AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman
Al-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman published by Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Bangkalan. This journal contains many variants of Islamic studies, among others: Islamic education, Ushuluddin, the Shariah, Islamic thought, economics, and other Islamic studies. This journal is published twice a year in April and October. Editors invite academics, professors, and researchers to contribute to write in this journal. The journal can be accessed publicly, which means that all content is provided freely accessible without charge to either the user or the institution. Users are allowed to read, download, copy, distribute, print, search, or cite to the full text of the article did not have to ask permission from the publisher or author.
Articles
87 Documents
Periwayatan Hadis Lafz{I> Vs Ma`Nawi>
Fitrotun Nafsiyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Macam-macam periwayatan hadis saat ini menjadi banyak perdebatan ulama. ketika itu, akan kebolehan dan ketidakbolehan mengaplikasikannya dalam periwayatan hadis. Hal ini dipandang bahwa pembahasan ini patut dikaji secara mendalam agar dapat diketahui bagaimana cara penyampaian hadis setelah Nabi meninggal, juga tentang apa dan bagaimana periwayatan hadis lafz}i> dan ma`nawi>. Melalui pengkajian secara mendalam, periwayatan lafz{i> merupakan periwayatan hadis yang redaksi atau matannya sama persis seperti yang diwurudkan Rasulullah. Periwayatan hadis secara lafz{i> ini tentu untuk hadis-hadis qawli>yah (sabda) saja. Sedangkan, Periwayatan ma`nawi> adalah periwayatan hadis yang disampaikan oleh sahabat dengan mengemukakan maknanya saja, tidak menurut lafaz-lafaz seperti yang diucapkan oleh Rasul. Jadi, bahasa dan lafaz hadis disusun oleh sahabat sendiri, sedangkan isinya berasal dari Nabi. Oleh karena itu, banyak hadis yang memiliki maksud yang sama tetapi dengan redaksi matan yang berbeda. Hadis-hadis yang fi`li>yah dan taqri>riyah, karena sifatnya, disampaikan secara ma`nawi>.
Interpretasi Kontekstual Al-Qur’an Persepektif Abdullah Saeed
Umar Zakka
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini berupaya membahas metodologi interpretasi kontekstual al-Qur’an yang ditawarkan oleh Abbdullah Saeed, Saeed ini termasuk salah satu tokoh Isalm moderen yang berkebangsaan Arab, ia memiliki metode khusus dalam menginterpretasi makna al-Qur’an. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif karena berdasarkan kepada karakter objeknya, atau dengan kata lain, penelitian bersifat kepustakaan (library research), dengan objek berupa naskah, buku atau literatur yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Adapun metodologi yang ditawarkan oleh Abdullah Saeed sebagai upaya mengkontekstualisai al-Qur’an yaitu, pertama dengan mengklasifikasikan jenis teks al-Qur’an, kedua. Analisis kritis dengan mengkaitkan kondisi situasi masa kini dan objek wahyu(aspek linguistik) ayat. Ketiga, mengumpulkan ayat-ayat yang masih satu tema untuk mengetahui sejauh mana penekanan ayat tersebut serta ayat mana yang turun lebih dahulu.
Tipologi Kitab Al-Atraaf; Sejarah dan Perkembangannya
Fitrotun Nafsiyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 01 (2020): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
At{ra>f pada awalnya dipakai oleh pelajar hadis untuk memudahkan dalam menghafal hadis, yang mana metode penulisan ini sudah ada sejak abad I H, dan dari kemudahan yang diperoleh tersebut, maka ulama setelahnya menjadikannya sebagai salah satu metode dalam melakukan takhri>j hadis, yakni sebagai kamus untuk mencari tempat hadis dalam kitab aslinya, dengan menyertakan beberapa sanad sehingga dapat dilakukan i’tiba>r dengannya, dan dapat diketahui bahwa ada atau tidaknya sha>hid ataupun ta>bi’ untuk memperkuat status hadis atau bahkan mengangkat derajat hadis.
