cover
Contact Name
SEPRIADI
Contact Email
sepri@pap.ac.id
Phone
+62711-7320800
Journal Mail Official
jtpa@pap.ac.id
Editorial Address
POLITEKNIK AKAMIGAS PELEMBANG KAMPUS KOMPERTA Jl. Kebon Jahe Komplek PERTAMINA RU III Plaju, Palembang KAMPUS JAKABARING Jl. Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
JURNAL TEKNIK PATRA AKADEMIKA
ISSN : 20895925     EISSN : 26219328     DOI : https://doi.org/10.52506/jtpa
Core Subject : Engineering,
Aim of the journal This journal aimed to be a platform for academics, regulators, practitioners, and also policy makers to share and discuss about Engineering Knowledge Especially in Mining and Oil Gas Knowledge Scope of the journal The scope of this journal includes all issues of Engineering science, management, technology and related fields. In particular, the journal welcomes the following field: Chemical Engineering Petroleum Engineering Mining Engineering Environmental Engineering Safety Management Geological Engineering
Articles 149 Documents
I IMPLEMENTASI KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 TERKAIT KEDALAMAN AKHIR PENAMBANGAN LEBIH DARI 45 METER DALAM PERSPEKTIF ASPEK TEKNIS PERTAMBANGAN DAN ASPEK KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA Yoan Desianda
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 01 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.288 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i01.126

Abstract

Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, pada Lampiran II tentang Pedoman Pengelolaan Teknis Pertambangan, dan menilik lebih dalam lagi pada halaman 94 huruf (x) menyatakan bahwa dalam hal kedalaman akhir penambangan lebih dari 45 (empat puluh lima) meter maka tersedia dua akses untuk jalan masuk dan jalan keluar. Oleh sebab itu, penulis dalam kesempatan ini akan mencoba menuangkan dalam sebuah tulisan. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Sample diambil pada kegiatan usaha pertambangan batubara dan perhitungan yang dilakukan pada tambang PT XYZ dengan menggunakan metode tambang terbuka di Provinsi Sumatera Selatan. Analisis data dilakukan berdasarkan beberapa pemodelan akses jalan yang dapat direncanakan dan optimalisasi perolehan batubara yang dapat dicapai dari beberapa pemodelan akses jalan tersebut. Data disajikan dalam bentuk gambar, tabel, narasi dan peta. Jalan tambang/produksi saat ini dengan satu akses jalan masuk dan keluar (dua arah) dengan lebar 25 meter, jumlah cadangan batubara terkira 12.984.664 ton. Pemodelan dengan dua akses jalan terpisah antara OB Hauling dan Coal Hauling dengan lebar jalan 20 m, maka jumlah cadangan batubara terambil berkurang menjadi 8.841.657 ton dengan kedalaman maksimal 140 m atau berdasarkan aspek Konservasi maka cadangan yang bisa diambil akan berkurang sebanyak 4.143.007 ton . Dengan berdasarkan pertimbangan aspek teknis dan aspek konservasi mineral dan batubara, agar cadangan bisa terambil secara optimal, maka pilihan diambil dengan membuat jalan yang sudah ada saat ini dengan lebar 25 m, jalan tersebut akan dimodifikasi dengan membagi lebar jalan menjadi 2 (dua) bagian dengan separator, yaitu 9 m untuk alat angkut batubara dan 13 m untuk alat angkut material OB, sehingga cadangan batubara terkira 12.984.664 ton dapat terambil seluruhnya dengan kedalaman maksimal 200 m.
K KARAKTERISTIK KARBON AKTIF DARI LIMBAH DAUN NANAS (Ananas comosus) DENGAN AKTIVATOR H3PO4 1 M Dian Kurnia Sari; Melati Ireng Sari
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 01 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.887 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i01.127

