Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Evaluasi efisiensi ammonia converter unit ammonia pada industri pupuk urea R. M. Yusuf Agustria; Al Azhar; Rizka Wulandari Putri
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ammonia Converter adalah reaktor berkatalis yang berfungsi sebagai tempat reaksi pembentukan NH3 (amoniak) dari H2 (hidrogen) dan N2 (nitrogen). Produktifitas dan efisiensi di pabrik amoniak ditentukan dari hasil ammonia converter ini. Gas hidrogen dan nitrogen didapatkan dari keluaran metanator, yang diharapkan memiliki rasio H2:N2 sebesar 3:1. Kedua gas ini direaksikan dalam ammonia converter pada suhu dan tekanan yang tinggi. Dari permasalahan yang didapat bahwa terjadi penurunan produksi NH3 pada ammonia converter selama bulan februari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi performa amoniak konverter dan apa saja yang mempengaruhi performa tersebut. Dari hasil evaluasi didapatlah bahwa kondisi operasi pada ammonia converter ini juga akan mempengaruhi dari banyaknya amoniak yang akan dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil konversi hidrogen dan nitrogen, sekitar 15%. Dari hasil evaluasi, didapatkan bahwa produksi NH3 menurun dari data desainnya, yaitu sebesar 3498,1264 kmol/h pada bulan Februari 2018.
Produksi bio-oil dari limbah kulit durian dengan proses pirolisis lambat Rahmatullah; Rizka Wulandari Putri; Enggal Nurisman
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 2 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan bahan bakar fosil semakin meningkat sementara pasokannya kian berkurang dari waktu ke waktu. Hal ini mendorong untuk mengembangkan sumber energy alternative seperti biomassa sebagai energy baru terbarukan. Biomassa dapat dikonversi menjadi energy alternative dalam bentuk bio-oil melalui proses pirolisis. Komposisi biomassa seperti lignoselulosa (lignin, selulosa dan hemiselulosa) didekomposisi dengan proses pirolisis menjadi komponen organic seperti fenol, alkohol, keton, aldehid dan ester. Bio-oil merupakan bahan bakar terbarukan dan lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar fosil (minyak bumi). Bio-oil dapat disebut sebagai "green energy" dalam banyak aplikasi untuk menggantikan minyak bumi dan juga dapat digunakan sebagai "green chemical". Dalam aplikasinya, bio-oil dapat digunakan sebagai energy ramah lingkungan karena memiliki emisi lebih rendah dari pada bahan bakar fosil. Senyawa fenolik memiliki komposisi paling dominan dalam bio-oil di mana fenol memiliki banyak kegunaan untuk resin, antiseptik, pengawet dan desinfektan. Produksi bio-oil dalam penelitian ini dilakukan dengan proses pirolisis lambat pada reactor dengan kisaran suhu 250-400oC selama 30 menit. Eksperimen ini dilakukan denganbahan baku kulit durian pada ukuran10 mesh dan 20 mesh. Analisia GC-MS digunakan untuk mengetahui komponen bio-oil. Produk bio-oil memiliki viskositas 1,189 cP, dan densitas 1,031 g/cm3 dan pH 6. Bio-oil mengandung beberapak omponen seperti senyawa fenolik (66,37%), metil ester (2,71%), siklridridana (3,66%), benzocycloheptariene (3,39), indole (5,19%), glisin (3,01%), pentadekana (4,07%), 5-tert-butylpyrogallol (3,07%), asam bromoacetic (3,40%) dan asamtetradecanoic (5,16%).
Pengaruh suhu karbonisasi terhadap kualitas karbon aktif dari limbah ampas tebu Rizka Wulandari Putri; Sri Haryati; Rahmatullah Rahmatullah
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 1 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i1.12

Abstract

Produksi karbon aktif dari limbah ampas tebu dilakukan dengan metode fisika (karbonisasi) pada temperatur 300oC, 350oC dan 400oC dengan waktu pemanasan selama 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan metode kimia pada aktivasi arang dengan menggunakan larutan pengaktif KOH. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik karbon aktif yang dihasilkan pada parameter kadar air, kadar abu, volatile matter dan daya serap terhadap iodine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah ampas tebu memiliki kualitas terbaik pada temperatur karbonisasi 300oC, dengan kadar air 8,40%, kadar abu 8,88% dan daya serap iodine sebesar 142,9. Karakteristik yang dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk kriteria arang aktif serbuk.
Produksi bio-oil dari limbah kulit durian dengan proses pirolisis lambat Rahmatullah Rahmatullah; Rizka Wulandari Putri; Enggal Nurisman
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 2 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i2.31

