cover
Contact Name
Mukhamad Irfan
Contact Email
semnasplp.wg@ugm.ac.id
Phone
+6281802668223
Journal Mail Official
semnasplp.wg@ugm.ac.id
Editorial Address
Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Laboratory
ISSN : 26554887     EISSN : 26551624     DOI : 10.22146/ijl.v3i1
Jurnal ini bersifat open acces, bertujuan untuk membantu pengembangan profesi bagi Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia. Adapun ruang lingkupnya meliputi: 1. Bidang Agrokompleks dan Biologi, meliputi berbagai bidang disiplin ilmu, seperti kedokteran hewan, kehutanan, pertanian, peternakan, teknologi pertanian dan biologi 2. Bidang Kesehatan, meliputi bidang disiplin ilmu farmasi, keperawatan, kedokteran dan kedokteran gigi 3. Bidang Sains (MIPA), meliputi bidang disiplin ilmu matematika dan ilmu pengetahuan alam dan geografi, 4. Bidang Teknik, meliputi bidang disiplin ilmu arsitektur, komputer, teknologi informasi, elektro, kimia, industri, nuklir, permesinan, dan geodesi
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 168 Documents
Hubungan Antara Pemilihan Kembali Ke Sistem Peminjaman Secara Manual Dengan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Terhadap Alat-Alat Praktikum di Laboratorium Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Miskiyah, Miskiyah; Nurlaela, Ela
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i1.95304

Abstract

Latar belakang: Sistem peminjaman alat praktikum di Laboratorium Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada mulanya menggunakan sistem manual tetapi kemudian berganti menjadi sistem digital dengan tujuan mempermudah dan mempercepat pelayanan peminjaman. Akan tetapi sistem peminjaman digital menunjukkan kelemahan-kelemahan terutama dalam hal tingkat penguasaan mahasiswa terhadap alat praktikum. Maka dari itu, sistem peminjaman alat praktikum di Laboratorium Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III kembali ke sistem manual lagi. Digitalisasi memang penting tetapi penguasaan mahasiswa terhadap alat-alat yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan jauh lebih penting. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemilihan kembali ke sistem peminjaman secara manual dengan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap alat-alat praktikum di Laboratorium Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Metodologi: penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan hasil responden sebanyak 280 mahasiswa yang melakukan peminjaman alat di laboratorium baik dari Prodi D III Keperawatan maupun Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Pengumpulan data dilakukan dengan meminta responden untuk mengisi kuesioner yang telah dikembangkan oleh peneliti. Analisis data menggunakan SPSS. Hasil: 100% responden menyatakan bahwa penguasaan terhadap alat praktikum di laboratorium sangat penting selain itu, 97,9% responden menyatakan bahwa sistem peminjaman manual lebih baik dibanding sistem peminjaman digital dan 56,1% responden menyatakan bahwa sistem peminjaman digital tidak lebih baik dari sistem peminjaman manual. Ini menunjukkan adanya hubungan antara pemilihan kembali ke sistem peminjaman manual dengan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap alat-alat praktikum di Laboratorium Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Pengaruh Tingkat Akurasi dan Presisi Mikropipet Dalam Pemeriksaan Darah Ramadani, Anandita Zahra; Rachmadhany, Dyta; Fitriyani, Nining; Nirmala, Rina
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.95987

Abstract

Dalam pemeriksaan kesehatan pasti semua orang ingin medapatkan hasil yang akurat. Sedangkan alat atau metode yang dibuat oleh manusia pasti tidak sempurna. Permasalahan yang sering didapatkan dalam pemeriksaan laboratorium kesehatan dapat dipengaruhi oleh man, material, method maupun machine. Istilah 4M (Man, material, method dan machine) juga ada dalam Laboratorium Kesahatan. 4M dalam Laboratorium Kesehatan adalah kerangka kerja yang digunakan untuk memastikan bahwa semua aspek dalam pemeriksaan dijalankan dengan baik dan benar. Dalam pemeriksaan darah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi yaitu machine.  Faktor yang diambil penulis sebagai masalah di literatur kali ini adalah apakah tingkat akurasi dan presisi dari mikropipet bisa mempengaruhi dalam pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah yang penulis ambil di literatur ini lebih merujuk pada pemeriksaan kadar hemoglobin.
Penggunaan Spektrofotomer Dalam Pemeriksaan Gula Darah Ramadani, Fitia; Fikri, Amanda; Fitia Ramadani, Fitia Ramadani
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.96237

Abstract

Penggunaan Spektrofotometer dalam Pemerikaan Gula Darah” adalah untuk mengetahui dan memperdalam tentang alat Spektrofotometer itu sendiri, prinsip kerja sehingga alat tersebut bisa digunakan dalam pemeriksaan gula darah, setalah mengetahui prinsip kerja alat tersebut kita bisa menentukan metode apa yang bisa dilakukan atau langkah kerja seperti apa yang bisa digunakan dalam pemeriksaan gula darah menggunakan spektrofotometer sehigga pembaca, khususnya mahasiswa kesehatan terkait mengetahui bagaiaman menggunakan alat spektrofotometer dalam pemeriksaan gula darah. Selain itu, untuk mengetahui perkembangan terkini metode yang digunakan sehingga dapat membandingkan kekurangan dan kelebihan metode yang sudah ada, sehingga pembaca khususnya pelajar kesehatan dapat menentukan metode mana yang lebih efisien digunakan. Selain itu juga, untuk mengetahui penyakit gula darah sehingga para pembaca bisa mengenal penyakit tersebut sejak dini untuk upaya pencegahan yang bisa dilakukan.
Perbedaan kadar asam urat dapat dideteksi dengan alat spektrofotometer dan alat Point of Care Testing (POCT). Triana, Rizqia; Hajizah, Ilmania Nur; Yunita, Yunita; Nabilah, Tasya Mufidah
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.96422

Abstract

Laboratorium Klinik, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/ Menkes/ Per/ III/ 2010, menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan pemeriksaan sampel klinis untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan individu, terutama dalam mendukung upaya mendiagnosis penyakit dan memulihkan kesehatan (Mardiana and Rahayu, 2017). Pemeriksaan Laboratorium merupakan bagian tak terpisahkan dari layanan kesehatan yang bertujuan mendukung usaha meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan individu maupun masyarakat. Pelayanan kesehatan di laboratorium didasarkan pada pendekatan berbasis evidance based. Kesehatan adalah keadaan keseluruhan tubuh yang bebas dari penyakit dan cedera. Merawat kesehatan sangat penting untuk menjaga kualitas hidup yang baik. Untuk mencapai kesehatan yang optimal, diperlukan pola hidup sehat yang meliputi makanan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pemeriksaan medis berkala. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan. Hasil pemeriksaan laboratorium klinik memiliki signifikansi besar dalam konteks pelayanan masyarakat, memiliki peranan penting dalam menentukan diagnosis, memberikan pengobatan, memantau hasil pengobatan, serta menentukan prognosis. Pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan kadar asam urat dalam darah, memainkan peran kunci dalam menegakkan diagnosa penyakit yang tepat. Akumulasi kristal monosodium urat dalam tubuh adalah penyebab gout arthritis, yang juga dikenal sebagai asam urat atau radang sendi.. Asam urat terbentuk sebagai akhir dari metabolisme purin, yang merupakan bagian penting dari asam nukleat di inti sel tubuh. Akumulasi kristal di area sendi terjadi karena asupan purin yang berada dalam kisaran antara 0,5 hingga 0,75 g/ml, yang mengakibatkan peningkatan konsentrasi urat dalam darah. Munculnya kristal monosodium urat monohidrat pada sendi dan jaringan sekitarnya menjadi sumber masalah. Reaksi inflamasi yang disebabkan oleh kristal berbentuk jarum ini, jika tidak dihentikan, dapat berakibat pada rasa sakit yang parah yang sering terkait dengan asam urat. Tanpa pengobatan yang sesuai, residu kristal berpotensi menimbulkan kerusakan pada sendi dan jaringan lunak. Gejala asam urat, yang salah satunya adalah rasa sakit, sepenuhnya disebabkan oleh akumulasi kristal monosodium urat pada persendian. Gejala asam urat meliputi radang sendi yang terjadi di pangkal ibu jari serta disertai nyeri, kemerahan pada kulit sendi, dan bengkak. Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh, dan sebaiknya konsentrasinya tetap dalam batas normal. Semua orang memiliki asam urat dalam tubuh mereka karena asam urat adalah hasil dari metabolisme yang normal. Terdapat banyak makanan dan senyawa lain yang mengandung purin yang dapat memicu peningkatan asam urat dalam tubuh. Tubuh manusia memproduksi sekitar 85% dari total purin yang dibutuhkan setiap hari, sehingga hanya sekitar 15% yang harus diperoleh dari makanan. Variasi makanan tinggi purin tidak bermanfaat bagi sebagian penderita asam urat. Beberapa sumber menunjukkan bahwa minuman keras, telur, serta produk hewani lainnya dapat meningkatkan asam urat. Munculnya asam urat dapat terjadi di dalam atau di luar tubuh. Proses pencernaan purin yang terjadi karena hilangnya sel-sel tubuh yang sudah tua adalah salah satu penyebab utama asam urat yang berasal dari dalam tubuh, sehingga biasanya kita menemukan kandungannya dalam darah dan urin Asam urat biasanya ditemukan dalam darah sebagai produk sampingan dari pemecahan sel karena tubuh terus-menerus memecah dan membuat sel-sel baru. Asam urat akan meningkat dalam tubuh apabila ginjal tidak berfungsi optimal dalam membuangnya melalui urin. Ada kemungkinan tubuh akan menghasilkan asam urat dalam jumlah besar karena kelainan enzim atau penyakit ringan. Kriteria diagnostik untuk kadar asam urat dalam darah adalah lebih dari 6,9 mg/dL untuk pria dan lebih dari 5,6 mg/dL untuk wanita. Hiperurisemia terjadi karena adanya gangguan penyebab pemecahan purin, yang mengakibatkan asam urat diproduksi dalam jumlah besar. Prevalensi hiperurisemia di Indonesia bervariasi antara 2,6 hingga 47,2% dalam berbagai populasi, sejalan dengan penelitian terbaru.. Penyakit gout atau yang lebih umum disebut asam urat, sangat erat kaitannya dengan hiperurisemia. Penyakit ini seringkali diidentifikasi oleh gejala nyeri, bengkak, dan kemerahan dalam kebersamaan yang disebabkan oleh adanya senyawa asam urat yang terkubur dalam satu sendi, terutama pada sendi besar. Hanya saja, kristal asam urat tidak mengendap di persendian, tetapi juga bisa mengakumulasi di ginjal dan berubah menjadi batu ginjal. Penyakit ini bersifat kronis, sehingga selama perjalanan, kegagalan ginjal dan kelainan bentuk pada sendi bisa terjadi secara permanen. Penentuan kadar asam urat sering dilakukan di laboratorium patologi klinis menggunakan spektrofotometer yang bekerja berdasarkan prinsip penyerapan cahaya pada panjang gelombang 546nm. Penggunaan spektrofotometer untuk mengukur kadar asam urat dianggap sebagai metode standar karena ketepatannya telah terbukti.. Pemeriksaan asam urat juga bisa dilakukan dengan metode Point Of Care Testing (POCT), selain metode lainnya.
Metode, Tantangan, dan Inovasi dalam Pemeriksaan Dengue Berdarah (DBD) Annisa, Keryn Zairi; Solihat, Nur Fitria; Putri, Sifa Hildiya; Maula, Vidya Nazar
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.96441