Abstract

Tanaman nanas (Ananas comosus) yang termasuk famili Bromeliaceae merupakan tumbuhan tropis dan subtropis yang banyak terdapat di Indonesia. Tanaman nanas harus diganti dengan yang baru pada saat panen, sedangkan daunnya hanya dibuang sebagai limbah dari petani nanas yang mengakibatkan limbah daun nanas terus bertambah. Salah satu pemanfaatan karbon aktif adalah sebagai adsorben. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan 3 tahap yaitu proses dehidrasi, proses karbonisasi, dan proses aktivasi. Untuk mengetahui karakteristik karbon aktif menggunakan metode analisa kadar air, kadar abu, daya serap iodin, dan metilen biru SNI (06-3730-1995). yang bertujuan untuk mengetahui apakah limbah daun nanas tersebut bisa digunakan sebagai absorben. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pemanfaatan Limbah Daun Nanas (Ananas comosus) sebagai Bahan Baku Karbon Aktif dengan Aktivator H3PO₄ 1M, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahap proses pembuatan karbon aktif terdiri dari: tahap dehidrasi, tahap karbonisasi, dan aktivasi. Hasil yang di dapatkan pada pengujian kaarakteristik karbon aktif dikatakan baik karena semua hasil masuk dalam spesifikasi SNI (06-3730-19950). Hasil yang di dapatkan pada pengujian metilen blue dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang 660 nm di katakan baik karena terjadi penurunan absorbansi dan konsentrasi.
E EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT BATUBARA DARI FRONT KE STOCKROM PADA PIT 6 TERHADAP KETERCAPAIAN PRODUKSI DI PT XYZ Sepriadi Sepriadi; Aji Stiandi
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 01 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.457 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i01.128

Abstract

PT XYZ, adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan kontraktor tunggal dari PT KLM. Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sistem tambang terbuka atau surface mining dan metode yang digunakan, adalah konvensional mining. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui geometri jalan angkut batuabara seperti: lebar jalan angkut, kemiringan jalan, waktu edar (cycle time), cross slope. Metode yang digunaka pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif adalah metode secara ilmia dan sistematis berdasarkan landasan teori-teori. Hasil dari pengamatan adalah Kondisi aktual di lapangan untuk lebar jalan angkut lurus rata-rata 10 meter dari front ke stockroom dan pada tikungan rata-rata 11 meter, namun berdasarkan perhitungan The American Association of State Highway and Tronsportation Officials (AASTHO) Manual Rural Highway Design 1973, untuk jalan lurus lebar minimum adalah 8,715 meter dan untuk jalan tikungan, adalah 9 meter. Berdasarkan di lapangan untuk jalan lurus yang belum memenuhi standar jalan minimum terdapat segmen N – O dan T – U dan untuk jalan tikungan terdapat pada segmen W – stockrom. Untuk (cycle time) dari front ke stockrom pada pit 6 memiliki waktu edar yang cukup lama yang disebabkan oleh adanya jalan angkut lurus segmen N - O dan T – U dan jalan tikungan terdapat pada segmen W – stockrom dan penimbunan pelapisan jalan angkut batubara, mengakibatkan waktu tempuh (cycle time) alat angkut menjadi lebih lama yaitu 19,21 menit, setelah dilakukan perbaikan jalan dengan menambah lebar jalan angkut lurus sebesar 8,715 meter dan pada tikungan sebesar 9 meter dan proses penimbunan pelapisan jalan angkut batubara maka waktu tempuh menjadi lebih singkat sebesar 14,78 menit dengan produksi yang dihasilkan sebesar 52.047,451194 ton/bulan.
U UJI KARAKTERISTIK FISIK PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH DAUN NANAS (Ananas comosus) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H3PO4 Melati Ireng Sari; M. Galli Markasiwi; Rizka Wulandari Putri
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.97 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.129

Abstract

Tanaman nanas (Ananas cosmosus) merupakan tumbuhan tropis dan subtropis yang banyak terdapat di Indonesia. Meningkatnya produksi tanaman ini berdampak dengan bertambahnya jumlah limbah daun nanas setiap tahunnya. Selama ini, masyarakat hanya memanfaatkan buahnya saja untuk dikonsumsi sedangkan daunnya dibuang dan menjadi limbah. Limbah daun nanas mengandung komponen penyusun berupa selulosa dan lignin sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi adsorben. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan tahapan dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi menggunakan H3PO4 . Karbon aktif yang sudah jadi kemudian dilakukan pengujian kadar air, kadar abu, dan daya serap iodin sesuai SNI 06-3730-1995. Dari pengujian tersebut, diperoleh kadar airnya 0,18% (tanpa aktifasi) dan 6,75% (dengan aktifasi), kadar abu 7,04% (tanpa aktifasi) dan 1,37% (dengan aktifasi), serta daya serap iodin 748,72 mg/gr (tanpa aktifasi) dan 996,2 mg/gr (dengan aktifasi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi SNI 06-3730-1995
P PENGARUH INDEKS BIAS TERHADAP KADAR BIOETHANOL MENGGUNAKAN AMPAS KELAPA DAN Saccharomyces cerevisiae DENGAN PROSES FERMENTASI Ummi Kalsum; Heni Juniar
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.936 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.130