Abstract

Permintaan bahan bakar fosil semakin meningkat sementara pasokannya kian berkurang dari waktu ke waktu. Hal ini mendorong untuk mengembangkan sumber energy alternative seperti biomassa sebagai energy baru terbarukan. Biomassa dapat dikonversi menjadi energy alternative dalam bentuk bio-oil melalui proses pirolisis. Komposisi biomassa seperti lignoselulosa (lignin, selulosa dan hemiselulosa) didekomposisi dengan proses pirolisis menjadi komponen organic seperti fenol, alkohol, keton, aldehid dan ester. Bio-oil merupakan bahan bakar terbarukan dan lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar fosil (minyak bumi). Bio-oil dapat disebut sebagai "green energy" dalam banyak aplikasi untuk menggantikan minyak bumi dan juga dapat digunakan sebagai "green chemical". Dalam aplikasinya, bio-oil dapat digunakan sebagai energy ramah lingkungan karena memiliki emisi lebih rendah dari pada bahan bakar fosil. Senyawa fenolik memiliki komposisi paling dominan dalam bio-oil di mana fenol memiliki banyak kegunaan untuk resin, antiseptik, pengawet dan desinfektan. Produksi bio-oil dalam penelitian ini dilakukan dengan proses pirolisis lambat pada reactor dengan kisaran suhu 250-400oC selama 30 menit. Eksperimen ini dilakukan denganbahan baku kulit durian pada ukuran10 mesh dan 20 mesh. Analisia GC-MS digunakan untuk mengetahui komponen bio-oil. Produk bio-oil memiliki viskositas 1,189 cP, dan densitas 1,031 g/cm3 dan pH 6. Bio-oil mengandung beberapak omponen seperti senyawa fenolik (66,37%), metil ester (2,71%), siklridridana (3,66%), benzocycloheptariene (3,39), indole (5,19%), glisin (3,01%), pentadekana (4,07%), 5-tert-butylpyrogallol (3,07%), asam bromoacetic (3,40%) dan asamtetradecanoic (5,16%).
Evaluasi efisiensi ammonia converter unit ammonia pada industri pupuk urea R. M. Yusuf Agustria; Al Azhar; Rizka Wulandari Putri
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i3.64

Abstract

Ammonia Converter adalah reaktor berkatalis yang berfungsi sebagai tempat reaksi pembentukan NH3 (amoniak) dari H2 (hidrogen) dan N2 (nitrogen). Produktifitas dan efisiensi di pabrik amoniak ditentukan dari hasil ammonia converter ini. Gas hidrogen dan nitrogen didapatkan dari keluaran metanator, yang diharapkan memiliki rasio H2:N2 sebesar 3:1. Kedua gas ini direaksikan dalam ammonia converter pada suhu dan tekanan yang tinggi. Dari permasalahan yang didapat bahwa terjadi penurunan produksi NH3 pada ammonia converter selama bulan februari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi performa amoniak konverter dan apa saja yang mempengaruhi performa tersebut. Dari hasil evaluasi didapatlah bahwa kondisi operasi pada ammonia converter ini juga akan mempengaruhi dari banyaknya amoniak yang akan dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil konversi hidrogen dan nitrogen, sekitar 15%. Dari hasil evaluasi, didapatkan bahwa produksi NH3 menurun dari data desainnya, yaitu sebesar 3498,1264 kmol/h pada bulan Februari 2018.
PENGARUH WAKTU REAKSI DAN ADITIF GLISEROL PADA SINTESIS SELULOSA ASETAT SEBAGAI BAHAN DASAR BIOPLASTIK DARI SERAT KAPUK Rahmatullah Rahmatullah; Rizka Wulandari Putri; Adhe Muhammad Rainadi; Ayu Permatasari; Muhammad Yori Pratama
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v31i1.5565

Abstract

Serat kapuk meiliki potensi menjadi bahan dasar cellulose acetate karena jumlah komposisi selulosanya yang cukup besar yaitu 35%-64%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa produk bioplastik yang dihasilkan dari serat kapuk dengan tambahan plasticizer berupa gliserol. Tahapan penelitian ini terdiri dari: preparasi bahan baku, ekstraksi, sintesa, purifikasi, dan pencetakan. Parameter yang akan diteliti antara lainwaktu reaksi dengan variasi 1, 2, dan 3 jam; dan pembahan aditif gliserol 20%, 25%, dan 30% dari volume CA. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah rendemen selulosa terbanyak diperoleh pada waktu hidrolisis gugus asetil selama 3 jam dengan rendemen sebesar 138,264% dengan berat sebesar 6,913 gram. Penambahan gliserol 30% dari volume CA menghasilkan bioplastik terbaik dengan karakteristik fisik lebih kuat dan tidak mudah rapuh bila dibandingkan dengan bioplastik dengan gliserol 20% dan 25%.Serat kapuk meiliki potensi menjadi bahan dasar cellulose acetate karena jumlah komposisi selulosanya yang cukup besar yaitu 35%-64%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa produk bioplastik yang dihasilkan dari serat kapuk dengan tambahan plasticizer berupa gliserol. Tahapan penelitian ini terdiri dari: preparasi bahan baku, ekstraksi, sintesa, purifikasi, dan pencetakan. Parameter yang akan diteliti antara lainwaktu reaksi dengan variasi 1, 2, dan 3 jam; dan pembahan aditif gliserol 20%, 25%, dan 30% dari volume CA. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah rendemen selulosa terbanyak diperoleh pada waktu hidrolisis gugus asetil selama 3 jam dengan rendemen sebesar 138,264% dengan berat sebesar 6,913 gram. Penambahan gliserol 30% dari volume CA menghasilkan bioplastik terbaik dengan karakteristik fisik lebih kuat dan tidak mudah rapuh bila dibandingkan dengan bioplastik dengan gliserol 20% dan 25%.
PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP SIFAT FISIK CAIRAN HASIL PROSES PERENGKAHAN LIMBAH PLASTIK JENIS EXPANDED POLYSTYRENE Selpiana Selpiana; Prahady Susmanto; Lia Cundari; Rizka Wulandari Putri; Omar Ibrahim; Dedek Oktari
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v30i2.5592

Abstract

Penggunaan plastik di masyarakat semakin meningkat karena plastik memiliki banyak manfaat, diantaranya dapat digunaakan dalam waktu lama, tidak menyerap air, strukturnya ringan dan tidak mudah bocor. Hal tersebut disebabkan oleh plastik  memiliki kerapatan molekul yang tinggi. Penggunaan plastik yang tinggi ini mengakibatkan dampak lingkungan dan kesehatan karena plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai secara alami sehingga mengakibatkan penumpukan produksi sampah plastik. Perengkahan limbah plastik dengan bantuan katalis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatif limbah plastik. Pada penelitian ini digunakan Cu-Al2O3sebagai katalis dengan variasi temperatur mulai dari 150 oC hingga 300 oC dan variasi waktu perengkahan mulai dari 30 menit hingga 180 menit. Produk cair dari proses perengkahan ini dilakukan analisa viskositas dan densitas untuk mengidentifikasi sifat fisiknya. Nilai viskositas terbaik yaitu 0,9971 mm2/s diperoleh pada temperatur 250 oC dan waktu perengkahan 150 menit. Sedangkan untuk nilai densitas terbaik yaitu 6,29 lb/gal diperoleh pada temperatur 250 oC dan waktu 120 menit. 
SINTESIS BAHAN BAKAR PADAT BERBAHAN BAKU RESIDU (CHAR) HASIL PIROLISIS LIMBAH PLASTIK Selpiana Selpiana; RR Yunita Bayu Ningsih; Rizka Wulandari Putri; M Daffa Umar Syauqi; Nur Hidayatullah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v32i1.6945