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang serius di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, dengan insiden yang meningkat terutama selama musim hujan. Gejala DBD meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, ruam kulit, serta manifestasi perdarahan yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Pemeriksaan dini dan akurat sangat penting untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Metode pemeriksaan DBD terdiri dari pemeriksaan klinis, laboratorium, dan molekuler. Pemeriksaan klinis awal sering kali tidak cukup untuk diagnosis definitif karena gejala DBD yang serupa dengan penyakit demam lainnya. Pemeriksaan laboratorium seperti hematologi dapat mendeteksi tanda trombositopenia dan hemokonsentrasi, sementara pemeriksaan serologi, seperti ELISA, mendeteksi antibodi IgM dan IgG. Metode molekuler, seperti PCR, sangat efektif dalam mendeteksi RNA virus dengue pada fase awal infeksi. Namun, tantangan dalam diagnosis DBD meliputi diagnosis dini yang sulit, variabilitas serotipe virus dengue, dan keterbatasan infrastruktur di daerah endemik. 
Pemanfaatan Tepung Sagu Sebagai Media Alternatif Untuk Optimasi Pertumbuhan Khamir Saccharomyces Cerevisiae Latupeirissa, Yunita; Ferdinandus, Meske
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.97795

Abstract

 Pohon sagu merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah berrawa dan awalnya ditemukan di kawasan Indonesia Timur yaitu wilayah Maluku dan Papua. Tanaman ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Sagu diolah oleh masyarakat sebagai bahan makanan pokok dan jajanan dalam berbagai variasi, bahkan kini terus dikembangkan dalam industri pangan maupun mikrobiologi pangan. Sagu memiliki kandungan energi atau karbohidrat tinggi dalam pati sagu,sehingga dapat digunakan sebagai medium tumbuh kapang dan jamur. Tepung sagu dengan bahan tambahan urea dan KHPO4 diuji sebagai medium tumbuh dan media fermentasi khamir Saccharomyces cerevisiae Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media alternatif yang baik untuk pertumbuhan sel khamir yaitu perlakuan P5 dengan komposisi urea 0,1% dan KHPO4 1%. Khamir Saccharomyces yang tumbuh pada media alternatif P5 menunjukkan pertumbuhan pada masa inkubasi 7 hari dengan jumlah sel 3,6 x 105 cfu/ml dan jumlah sel menurun menjadi 1,46 x 105 pada masa inkubasi 14 hari. Uji fermentasi  menggunakan media tepung sagu perlakuan P5 tidak menghasilkan kadar alkohol yang tinggi yaitu hanya berkisar 6,5% sampai 7% dengan waktu inkubasi 5 sampai 14 hari. Tepung sagu dapat dipakai sebagai medium tumbuh khamir Saccharomyces dengan bahan tambahan urea dan KHPO4 maupun tanpa bahan tambahan meskipun masa inkubasi lebih lama sampai 14 hari. 
Alternatif Sisa Serum Hewan Coba Sebagai Pengganti Fetal Bovine Serum Untuk Pertumbuhan Germ Tube Pada Candida Albicans Poejiani, Soeyati; Widiastuti, Widiastuti
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i2.98527

Abstract

Salah satu praktikum pada mata kuliah Basic Medical Sciences 4A pada Program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan topik Identifikasi Jamur dan sub topik pertumbuhan Germ Tube. Pertumbuhan Germ tube memerlukan media tumbuh seperti serum. Salah satu serum yang digunakan adalah Fetal Bovine Serum (FBS) . Namun harga FBS tersebut sangat mahal dan harus diimpor dari luar negri serta penerimaanya harus menunggu dengan jangka waktu tertentu. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut maka dapat menggunakan serum sisa hewan coba. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan metode kultur. Media kultur jamur ditambahkan 10% serum FBS, sisa serum hewan coba, diinkubasi 1 sampai 2 jam pada inkubator dengan suhu 370C. Serum sisa hewan coba yang digunakan dengan masa penyimpanan 2, 4 dan 6 bulan, 0 bulan sebagai Kontrol Negatif, FBS sebagai Kontrol Positif. Penyimpanan serum tersebut pada refrigerator dengan suhu -200C. Tujuan dari hibah inovasi laboran adalah adalah memanfaatkan sisa serum hewan coba sebagai alternatif pengganti FBS sebagai media pertumbuhan germ tube pada jamur khususnya jamur Candida albicans. Dengan menggunakan sisa serum hewan coba akan menekan atau mengurangi pengeluran biaya institusi terutama pada pemakaian bahan habis pakai untuk praktikum mahasiswa. Kata kunci: bahan alternatif, germ tube, serum
Pengembangan Mikrokontroler ESP 32 Sebagai Alat Akusisi Data Untuk Monitoring Kinerja Sistem Refrigerasi Dan Tata Udara Sunardi, Sunardi; Nuriyadi, Muhammad
Indonesian Journal of Laboratory Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v8i1.99889

Abstract

Training unit yang ada di laboratorium refrigerasi masih banyak menggunakan pengukuran secara manual. Pengambilan data secara manual sangat tergantung pada pengamatan manusia yang mana keakuratan dan waktu pengambilan data tidak stabil dan tingkat akurasinya rendah. Untuk itu perlu dikembangkan alat akuisisi data  menggunakan mikrokontroler esp32 sebagai pengolah data dengan dilengkapi sensor suhu DS18B20, sensor arus litrik SCT013 dan sensor tegangan ZMPT101B. Dari pengembangan alat ini menghasilkan luaran berupa alat monitoring yang mampu menyimpan data pengukuran secara real time dan akurat untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil analisis diperoleh bahwa pengukuran parameter sistem tata udara dengan menggunakan Akuisisi Data (DAQ ESP-32) menghasilkan pengukuran yang dinamis, lebih akurat dan tepat dibandingkan pengukuran manual. selisih perbedaan parameter berkisar antara 4 sampai dengan 10 persen.