Abstract

Keberadaan bahan bakar minyak semakin lama semakin menipis bahkan pada tahun 2025 diperkirakan ketersediaan minyak bumi akan habis. Sebagai pengganti BBM atau bahan bakar minyak, saat ini mulai dikembangkan Bahan Bakar Nabati (BBN). Untuk mengatasi kelangkahan bahan bakar minyak dan Pencemaran limbah ampas kelapa yang melimpah perlu ditangani upaya seperti menciptakan energi alternatif yaitu bioethanol. Pada ampas kelapa dilakukan analisa Fourier Tranfrom Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk mengetahui gugus kimia yang terkandung dalam ampas kelapa. Setelah dianalisa diketahui bahwa Ampas Kelapa mengandung Polisakarida atau tepung-tepungan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol.proses pembuatan bioetanol terdiri dari hidrolisis, fermentasi dan pemurnian. Ampas kelapa diperas selama 5 kali hingga kandungan santannya tidak keluar lagi, ampas kelapa dioven dengan suhu suhu 45ºC selama 5 jam kemudian diblender hingga menjadi tepung, kemudian ampas kelapa dihidrolysis menggunakan H2SO4 10% sebanyak 200 ml kemudian diambil ampas kelapanya 20gr dan dipanaskan selama 45 menit dengan suhu 80 ºC. dilakukakan fermentasi dengan bantuan saccharomyces cerevisiae yaitu, 4 g, 8 g, dan 10 g, pada suhu ruangan 28ºC dan lama fermentasi selama 6 hari, 7 hari, dan 8 hari dan destilasi dengan suhu 70-80 ºC. Hasil terbaik yang dihasilkan dari penelitian adalah pada lama fermentasi ke 7 hari dan pada penambahan saccharomyces cerevisiae 10 g dengan nilai indeks bias 1,33344 menghasilkan kadar bioethanol sebesar 13,2%.
P PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN METODE ENZIMATIS MENGGUNAKAN SARI BONGGOL NANAS Rifdah Rifdah; Ani Melani; Aisyah Amini Reformis Intelekta
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.604 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.131

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan Indonesia termasuk negara produsen kelapa terbesar di dunia setelah Filipina. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat, misalnya dengan menjadikan kelapa sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) sehingga menaikkan nilai jual dari kelapa. Minyak kelapa murni memiliki banyak keunggulan yaitu proses pembuatan tidak membutuhkan biaya yang mahal, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit. Metode enzimatis adalah salah satu metode dalam produksi VCO yang dapat menghasilkan produk dengan rendemen yang lebih banyak. Salah satu enzim yang bisa digunakan adalah enzim bromelin, dimana enzim ini akan menghidrolisis protein dan membuat minyak dapat terpisah dengan air dalam emulsi santan. Kirim santan yang digunakan adalah 200 ml dan variabel yang digunakan untuk diteliti adalah variasi waktu yaitu 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan juga variasi konsentrasi ekstrak bonggol nanas yaitu 5 %, 10 %, 15 %, dan 20 %. Hasil penelitian pembuatan virgin coconut oil (VCO) dengan metode enzimatis menggunakan sari bonggol nanas yang terbaik sesuai SNI 7381 2008 adalah pada waktu inkubasi 24 jam dan konsentrasi ekstrak bonggol nanas 5 %. Dimana massa jenisnya adalah 0,9150 g/cm3, asam lemak bebas 0,133%, bilangan asam 0,1870, bilangan peroksida 1,8 meq/kg, dan untuk warnanya kuning bening.
A ANALISA TROUBLESHOOTING PADA ROTARY CAR DUMPER DAN PENGARUHNYA TERHADAP WAKTU PEMBONGKARAN BATUBARA DI UNIT PELABUHAN TARAHAN PT BUKIT ASAM, Tbk. Kemas Moh. Ade Isnaeni; Febri Hariyanto; Roby Cahyadi
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.069 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.132

