cover
Contact Name
Abd Karim
Contact Email
jurnalalthiqah@gmail.com
Phone
+6285235776365
Journal Mail Official
jurnalalthiqah@gmail.com
Editorial Address
http://ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/about/editorialTeam
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman
ISSN : 26857529     EISSN : 26857529     DOI : https://doi.org/10.36835/althiqah
Core Subject : Religion, Social,
Al-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman published by Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Bangkalan. This journal contains many variants of Islamic studies, among others: Islamic education, Ushuluddin, the Shariah, Islamic thought, economics, and other Islamic studies. This journal is published twice a year in April and October. Editors invite academics, professors, and researchers to contribute to write in this journal. The journal can be accessed publicly, which means that all content is provided freely accessible without charge to either the user or the institution. Users are allowed to read, download, copy, distribute, print, search, or cite to the full text of the article did not have to ask permission from the publisher or author.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 87 Documents
Guru Profesional dalam Perspektif Tafsir Hadist Mutmainah Mutmainah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 01 (2020): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ayat-ayat al-Qur’an tentang guru yang profesional yang harus memiliki kompetensi-kompetensi pendidik yaitu; sosial, kepribadian, pedagogik dan professional sehingga guru mampu mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual anak sebagai generasi emas Bangsa yang mampu merespon setiap dinamika, perubahan, perkembangan, tuntutan, dan menjawab tantangan zaman. Maka dibutukan guru yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya dan dilandasi oleh niat yang benar, ikhlas dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, pengajaran ilmu peengetahuan sesuai dengan fitrah, menuangkan keilmuan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan, dan pendidik harus berilmu dan sebagai teladan bagi anak dan masyarakat.
Implikasi Tafsir Ayat Kawin dan Waris Beda Agama Persfektif Islam Liberal Bustomi Arisandi; Junaidi Junaidi; Moh. Sholeh
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kajian literatur ini menggunakan metode deskriptif interpretatif yakni mendeskripsikan mengenai Islam Liberal secara umum dan konsep fiqih pluralisnya secara khusus. Serta menginterpretasikan kembali hasil pemikiran tersebut. Kemudian menganalisa dengan metode Analaisa Critical Diskursus yakni pemakaian bahasa atau pengguliran wacana yang diusung sebagai bentuk praktik sosial yang menyebabkan suatu hubungan dialektis anatara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi sosial.Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa Islam Liberal merupakan paham yang mencetuskan konsep fiqih pluralis yang pertama kali di Indonesia. Dan sebagai bentuk produk fiqih pluralis yang berkaitan dengan ahwal al-syakhshiyyah yakni dibolehkannya melaksanakan pernikahan dan waris beda agama. Islam Liberal mengkaji ulang penafsiran ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang dilakukan oleh ulama dahulu dengan merelevankan produk fiqihnya dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sekarang. Mereka menolak stagnasi hukum yang ditetapkan dan menginginkan perubahan hukum hingga melahirkan proses dinamisasi pemikiran hukum Islam.
Persaudaraan Universal Perspektif KH Abdurrahman Wahid dan Implikasiya Terhadap Keberagaman di Indonesia Abd Muin; Islamiyah Islamiyah; Mutmainah Mutmainah
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpecahan dan disintegrasi yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dilatar belakangi oleh perdebatan, intoleransi dan kaum ekstrimis. Mengharuskan kaum cendikiawan melakukan obsersavi dan penulurusan atas teks-teks suci Al-Qur’an dan berbagai penafsiran dalam rangka menggali dan mengenalkan Islam rahmah dan ramah. Kerja intelektual seperti ini sangat dibutuhkan bukan hanya demi nama baik Islam, tapi demi keselamatan dan perdamaian antar pemeluk agama dan kepercayaan di Indonesia dan dunia. Melalui kajian pustaka dengan metodologi kepustakaan yang bersumber dari buku Islamku Islam Anda Islam Kita, beserta berbagai tulisan-tuisan KH Abdurrahman Wahid di berbagai esai dan kolom yang ada di buku bunga rampainya. Penulis menentukan KH Abdurrahman Wahid sebagai tokohnya dan ayat al-Anbiya’ 107 sebagai objek formalnya kemudian mengkajinya secara deskriptif analitis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis penafsiran KH Abdurrahman Wahid terhadap ayat 107 al-Anbiya’, relevansi dan implikasinya terhadap kehidupan sosial-georafis masyarakat Indonesia. Hasil temuan penulis. Pertama, KH Abdurrahman Wahid tidak menfsirkan rahmatan lil ‘a>lami>n sebagai kasih sayang, tapi menafsirkan “Aku tidak mengutus engkau wahai Muhammad kecuali untuk membawa misi persaudaraan universal”. Hal ini terjadi dikarenakan KH Abdurrahman Wahid mengartikan rahmah dalam ayat tersebut mengikuti kata dasarnya, yakni berasal dari “rahim” ibu, sehingga berimplikasi mempunyai makna persaudaraan. Kedua, berimplikasi kepada masyarakat yang menghargai pluralitas dan mendorong adanya interfaith dialog
