cover
Contact Name
Sulistiono
Contact Email
ecep_s@apps.ipb.ac.id
Phone
+6281317011347
Journal Mail Official
jurnalfpik.ipb@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Jalan Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
ISSN : 20874871     EISSN : 25493841     DOI : https://doi.org/10.24319
Tujuan Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan yaitu menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi perikanan dan kelautan antara lain: teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja kelautan, akustik dan instrumentasi, teknologi kapal perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan, teknologi budidaya perikanan, bioteknologi kelautan, teknik manajemen pesisir dan kelautan, teknik manajemen lingkungan perairan, dan sosial ekonomi perikanan dan kelautan.
Articles 324 Documents
HUBUNGAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS UTAMA DI PERAIRAN LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT MODIS Ega Putra; Jonson Lumban Gaol; Vincentius P. Siregar
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.748 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.1-10

Abstract

This research aims to study spatial and temporal variation of chlorophyll-a concentration and sea surface temperature as well as his relationship with pelagic fish catches in Java Sea. The results showed in 2006th-2010th sea surface temperaturerice occurs by 1°C which monthly average range between 27,9°C – 31,4°C. Sea surface temperature are relatively higher in transitional seasons compared to west season and east season. Chlorophyll-a concentration in area of research ranging from 0,22 mg/m³- 1,15 mg/m³. Chlorophyll-a concentration value each month fluctuates follow wind of progress. Maximum value of chlorophyll-a concentration happening in wesh season and minimum value occurs in transitional season 2. Layang scad, banyar fish and eastern little tuna has a negative response to sea surface temperature especially in east season. As for sardine fish and fringescalle sardine show absence of a direct relationshop between sea surface temperature with CPUE value catches. Sardine fish and fringescalle sardine show any positive response to rising chlorophyll-a concentration, while for layang scad, banyar fish and eastern little tuna an increase value of chlorophyll-a concentration does not have a direct impact on rising CPUE value of third type of this fish.
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PANTAI BARAT DAYA PULAU TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA Abdul Motalib Angkotasan; I Wayan Nurjaya; Nyoman M.N. Natih
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.535 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.11-22

Abstract

Research is a Shoreline Change Analisis along the South West Coast Ternate Island, North Molucas Province. This study aims to assess the shoreline changes from 2001 to 2011. The research was motivated by the reality on the Southwest Coast Ternate Island, accured abrasion and sedeimentasi to residential areas. There has been no comprehensive study on the extent of shoreline change is happening, and what are the factors that cause these changes. The purpose of this study was to analyze shoreline changes that occur in the Southwest Coast Ternaet island. Shoreline change analysis is done using two approaches that use DHI MIKE LITPACK models and digitized images using Landsat 7 ETM+. The results of image analysis used as a benchmark to validate the model output DHI MIKE LITPACK. Mixed model analysis results collated with the results of image analysis showed patterns of changes in the contour of the same coastline. Based on the analysis model, showed the highest abrasion occurs distasiun C (Sasa Coast) as far as 83.67 m and sedimentation occurred at station B as far as 45.69 m, based on the results of image analysis the highest abrasion occurred at station C of 27.14 m and sedimentation occurred at station E of 24.09 m . The amount of abrasion and sedimentation is affected by wave action that occurs and sand mining activities by the community in Southwest coast of the island of Ternate.
KOMPONEN FITOKIMIA DAN TOKSISITAS SENYAWA BIOAKTIF DARI LAMUN ENHALUS ACOROIDES DAN THALASSIA HEMPRICHII DARI PULAU PRAMUKA, DKI JAKARTA Citra S.U. Dewi; Dedi Soedharma; Mujizat Kawaroe
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.407 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.23-27

Abstract

Beberapa penelitian mengenai kandungan bioaktif telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar lamun. Sehubungan dengan kandungan senyawa bioaktif yang terkandung dalam Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii yang kaya dan potensial sebagai bahan kecantikan, obat, dan bidang farmasi lain, maka perlu dilakukan observasi mengenai komponen fitokimia dan tingkat toksisitasnya. Penelitian ini melaporkan golongan senyawa kimia yang terkandung dalam Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dari Pulau Pramuka, DKI Jakarta serta tingkat toksisitasnya. Uji fitokimia yang dilakukan menunjukkan ekstrak Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii mengandung senyawa bioaktif dari jenis flavonoid, alkaloid, dan steroid. Uji toksisitas dengan metode BSLT yang dilakukan menunjukkan ekstrak metanol Enhalus acoroides bersifat sangat toksik dengan nilai LC50 5,74 ppm, sedangkan ekstrak n-heksana Enhalus acoroides bersifat tidak toksik ditunjukkan dengan nilai LC50 1309,42 ppm.
KERAGAMAN LAMUN DI TELUK BANTEN, PROVINSI BANTEN Citra Satrya; Muhammad Yusuf; Muhandis Shidqi; Beginer Subhan; Dondy Arafat
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.452 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.29-34

