cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024" : 7 Documents clear
Kecocokan Antara Mikoriza dan Pupuk Organik Cair Berbasis Nanas pada Bawang Merah Varietas Lokal untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium: Kecocokan Antara Mikoriza dan Pupuk Organik Cair Berbasis Nanas pada Bawang Merah Varietas Lokal untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium Wafa, Ali; Muwahidi, Amirul; Pradana, Ankardiansyah Pandu; Prastowo, Sigit; Purwandarini, Anggi Arsy
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.187-194

Abstract

Pendekatan yang komprehensif diperlukan untuk mengendalikan penyakit moler pada bawang merah akibat infeksi Fusarium oxysporum. Penggunaan mikoriza diketahui cukup menjanjikan untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Banyak petani mengombinasikan agens hayati dengan limbah tanaman seperti limbah kulit buah nanas, tetapi efek sinergis belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kompatibilitas pupuk cair dan mikoriza sebagai upaya mengembangkan teknik baru dalam pengelolaan penyakit layu Fusarium. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran persentase infektivitas mikoriza, persentase keparahan penyakit, produksi umbi, dan biomasa tanaman bawang merah. Hasil analisis kandungan pupuk organik cair berbahan dasar kulit nanas (PLOF) mengandung sumber karbon organik sebesar 11.14%, nitrogen 0.14%, serta makro dan mikro nutrient lainnya. Kombinasi mikoriza dan PLOF dapat bersimbiosis dengan akar tanaman dengan tingkat kolonisasi 66.67%. Sementara itu, kombinasi keduanya tidak dapat menekan keparahan penyakit moler, serta tidak dapat meningkatkan produksi umbi dan biomasa tanaman bawang merah.
Aktivitas Anticendawan Ekstrak Kecombrang Terhadap Colletotrichum acutatum pada Cabai Rawit: Antifungal Activity of Torch Ginger Extract Against Colletotrichum acutatum on Cayenne Pepper Imaniasita, Vidya; Wiyono, Suryo; Damayanti, Tri Asmira
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.204-216

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan tanaman rempah tradisional yang banyak dimanfaatkan sebagai antimikrob dalam dunia medis di Indonesia. Namun, potensi kecombrang sebagai fungisida nabati dalam fitopatologi perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian bertujuan menguji aktivitas anticendawan ekstrak rimpang dan daun kecombrang dalam pelarut metanol dan etanol terhadap Colletotrichum acutatum. Pengujian secara in vitro ekstrak kecombrang dilakukan dengan teknik peracunan medium dengan lima taraf konsentrasi. Parameter yang diamati diameter koloni, sporulasi, dan perkecambahan konidium. Pengujian secara in vivo dilakukan pada buah cabai rawit dengan parameter yang diamati masa inkubasi, insidensi dan keparahan penyakit, serta keefektifan perlakuan. Di antara konsentrasi yang diuji, ekstrak metanol daun kecombrang pada konsentrasi 2.5% menunjukkan konsentrasi paling baik dalam menekan pertumbuhan, sporulasi dan perkecambahan konidium C. acutatum dengan keefektifan berturut-turut 66.2%, 99.8%, and 100% dibandingkan perlakuan lainnya. Pengujian secara in vivo pada buah cabai rawit menunjukkan ekstrak metanol daun kecombrang pada konsentrasi 2.5% mampu menghambat pertumbuhan C. acutatum, sedangkan pada konsentrasi 4.8% mampu memperpanjang masa inkubasi, menurunkan insidensi dan keparahan penyakit secara nyata dengan keefektifan berturut-turut 88.4% dan 96% dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Aktivitas anticendawan ekstrak metanol daun kecombrang terhadap infeksi C. acutatum disebabkan kandungan senyawa fenol yang tinggi. Penelitian ini membuktikan potensi ekstrak metanol daun kecombrang sebagai fungisida nabati yang mampu menekan infeksi C. acutatum khususnya pada buah cabai rawit pascapanen.
Comparison of Two Huanglongbing Detection Methods in Samples with Different Symptom Severity: Perbandingan Dua Metode Deteksi Huanglongbing pada Sampel dengan Tingkat Keparahan Gejala yang Berbeda Sariasih, Yenny; Subandiyah, Siti; Widyaningsih, Sri; Khurshid, Tahir; Mo, Jianhua; Donovan, Nerida
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.174-186

