cover
Contact Name
Apriana Vinasyiam
Contact Email
akuakultur.indonesia@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
akuakultur.indonesia@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuakultur Indonesia
ISSN : 14125269     EISSN : 23546700     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Akuakultur Indonesia (JAI) merupakan salah satu sarana penyebarluasan informasi hasil-hasil penelitian serta kemajuan iptek dalam bidang akuakultur yang dikelola oleh Departemen Budidaya Perairan, FPIK–IPB. Sejak tahun 2005 penerbitan jurnal dilakukan 2 kali per tahun setiap bulan Januari dan Juli. Jumlah naskah yang diterbitkan per tahun relatif konsisten yaitu 23–30 naskah per tahun atau minimal 200 halaman.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia" : 8 Documents clear
The Effect of Stocking Density on Nitrification Rate in a Closed Recirculating Culture System Sidik, A.S.; Sarwono, ,; Agustina, ,
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.796 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.47-52

Abstract

ABSTRACTNitrification rate in a closed recirculating water system with different stocking density of common carp (Cyprinus carpio L.) had been observed in the Laboratory of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Science, Mulawarman University.   Fish were cultivated  in rounded tanks with four level of stocking densities i.e. 10, 20, 30 and 40 fish/100 l in a closed recirculting water system, and fed on a commercial pellet given thrice a day at a quantity of 5% from the total body weight of fish per day.  The experiment was designed completely randomized with three replications. Nitrification rate was calculated stoichiometrically through the determination of  ammonia and nitrite oxidation rate. Results showed that in this experiment the ammonia and nitrite oxidation rate, and nitrification rate in a closed recirculating water system was increased with the increasing stocking density of fish.   On the contrary, the growth of fish was decreased with the increasing of stocking density.Key words :  Nitrification rate, stocking density, recirculation system, common carp (Cyprinus carpio L.). ABSTRAKLaju nitrifikasi dalam budidaya sistem resirkulasi air tertutup dengan padat penebaran ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang berbeda telah diamati di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman.  Ikan dipelihara dalam tong plastik dengan empat tingkat padat penebaran, yaitu 10, 20, 30 dan 40 ekor/100 l, dan diberi makan pelet komersial tiga kali sehari dengan jumlah 5 % dari berat badan ikan per hari.  Penelitian ini dirancang secara acak lengkap dengan tiga ulangan.  Laju nitrifikasi dihitung secara stoikiometrik melalui penentuan laju oksidasi amoniak dan nitrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju oksidasi amoniak dan nitrit serta laju nitrifikasi dalam sistem resirkulasi air tertutup meningkat dengan meningkatnya padat penebaran.  Sebaliknya pertumbuhan ikan menurun dengan meningkatnya padat penebaran.Kata kunci :  Laju nitrifikasi, padat penebaran, sistem resirkulasi, ikan mas (Cyprinus carpio L.).
Rearing of Milkfish, Chanos Chanos, in Net Cages at Sea at Various Stocking Densities Sumawidjaja, Kusman; Yusdiana, T.; Effendi, Irzal; Dharmadi, ,
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.661 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.53-56

Abstract

ABSTRACTStocking rate of milkfish, Chanos chanos, from 75 to 225 fish/m3  or from 1,33 to 3,98 kg/m3  did not affect the growth rate, survival rate, feeding efficiency, and final length and weight of fish, each at 2,32%/day, 81,8%, 63,8%, and 185,2 mm and 64,0 g respectively. Final biomass (Y) increased from 3,66 to 12,05 kg/m3 with the increase of stocking rate (X) with Y = 0,056 X-0,45 (p<0,05).Key words :   Milkfish, Chanos chanos, floating net cage, stocking density. ABSTRAKPadat penebaran ikan bandeng, Chanos chanos, dari 75 hingga 225 ekor/m3 atau dari 1,33 hingga 3,98 kg/m3 tidak mempengaruhi laju pertumbuhan, kelangsungan hidup, efisiensi pemberian pakan serta panjang dan bobot ikan akhir, masing-masing dengan rata-rata 2,32%/hari, 81,8%, 63,8%, 185,2 mm dan 64,0 g. Biomasa akhir (Y) meningkat dari 3,66 hingga 12,05 kg/m3 dengan meningkatnya padat penebaran (X) dengan persamaan Y = 0,056 X -0,45 (p<0,05).Kata kunci :  Ikan bandeng, Chanos chanos, keramba jaring apung, padat penebaran
The Role of Bakau Snail, Telescopium telescopium L., as Biofilter in Waste Water Management of Intensive Shrimp Culture Hamsiah, ,; Djokosetiyanto, Daniel; Adiwilaga, E. M.; Nirmala, Kukuh
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.587 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.57-64

Abstract

ABSTRACTThe objective the experiment is to know the role of bakau snail, Telescopium telescopium L., as biofilter for improving waste water quality in shrimp culture.  The experiment was carried out at laboratory scale.  The parameters that observed in this experiment are physical, chemical and biological of waste water.  Growth and survival rate of snail were also observed. Waste water quality measurement was carried out during a week, while the growth and survival rate were measured during two months.  The aquarium of 30x40x40 cm were filled with 30 l of waste water from intensive shrimp culture.  Bakau snail were stocked to the aquarium with density of 0 (control), 6, 9 and 12 snail/aquarium, and these treatment were replicated 3 times.  The result shown that total organic matter (TOM), total ammonia, dissolved oxygen (DO) of waste water, and growth and survival rate of snail were not different between treatment of stocking density, while the biological oxygen demand (BOD), total suspended solid (TSS), nitrite and nitrate were significantly different (pKey words :  Bakau snail, Telescopium telescopium L.,  biofilter, shrimp culture waste water. ABSTRAKPercobaan ini bertujuan untuk mengkaji peranan keong bakau, Telescopium telescopium L., sebagai biofilter terhadap perbaikan mutu air limbah budidaya tambak udang intesif.  Pertumbuhan dan kelangsungan hidup keong bakau juga dikaji.  Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium.  Pengamatan kualitas air fisika, kimia dan biologi air limbah budidaya tambak dilakukan selama seminggu, sedangkan pertumbuhan keong dilakukan selama 2 bulan.  Wadah percobaan yang digunakan adalah akuarium ukuran 30x40x40 cm dan diisi air sebanyak 30 liter yang berasal dari buangan budidaya udang intensif di tambak.  Perlakuan percoban berupa padat tebar keong bakau dalam akuarium yaitu: 0 (tanpa keong), 6, 9 dan 13 ekor/akuarium, dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa respon peubah kadar bahan organik total (TOM), amoniak total, oksigen terlarut (DO) dalam air limbah, serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup keong bakau tidak berbeda antar perlakuan kepadatan, sedangkan BOD5, padatan tersuspensi total (TSS), nitrit dan nitrat berbeda nyata (pKata kunci :  Keong bakau, Telescopium telescopium L., biofilter, air limbah budidaya udang.
Phenotype of the First Gynogenesis Generation of Koi Alimuddin, ,; Sumantadinata, K.; Hadiroseyani, Yani; Irawan, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.035 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.65-68

