Claim Missing Document
Check
Articles

Karakter Fisiologis dan Kemangkusan Rizobakteri Indigenus Sulawesi Tenggara sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman Cabai Sutariati, GAK
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejumlah besar mikroorganisme yang terdapat pada rizosfer tanaman diketahui berperan penting dalam pertanianberkelanjutan karena potensinya sebagai agens pengendali hayati dan pemacu pertumbuhan tanaman. Percobaan bertujuanmengevaluasi kemampuan isolat rizobakteri indigenus Sulawesi Tenggara yang dieksplorasi dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan,Kendari, Muna, dan Buton dalam memproduksi hormon tumbuh indole acetic acid (IAA) dan melarutkan fosfat. Evaluasi jugadilakukan untuk mengetahui kemangkusan isolat rizobakteri sebagai pemacu pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian dilaksanakandi Laboratorium Agronomi dan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tanggara, daribulan April sampai dengan Oktober 2009. Hasil percobaan menunjukkan bahwa isolat rizobakteri yang diuji memiliki kemampuanyang berbeda dalam mensintesis IAA . Rizobakteri dari kelompok Bacillus spp. memiliki kemampuan menghasilkan IAA dengankonsentrasi lebih tinggi (5,32–146,97 μg/ml) dibandingkan dengan Pseudomas fluorescens C179, (0,78 μg/ml), sementara Serratiasp. C175 tidak dapat mensintesis IAA. Di lain pihak, semua isolat rizobakteri yang diuji mampu melarutkan fosfat. Sementara itu,hasil pengaruh perlakuan benih dengan rizobakteri menunjukkan bahwa dari 10 isolat yang diuji, hanya isolat Bacillus spp. C061, P.fluorescens C179, dan Serratia sp.C175 yang konsisten memberikan efek yang lebih baik terhadap viabilitas benih dan pertumbuhanbibit cabai dibandingkan dengan kontrol dan isolat uji lainnya. Oleh karena itu isolat Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179, danSerratia sp. C175 dapat direkomendasikan sebagai agens pemacu pertumbuhan cabai.ABSTRACTA vast number of microorganisms presentin rhizosphere have been considered as important in sustainable agriculture because of their biocontrol potential and ability topromote plant growth. The experiment was conducted at Agronomy Laboratory and Experimental Garden of Agriculture Faculty;Haluoleo University, Kendari, Southeast Sulawesi, from April till October 2009. The objective of this experiment was to evaluatethe ability of Southeast Sulawesi indigenous rhizobacteria isolates explorated and isolated from Konawe, South Konawe, Kendari,Muna, and Buton Regencies, to produce indole acetic acid (IAA), and solubilize phosphate. The experiments was also conductedto evaluate the effectiveness of those isolates as plant growth promoting rhizobacteria of hot pepper seedlings. Results of theexperiment showed that the rhizobacteria isolates had different ability to produce IAA. Rhizobacteria from Bacillus spp. producedhigh concentrations (5.32–146.97 μg/ml) of IAA. Pseudomonas fluorescens C179 produced IAA 0.78 μg/ml, while Serratia sp. C175did not produced IAA. On the other hand, all of isolates tested were able to be a solubilize phosphate. Meanwhile, results of theeffect of rhizobacterium-seed treatment showed that of 10 isolates tested, only isolates of Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179,and Serratia sp. C175 who consistently provide a better effect on seed viability and seedling growth of hot peppers compared withcontrol and other isolates. Therefore Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179, and Serratia sp. C175 isolates can be recommendedas promoting agents of hot peppers. 
