editorialTeam
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman
ISSN : 26857529     EISSN : 26857529     DOI : https://doi.org/10.36835/althiqah
Core Subject : Religion, Social,
Al-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman published by Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Bangkalan. This journal contains many variants of Islamic studies, among others: Islamic education, Ushuluddin, the Shariah, Islamic thought, economics, and other Islamic studies. This journal is published twice a year in April and October. Editors invite academics, professors, and researchers to contribute to write in this journal. The journal can be accessed publicly, which means that all content is provided freely accessible without charge to either the user or the institution. Users are allowed to read, download, copy, distribute, print, search, or cite to the full text of the article did not have to ask permission from the publisher or author.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 87 Documents
Interelasi Islam dan Agama Serta Adat Jawa Tri Wahyudi Ramdhan
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 02 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interelasi antara agama dan budaya adalah sangat erat hubungannya dengan tradisi kehidupan manusia sehingga agama sering melahirkan budaya ataupun peradaban bagi kenikmatan hidup umat manusia di permukaan bumi. Dalam pandangan beberapa sosiolog menyebutkan bahwa agama Islam disebut sebagai agama peradaban Dalam kasus interelasi antara agama dan budaya bagi suku Jawa sebagai suku mayoritas di Nusantara merupakan hal yang menatrik untuk diteliti. Islam masuk di Jawa dengan cara damai yang diawali dari rakyat jelata hingga lambat laun masuk ke tingkat istana. Orang Jawa merespon dengan baik masuknya Islam ke Jawa. Karena Islam dengan mudah bersosialisasi dengan masyarakat Jawa. Orang-orang jawa terpikat dengan ajaran Islam yang mengenalkan ketauhidan/ keesaan Allah SWT. Islam bercampur dengan budaya Jawa karena Islam ditujukan untuk mempermudah penyebaran agamanya. Namun sampai saat ini budaya Jawa masih melekat pada ajaran-ajaran Islam yang masih sebagian besar dianut oleh orang jawa. Dengan demikian penulis mencoba membahas bagaimana sesungguhnya keyakinan yang berkembang dari hasil interelasi agama (Islam) dan budaya Jawa, respon budaya Jawa terhadap Islam dan respon Islam terhadap budaya Jawa.
Al-Qur’an dalam Pandangan Hermeneutika Nasr Hamd Abu Zayd M. Tohir
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heremenutika Nas{r H{amd Abu> Zayd. mencoba mendekonstruksi konsep ilmu Islam dan hukum-hukum dalam Islam. Dengan mengganti konsep penafsiran ulama-ulama yang sudah familiar dengan konsepnya. Pemahaman bahwa al-Qur’an baik dari segi lafad dan maknanya berasal dari wahyu Tuhan digantinya dengan pemahaman bahwa al-Qur’an adalah produk budaya yang tersusun dari teks manusiawi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, al-Qur’an bukan hanya teks yang bersifat manusiawi biasa, bahkan dalam menafsirkannya harus mengkaji sosio historis masyarakat di mana ayat tersebut diturunkan. Abu Zaid berusaha merekontruksi pemahaman umat Islam dengan menganggap semua hukum-hukum yang sudah mapan harus dirubah..
Corak Penafsiran Al-Quran Harun Nasution: Studi Terhadap Penafsiran Al-Quran dalan Karya-karyanya Ulumuddin, Ihya'
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 02 (2020): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Harun Nasution telah berhasil menancapkan tonggak pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Masuknya ide-ide pembaharuan tersebut membawa alam pemikiran Islam ke arah kebebasan berfikir dan penghargaan yang tinggi terhadap kekuatan akal manusia. Seluruh ide pembaharuan Harun Nasution tidak terlepas dari pemahaman beliau terhadap ayat-ayat al Qur’an. Oleh sebab itu adalah satu kajian yang sangat penting guna melihat bagaimana Harun menafsirkan ayat-ayat al Qur’an yang dikutipnya. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Harun memberikan kepercayaan yang penuh kepada akal untuk menafsirkan al Qur’an, sehingga akan muncul satu penafsiran yang kontekstual yang sesuai dengan kekinian kita. Bagi Harun apapun bentuk penafsiran terhadap al Qur’an yang telah dilakukan oleh para mufassir tidak ada yang sakral. Kesakralan hanya terdapat pada ayat-ayat al Qur’an saja.
Implementasi Metode Jibril dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Kelas C2 Tahsin Tilawah Lembaga Takhassusul Qur’an Darul Hikmah Mufaizin Mufaizin; Yassir Arafat
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 01 (2020): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Dasar penelítian tindakan kelas ini berangkat dari awal peneliti terhadap pembelajaran Al Qur'an dikelas, hasilnya didisikusikan dengan, wali kelas, dan kelompok guru Al Qur'an untuk mendiagnosis keadaan dalam kelas, selanjutnya direncanakan, dan melakukan refleksi secara sistematis dengan berbagai tindakan alternatif untuk mengatasi permasalahan siswa dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an. Sedangkan tujuan penelitian ini dimaksud;pertama untuk mengetahui Untuk mengetahui apakah metode jibril merupakan metode pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa tahsin anak lembaga takhassusul qur’an darul hikmah. Dan kedua untuk mengetahui apakah metode jibril dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa tahsin anak lembaga takhassusul qur’an darul hikmah. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa (1)Metode jibril merupakan metode pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa tahsin anak lembaga takhassusul qur’an darul hikmah, (2)Metode jibril dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa tahsin anak lembaga takhassusul qur’an darul hikmah.
