cover
Contact Name
Nur Hamdani Nur
Contact Email
hamdani.nur@unpacti.ac.id
Phone
+6281241263051
Journal Mail Official
jpp@unpacti.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti Jl. Andi Mangerangi No.73, Mamajang Dalam, Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90132
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Promotif Preventif
ISSN : 26226014     EISSN : 27458644     DOI : https://doi.org/10.47650/jpp.v3i1
Core Subject : Health,
Epidemiologi; Kesehatan Lingkungan; Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; Gizi Kesehatan Masyarakat; Promosi Kesehatan; Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Articles 483 Documents
Faktor Yang Berhubungan Dengan Drop Out Pengobatan Pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Bontonompo II Kabupaten Gowa Syahridal Syahridal; Kartini Kartini; Hardianto Haris
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.472

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyakit dengan angka kematian yang terus meningkat setiap tahunnya. Mahalnya biaya kesehatan setiap tahun diperkirakan menyebabkan 9 juta kasus TB baru dan 2 juta diantaranya meninggal. Kendala dalam pengelolaan TB paru adalah berhenti minum obat sebelum selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan putus pengobatan pasien TB Paru di Puskesmas Bontonompo II. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TB Paru yang berobat di Puskesmas Bontonompo II, dengan sampel kasus 25 orang putus pengobatan dan sampel kontrol 25 orang tidak putus pengobatan. Sampel menggunakan purposive sampling, dan pengumpulan data berupa angket dan diuji menggunakan uji chi-square dengan taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan pasien, dukungan PMO, motivasi keluarga, efek samping obat, dan dukungan petugas kesehatan dengan putus pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Bontonompo II Kabupaten Gowa.
Survei Evaluasi Filariasis Pasca POPM Filariasis (Transmission Assesment Survey/Tas-3) di Kabupaten Mappi Propinsi Papua Nur Alim Ahzan; Sunardi Sunardi
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Tujuan survey menilai penularan filariasis pasca POPM 5 putaran penuh, memberikan gambaran tindak lanjut evaluasi, advokasi penetuan kebijakan program eliminasi filariasis nasional, menilai penularan tetap berada di tingkatan aman walaupun POPM sudah dihentikan. Jenis kegiatan adalah survei cross-sectional. Sasaran siswa kelas 1 dan 2 sekolah dasar. Kluster adalah sekolah setingkat SD/MI negeri dan swasta di wilayah kabupaten/kota terpilih acak dengan instrumen Survai Sample Builder. Pemilihan sekolah dengan population proportional to size. Metode pemeriksaan menggunakan FTS/Filaria Test Strip, pemeriksaan cepat (rapid test) dengan darah jari siswa. dan hasil pemeriksaan harus dibaca di tempat selama 10 menit. Hasil pemeriksaan FTS/Filaria Test Strip 30 sekolah utama dan 7 sekolah cadangan sebanyak 1571 sampel didapatkan hasil total positif 2 (dua), 1(satu) tidak sesuai, 1568 negative dan invalid 29 sampel. Kesimpulan: POPM berjalan efektif meskipun masih ditemukan sampel positif tapi masih dalam batas critical cut of yaitu 18 sampel, sehingga Kabupaten Mappi bersyarat untuk eliminasi filariasis. Rekomendasi: Pengobatan selektif yang positif dan tidak sesuai, surveilans aktif untuk mengetahui dengan segera bila ada penularan baru, Persiapan Eleminasi Filariasis sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan WHO dan Kemenkes RI.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Status Gizi Kurang Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar Rosana Melsi; Sumardi Sudarman; Muharti Syamsul
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.491

Abstract

Gizi kurang merupakan suatu kondisi berat badan menurut umur (BB/U) tidak sesuai dengan usia yang seharusnya. Gizi kurang terjadi karena ketidak seimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaanya dalam tubuh. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2016, sekitar 7,7% atau 52 juta anak di bawah 5 tahun secara global mengalami kejadian gizi kurang tertinggi terdapat di Southern Asia sebesar 15,4%, osceania sebesar 9,4%, Asia Tenggara sebesar 8,9%, Afrika Barat Sebesar 8,5% dan peresentasi status gizi kurang terendah terdapat di Amerika Utara sebesar 0,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi, pola makan, pendapatan keluarga dan pengetahuan ibu dengan kejadian status gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar. Jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif dengan desain cross study, dengan jumlah sampel 88 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan penyakit infeksi, pengetahuan ibu dan pola makan dengan kejadian status gizi kurang (p value masing-masing 0,001; 0,030 0,000). Tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian status gizi kurang (p value=0,218).
Faktor Predisposisi Pencegahan Penyakit Rabies di Wilayah Kerja Puskesmas Donggo Kabupaten Bima Ryan Wijaya; Rama Nur Kurniawan; Ivan Wijaya
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.492

Abstract

Penyakit rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang susunan sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) seperti: anjing, kucing, dan kera. sebagian besar masyarakat memelihara dan memiliki anjing untuk mengusir hama kebun, menjaga rumah, dan untuk berburu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor predisposisi pencegahan penyakit rabies di Wilayah Kerja Puskesmas Donggo Kabupaten Bima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan informan tentang penyakit rabies disebabkan karena gigitan anjing, dengan gejala umum yang timbul seperti sakit kepala, badan panas, demam, badan terasa kaku, dan bahkan kelumpuhan. Sikap informan dalam meminimalisir penyebaran penyakit rabies dengan membuat kadang bagi anjing peliharaan, mengusir anjing liar yang bekeliaran dipemukiman masyarakat, serta menjaga kebersihan lingkungan. Kepercayaan informan ketika terjadi gigitan atau cakaran hewan penular rabies (anjing) dapat dengan mencuci luka dengan sabun dan membalut luka dengan kain bersih. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies (anjing) di Desa Mbawa karena lingkungan sekitar mayoritas petani, sehingga masyarakat banyak memelihara anjing penjaga. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan dan melengkapi apa yang menjadi kekurangan dari skripsi ini.
Kualitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Puskesmas Mamajang Kota Makassar Lusyana Aripa; Fiviana Nandu; Nurafni Shahnyb
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.495

Abstract

Kualitas pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap kesehatan yang sesuai dengan standar dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma dan etika yang baik.Berdasarkan profil Puskesmas Mamajang jumlah pasien rawat inap tahun 2017 berjumlah 51.155 orang dan meningkat pada tahun 2018 berjumlah 56.013. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan rawat inap di Puskesmas Mamajang tahun 2020. Jenis penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam (indeph interview). Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 5 (lima) orang secara purposive sampling.Hasil penelitian: 1). Tangible, sarana dan prasarana ruangan rawat inap puskesmas Mamajang belum memadai. 2). Reliabillity, pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas Mamajang sudah akurat. 3). Responsiveness, petugas kesehatan belum efektif dalam merespon keluhan pasien, namun selalu siap dan efisien untuk membantu pasien. 4). Assurance, petugas kesehatan terpercaya dalam memberikan informasi namun kesembuhan penyakit tergantung dari ketepatan obat. 5). Empathy dari petugas kesehatan memiliki kepedulian kepada pasien. Kesimpulan penelitian kualitas pelayanan di Puskemas Mamajang Kota Makassar belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien Rawat Inap.
Kejadian Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Kabupaten Luwu Timur dan Faktor Risikonya Melse Simbong; Rahmawati Azis; Asrijun Juhanto
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.498

Abstract

Rabies merupakan salah satu jenis penyakit infeksi yang sangat berbahaya, karena sampai hari ini belum terdapat obat yang secara efektif dapat mengobatinya. Hampir seluruh kasus rabies berakhir dengan kematian (CFR hampir 100%) dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (GHPR). Anjing dan Kucing merupakan jenis hewan penular rabies (HPR) yang bertanggung jawab terhadap lebih dari 90% semua gigitan hewan yang dilaporkan di seluruh dunia, dan diperkirakan lebih dari 10 juta orang menjadi korban dan menerima perawatan setiap tahunnya karena gigitan hewan penular rabies (GHPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian GHPR. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional, desain cross sectional study. Lokasi penelitian di Kabupaten Luwu Timur dengan populasi seluruh kasus gigitan hewan penular rabies. Sampel diperoleh dengan teknik multistage sampling sebanyak 63 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data diolah dan diuji secara bivariat dan multivariat. Penelitian menemukan kelompok umur, tingkat pendidikan, pemeliharaan HPR, provokasi HPR, dan vaksinasi HPR merupakan faktor risiko kejadian gigitan hewan penular rabies (GHPR), sedangkan jenis kelamin dan jenis pekerjaan responden tidak menjadi faktor risiko kejadian gigitan hewan penular rabies (GHPR). Diantara semua faktor risiko, faktor provokasi HPR merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Kabupaten Luwu Timur.
Hubungan Caring Behavior Perawat Dengan Kemandirian Lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Elfrida Avila Ribka S; Agustaria Ginting; Mestiana Br Karo
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.505

Abstract

Lansia mengalami proses degeneratif sehingga mempengaruhi kemampuan lansia, disamping itu masalah psikososial dan spiritual lansia mengakibatkan perlu perhatian dan dukungan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caring behavior perawat dengan kemandirian lansia di UPT Pelayanan Sosial Binjai Tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan cross sectional, peneliti menggunakan checklist dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan mayoritas perawat tidak caring sebanyak 42 orang (84%) dan caring sebanyak 8 orang (16%). Kemandirian lansia diperoleh mayoritas sebanyak 38 orang (76%) dan ketergantungan sebagian. Hasil uji chi- square menunjukan nilai p =0,661 (p>0,05) disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara caring behavior perawat dengan kemandiriam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2021. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien di UPT tersebut masih mampu beraktivitas secara mandiri, sehingga lansia tidak merasakan caring behavior perawat. Disamping itu, keterbatasan jumlah perawat yang tidak memungkinkan perawat mengunjungi lansia di wisma masing - masing.
Gambaran Pengelolaan Manajemen Logistik Obat Dan Alkes di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah Wita Oileri Tikirik; Nini Sahrianti S; Adilah Rezky Pratiwi; Afdalia Yuli Utari; Aprilia Ahmad; Arfiana Anas; Arif Fajriansyah; A. Syahira Aco; Asmawati Asmawati; Aura Rabiulandari Basir; Faudiyah H; Febriyanti Febriyanti; Hasliani Hasliani; Sri Astuti Angraini; David David
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.506