Isolasi dan Uji Kemampuan Rizobakteri Indigenous sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit pada Tanaman Cabai K, Sutariati GA; Wahab, Abdul
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Sejumlah cendawan patogen merupakan penyebab berbagai penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Oleh karena fungisida sintetik berpengaruh negatif terhadap lingkungan, akhir-akhir ini penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agensia alternatif pengendali berbagai jenis patogen tanaman semakin banyak diteliti dan dikembangkan. Jenis mikroorganisme tersebut ialah bakteri rizosfir nonpatogenik yang mengolonisasi perakaran tanaman, dikenal sebagai plant growth promoting rhizobacteria. Berbagai jenis rizobakteri telah banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit, di samping untuk memacu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ialah mengisolasi rizobakteri indigenous Sulawesi Tenggara dari perakaran tanaman cabai yang dieksplorasi dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kendari, Muna, dan Buton serta menguji kemampuan isolat tersebut untuk menghambat pertumbuhan koloni cendawan patogen (Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum) di laboratorium. Dari hasil penelitian diperoleh 20 isolat rizobakteri indigenous potensial (masing-masing 14 isolat P. fluorescens, dua isolat Serratia spp., dan empat isolat Bacillus spp.). Ke-20 isolat tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan koloni patogen target (C. capsici dan F. oxysporum) dan berpotensi dikembangkan sebagai agensia hayati pada tanaman cabai. ABSTRACT. Sutariati, G.A.K and A. Wahab. 2010. Isolation and Efficacy Trial of Indigenous Rhizobacteria as Biocontrol Agents of Fungal Diseases of Hot Pepper. A number of fungal pathogens have caused various diseases in hot pepper (Capsicum annuum L.). Since the utilization of chemical fungicides has negative impact to the environment, application of naturally available antagonistic microorganisms has been developed to control fungal pathogens. Rhizobacteria have been used for disease control and plant growth enhancement. The objectives of this experiment were to isolate local rhizobacteria from surrounding hot pepper roots, explored from Southeast Sulawesi especially from Konawe, South Konawe, Kendari, Muna, and Buton Regencies, and to characterize the effectiveness of the isolates to inhibit colony growth of hot pepper fungal pathogens, namely Colletotrichum capsici and Fusarium oxysporum. In this experiment, 20 potential isolates of indigenous rhizobacteria were found, i.e 14 isolates of P. fluorescens, two isolates of  Serratia spp., and four isolates of Bacillus spp.. All of the 20 isolates were able to inhibit colony growth of fungal pathogens and potential to be used as biocontrol agents of fungal diseases of hot pepper.
Karakter Fisiologis dan Kemangkusan Rizobakteri Indigenus Sulawesi Tenggara sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman Cabai Sutariati, GAK
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v22n1.2012.p57-64

Abstract

Sejumlah besar mikroorganisme yang terdapat pada rizosfer tanaman diketahui berperan penting dalam pertanianberkelanjutan karena potensinya sebagai agens pengendali hayati dan pemacu pertumbuhan tanaman. Percobaan bertujuanmengevaluasi kemampuan isolat rizobakteri indigenus Sulawesi Tenggara yang dieksplorasi dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan,Kendari, Muna, dan Buton dalam memproduksi hormon tumbuh indole acetic acid (IAA) dan melarutkan fosfat. Evaluasi jugadilakukan untuk mengetahui kemangkusan isolat rizobakteri sebagai pemacu pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian dilaksanakandi Laboratorium Agronomi dan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tanggara, daribulan April sampai dengan Oktober 2009. Hasil percobaan menunjukkan bahwa isolat rizobakteri yang diuji memiliki