Metode Persilangan Al-Qur’an dengan Sastra oleh Amin Al-Khuli Achmad Ghufron
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metodologi Ami> al-Khu>li> dalam memahami kandungan sastra al-Qur’an, al-Khu>li> ini merupakan sosok yang sangat dikenal dengan pembaharuan dalam dunia sastra. Sebab keahlian tersebut ia menaruh perhatian untuk mengkaji terhadap teks al-Qur’an. Dan juga berangkat dari rasa ketidak puasan atas para mufassir yang lebih mengedepankan kepentingan ideologi dan madzhabnya. Adapun metode sastra yang di maksud menurutnya adalah: Pertama, mufassir mengumpukan ayat-ayat yang membahas tema yang sama. Kedua melakukan research (penelitian) mengenai kosakata yang akan ditafsiri. Ketiga, mufassir harus melakukan penelitian terhadap bahasa yang akan ditafsiri. Keempat, meneliti makna tersebut, dan kelima, menyusun pemahaman yang sekiranya pemahaman tersebut paling dekat dengan pemahaman Nabi. Selain itu, al-Khu>li> juga mempunyai dua metode prinsipil. Dimana metode tersebut merupakan metode yang sangat ideal dalam mengkaji sastra, yaitu Dira>sah Ma> Hawla al-Qur’a>n dan Dira>sah Ma> Fi> al-Qur’a>n.
Kajian al-Kitab wa al-Qur’an Qira’ah Mu`asirah Karya Muhammad Shahrur Ahmad Bahruddin
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang karya Muhammad Syahrur yang berjudul al-Kita>b wa al-Qur’a>n; Qira>’ah Mu`a>s{irah. Di antara pemikirannya dalam kitab tersebut adalah 1) alam semesta ini bersifat material, manusianya sendiri berhak mengetahui rahasia di dalamnya tanpa ada batas ruang dan waktu; 2) manusia mempunyai pengetahuan yang bebas, tidak boleh ada yang menghalanginya; 3) kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad tidak bertentangan dengan keberadaan ilmu filsafat sama sekali; 4) pada hakikatnya suatu pengetahuan manusia yang ada di dunia ini bersumber dari al-tafki>r al-mushakhkhsy; 5) ia membantah suatu pernyataan tentang istilah ilmu ladunni yang hanya dimiliki oleh orang-orang ma’rifah; 6) awal mula adanya dunia ini disebabkan oleh adanya sebuah ledakan yang sangat bergemuruh. Begitu juga dengan keadaan akhirat nanti. Menurutnya, keberadaan surga neraka nanti bukan perpindahan ke alam lain namun disebabkan adanya sebuah ledakan.
Kepemimpinan Keluarga Perspektif Feminisme Islam (Penafsiran Fatimah Mernissi dan Riffat Hassan terhadap Qs. An-nisa: 34) Achmad Ghufron
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 02 (2020): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang kepemimpinan dalam keluarga terdapat dalam QS. an-Nisa’: 34. Mayoritas mufassir menganggap bahwa kepemimpinan dalam keluarga mutlak berada di tangan laki-laki (suami), baik dia mampu memenuhi kewajibannya memberikan nafkah maupun tidak. Realitas yang seolah-olah menempatkan laki-laki lebih tinggi kedudukannya dan lebih dominan dari perempuan kemudian mendorong sebagian intelektual Islam untuk menafsirkan kembali teks-teks religius untuk menderivasikan nilai-nilai moral yang mengafirmasi kesetaraan manusia, yang bisa dijadikan sebagai basis teologis praktis dalam membebaskan perempuan dari berbagai subordinasi tersebut, sebagaimana dilakukan oleh Fatimah Mernissi dan Riffat Hassan. Fatimah Mernissi berpandangan bahwa ayat tersebut menunjukkan kepemimpinan secara fungsional, bukan secara hakiki, meskipun dalam buku-buku yang ia tulis belum ditemukan secara tegas pengertian kata qawwam. . Fatima Mernissi berpendapat bahwa kepemimpinan laki-laki dalam keluarga bersifat fungsional. Laki-laki menjadi pemimpin dalam keluarga karena laki-laki memiliki keunggulan dalam mencari nafkah. Namun jika suami tidak dapat memenuhi kebutuhan istri dan keluarganya, maka laki-laki tidak dapat menjadi pemimpin dalam keluarga, sehingga bisa saja beralih kepada wanita (istrinya). Sedangkan Riffat Hassan berpandangan bahwa semestinya ayat tersebut tidak dijadikan sebagai legitimasi dan justifikasi bahwa perempuan subordinat dibawah laki-laki, tetapi lebih merupakan pernyataan normatif bahwa hal itu berkenaan tentang konsep Islam tentang pembagian kerja dalam sebuah struktur keluarga dan dalam kehidupan masyarakat. Idealnya, sebagai laki-laki mampu mencari nafkah dan bertanggungjawab atas keluarganya.