Tradisi Membaca Shalawat Diba’ pada Malam Jumat di Pondok Pesantren Nurusshaleh Desa Katol Timur Kokop Bangkalan Takwallo Takwallo; Sama’un Sama’un; Fitrotun Nafsiyah
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini akan membahas tentang sebuah tradisi dalam kajian living hadis yaitu tradisi membaca shalawat diba’ pada malam Jumat di Pondok Pesantren Nurusshaleh Desa Katol Timur Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa shalawat merupakan salah satu bentuk pujian, sanjungan, dan doa yang ditujukan kepada Rasulullah Saw sebagai bukti dari rasa hormat, cinta dan terimakasih kita kepadanya. Di Pondok Pesantren Nurusshaleh Katol Timur Kokop Bangkalan pembacaan shalawat diba’ telah menjadi sebuah tradisi setiap malam Jumat. Hal ini bermula karena minimnya ilmu pengetahuan agama masyarakat di Desa Katol Timur. Sehingga bagi mereka pembacaan shalawat diba’ merupakan sesuatu yang asing. Kemudian KH. Abdullah Nawawi menerapkan agar membaca shalawat diba’ seminggu satu kali di Pondok Pesantren Nurusshaleh supaya mereka mengetahui dan dapat mempraktikkan di lingkungannya masing-masing.
Kaidah Tafsir Fatichatus Sa’diyah
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang yang menafsirkan al-Qur’an memiliki peranan penting bahkan turut menentukan bagi pemasyarakatan al-Qur’an. Untuk itu, mufasir perlu memiliki syarat-syarat tertentu. Selanjutnya, hendaknya ia jadikan tata cara dan aturan penafsiran al-Qur’an sebagai suluh pandangan dan pemikiran, serta mempergunakannya untuk mengamati berbagai peristiwa yang telah lalu maupun yang akan datang. Dengan berpedoman pada hal tersebut, maka seseorang calon mufasir akan mengetahui dengan jelas betapa tinggi nilai dan kedudukan petunjuk al-Qur’an. Dan kaidah-kaidah yang terdapat dalam tata cara menafsirkan al-Qur’an dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk menafsirkan ayat al-Qur’an. Kaidah-kaidah yang diperlukan para mufasir dalam memahami ayat al-Qur’an di antaranya terpusat pada kaidah bahasa dan penghayatan uslu>bnya yang banyak diulas dalam ilmu bahasa Arab. Dalam artikel ini penulis akan sedikit menguraikan tentang bagaimana urgensi kaidah tafsir untuk penafsiran al-Qur’an, dan kaidah-kaidah apa saja yang harus dipahami oleh mufasir sebelum menafsirkan. Para ulama sepakat untuk menetapkan bahwa tujuan utama dari kaidah-kaidah tafsir adalah untuk memberikan pedoman bagi mufasir agar tidak menyimpang dari kebenaran ketika menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Kaidah-kaidah itu di antaranya; kaidah jumlah, kaidah ma`rifah dan nakirah, kaidah istifha>m, kaidah soal dan jawab, kaidah i`ra>b, dan kaidah taqdi>m dan ta’khi>r.
Pemahaman Ali Mustafa Yaqub Tentang Hadis Penciptaan Wanita Dari Tulang Rusuk dalam Kitab; Al-Ṭurq Al-Ṣaḥīḥah Fī Fahm Al-Sunnah Al-Nabawiyah Muhammad Lutfiyanto; Ahmad Bahrudin; Abdurrohman Abdurrohman
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sudah menjadi hal yang sering ditemukan, apabila ada ungkapan yang menyatakan bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Perkataan tersebut merupakan kiasan yang maklum di masyarakat, khususnya di Indonesia. Tak hanya itu saja, kita sering mendengar ada orang berujar, “Saya belum berjumpa dengan tulang rusuk yang hilang,” demikian kata mereka yang mengaku belum mendapat jodoh. Karena pada dasarnya, perumpamaan ini populer salah satunya melalui kisah Siti Hawa, yang konon diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam AS. Tulisan ini hendak menyoroti perkara tekstualitas dan kontekstualitas Ali Mustafa Yaqub dalam memahami suatu hadis. Apa yang dijadikan locus atau cara memahami hadis (fiqh al-hadis) yang direkam oleh beliau melalui karyanya yang berjudul al-T{uruq al-S{ah}i>h}ah} fi> Fahmi al-Sunnah al-Nabawiyyah. Berdasarkan penelitian ini, menurut Ali, al-Qur'an tidak mensinyalir sedikit pun bahwa ibu kita Hawa (perempuan) tercipta dari tulang rusuk bapak kita Adam (laki-laki). Penjelasan seperti ini pun tidak ditemukan di dalam Hadis. Sehingga tidak dapat dilegitimasi bahwa penciptaan perempuan dari salah satu organ tubuh laki-laki, yakni rusuk.