kemampuanyang berbeda dalam mensintesis IAA . Rizobakteri dari kelompok Bacillus spp. memiliki kemampuan menghasilkan IAA dengankonsentrasi lebih tinggi (5,32–146,97 μg/ml) dibandingkan dengan Pseudomas fluorescens C179, (0,78 μg/ml), sementara Serratiasp. C175 tidak dapat mensintesis IAA. Di lain pihak, semua isolat rizobakteri yang diuji mampu melarutkan fosfat. Sementara itu,hasil pengaruh perlakuan benih dengan rizobakteri menunjukkan bahwa dari 10 isolat yang diuji, hanya isolat Bacillus spp. C061, P.fluorescens C179, dan Serratia sp.C175 yang konsisten memberikan efek yang lebih baik terhadap viabilitas benih dan pertumbuhanbibit cabai dibandingkan dengan kontrol dan isolat uji lainnya. Oleh karena itu isolat Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179, danSerratia sp. C175 dapat direkomendasikan sebagai agens pemacu pertumbuhan cabai.ABSTRACTA vast number of microorganisms presentin rhizosphere have been considered as important in sustainable agriculture because of their biocontrol potential and ability topromote plant growth. The experiment was conducted at Agronomy Laboratory and Experimental Garden of Agriculture Faculty;Haluoleo University, Kendari, Southeast Sulawesi, from April till October 2009. The objective of this experiment was to evaluatethe ability of Southeast Sulawesi indigenous rhizobacteria isolates explorated and isolated from Konawe, South Konawe, Kendari,Muna, and Buton Regencies, to produce indole acetic acid (IAA), and solubilize phosphate. The experiments was also conductedto evaluate the effectiveness of those isolates as plant growth promoting rhizobacteria of hot pepper seedlings. Results of theexperiment showed that the rhizobacteria isolates had different ability to produce IAA. Rhizobacteria from Bacillus spp. producedhigh concentrations (5.32–146.97 μg/ml) of IAA. Pseudomonas fluorescens C179 produced IAA 0.78 μg/ml, while Serratia sp. C175did not produced IAA. On the other hand, all of isolates tested were able to be a solubilize phosphate. Meanwhile, results of theeffect of rhizobacterium-seed treatment showed that of 10 isolates tested, only isolates of Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179,and Serratia sp. C175 who consistently provide a better effect on seed viability and seedling growth of hot peppers compared withcontrol and other isolates. Therefore Bacillus spp. C061, P. fluorescens C179, and Serratia sp. C175 isolates can be recommendedas promoting agents of hot peppers. 
PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK PADA LAHAN PEKARANGAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA KENDARI Sutariati, Gusti Ayu Kade; Safuan, La Ode; Muhidin, Muhidin; Hasid, Rachmawati
Jurnal Abdimas Vol 22, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan kegiatan Pengabdian Masyarakat terintegrasi KKN Tematik ini adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan budidaya tanaman organik kepada mitra sasaran (Dharma Wanita Persatuan Universitas Halu Oleo), sehingga mereka dapat mengembangkan tanaman sayuran organik di pekarangan masing-masing. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Fakultas Pertanian UHO sebagai peserta KKN Tematik dalam pembuatan demplot sayuran organik. Metode pendekatan yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan dan bimbingan teknis serta pendampingan teknologi secara langsung pada mitra sasaran. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini telah tercapai, ditandai dengan respon peserta yang sangat positif dan antusiasme yang tinggi terhadap materi penyuluhan yang diberikan. Transfer pengetahuan dan teknologi melalui penyuluhan yang langsung diimplementasikan dalam bentuk demplot teknologi merupakan metode yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran peserta sehingga diharapkan mereka dapat dengan mudah menduplikasi teknologi yang diberikan secara berkelanjutan terutama di lingkungan rumah tangga masing-masing.