Abstract

Manajemen logistik obat merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan obat yang dikelola secara optimal demi tercapainya ketepatan jumlah dan jenis obat dan perbekalan kesehatan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah. Pengambilan sampel pada penelitian ini didasarkan atas pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi seperti tenaga apoteker atau pun tenaga kesehatan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perencanaan obat dilaksanakan oleh kepala Instalasi Farmasi sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Pemesanan obat dilakukan berdasarkan sistem penunjukkan langsung sesuai kebutuhan dari IFK. Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang diserahkan dengan cara mencocokkan faktur dengan jumlah fisik barang yang datang, memeriksa masa kadaluarsa dan nomor batch barang sesuai faktur, mengecek kondisi barang, mencocokkan faktur dengan surat pesanan, serta menandatangi berita acara serah terima barang (BAST). Cara memisahkan obat berdasarkan sumber dan jenisnya, suhu kamar/ruangan serta model penyimpanannya menggunakan sistem FIFO (First in First Out), FEFO (First Expire First Out) dan sesuai abjad. Sistem distribusi obat di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah berdasarkan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Perbekalan Kesehatan Sistem Pengelolaan Manajemen Obat, Alkes, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah sebagian sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian.
Persepsi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Magelang Terhadap Regulasi Kawasan Tanpa Rokok Robiul Fitri Masithoh; Sri Margowati; Heniyatun Heniyatun
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.509

Abstract

Peraturan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan menjadi acuan dan mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok untuk memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan ruang dan lingkungan yang bersih serta sehat bagi masyarakat dan melindungi masyarakat secara umum akibat dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung. Tujuan Jjangka Ppanjang Ppenelitian ini adalah mMengidentifikasi perilaku merokok dikalangan Pemda Kota dan Kabupaten Magelang dengan target khusus mMendeskripsikan persepsi para pejabat dan ASN di lingkungan Pemda Kota dan Kabupaten Magelang terhadap Perda KTR. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan menjadi acuan dan mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok untuk memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan ruang dan lingkungan yang bersih serta sehat bagi masyarakat dan melindungi masyarakat secara umum akibat dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung. Tujuan dan target khusus tersebut dicapai dengan menggunakan metode kegiatan penelitian yang akan dilakukan meliputi deskriptif kualitiatif dan melakukan observasi; melakukan sStudi pPustaka, sSurvei, desk analysis, Eeksplorasi; Ppenyusunan Iinstrumen & dan Ppreliminary Rresearch; Ppengumpulan Ddata dengan cara FGD dengan pemerintahan daerah kKota dan kKabupaten Magelang, karena untuk menegetahui persepsi terkait dengan perda KTR. Hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar informan memiliki persepsi yang cukup, seperti menjelaskan tentang kawasan tanpa rokok merupakan ruangan atau area yang hanya dilarang untuk kegiatan merokok. Kesimpulan Kebijakan yang harus benar-benar terencana adalah di mulai dari sosialisasi tentang KTR, struktur pemberian hukuman atau sanksi pada para pelanggar di mulai dari teguran lisan.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Higiene Sanitasi Rumah Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Ahmad Husaini; Subakir Subakir; Rika Aprianti
Jurnal Promotif Preventif Vol 5 No 1 (2022): Agustus 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v5i1.511

Abstract

Hiegene sanitasi rumah makan yang ada di Provinsi Jambi masih menjadi permasalahan yang erat hubungannya dengan kesehatan. Pada tahun 2020 persentase tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 46,30%, jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 persentase tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 57,10%. Puskesmas Simpang IV Sipin memiliki 35,48% rumah makan atau restoran yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan higiene sanitasi rumah makan restoran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectoinal. Sampel penelitian adalah rumah makan atau restoran diwilayah kerja Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi sebanyak 32. Penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan formulir inspeksi kesehatan lingkungan. Hasil analisis statistik menggunakan chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan (p-value = 0,025) dan sikap (p-value = 0,010) terhadap higiene sanitasi rumah makan. Tidak ada hubungan antara motivasi (p-value = 0,061) dan peran petugas (p-value = 0,112) dengan higiene sanitasi rumah makan. Semua responden belum pernah mengikuti pelatihan dan tidak bergabung dengan organisasi PHRI. Diharapkan petugas kesehatan lebih maksimal dalam meningkatkan pengetahuan pemilik rumah makan dengan memberikan sosialisasi tentang persyaratan higiene sanitasi rumah makan, sehingga dapat meningkatnya pengetahuan responden dan akan menimbulkan sikap yang positif terhadap penerapan higiene sanitasi.

Page 6 of 49 | Total Record : 483