Abstract

PT Bukit Asam, Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pertambangan batubara, pengiriman batubara menggunakan kereta api dari tambang menuju ke Pelabuhan Tarahan. Unit Pelabuhan Tarahan adalah pelabuhan utama milik PT Bukit Asam, Tbk. yang melayani penjualan dalam negeri maupun luar negeri dengan pengiriman menggunakan kapal atau tongkang. Kereta batubara dibongkar di Pelabuhan Tarahan dengan menggunakan alat yaitu Rotary Car Dumper 3. Alat ini memiliki beberapa trouble dan troubleshooting antara lain : 1. masalah kelistrikan (Emergency Stop Relay Trip) yang di akibatkan panel listrik terlalu panas dan dapat diatasi dengan memberikan pendingin ruangan pada ruangan panel listrik; 2. sensor indikasi apron feeders yang terhalang debu yang diakibatkan bongkaran terlalu banyak debu dan dapat diatasi dengan pemberian air menggunakan water spray; 3. positioner berhenti tidak pada tempatnya yang diakibatkan sensor yang error karena pembiasan dan pemantulan terhadap permukaan gerbong yang basah dan dapat diatasi secara manual dengan menempatkan asisten operator di unit tersebut; 4. tunggu pengambilan sampah di gerbong yang diakibatkan terlalu banyak sampah didalam gerbong dan dapat diatasi oleh petugas handpicking. Cycle time yang dibutuhkan untuk sekali proses pembongkaran gerbong batubara adalah sekitar 2 menit 54 detik dengan waktu pembongkaran satu rangkaian 60 gerbong selama 87 menit.
E EVALUASI PRODUKSI RIPPING OVERBURDEN UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 190.000 BCM PADA BULAN MARET 2021 DI PIT CRM PT DUTA ALAM SUMATERA, LAHAT, SUMATERA SELATAN Sepriadi Sepriadi; Subandi Gusman
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.202 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.133

Abstract

Ripping overburden oleh bulldozer ripper Komatsu D155A merupakan faktor utama tercapai atau tidaknya target produksi overburden pada bulan Maret 2021. Berdasarkan data bahwa produksi overburden pada bulan Maret 2021 belum tercapai yaitu 158.787 BCM dari rencana produksi 206.654 BCM. Hal ini dikarenakan kemampuan ripping oleh bulldozer ripper Komatsu D155A di lapangan belum dapat bekerja maksimal. Produksi aktual ripping adalah 138.470 BCM dari rencana 190.000 BCM. Tentunya penurunan kemampuan produksi ripping ini disebabkan oleh faktor jenis material overburden dan efisiensi kerja yang masih buruk. Terdapat tiga langkah perbaikan yang dilakukan. Perbaikan pertama pada efisiensi kerja, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan waktu kerja efektif dengan cara meningkatkan kedisiplinan waktu kerja karyawan dengan toleransi lima menit tiap waktu hambatan seperti terlambat mulai kerja, terlambat setelah istirahat, terlalu cepat beristirahat dan berhenti sebelum pulang. Selain itu peningkatan pengawasan oleh foreman atau supervisor harus tetap terjaga ketika sudah mulai bekerja sampai akhir bekerja tiap shift. Dengan melakukan kedisiplinan waktu kerja dan pengawasan pada operator ini dapat meningkatkan efisiensi kerja dari 61% menjadi 64% dengan jumlah produksi 122.732 BCM. Selanjutnya perbaikan kedua pada penetrasi ripper dengan menerapkan spasi ripping per 3 m pada area front kerja 15x15 m pada material sandstone dan mudstone untuk mengurangi tingkat keausan pada ripper dan tidak terlalu memaksa kinerja mesin. Sehingga penetrasi ripper dapat meningkat dari rata-rata 0,64 m menjadi 0,8 m menghasilkan produksi ripping 175.770 BCM. Terakhir perbaikan yang ketiga pada kedua faktor atau penggabungan perbaikan terhadap efisiensi kerja menjadi 64% dan rata-rata penetrasi ripper 0,8 m, didapatkan perhitungan teoritis produksi ripping overburden 191.768 BCM. Jadi, solusi yang terbaik agar mampu mencapai target ripping overburden pada bulan selanjutnya dengan melakukan perbaikan terhadap faktor gabungan antara penetrasi ripper dan efisiensi kerja di pit CRM.
A ANALISA FUEL RATIO PLAN DAN ACTUAL ALAT ANGKUT ARTICULATED DUMP TRUCK VOLVO A35E DAN A40G PADA PENGANGKUTAN OVERBURDEN DI PT LDA, LAHAT, SUMATERA SELATAN Edwin Harsiga; Andini Puspita Rahayu
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.545 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.134