Ibn Jawzi (W. 597 H) dan Metode Penyelesaian Hadis Mushkil Fitrotun Nafsiyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 02 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi adanya kesenjangan antara dalil dengan kenyataan, dalam dalil dijelaskan bahwa dalil maqbul(shahih) tidak mongkin bertentangan dengan dalil maqbul(shahih) juga. Akan tetapi pada kenyataanya ada dalil maqbul bertentangan dengan sendirinya, juga dengan dalil lain, dalam istilah ilmu hadis ini lebih dikenal dengan h}adi>th mukhtalif atau h}adi>th mushkil. Sebab itu banyak ulama menaruh perhatian khusus padanya, salah satunya ibn al-Jawzi>, ulama ini memiliki metode khusus dalam menyelesaikan hadis mushkil. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Ibn al-Jawzi> dalam menyelesaikan hadis mushkil mengunakan metode sharah al-h}adi>th. 2. Kedua, dalam menghilangkan kontradiksi hadis ia mengikuti mazhab jumhur hadis yaitu a. Al-Jam’uh (memadukan), b. Al-Naskh (menghapus), c. Al-Tarjih (memilih), d. Al-Tawaquf (diam/berhenti). 3. Ketiga, implikasi dari metode penyelesaian hadis mushkil ini adalah mencegah pandangan negatif terhadap hadis mushkil serta menjadi sebuah alternative dalam menyelesaikan hadis mushkil.
Peran Kiai dalam Pengembangan Karakter di Pondok Pesantren MOch Mahsun; Moch. Shohib
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua yang ada di Indonesia. Dalam pondok pesantren santri selain diberi pembelajaran tentang agama Islam juga dibiasakan untuk hidup sederhana dan berkahklak mulia yang disebut juga dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter di pondok pesantren ditanamkan pada santri secara tidak langsung dan tidak formal, melainkan dengan dengan cara pola teknik pondok pesantren. Pendidikan karakter di pondok pesantren mengnakan hiden curriculum dan tidak selalu diajarkan di dalam kelas, namun juga di luar kelas. keberhasilan pendidikan karakter di pondok pesantren karena adanya teladan atau contoh nyata yang diberikan oleh Kiai selaku pemimpin sentral dalam pondok pesantren dan juga dewan guru atau ustadz dan ustadzah yang membantu Kiai dalam menjalankan roda pendidikan di pondok pesantren..
Anjuran Membunuh Cicak Melalui Pendekatan Sains Sama’un Sama’un
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 02 (2020): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan suatu karya ilmiah yang membahas tentang anjuran membunuh cicak, dimana masyarakat saat ini kurang mengenal adanya kesunahan dalam membunuh cicak, hadis anjuran membunuh cicak seakan-akan bertentangan dengan hadis lainnya yang menganjurkan untuk menyayangi semua makhluk termasuk hewan dan begitu juga seakan-akan bertentangan dengan keseharian Rasulullah yang menyayangi hewan. Oleh karena itu muncul pertanyaan kenapa membunuh cicak dianjurkan, adakah direlevansinya dengan kajian-kajian sains modern, banyak sekali penyakit yang berkembang disebabkan oleh kotoran cicak, dimana populasi cicak saat ini yang semakin banyak sehingga perlunya penelitian ini dilakukan, guna mengetahui seberapa jauh bahaya bakteri pada kotoran cicak. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan problemakademik, Bagaimana Kuwalitas, Kehujjahan dan Pemaknaan Hadis Abu> Da>wu>d tentang Anjuran Membunuh Cicak? Apakah Rahasia Anjuran Membunuh Cicak dalam Prespektif Sains?. Untuk menjawab pemasalahan tersebut digunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan dan menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya atau karangan yang melukiskan sesuatu. Serta menggunakan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan), yaitu mengambil pada semua jenis data yang berhubungan dengan penelitian baik berupa buku, jurnal, dan bahan-bahan tertulis lainnya. Pada akhirnya, penelitian ini memberikan jawaban bahwa: Pertama, Hadis anjuran membunuh cicak berstatus Sah}ih lighairihi, dimana keshihannya dikuatkan oleh masuknya sanad yang lain. Kedua, membunuh cicak dalam kehidupan sehari hari dihukumi sunah (Pendapat imam Al-Nawawi). Ketiga, Membunuh cicak memang dianjurakan, diperkuat dengan kata امر pada hadis yang menjadi rujukan. Keempat, Dalam kotoran cicak memiliki banyak bakteri , e-coli merupakan bakteri yang ada pada kotoran cicak yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga manusia harus tau dan menghindarinya.