Abstract

Perbandingan Dua Metode Deteksi Huanglongbing pada Sampel dengan Tingkat Keparahan Gejala yang Berbeda Huanglongbing atau citrus greening di Asia disebabkan oleh patogen Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas) merupakan salah satu penyakit jeruk yang paling menghancurkan di seluruh dunia. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab penurunan produksi jeruk di Indonesia. Gejala huanglongbing pada tanaman jeruk di lapangan dan rumah kaca ternyata memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi CLas pada beberapa jenis jeruk berdasarkan gejala pada daun menggunakan PCR konvensional dan real-time (qPCR). Tiga pasang primer digunakan dalam penelitian ini, sepasang Las606/LSS untuk PCR konvensional dan dua pasang untuk qPCR, yaitu Las931/LSS dan Lj900F/Lj900R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blotchy mottle adalah gejala huanglongbing yang paling mudah dideteksi dan ditemukan di kebun dan rumah kaca. Pasangan primer Lj900F/Lj900R lebih cocok untuk mendeteksi patogen CLas menggunakan qPCR daripada Las606/LSS berdasarkan kurva leleh dan Ct value yang muncul. Deteksi qPCR lebih akurat dan sensitif bahkan dengan konsentrasi DNA yang lebih sedikit. Batas bawah Ct value sampel daun sehat ialah 34.08. Daun jeruk dinyatakan positif jika Ct value kurang dari 34.08. Ct value berdasarkan tingkat keparahan atau dengan skoring antara HLB daun simtomatik dari lapangan dan rumah kaca menunjukkan perbedaan yang cukup besar, yaitu Ct value sampel simtomatik dari lapangan lebih rendah daripada sampel rumah kaca.
Potensi Minyak Kayu Putih dan Minyak Serai Dapur dalam Menekan Faktor Virulensi Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae: Potensi Minyak Kayu Putih dan Minyak Serai Dapur dalam Menekan Faktor Virulensi Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Alifia Nur Ayusma; Triwidodo Arwiyanto; Widiastuti, Ani
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.195-203

Abstract

Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo), merupakan salah satu jenis penyakit yang penting pada tanaman padi dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 10-50%. Upaya pengendalian penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi dengan minyak kayu putih dan minyak serai dapur belum banyak dilaporkan. Tujuan penelitian ialah mengevaluasi daya hambat dan penekanan faktor virulensi dari minyak kayu putih dan minyak serai dapur terhadap Xoo kode isolat BaK_2 secara in vitro. Pengujian daya hambat dilakukan dengan metode double layer. Pengujian faktor virulensi dilakukan terhadap pembentukan biofilm, pembentukan eksopolisakarida (EPS), serta motilitas X. oryzae pv. oryzae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kayu putih maupun minyak serai dapur dapat menghambat pertumbuhan X. oryzae pv. oryzae secara in vitro. Potensi minimum inhibitory concentration (MIC) pada masing-masing yaitu 15% pada minyak kayu putih dan 5% pada minyak serai dapur. Faktor virulensi pada tiga pengujian, menunjukkan bahwa minyak kayu putih dan minyak serai dapur tidak berpengaruh signifikan terhadap pembentukan biofilm, namun dapat menurunkan pembentukan EPS dan mampu membuat pergerakan bakteri minimum inhibitory concentration menjadi terbatas baik secara swimming motility maupun secara twitching motility.
Rice Blast Field Assessment in Three Regencies Underlies the Importance of Fungicide Resistance Studies in West Java, Indonesia: Asesmen Lapangan Penyakit Blas Padi Mendasari Pentingnya Kajian Resistensi Fungisida di Jawa Barat, Indonesia Khairani, Hagia Sophia; Abe, Ayumi; Sone, Teruo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.165-173

Abstract

Asesmen Lapangan Penyakit Blas Padi Mendasari Pentingnya Kajian Resistensi Fungisida di Jawa Barat, Indonesia Dalam dekade terakhir, penelitian penyakit blas padi di Indonesia belum membahas dinamika antara cendawan Pyricularia oryzae dan penggunaan fungisida sehingga belum ada laporan terkait mutasi patogen ini. Pengamatan di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, Jawa Barat menunjukkan insidensi penyakit yang tinggi (53%–100%) dengan keparahan berkisar 8%–67%. Keparahan penyakit tertinggi terjadi di Kecamatan Cikembar, daerah di kaki Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Sukabumi. Pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa meski dilanda kemarau panjang akibat fenomena El Niño pada sepanjang tahun 2023, Cikembar masih mengalami keparahan penyakit yang relatif tinggi (36%) mengonfirmasi daerah ini masih merupakan daerah endemik blas. Tingginya keparahan penyakit meski fungisida diaplikasikan secara intensif di Cikembar memperkuat dugaan telah munculnya kasus resistensi P. oryzae terutama terhadap fungisida isoprotiolan yang telah digunakan bertahun-tahun. Kelompok tani Cikembar juga menghadapi tantangan lain, yaitu tanah masam dan perbedaan taktik antarpetani dalam penggunaan fungisida yang memperumit upaya pengendalian penyakit secara terpadu. Bukti kemunculan mutasi P. oryzae terhadap fungisida isoprotiolan perlu dikonfirmasi melalui studi laboratorium sehingga diperoleh rekomendasi penggunaan fungisida yang lebih baik dalam jangka panjang.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 20 No. 4, Juli 2024: Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 20 No. 4, July 2024 Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Vol. 20 No. 4, July 2024.
ERRATUM: ERRATUM Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.4.ii

Abstract

Erratum to: Ayusma AN, Widiastuti A, Arwiyanto T. 2024. Potency of Eucalyptus Oil and Citronella Oil in Suppressing Virulence Factors of Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 20(4):195–203. DOI: https://doi.org/10.14692/jfi.20.4.195–203. In this published version of the article, there are no Acknowledgements. A changes have been made in the latest version, adding the Acknowledgements “The authors would like to express their sincere gratitude to the Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) in the Philippines for providing the financial support that made this research possible. This study was conducted with funding from SEARCA, whose commitment to advancing agricultural research in Southeast Asia has been invaluable”. The correction has been made on the website and in the PDF version of the article.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue