cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022" : 6 Documents clear
Detection and Characterization of Bunt Diseases in Imported Wheat Seed for Food Yuliawati; Wiyono, Suryo; Wahyu, Bonny Poernomo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.160-166

Abstract

Penyakit bunt merupakan penyakit penting pada gandum (Triticum aestivum) yang disebabkan oleh cendawan Tilletia spp. Penyakit ini menjadi perhatian utama dalam perdagangan internasional karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas gandum. Genus Tilletia merupakan salah satu organisme pengganggu tumbuhan karantina yang belum terdapat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendeteksi dan mengarakterisasi penyakit bunt pada biji gandum impor serta menguji viabilitasnya. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel dari kapal laut, deskripsi gejala penyakit bunt, deteksi dan identifikasi Tilletia spp. secara morfologi dengan cara washing test dilanjutkan uji viabilitas teliospora serta pengamatan suhu dan pengambilan sampel di instalasi pengolahan gandum pada mesin penggilingan gandum dan kulit ari gandum. Keberadaan cendawan Tilletia spp. dideteksi dengan mengamati biji gandum bergejala yang dicirikan berwarna cokelat hingga hitam pada sebagian hingga seluruh permukaan biji, biji menjadi kerdil serta malformasi. Hasil identifikasi ditemukan cendawan T. laevis. Cendawan ini tidak berkecambah pada semua suhu yang diujikan. Suhu pengamatan di instalasi pengolahan biji gandum ialah antara 48.5 ℃ dan 94.0 ℃, sedangkan pada mesin pengolah kulit ari gandum 48.6 ℃ dan 66.1 ℃. Teliospora cendawan ini ditemukan pada sampel gandum, tetapi tidak ditemukan pada sampel kulit ari gandum.
Integration of Patchouli Waste Compost, Antagonistic Microbes and Essential Oils to Control Budok Disease (Synchytrium pogostemonis) Sriwati, Rina; Pratiwi, Vinny; Oktarina, Hartati
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.153-159

Abstract

Penyakit budok yang disebabkan oleh Synchytrium pogostemonis merupakan masalah utama pada budi daya nilam di Provinsi Aceh (Pogostemon cablin). Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan cara pengendalian S. pogostemonis dengan menggabungkan kompos limbah ampas nilam (LAN), mikrob antagonis, dan minyak atsiri sebagai anticendawan. Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama ialah pengujian efek penambahan kompos LAN terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Tiga spesies mikrob antagonis, yaitu Trichoderma harzianum (ThC6), T. asperellum (TaC1), dan Pseudomonas aureginosa (AJ14) diinokulasikan pada LAN sebagai biodekomposer sekaligus agens antagonis baik secara tunggal maupun kombinasi. Kompos LAN diaplikasikan pada medium tanam sebelum penanaman setek nilam dengan dua taraf rasio tanah dan kompos LAN (1:1 dan 1:2). Parameter yang diamati ialah pertumbuhan tanaman nilam meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Pada tahap kedua diamati pengaruh kombinasi kompos LAN dan minyak atsiri terhadap keparahan penyakit budok. Minyak atsiri yang digunakan adalah minyak atsiri serai wangi dan nilam dengan konsentrasi 0.5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan mikrob antagonis baik secara tunggal maupun kombinasi pada LAN dapat meningkatkan tinggi batang dan jumlah daun tanaman nilam masing-masing sebesar 22% dan 38%. Keparahan penyakit terendah ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi kompos LAN dan 1% minyak atsiri serai wangi, yaitu sebesar 10%.
Aplication of Trichoderma harzianum T10 Secondary Metabolites in Effervescent Tablets Formula towards Cucumber Damping-off Ismi, Sinta Fajriatul; Soesanto, Loekas; Mugiastuti , Endang
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.177-186