Abstract

PT LDA adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa penambangan yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis kontraktor. Kebutuhan terbesar dalam menunjang kegiatan penambangan adalah peralatan mekanis. Penggunaan bahan bakar yang berlebihan dapat berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Perbandingan antara konsumsi bahan bakar dengan produktivitas disebut fuel ratio. Apabila fuel ratio actual lebih kecil dari fuel ratio plan maka perusahaan akan mendapat keuntungan begitu juga sebaliknya. Realisasi produktivitas pada bulan Maret untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar 69,225 BCM/jam dengan konsumsi bahan bakar 26,09 liter/jam dan untuk realisasi unit articulated dump truck Volvo A40G sebesar 75,780 BCM/jam dengan konsumsi bahan bakar 25,46 liter/jam. Sedangkan realisasi produktivitas pada bulan April untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar 60,197 BCM/jam dengan konsumsi bahan bakar 26,35 liter/jam dan untuk realisasi unit articulated dump truck Volvo A40G sebesar 64,764 BCM/jam dengan konsumsi bahan bakar 25,51 liter/jam. Pada bulan Maret fuel ratio plan untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar 0,327 liter/BCM sedangkan fuel ratio actual sebesar 0,376 liter/BCM dan fuel ratio plan untuk unit articulated dump truck Volvo A40G sebesar 0,294 liter/BCM sedangkan fuel ratio actual sebesar 0,335 liter/BCM. Pada bulan April fuel ratio plan untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar 0,366 liter/BCM sedangkan fuel ratio actual sebesar 0,437 dan fuel ratio plan untuk unit articulated dump truck Volvo A40G sebesar 0,329 liter/BCM sedangkan fuel ratio actual sebesar 0,393 liter/BCM. Karena fuel ratio actual lebih besar dari fuel ratio plan menunjukan kerugian yang dialami perusahaan. Kerugian yang dikeluarkan oleh PT Langgeng Daya Agrindo pada bulan Maret untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar Rp66.246.248,25 rupiah/bulan dan untuk unit articulated dump truck Volvo A40G kerugiannya sebesar Rp62.356.633,92 rupiah/bulan sedangkan pada bulan April untuk unit articulated dump truck Volvo A35E sebesar Rp63.806.893,69 rupiah/bulan dan untuk unit articulated dump truck Volvo A40G sebesar Rp72.985.401,21 rupiah/bulan.
E EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT MENGGUNAKAN STANDAR AASHTO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT OVERBURDEN PADA PIT 1 PT BENAL AITI BARA PERKASA Roby Cahyadi; Trisna Perdana; Edwin Harsiga
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.482 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.135

Abstract

Pada judul yang diambil geometri jalan angkut overburden merupakan salah satu masalah dengan melihat produktivitas alat angkut overburden pada bulan April. Agar suatu produksi overburden dapat terpenuhi dengan pengeluaran biaya yang sekecil-kecilnya maka harus memperhatikan dan mengoptimalkan suatu keadaan berikut, lebar jalan angkut, kemiringan jalan, waktu edar (cycle time), cross slope dan front kerja yang kurang ideal. Kondisi aktual dari lebar jalan angkut di perusahaan dari front ke disposal area yaitu rata-rata 11 meter untuk jalan lurus dan pada tikungan 13,68 meter, namun berdasarkan perhitungan The American Association of State Highway and Tronsportation Officials (AASTHO) Manual Rural Highway Design 1973, lebar minimum jalan angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut dump truck Mercedes Benz Axor 2528 C adalah 8,7 meter untuk lajur lurus dan 12,74 meter untuk lajur tikungan. Berdasarkan di lapangan terdapat pada segmen D-E pada lajur lurus dan H-I pada lajur tikungan yang belum memenuhi standar jalan minimum. Disamping itu, ditinjau dari segi waktu edar (cycle time) dari front pit 1 ke disposal area memiliki waktu edar yang cukup lama yang disebabkan oleh antrian pada jalan angkut lajur lurus segmen D-E dan lajur tikungan segmen H-I yang mengakibatkan waktu tempuh (cycle time) alat angkut menjadi lebih lama, yaitu 12,007 menit, setelah dilakukan perbaikan jalan dengan menambah lebar jalan angkut menjadi 9,9663 menit maka waktu tempuh menjadi lebih singkat dengan produksi yang dihasilkan sebesar 222.694,5 BCM/bulan.

Page 10 of 15 | Total Record : 149