Dakhil al-‘Ilmi dalam Kitab al-Jawahir fii Tafsir al-Qur’an Karya Tantawii Jawhari
Idris Idris;
Abdul Muhaimin
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 02 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini membahas tentang dakhi>l al-‘ilmi dalam al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur’an karya T{ant}a>wi> Jawhari>. Dakhi>l al-‘ilmi adalah pendekatan teori atau temuan ilmiah modern sebagai instrumen tafsir secara berlebihan. Tafsir al-Jawa>hir fi Tafsi>r al-Qur’an adalah salah satu karya tafsir yang ditulis dengan pendekan tersebut. Sebenarnya, banyak pendekatan lain yang diaplikasikan oleh T{ant}a>wi>. Tetapi pendekatan ilmi> ini mengambil porsi yang sangat banyak dalam lembar tafsir al-Jawa>hir. Pengambilan porsi yang sangat banyak ini seringkali membuat T{ant}a>wi> Jawhari terlena dan terjebak dalam pembahasan teori atau temuan sains modern yang panjang lebar. Dalam keterlenaan itu, menyebabkan ia tergelincir ke dalam praktik tafsir dakhi>l al-‘ilmi. Seperti dalam penafsiran ayat ke 61 dari surat al-Baqarah. Ia mengatakan bahwa gaya hidup ala orang pedesaan jauh lebih menyehatkan dibanding gaya hidup ala orang perkotaan. Seakan-akan ayat tersebut ditarik untuk mengamini gaya hidup orang pedesaan. Contoh lainya adalah di ayat 67 surat al-Baqarah. Ia mengaitkan kisah penyembelihan sapi betina dengan praktik ilmu pemanggilan arwah di banyak negara seperti di Amerika dan eropa. Tentu saja al-Qur’an tidak ada kaitannya dengan praktik ajaran pemanggilan arwah. Namun demikian hal ini ia hubung-hubungkan seakan praktik pemanggilan arwah ada landasan teologisnya dari al-Qur’an
Feminimisme al-Qur’an; Study Kritik Terhadap Pemikiran Riffat Hasan Tentang Konsep Equality Gender
M. Tohir
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini berupaya membahsa masalah feminisme al-Qur’an dan kritikan terhadap pemikiran Riffat Hasan tentang konsep equality gender. Adapun yang menjadi fokus pembahasan dalam artikel ini pertama. Metodologi Riffat Hasan dalam menafsirkan ayat-ayat feminis, kedua. Contoh penafsiran Riffat Hasan terhadap ayat-ayat feminis, dan ketiga. kritikan terhadap metodologi penafsiran Riffat Hasan. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif karena berdasarkan kepada karakter objeknya, atau dengan kata lain, penelitian bersifat kepustakaan (library reseacrh), dengan objek berupa naskah, buku atau literatur yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Dan hasil penelitian ini yaitu: 1. Dalam menafsirkan ayat-ayat feminis Rifat Hasan menggunakan pendekatan empiris, dan pendektan idea-normatif. 2. Adapun contoh penafsiran Riffat Hasan yaitu kata Qawwamun pada surat al-Nisa’: 34 berarti bahwa yang bisa mencari nafkah tidak hanya seorang laki-laki saja namun seorang wanitapun juga diperbolehkan dan laki-laki hanya dituntut mampu menafkahi keluarganya lahir maupun batin. 3. Secara keilmuan Riffat Hasan tidak memiliki kapasitas sebagai mufasir ia hanya pandai membaca, menulis syair-syair (puisi) dan mahir dalam bahasa inggris, tidak dalam ilmu tafsir sehingga dalam menafsirkan cenderung tekstual tidak menggunakan metode tafsir.
Upacara Pernikahan Adat Jawa (Kajian Akulturasi Nilai-Nilai Islam dalam Pernikahan Adat Jawa di Desa Jatirembe Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik)
Fatichatus Sa’diyah Sa’diyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 02 (2020): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pada umumnya, adat pernikahan Jawa berkiblat pada adat Yogyakarta atau Solo. Masing-masing dari keduanya memiliki karakteristik, dan perbedaan antara satu dengan lainnya. Berdasarkan deskripsi terkait kiblat pernikahan Jawa adat Yogyakarta dan Surakarta, penulis menemukan beberapa perbedaan pelaksanaan pernikahan antara kiblat adat pernikahan Yogyakarta dan Surakarta dengan adat pernikahan yang disaksikan penulis di desa Jatirembe Kecamatan Benjeng kabupaten Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Berdasarkan tempatnya dan sumbernya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang bagaimana pelaksaan pernikahan adat Jawa di Desa Jatirembe, nilai-nilai apa yag terkandung dalam upacara tersebut dan apa perbedaan antara pernikahan adat di Jatirembe dengan kiblat pernikahan adat (Yogyakarta dan Surakarta). Berdasarkan hasil penelitian ini, upacara pernikahan adat Jawa di Desa Jatirembe lebih berkiblat pada Mazhab Surakarta, meski terdapat beberapa perbedaan. Adapun akulturasi nilai-nilai Islam yang terdapat dalam upacara pernikahan adat tersebut berhubungan dengan akhlak seorang istri terhadap suaminya yang tercerminkan dalam beberapa upacara, juga akhlak seorang anak kepada kedua orang tuanya. Di mana kedua perintah tersebut sesuai dengan apa yang ada dalam al-Qur’an dan Hadis.