Abstract

Pembuatan formula metabolit sekunder cendawan antagonis dalam tablet larut-air (TLA) merupakan hal baru. Penelitian ini bertujuan meramu metabolit sekunder Trichoderma harzianum T10 sebagai TLA untuk menekan pertumbuhan Pythium sp. secara in vitro dan pengendalian penyakit rebah semai mentimun di lapangan terbatas. Penelitian menggunakan kontrol dan 1–3 tablet per 15 mL, serta metabolit sekunder Trichoderma harzianum T10 per 15 mL dengan frekuensi penyiraman dari satu sampai empat kali. Variabel yang diamati ialah penghambatan pertumbuhan, masa inkubasi, insidensi penyakit, area under the disease progress curve (AUDPC), tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan kering tanaman, serta senyawa fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metabolit sekunder T. harzianum T10 dalam formula TLA dapat menghambat pertumbuhan Pythium sp. secara in vitro. Aplikasi metabolit sekunder T. harzianum T10 dalam formula TLA satu kali mampu mengendalikan penyakit rebah semai dengan menunda masa inkubasi sebesar 76.9%, mengurangi insidensi penyakit sebesar 85%, dan menurunkan AUDPC sebesar 85.35%-hari; meningkatkan pertumbuhan dari tinggi tanaman hingga 54.53%, jumlah daun sebesar 51.04%, bobot kering tanaman sebesar 49.46%, serta meningkatkan senyawa metabolit sekunder tanaman (saponin, tanin, dan hidrokuinon).
Viability and Inhibition of Endophytic Bacteria Pseudomonas fluorescens 4RS1 Against Phytophthora palmivora in Flour Formula Khaeruni, Andi; Hariyani; Hisein, Waode Siti Anima; Satrah, Vit Neru; Wijayanto, Teguh; Sutariati, Gusti Ayu Kade; Taufik, Muhammad
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.145-152

Abstract

Viability and Inhibition of Endophytic Bacteria Pseudomonas fluorescens 4RS1 Against Phytophthora palmivora in Flour Formula Pseudomonas fluorescens 4RS1 is an endophytic bacterium that has good inhibition against Phytophthora palmivora, and it has the potential to be developed as a biological agent for black pod rot disease in cocoa. It is necessary to have a formulation that can maintain viability and inhibition and facilitate its use and application, to apply this bacterial agent at the farm level. This study aimed to determine the ability of talc and tapioca flour as the ingredients of formulations that have strong solubility and maintain the viability and inhibition of P. fluorescens 4RS1. The results showed that the use of tapioca flour as the basis for the formulation of P. fluorescens 4RS1 was better than talc because it had high solubility and low precipitation. The addition of nutrients in the form of brown sugar, peptone, and CMC in the tapioca flour formulation was able to maintain the viability and inhibition of P. fluorescens 4RS1 for 12 weeks of storage.
Application of Fungicides and Silica Fertilization Suppress Pyricularia zingiberi Leaf Spot Disease on Red Ginger Wahyuno, Dono; Hardiyanti, Siti; Manohara, Dyah; Sari, Marlina Puspita
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.167-176

Abstract

Pyricularia zingiberi merupakan penyebab penyakit bercak daun dominan di Indonesia. Pengendalian penyakit bercak daun masih bertumpu pada fungisida kimia. Kombinasi teknik pengendalian serta ketepatan waktu aplikasi fungisida perlu ditentukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian serta mengurangi dampak negatif penggunaan fungisida kimia. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi pemberian fungisida dan pupuk silika serta waktu yang efektif untuk pengendalian penyakit bercak daun. Penelitian disusun dalam rancangan petak-petak terbagi, dengan aplikasi pupuk silika sebagai petak utama, fungisida sebagai anak petak, dan waktu aplikasi sebagai anak-anak petak. Pupuk silika (20 mL L-1) diaplikasikan pada tanaman jahe merah umur 4 minggu dan kemudian tanaman diinokulasi dengan P. zingiberi pada umur 8 minggu. Fungisida mulai diaplikasikan sesuai dengan perlakuan (umur 12, 14, dan 16 minggu). Tidak terdapat interaksi antara ketiga faktor yang diuji. Aplikasi silika dalam bentuk SiO2 memberikan pengaruh tidak nyata pada keparahan serta laju perkembangan penyakit. Aplikasi silika meningkatkan kadar fenol dalam tanaman jahe merah. Pestisida nabati berbahan minyak cengkeh menginduksi sintesis asam salisilat, namun tidak signifikan dalam menekan laju perkembangan penyakit bercak daun. Mankozeb lebih efektif menekan laju perkembangan penyakit bercak daun dibandingkan dengan perlakuan lain. Waktu aplikasi fungisida disarankan pada saat tanaman berumur 14–16 minggu atau saat gejala bercak daun mulai terlihat. Monitoring berkala perlu dilakukan.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 18 No. 4, Juli 2022 Editors
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.4.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 18 No. 4, Juli 2022

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue