Laboratorium Klinik, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/ Menkes/ Per/ III/ 2010, menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan pemeriksaan sampel klinis untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan individu, terutama dalam mendukung upaya mendiagnosis penyakit dan memulihkan kesehatan (Mardiana and Rahayu, 2017). Pemeriksaan Laboratorium merupakan bagian tak terpisahkan dari layanan kesehatan yang bertujuan mendukung usaha meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan individu maupun masyarakat. Pelayanan kesehatan di laboratorium didasarkan pada pendekatan berbasis evidance based. Kesehatan adalah keadaan keseluruhan tubuh yang bebas dari penyakit dan cedera. Merawat kesehatan sangat penting untuk menjaga kualitas hidup yang baik. Untuk mencapai kesehatan yang optimal, diperlukan pola hidup sehat yang meliputi makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pemeriksaan medis berkala. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan. Hasil pemeriksaan laboratorium klinik memiliki signifikansi besar dalam konteks pelayanan masyarakat, memiliki peranan penting dalam menentukan diagnosis, memberikan pengobatan, memantau hasil pengobatan, serta menentukan prognosis. Pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan kadar asam urat dalam darah, memainkan peran kunci dalam menegakkan diagnosa penyakit yang tepat. Akumulasi kristal monosodium urat dalam tubuh adalah penyebab gout arthritis, yang juga dikenal sebagai asam urat atau radang sendi.. Asam urat terbentuk sebagai akhir dari metabolisme purin, yang merupakan bagian penting dari asam nukleat di inti sel tubuh. Akumulasi kristal di area sendi terjadi karena asupan purin yang berada dalam kisaran antara 0,5 hingga 0,75 g/ml, yang mengakibatkan peningkatan konsentrasi urat dalam darah. Munculnya kristal monosodium urat monohidrat pada sendi dan jaringan sekitarnya menjadi sumber masalah. Reaksi inflamasi yang disebabkan oleh kristal berbentuk jarum ini, jika tidak dihentikan, dapat berakibat pada rasa sakit yang parah yang sering terkait dengan asam urat. Tanpa pengobatan yang sesuai, residu kristal berpotensi menimbulkan kerusakan pada sendi dan jaringan lunak. Gejala asam urat, yang salah satunya adalah rasa sakit, sepenuhnya disebabkan oleh akumulasi kristal monosodium urat pada persendian. Gejala asam urat meliputi radang sendi yang terjadi di pangkal ibu jari serta disertai nyeri, kemerahan pada kulit sendi, dan bengkak. Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh, dan sebaiknya konsentrasinya tetap dalam batas normal. Semua orang memiliki asam urat dalam tubuh mereka karena asam urat adalah hasil dari metabolisme yang normal. Terdapat banyak makanan dan senyawa lain yang mengandung purin yang dapat memicu peningkatan asam urat dalam tubuh. Tubuh manusia memproduksi sekitar 85% dari total purin yang dibutuhkan setiap hari, sehingga hanya sekitar 15% yang harus diperoleh dari makanan. Variasi makanan tinggi purin tidak bermanfaat bagi sebagian penderita asam urat. Beberapa sumber menunjukkan bahwa minuman keras, telur, serta produk hewani lainnya dapat meningkatkan asam urat. Munculnya asam urat dapat terjadi di dalam atau di luar tubuh. Proses pencernaan purin yang terjadi karena hilangnya sel-sel tubuh yang sudah tua adalah salah satu penyebab utama asam urat yang berasal dari dalam tubuh, sehingga biasanya kita menemukan kandungannya dalam darah dan urin Asam urat biasanya ditemukan dalam darah sebagai produk sampingan dari pemecahan sel karena tubuh terus-menerus memecah dan membuat sel-sel baru. Asam urat akan meningkat dalam tubuh apabila ginjal tidak berfungsi optimal dalam membuangnya melalui urin. Ada kemungkinan tubuh akan menghasilkan asam urat dalam jumlah besar karena kelainan enzim atau penyakit ringan. Kriteria diagnostik untuk kadar asam urat dalam darah adalah lebih dari 6,9 mg/dL untuk pria dan lebih dari 5,6 mg/dL untuk wanita. Hiperurisemia terjadi karena adanya gangguan penyebab pemecahan purin, yang mengakibatkan asam urat diproduksi dalam jumlah besar. Prevalensi hiperurisemia di Indonesia bervariasi antara 2,6 hingga 47,2% dalam berbagai populasi, sejalan dengan penelitian terbaru.. Penyakit gout atau yang lebih umum disebut asam urat, sangat erat kaitannya dengan hiperurisemia. Penyakit ini seringkali diidentifikasi oleh gejala nyeri, bengkak, dan kemerahan dalam kebersamaan yang disebabkan oleh adanya senyawa asam urat yang terkubur dalam satu sendi, terutama pada sendi besar. Hanya saja, kristal asam urat tidak mengendap di persendian, tetapi juga bisa mengakumulasi di ginjal dan berubah menjadi batu ginjal. Penyakit ini bersifat kronis, sehingga selama perjalanan, kegagalan ginjal dan kelainan bentuk pada sendi bisa terjadi secara permanen. Penentuan kadar asam urat sering dilakukan di laboratorium patologi klinis menggunakan spektrofotometer yang bekerja berdasarkan prinsip penyerapan cahaya pada panjang gelombang 546nm. Penggunaan spektrofotometer untuk mengukur kadar asam urat dianggap sebagai metode standar karena ketepatannya telah terbukti.. Pemeriksaan asam urat juga bisa dilakukan dengan metode Point Of Care Testing (POCT), selain metode lainnya.