Pupuk Organik Plus “Biofresh” Solusi Untuk Meningkatkan Produksi dan Ketahanan Tanaman Kedelai Terhadap Penyakit Di Lahan Marjinal Ultisol Khaeruni, Andi; Sutariati, Gusti Ayu Kade; Wijayanto, Teguh; Satrah, Vit Neru
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.501 KB) | DOI: 10.37149/3122

Abstract

Tanaman kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia sehingga memiliki nilai ekonomi yang penting dan strategis. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar (60%) masih dipenuhi oleh kedelai import, oleh karena perlu usaha yang keras untuk meningkatkan produktifitas kedelai baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Pengenbangan tanaman kedelai di luar Pulau Jawa, termasuk di Sulawesi Tenggara umumnya diusahakan di lahan kering yang tidak difasilitasi dengan irigasi, pada umumnya ditempati oleh tanah yang bereaksi masam, serta miskin hara dan bahan organik dengan kemampuan air yang sangat rendah, sehingga perkembangan perakaran tanaman sangat terbatas dan air hujan cepat hilang dari tanah. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan suatu teknologi yang dapat memperdalam dan mempelebar jelajah akar serta mampu menyimpan air lebih lama. Teknologi budidaya terpadu yang berbasis biofertilizer dan bahan organik merupakan salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk maksud tersebut. ―BIOFRESH‖ merupakan salah satu produk biofertilizer yang telah dikembangkan di Jurusan Agroteknologi FP-UHO, produk ini berbahan aktif mikroba rizobakteri indigenos tanah ultisol. Penggunaan ―BIOFRESH‖ di tanah ultisol mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai, serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tular tanah. Pemberian biofertilizer Biofresh 10 g pertanaman mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik N,P, dan K sebanyak 40-60%, memiliki efektifitas yang lebih baik dari fungisida mankozeb dalam mengendalikan penyakit busuk batang Rhizoctonia. Penambahan bahan organic sebanyak 2 ton per Ha semakin meningkatkan efektifitas Biofertilizer ―Biofresh‖ dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil panen dan ketahanan terhadap penyakit tular tanah.
Bio-Priming Benih Menggunakan Campuran Rizobakter Indigenous untuk meningkatkan Kualitas Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max L. Merril) Mudi, La; Bahrun, Andi; Sutariati, Gusti Ayu Kade
Berkala Penelitian Agronomi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.328 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v6i1.7508

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas bio-priming benih menggunakan campuaran rizobakter indigenous untuk meningkatkan kualitas fisiologis benih kedelai. Penelitian telah dilakukan pada Bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factor tunggal yang terdiri dari delapan perlakuan yaitu: control (tanpa perlakuan rizobakter), bio-priming menggunakan Bacillus sp. CKD061, bio-priming menggunakan P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan Serratia sp. CMN175,  bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + Serratia sp. CMN175, bio-priming menggunakan campuran P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175 dan bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga seluruhnya terdiri dari 24 unit percobaan. Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil pengamatan pengujian fisiologis benih menunjukkan bahwa bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 meningkatkan kualitas fisiologis benih. Bio-priming benih menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih kedelai.Keywords: Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming benih, campuran  rizobakter, kualitas fisiologis benih, rizobakter Indigenous, 
KAJIAN TEKNIK BIO-INVIGORASI BENIH DAN LEISA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PADI GOGO LOKAL PADA SKALA RUMAH KASA Wangadi, Sri; Kade Sutariati, Gusti Ayu; Khaeruni, Andi
Berkala Penelitian Agronomi Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.802 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v6i2.7061

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas bio-invigorasi benih dan LEISA terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo lokal. Penelitian di laksanakan di Laboratorium Agroteknologi dan di Rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo mulai Bulan Juli 2015 sampai Bulan Februari 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri dua faktor. Faktor pertama yaitu bio-invigorasi  yang terdiri dari kontrol (tanpa aplikasi bio-invigorasi), serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 dan serbuk arang sekam + Bacillus sp. CKD061. Sementara faktor kedua adalah LEISA yang terdiri dari kontrol (tanpa aplikasi pupuk organik plus dan anorganik), pupuk organik plus dosis  full, pupuk anorganik dosis full, pupuk organik plus dosis full + pupuk anorganik dosis full, pupuk organik plus dosis full + ½ dosis pupuk anorganik serta pupuk organik plus dosis full + ¼ dosis pupuk anorganik. Perlakuan yang diuji sebanyak 18 kombinasi percobaan dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat  54 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 5 polibeg sehingga keseluruhan terdapat 270 polibeg. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode analisis ragam  dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan jika perlakuan berpengaruh nyata pada α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan bio-invigorasi  benih dan LEISA menggunakan serbuk bata merah atau arang sekam yang dikombinasikan dengan pupuk organik plus dosis 2 ton ha-1 +  pupuk anorganik dengan dosis 200 kg ha-1 Urea, 150 kg ha-1 SP36 dan 100 kg ha-1KCL memberikan peningkatan tinggi tanaman umur  6 dan 12 MST, jumlah daun 8-14 MST, luas daun 6-12 MST dan jumlah anakan 6 dan 10 MST, yang lebih baik namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan kontrol, sementara itu, untuk pengaruhnya secara mandiri,  bio-invigorasi  benih serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 atau serbuk arang sekam + Bacillus sp. CKD061 memberikan hasil  yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, dan untuk LEISA, (semua perlakuan yang diuji kecuali kontrol) memberikan efek yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo. Kata Kunci: Rizobakteri, Bio-Invigorasi benih, LEISA, Padi gogo
INTEGRASI BIOINVIGORASI BENIH PRATANAM DAN LEISA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO LOKAL (Oryza sativa L.) Widanta, I Made; Kade Sutariati, Gusti Ayu; Ode Afa, La
Berkala Penelitian Agronomi Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.227 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v6i2.7062

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh integrasi bio-invigorasi benih pratanam dan LEISA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo lokal. Penelitian dilaksanakan di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016,  menggunakan rancangan Split Plot dalam RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan pola faktorial yaitu faktor pertama bio-invigorasi benih pratanam (B) terdiri dari dua taraf yaitu kontrol (tanpa perlakuan bio-invigorasi) (B0) dan serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 (B1). Faktor kedua LEISA (pupuk organik plus + pupuk anorganik) terdiri dari 6 taraf yaitu kontrol (G0), pupuk organik plus 5 ton ha-1 (G1), pupuk NPK 250 kg ha-1 (G2),  pupuk organik plus 5 ton ha-1 + pupuk NPK 250 kg ha-1 (G3),   pupuk organik plus 5 ton ha-1 + pupuk NPK 125 kg ha-1 (G4), pupuk organik plus 5 ton ha-1 + pupuk NPK 62,5 kg ha-1 (G5). Perlakuan yang diuji 12 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam dan jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf kepercayaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan bio-invigorasi benih pratanam (serbuk bata merah + Bacillussp. CKD061) dan LEISA (pupuk organik plus 5 ton ha-1 + pupuk NPK 250 kg ha-1) berpengaruh nyata terhadap panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa per malai, dan dapat meningkatkan produksi hingga 5,18 ton ha-1 yang sama dengan perlakuan serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 dan pupuk organik plus dosis 5 ton ha-1 + pupuk NPK 125 kg ha-1 (B1G4) yaitu 5,13 ton ha-1 atau masing-masing meningkatkan produksi sebesar 70,96% dan 69,31% dibandingkan dengan kontrol. Secara mandiri bio-invigorasi benih pratanam (serbuk bata merah + Bacillus sp. CKD061) atau LEISA (pupuk organik + pupuk NPK) berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa per malai, dan produksi padi gogo lokal. Kata Kunci :  Rizobakteri,Bio-Invigorasi Benih, LEISA, Padi Gogo Lokal
Viabilitas dan Vigor Benih Pepaya (Carica papaya L.) pada Berbagai Perlakuan Invigorasi Arief, Nurjanna; Ginting, Sahta; Sutariati, Gusti Ayu Kade
Berkala Penelitian Agronomi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.835 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v5i2.7563

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari berbagai perlakuan invigorasi  terhadap viabilitas dan vigor benih pepaya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Untuk menguji kelayakan benih, penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 15 perlakuan, masing-masing diulang 3 kali sehingga total 45 unit percobaan. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis dengan menggunakan analisis varians, yang menunjukkan efek nyata dilanjutkan dengan uji UJBD α = 0,05. Hasil pengujian viabilitas dan vigor benih menunjukkan bahwa perlakuan matriconditioning benih menggunakan bubuk bata merah + Bacillus sp. CKD061 dengan inkubasi 72 jam  umumnya memberikan hasil tertinggi pada variabel potensi tumbuh maksimum, keseragaman tumbuh, indeks kekuatan, kecepatan tumbuh relatif, dan T50.Kata kunci: Bacillus sp. CKD061, Biomatriconditioning benih, Rizobacteri Indigenous, waktu inkubasi. 