Abstract

Penggunaan produk berbahan plastik memiliki banyak keunggulan yaitu ringan, kuat dan kedap air. Keunggulan plastik ini menyebabkan semakin meningkatnya penggunaan plastik di masyarakat. Plastik memiliki sifat non biodegradable yang menyebabkan penumpukan limbah plastik. Hal tersebut menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan bagi makhluk hidup. Beberapa jenis plastik bersifat termoplastik sehingga dapat berubah sifat jika dipengaruhi oleh temperatur. Sifat ini menjadi dasar  bahwa plastik dapat mengalami perubahan sifat baik secara fisika maupun kimia melalui proses pirolisis. Konversi limbah Plastik melalui proses pirolisis dapat merubah wujud plastik menjadi fase liquid, gas dan padat (residu). Pesidu (char) dari hasil proses pirolisis limbah plastik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sintesis Bahan Bakar Padat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi ukuran partikel (50 dan 150 mesh) dan variasi perekat (damar: turpentine, minyak jelantah: oli bekas). Rasio damar: turpentine (30:70, 40:60, 50:50, 60:40, dan 70:30) dan rasio minyak jelantah: oli bekas (100:0, 0:100 dan 50:50). Sampel dikarakterisasi menggunakan analisa proksimat. Hasil analisa sampel yang memenuhi standar Bahan Bakar Padat berdasarkan SNI, nilai kalor optimum 7.843,7 cal/g diperoleh dari sampel dengan ukuran 150 mesh dan perekat  oli bekas.
U UJI KARAKTERISTIK FISIK PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH DAUN NANAS (Ananas comosus) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H3PO4 Melati Ireng Sari; M. Galli Markasiwi; Rizka Wulandari Putri
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 02 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.97 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i02.129

Abstract

Tanaman nanas (Ananas cosmosus) merupakan tumbuhan tropis dan subtropis yang banyak terdapat di Indonesia. Meningkatnya produksi tanaman ini berdampak dengan bertambahnya jumlah limbah daun nanas setiap tahunnya. Selama ini, masyarakat hanya memanfaatkan buahnya saja untuk dikonsumsi sedangkan daunnya dibuang dan menjadi limbah. Limbah daun nanas mengandung komponen penyusun berupa selulosa dan lignin sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi adsorben. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan tahapan dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi menggunakan H3PO4 . Karbon aktif yang sudah jadi kemudian dilakukan pengujian kadar air, kadar abu, dan daya serap iodin sesuai SNI 06-3730-1995. Dari pengujian tersebut, diperoleh kadar airnya 0,18% (tanpa aktifasi) dan 6,75% (dengan aktifasi), kadar abu 7,04% (tanpa aktifasi) dan 1,37% (dengan aktifasi), serta daya serap iodin 748,72 mg/gr (tanpa aktifasi) dan 996,2 mg/gr (dengan aktifasi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi SNI 06-3730-1995
Effect of Plasticizer and Concentration on Characteristics of Bioplastic Based on Cellulose Acetate from Kapok (Ceiba pentandra) Fiber Rahmatullah; Rizka Wulandari Putri; Muhammad Rendana; Untung Waluyo; Tedi Andrianto
Science and Technology Indonesia Vol. 7 No. 1 (2022): January
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.061 KB) | DOI: 10.26554/sti.2022.7.1.73-83

Abstract

The synthetic plastics that made from petroleum material have been widely used in all industrial sectors. They cause some serious problems for the environment. There are semi-synthetic plastics or biodegradable plastics which are made from natural polymers such as cellulose to mitigate this problem. Biodegradable plastics can fulfill the needs of society because they can be decomposed easily into the environment. This research used laboratory experimental methods through several processes: kapok fiber isolation, cellulose acetate production and purification, and manufacture of bioplastics. The characteristics of bioplastics was analyzed using some parameters such as density, tensile strength, elongation, Young's modulus, water absorption, biodegradability, compound group analysis using Fouier-Transform Infrared Spectrometer (FTIR) and bioplastic morphology analysis by using Scanning electrone microscopy (SEM). This study aimed to determine the effect of the plasticizer type and concentration on the bioplastics characteristics that was divided into several different concentrations of glycerol and sorbitol plasticizers (20%, 30%, and 40%). The fabrication of composite bioplastics used the cellulose acetat from kapok fiber, starch, and types of plasticizer (glycerol, and sorbitol). The results of the study showed that the addition of different plasticizers, such as glycerol and sorbitol gave distinct effects on the bioplastics product characteristics. The optimum concentration of glycerol addition affected the bioplastic characteristics with the best results were 40% concentration generate density of 0.836 g/mL, tensile strength of 0.818 MPa, water absorption value of 22.23%, and degradation plastic mass about 39.7%. The addition of sorbitol also affected the bioplastic characteristics, where the best results were 40% concentration produced bioplastic density of 0.941 g/mL, percent elongation at 3.94%, young’s modulus of 0.726 MPa, and degradarion mass of 32.05%. The morphology of bioplastic showed the high homogeneity on concentrations of 40% glycerol and 30% sorbitol.