Abstract

ABSTRACTThis experiment was conducted to study phenotype of F1 koi that obtained from gynogenesis at the Laboratory of Fish Genetic and Breeding, Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University (IPB). Females koi used for this experiment were kohaku (white-red), hi-utsuri (red-black), and shiro-bekko (white-black); whereas males used kohaku, hi-utsuri, and shiro-bekko. Analysis on body coloration of fish was carried out at three months old. Results showed that gynogenesis from kohaku produced three types of koi, those were white koi, red koi and kohaku, and hi-utsuri produced red koi, black koi and hi-utsuri. Meanwhile, shiro-bekko by gynogenetic technique produce seven types of koi; those were white, red, black, kohaku, shiro-bekko, hi-utsuri and sanke (white-red-black koi). Survival rate of gynogenetic koi was lower then normal might be due to inbreeding stress.Key words :  Gynogenesis, phenotype, koi fish (Cyprinus carpio). ABSTRAKStudi tentang fenotip keturunan pertama ikan koi hasil ginogenesis telah dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Ikan koi betina yang dipakai adalah kohaku (putih-merah), hi-utsuri (merah-hitam) dan shiro-bekko (putih-hitam), sedangkan jantannya adalah kohaku, hi-utsuri, dan shiro-bekko. Analisis warna pada ikan dilakukan setelah ikan berumur tiga bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ginogenesis pada ikan kohaku menghasilkan tiga jenis ikan koi, yaitu koi putih, koi merah dan kohaku; pada ikan hi-utsuri dihasilkan ikan koi merah, koi hitam dan hi-utsuri. Sementara itu, teknik ginogenesis untuk ikan koi putih-hitam dihasilkan tujuh macam jenis ikan koi, yaitu koi putih, koi merah, koi hitam, kohaku, hi-utsuri, siro-bekko dan sanke (putih-merah-hitam). Tingkat kelangsungan hidup ikan ginogenetik lebih rendah daripada kontrol normalnya.Kata kunci :  Ginogenesis, fenotip, ikan koi (Cyprinus carpio)
Sex Reversal on Congo Tetra Fish (Micraleptus intterruptus ) Larvae Arfah, Harton; Alimuddin, ,; Sumantadinata, K.; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.65 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.69-74

Abstract

ABSTRACTExperiment was performed to assess the effect of 17a-methyltestosterone (MT) treatment on Congo tetra fish larvae.  To evaluate the optimal pattern of MT treatment, three different treatments were administrated.  Three months old larvae were submerged in three different doses of MT; 1, 2 and 4 mg/l.  These studies showed that the highest percentage of male fish was obtained by 4 mg/l MT treatment, 87,17%.  The 2 mg/l and 1 mg/l MT treatments obtained 77,53% and 69,86% male respectively, two times higher than control, 38,96%.  On the other hand, the 4 mg/l MT treatment also resulted the highest percentage of hermaphrodite fishes, 17,58%.  The highest survival rate was shown by 1 mg/l MT treatment, 62,77% and the lowest was shown by the 4 mg/l MT treatment, 47,20%.  The highest rate of fish length and weight was shown by the 4 mg/l MT treatment, 4,4 cm and 1,65 gram respectively.  These findings suggest that MT treatment offers an advantage in growth of  tetra Congo larvae. Key word :  Sex reversal, methyltestosterone, Congo tetra fish, Micraleptus intterruptus. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman larva di dalam larutan hormon 17a-metiltestosteron pada dosis 1, 2 dan 4 mg/l larutan.  Persentase tertinggi ikan jantan dihasilkan  oleh perlakuan 4 mg/l, yaitu 87,17%.  Perlakuan 2 mg/l dan 1 mg/l masing-masing menghasilkan 77,53% dan 69,86% sedangkan kontrol menghasilkan 38,96% jantan.  Efek lain dari perlakuan MT ini adalah hermafroditisme.  Perlakuan 4 mg/l menghasilkan persentase hermafrodit tertinggi yaitu 17,58%, sedangkan pada kontrol kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan 1 mg/l (62,77%) dan terendah pada perlakuan 4 mg/l (47,20%).  Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh dosis hormon terhadap kelangsungan hidup ikan.  Pengukuran bobot dan panjang ikan pada setiap perlakuan menunjukkan nilai tertinggi dihasilkan oleh perlakuan 4 mg/l  yaitu 1,65 gram dan 4,40 cm.  Hal ini diduga bahwa hormon MT merangsang pula pertumbuhan ikan.Kata kunci :  Pergantian kelamin, metiltestosteron, ikan tetra Kongo, Micraleptus intterruptus.
The Effect of Dietary Vitamin E (-Tocopherol) Level on the Lipid, Essensial Fatty Acid Level and the Hatching Rate of Catfish, Clarias batrachus Linn. Mokoginta, I.; Syahrizal, ,; Jr., M. Zairin
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.231 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.75-80