Isolasi dan Uji Kemampuan Rizobakteri Indigenous sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit pada Tanaman Cabai K, Sutariati GA; Wahab, Abdul
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n1.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Sejumlah cendawan patogen merupakan penyebab berbagai penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Oleh karena fungisida sintetik berpengaruh negatif terhadap lingkungan, akhir-akhir ini penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agensia alternatif pengendali berbagai jenis patogen tanaman semakin banyak diteliti dan dikembangkan. Jenis mikroorganisme tersebut ialah bakteri rizosfir nonpatogenik yang mengolonisasi perakaran tanaman, dikenal sebagai plant growth promoting rhizobacteria. Berbagai jenis rizobakteri telah banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit, di samping untuk memacu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ialah mengisolasi rizobakteri indigenous Sulawesi Tenggara dari perakaran tanaman cabai yang dieksplorasi dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kendari, Muna, dan Buton serta menguji kemampuan isolat tersebut untuk menghambat pertumbuhan koloni cendawan patogen (Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum) di laboratorium. Dari hasil penelitian diperoleh 20 isolat rizobakteri indigenous potensial (masing-masing 14 isolat P. fluorescens, dua isolat Serratia spp., dan empat isolat Bacillus spp.). Ke-20 isolat tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan koloni patogen target (C. capsici dan F. oxysporum) dan berpotensi dikembangkan sebagai agensia hayati pada tanaman cabai. ABSTRACT. Sutariati, G.A.K and A. Wahab. 2010. Isolation and Efficacy Trial of Indigenous Rhizobacteria as Biocontrol Agents of Fungal Diseases of Hot Pepper. A number of fungal pathogens have caused various diseases in hot pepper (Capsicum annuum L.). Since the utilization of chemical fungicides has negative impact to the environment, application of naturally available antagonistic microorganisms has been developed to control fungal pathogens. Rhizobacteria have been used for disease control and plant growth enhancement. The objectives of this experiment were to isolate local rhizobacteria from surrounding hot pepper roots, explored from Southeast Sulawesi especially from Konawe, South Konawe, Kendari, Muna, and Buton Regencies, and to characterize the effectiveness of the isolates to inhibit colony growth of hot pepper fungal pathogens, namely Colletotrichum capsici and Fusarium oxysporum. In this experiment, 20 potential isolates of indigenous rhizobacteria were found, i.e 14 isolates of P. fluorescens, two isolates of  Serratia spp., and four isolates of Bacillus spp.. All of the 20 isolates were able to inhibit colony growth of fungal pathogens and potential to be used as biocontrol agents of fungal diseases of hot pepper.