Ayat Multikultural dalam Alqur’an Saifuddin Saifuddin; Zainal Arifin; M. Tohir
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejarah mencatat betapa seringnya terjadi pertikaian umat manusia dilatarbelakangi ketegangan antar pemeluk agama. Manusia dihadapkan pada sebuah fakta bahwa terdapat agama yang beraneka ragam. Pertikaian antar pemeluk agama, diantaranya, disebabkan karena agama mempunyai konsep yang berlaiv lnan tentang kehidupan dan keselamatan; masing-masing mengklaim kebenaran absolut hanya datang dari agamanya (truth-claim). Islam, sesuai dengan nama yang disandangnya, adalah kedamaian. Namun doktrin dan ajarannya sering disalahartikan oleh sebagian penganutnya untuk kepentingan tertentu. Akibatnya, Islam tampil dengan wajah yang kasar serta cenderung tidak bersahabat dengan agama lain. Sudah menjadi keharusan, Islam ditampilkan dengan sikap terbuka dan penuh senyum dengan pihak lain. Umat Islam semestinya terlibat dalam agenda besar kehidupan manusia; yaitu terwujudnya kesatuan masyarakat dalam membangun kesejahteraan hidup bersama dalam bingkai kehidupan bermartabat dan saling menghormati hak individu yang terdiri dari latar belakang agama yang beragam. Tulisan ini berupaya untuk menyuguhkan seperangkat argument yang berlandaskan ajaran universal Alquran tentang kemanusiaan. Bahwa dalam Alquran terdapat ayat-ayat tentang masyarakat multikultural yang menghendaki kehidupan manusia berjalan dengan damai, rukun dan sejahtera. Bahwa aneka ragam perbedaan agama adalah kehendak Sang Pencipta yang tidak ditujukan agar manusia berpecah belah, tetapi justru agar manusia dapat hidup berdampingan dan saling menghormati.
Entitas Iblis dalam Perspektif Rashi Achmad Ghufron; Qomariyah Qomariyah
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 2 (2021): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iblis adalah makhluk yang membangkang terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Kisah ini banyak diceritakan dalam al-Qur’an, namun masih terjadi perbedaan pendapat terkait entitas atau eksistensi iblis di kalangan mufasir dari era klasik sampai kontemporer. Sebagian mufasir menjelaskan bahwa iblis adalah dari jenis malaikat dan sebagian lainnya menjelaskan bahwa iblis dari jenis jin. Berbeda dengan dua golongan tersebut, salah satu tokoh mufasir kontemporer, Muhammad Rashi>d Rid}a> memberikan pemikiran yang berbeda tentang entitas iblis dalam karyanya, tafsir al-Manna>r. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran Rashi>d Rid}a> tentang entitas iblis dalam tafsir al-Manna>r dan mengetahui analisa kritik terhadap pemikiran Rashi>d Rid}a> tentang entitas iblis. Penelitian ini bersifat library research. Adapun teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah deskriptif-analitis-kritis.
Schools and multicultural Society Ilun Lailatul Habibah; Helmi Muhammad
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 2 (2021): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

On the basis of a library research study of various library items related to communities and schools that are clashed with multicultural terminology, this paper has been prepared. According to the approach, the data collecting techniques utilised in this study are documented procedures, in which data is gathered through documents referred to as library materials. Content analysis is used to analyse the data gathered in this study. It emerged that multicultural schools and communities are institutions of higher education that recognise the existence of a wide range of distinct identities in the community and are prepared to accept all of them
Identitas Kafir dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tematik Penafsiran Buya Hamka) Moh. Sholeh; Masruroh Masruroh
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 4 No 2 (2021): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Pandangan Buya Hamka terhadap makna kafir dalam al-Qur’an. 2) Identitas kafir terhadap non Muslim dalam pandangan Buya Hamka. 3) Implikasi penafsiran Buya Hamka terhadap istilah kafir pada isu yang terjadi di masa kini. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini Pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan (library reseach). Hasil penelitian ini menemukan bahwa makna kafir yang terdapat dalam al-Qur’an dalam pandangan Buya Hamka terdapat beberapa makna yaitu kafir sebagai penutup, sikap pembangkang, ketidakpercayaan, ingkar, menolak kebenaran, tidak mensyukuri nikmat, rasa tidak puas, penyekutuan terhadap Allah dan sikap kedurhakaan terhadap tuhannya. Dari hal ini dapat diketahui bahwa identitas kafir datang dari Allah, bukan semata datang dari hukum sosial.