Deoband dan Perannya Bagi Muslim India
Fatichatus Sa’diyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 01 (2020): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Terdapat ada tiga kerajaan besar Islam. Di antaranya adalah Kerajaan `Uthma>ni> di Turki, Kerajaan S{afawi> di Persia (sekarang Iran) dan Kerajaan Mughal di India. Masing-masing dari ketiganya memiliki napak tilas sejarah yang meninggalkan peradaban untuk masing-masing negara. Seperti Kerajaan Mughal. Dalam sejarah, terdapat beberapa peninggalan peradaban dari kerajaan tersebut, di antaranya adalah Madrasah Deoband. Madrasah tersebut memiliki andil yang sangat besar bagi masyarakat India. Dalam artikel berikut ini, akan dikemukakan latar belakang berdirinya Da>r al `Ulu>m Deoband atau Madrasah Deoband dan kontribusinya bagi masyarakat muslim India untuk mengupas sejauh mana bentuk pembaharuan di India ketika itu yang dapat dibilang masih dini. Berdasarkan hasil penelitian ini, Da>r al `Ulu>m inilah yang kemudian mengeluarkan ulama-ulama besar India. Melalui ulama-ulama besar itu, Deoband memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Islam India, terutama awamnya. Kedudukan Deoband di India sama dengan kedudukan al-Azhar di Mesir. Bentuk pembaharuan yang dihasilkan oleh Deoband adalah pendidikan hingga dapat mendirikan dan mengembangkan madrasah sebesar dan seterkenal ini.
Penulisan Kitab Hadis Tipologi Ajza
Moh. Sholeh
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 2 No 01 (2019): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Metode al- ajza>’’ dalam penulisan kitab raf‘ al-yadain fi> al-s}ala>t karya dari Muhammad ibn Ismail al-Bukhari. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari penulisan model ajza>’’ meliputi dua hal. Yaitu: 1) Pengumpulan Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh satu orang saja dari kalangan Sahabat maupun generasi setelahnya. 2) Memuat Hadis-hadis yang membahas tentang topik tertentu saja secara panjang lebar dan tuntas. Jika merujuk pada definisi dari ajza>’/Juz, akan terlihat bahwa memang secara syarat dianggap model penulisan hadis secara “bagian.” Dalam kitab ini, beliau telah memaparkan riwayat Hadis-hadis yang berkenaan dengan satu tema, yakni mengangkat tangan dalam Salat/ Raf‘ al-Yadayn fi> al-S}ala>t. Artinya, hadis-hadis yang bertema ini sudah beliau paparkan. Kemudian ciri kedua adalah Hadis-Hadis mengangkat tangan diriwayatkan oleh satu sahabat atau generasi selanjutnya, seperti pada Hadis pertama yang paparkan beliau. Bahwa riwayat bermuara kepada abu al-Zannad. atau bisa juga, al-Bukhariy telah memaparkan Hadis-hadis yang bertema-kan tentang mengangkat tangan dalam Salat, di mana beliau ambilkan dari kitab Hadis Sahihnya.
Pandangan Orientalis Tentang Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam
Idris Idris
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pada abad ke-19 merupakan periode ketika orang muslim menghadapi munculnya tantangan dari para sarjana orientalis yang bersikap kritis dalam studi hadis. Adalah Alois Sprenger yang menjadi sarjana Barat pertama yang mengekspresikan skeptisisme tentang rehabilitasi hadis sebagai sumber sejarah. Kemudian muncul Ignaz Goldziher melalui karyanya Muhammedanische Studien, berpendapat bahwa hadis Nabi sesungguhnya merupakan hasil evolusi sosial-historis Islam selama abad kedua Hijriah. Setelah ignaz Goldziher, banyak penganut dari kalangan orientalis yang muncul dalam mengkritisi hadis sebagai salah satu sumber hukum Islam. pandangan orientalis tentang otentitas hadis sebagai sumber hukum, yaitu: (a) hadis merupakan produk buatan kaum muslimin abad kedua dan ketiga Hijriyah yng berupa catatan-catatan perkembangan Islam di bidang sosial, agama, sejarah dan lainnya. (b) Kelangkahan peninggalan hadis bentuk tulisan menunjukkan bahwa hadis tidak dapat dipelihara keaslihannya, (c) Mereka sepakat bahwa eksistensi sunnah Nabi sebagai sumber hukum tidaklah terjadi sejak awal Islam., (d) Produk hukum Islam baru terbentuk pada abad kedua Hijriyah dan merupakan hasil dari perkembangan Islam..
Mufassar dan Mujmal dalam Tafsir Al-Munir
Islamiyah Islamiyah
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 3 No 02 (2020): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tafsir adalah hal yang sangat penting untuk memhami kandungan isi al-Qur’an bagi kita sebagai umat Islam. Hal ini tak lain karna al-Qur’an adalah salah satu pedoman hidup umat Islam. Instrumen dalam menafsirkan al-Qur’an juga sangat banyak dan semuanya itu adalah penting. Salah satu dari instrumen itu adalah ilmu tafsir. Di dalamnya membahas tentang bagaimana menghasilkan tafsiran yang mendekati pada isi kandungan al-Qur’an. Diantaranya adalah tentang mufassar dan mujmal. Instrumen tersebut banyak kita temukan dalam berbagai kitab tafsir, diantaranya nya adalah kitab Tafsir al-Munir karangan Syeikh Wahbah al-Zuhaili.