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Madiki Abdul Madiki Abdul Madiki Abdul Madiki Abdul Rahman Abdul Syarif Abdul Wahab Achmad, Fariz Afa, Musadia Agustina AGUSTINA -, AGUSTINA Anaway F, Anaway F Andi Awaluddin Andi Bahrun Andi Bahrun Andi Khaeruni Andi Khaeruni Andi Khaeruni Andi Khaeruni Andi Khaeruni Andi Khaeruni ANDI KHAERUNI Andi Nurmas ANDI NURMAS, ANDI Andini Sundowo ANIMA HISEIN, WAODE SITI ARIANI, RETNO WULAN Arief, Nurjanna Arsy Aysyah Anas Asnani Asnani Asniah Asniah Asri Razad Baharum, Syarul Nataqain Baru Sadarun Budi Winarni Corina Rakian, Tresjia Dedi Erawan DEWI NURHAYATI YUSUF Dewi Nurhayati Yusuf DIRVAMENA BOER, DIRVAMENA Fahyudin, Fahyudin Faradilla Faradilla Fitrianti Handayani Fristiohady, Adryan Gusnawaty Gusnawaty Gusti Ngurah Adhi Wibawa Gusti Ngurah Adhi Wibawa Gusti Ngurah Adi Wibawa Gusti R. Sadimantara Gusti R. Sadimantara Guyasa, I Made Hairil Adzulyatno Hadini Halim Halim, Halim Hamriani Handayani, Fitrianti Handayani, Fitrianti Hariani, Ni Kadek Dwi Hariyani Haslianti Haslianti, Haslianti Hisein, Waode Siti Anima I Kadek Pande Prasetia W I Made Guyasa Idin, Sahidin Idrus Salam Jefi Saputra Jendri Mamangkey Kadek Pande Prasetia Wiguna, I La Mudi LA MUDI, LA La Ode Safuan La Ode Safuan La Ode Safuan La Ode Santiaji La Ode Santiaji Bande Laode Muhammad Harjoni Kilowasid LD MUHAMMAD ALI KARSA, LD MUHAMMAD Leomo, Siti Leomo, Sitti Mani Yusuf Marina Silalahi Marnia Ningsi Umar Marsuki Iswandi, Marsuki Mirza Arsiaty Arsyad, Mirza Arsyad MUBAYYINUL HAQ, MUBAYYINUL Muhammad Taufik MUHAMMAD TAUFIK Muhidin Muhidin Nini Mila Rahni Nini Mila Rahni Nini Mila Rahni Nini Milarahni Nirdahayu Nirdahayu Novita Pramahsari Putri NOVITA SOPACUA, NOVITA Nur Hidayat Nur Mumin Nur Santy Asminaya Nuraeni Nuraeni Nurul Fadillah Prasetia Wiguna, I Kadek Pande Rachmawati Hasid Rahayu Rahayu Rakian, Tresjia C. Rasul Mandia Resman Resman Reynara Lapomi, Malvin Rian Arini Rian Arini, Rian Arini Riska Audina Amir Roby Rusli Badaruddin Rusmini Rusmini Rusmini S. Ilyas Sadimantara, Gusti Ray SAHTA GINTING, SAHTA Saiful Akhyar Lubis SARAWA MAMMA Satrah, Vit Neru Satrah, Vit Neru Satriyas Ilyas Sitti Leomo SITTI LEOMO Sitti Leomo SRI WANGADI, SRI STEFANY DARSAN, STEFANY Sudarsono SUDIARSIH, TIRA SYAMSU ALAM Syamsuddin Syamsuddin TAKDIR SAILI Tanza Nirmala Teguh Wijayanto Tresjia C Rakian Tresjia C Rakian Tresjia C. Rakian TRESJIA CORINA RAKIAN Tresjia Corina Rakian Tresjia Corina Rakian TRESJIA CORINA RAKIAN, TRESJIA CORINA Tresjian Corina Rakian, Tresjia Rakian Uli Fermin, Uli Fermin Vit Neru Satrah Waode Nuraida Waode Nuraida Waode Nuraida Waode Nuraida, Waode Nuraida Waode Siti Anima Hisein Wibawa, Gusti Ngurah Adhi Wibawa, Gusti Ngurah Adi Widanta, I Made Yodha, Agung Wibawa Mahatva Yundari, Yundari Yusuf, Dewi Nurhayati Zahrima, Zahrima ZUL’AIZA, ZUL’AIZA