Abstract

This experiment was conducted to evaluate the dietary level of vitamin E (a-tocopherol) on the lipid, essential fatty acid level and the hatching rate of catfish, Clarias batrachus Linn. Five experimental diets with isoenergy and isonitrogen, but different vitamin E (a-tocopherol) level were used in this experiment. Dietary vitamin E levels are 18, 114, 210, 308 and 416 mg/kg diet respectively.  Fish with body weight of 18,55 a 5,11 g per fish, fed on the experimental diets at satiation, for six months.  The vitamin E, the lipid and the n-6 and n-3 fatty acid level of egg increase as the dietary vitamin E level of broodstock diet increase. However, the ratio of n-6/n-3 fatty acid of egg produced  by treatment 210 mg vitamin E/kg diet was higher than that of other treatments, which finally produced the highest hatching rate of egg (p<0,05).Key words : Vitamin E (a-tocopherol), reproduction, catfish (Clarias batrachus Linn.)
Increasing Thai Catfish's Immunity (Pangasius hypophthalmus Fowler) Using Ascorbic Acid Ilmiah, ,; Dana, D.; Pasaribu, F. H.; Affandi, R.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.629 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.81-86

Abstract

ABSTRACTAn experiment to determine Thai catfish's (Pangasius hypophthalmus Fowler) immunity was carried out using different levels of ascorbic acid (0, 1.000, 2.000 and 3.000 mg/kg feed).  Fish of 15-20 g in weight were kept in aquaria for 6 weeks with density of 15 fish/aquaria.  Feed was given at 5-10 % of total biomass with frequency of three times a day.  The blood sampling was taken every week and the challenge test with Aeromonas hydrophila (106cells/mm3) injection intramuscular was done on the 30th day.   The result of this experiment shown that feed with ascorbic acid of 2.000 mg/kg was elevated the cellular responses such as: leucocyte total (34.850 cels/mm3), differential of leucocyte (lymphocyte: 72,2%, monocyte: 8,0%, neutrophyl: 7,8%), phagocytic index (13%) and humoral response (titre antibody: 0.829 serum aglutination unit), which at the same time proves high level of survival rate against the artificial injection using A. hydrophila. Key words :  Ascorbic acid, fish immunity, Thai catfish, Pangasius hypophthalmus.   ABSTRAK Suatu penelitian telah dilakukan di laboratorium dengan menggunakan ikan jambal Siam (Pangasius hypophthalmus Fowler) untuk melihat tingkat kekebalan ikan dengan menambahkan vitamin C pada pakan (0, 1.000, 2.000 dan 3.000 mg/kg pakan).  Ikan jambal Siam ukuran 15-20 g dipelihara dalam aquarium selama 6 minggu dengan kepadatan 15 ekor/wadah.  Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari sebanyak 5-10% dari bobot biomasa, pengambilan contoh darah dilakukan setiap minggu dan uji tantang dilakukan pada hari ke-30 dengan bakteri Aeromonas hydrophila (106 sel/mm3) secara intramuskular.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin C sebanyak 2.000 mg/kg pakan menyebabkan meningkatnya respon seluler antara lain: total lekosit (34.850 sel/mm3), jenis lekosit (limfosit: 72,2%, monosit: 8,0%, netrofil: 7,7% dan trombosit: 17,6%) indeks fagositik 13% dan respon humoral (titer antibodi: 0,829 unit serum aglutinasi).  Kelangsungan hidup ikan jambal Siam dengan respon seluler demikian mencapai 100%. Kata kunci :  Vitamin C, imunitas ikan, ikan jambal Siam, Pangasius hypophthalmus.
Immunostimulan on Aquatic Organisms Alifuddin, M.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.049 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.87-92

Abstract

-

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2002 2002


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 2 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 1 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 2 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 2 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 1 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 2 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 2 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 1 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 2 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 1 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 2 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 1 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 2 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 1 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 2 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 1 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 2 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 2 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 1 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 12 No. 2 (2013): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 12 No. 1 (2013): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 11 No. 2 (2012): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 11 No. 1 (2012): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 2 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 2 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 2 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 1 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 2 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 1 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 2 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 6 No. 1 (2007): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 2 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 1 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 4 No. 2 (2005): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 4 No. 1 (2005): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 3 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 2 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 1 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 2 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 1 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 3 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 1 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia More Issue