Abstract

Seagrass ecosystem is one distinguish component, which has an important role in tropical ecology. Seagrass also known as a potential organisms that contain bioactive compounds as raw material for medicine, so its distribution is important to be analyzed. The aim of this study were to provided information about distribution, diversity, density, and percent cover of seagrass in Banten Bay. This study was conducted by Line Intercept Transect (LIT) method at three station. There are five species of seagrass that were found in Banten Bay, namely: Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, dan Thalassia hemprichii. The highest density of seagras found at Tunda Island (193 individu/m2), and the lowest found at Panjang Island (44 individu/m2). The highest percent cover of seagrass found at Kalih Island (90%), while the lowest found at Panjang Island (62.5%). Enhalus acoroides is the most dominant species of seagrass that found on Banten Bay. The percent cover of seagrass inform that seagrass ecosystem in Banten Bay relatively healthy/wealthy.
PENGARUH CAHAYA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN KARANG LUNAK LOBOPHYTUM STRICTUM (OCTOCORALIA: ALCYONACEA) HASIL TRANSPLANTASI PADA SISTEM RESIRKULASI Beginer Subhan; Dedi Soedharma; Dondy Arafat; Hawis Madduppa; Fadillah Rahmawati; Ayu Ervinia; Aditya Bramandito; Denny Khaerudi; Ahmad Taufik Ghozali
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.925 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.35-42

Abstract

The current research was conducted to investigate the effect of light on growth of soft coral Lobophytum strictum. This species was transplanted and reared in two different ponds, uncovered pond (with light penetration) and covered pond (no light penetration. A total of 16 coral fragments was placed on each pond. Both, the survival rate and the growth rate were significantly different on the effect of light (P<0.05). The soft coral on the uncovered pond was survive up to 12 weeks (100%), followed with increased length (from 5,95 to 10,04 cm) and width (from 5,27 to 6,84 cm) of the transplanted coral fragments. Conversely, the soft coral in the covered ponds showed survival rate of 62,5% (up to 8th week), with decreased length (from 8,25 to 5,25 cm) and width (from 9,14 to 4,86 cm) of each fragments during the period of study.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI KECAMATAN CIJULANG DAN PARIGI, CIAMIS, JAWA BARAT Afwan Syaugy; Vincentius P. Siregar; Risti Endriani Arhatin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.76 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.43-56

Abstract

Pemilihan lokasi tambak yang salah akan menimbulkan masalah, diantaranya adalah meningkatkan biaya konstruksi, operasional, dan dapat menimbulkan masalah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan tambak udang dengan mempertimbangkan perencanaan sempadan pantai dan sempadan sungai di Kecamatan Cijulang dan Parigi. Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan tambak yang ada di lokasi tersebut. Parameter yang diperhitungkan dan dianalisis adalah: penggunaan lahan; tekstur tanah; jenis tanah; kelerengan lahan; jarak dari sungai; jarak dari pantai; pH air; dan salinitas. Hasil analisis spasial tersebut kemudian ditambahkan faktor pembatas sempadan sungai dan pantai sehingga luas tambak udang seluruhnya yang sebesar 23,8 ha terbagi menjadi tiga kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai sebesar 11,7 ha (49,0%); sesuai sebesar 1,0 ha (4,3%); dan tidak sesuai sebesar 11,1 ha (46,6%). Tidak terdapat tambak di area sesuai bersyarat. Tambak yang eksis di wilayah ini hampir seluruhnya berada pada wilayah yang seharusnya menjadi sempadan sungai. Agar tercipta pengelolaan tambak yang lestari, perlu adanya kerjasama yang baik antara pengelola tambak dengan pemerintah.
PENGARUH LAMA MELAUT DAN JUMLAH HAULING TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA PERIKANAN GILLNET SKALA KECIL DI PEKALONGAN JAWA TENGAH Eko Sri Wiyono
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.836 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.57-64

Abstract

Tingginya kompetisi antar nelayan mengakibatkan hasil tangkapan nelayan semakin menurun. Untuk menjamin kelangsungan kegiatan penangkapannya, nelayan melakukan berbagai macam strategi diantaranya adalah menambah lama trip penangkapan ikan di laut dan menambah jumlah hauling. Untuk mengkaji dampak kedua faktor tersebut telah dilakukan penelitian perikanan gillnet skala kecil (<10GT) di PPN Pekalongan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa lama trip penangkapan ikan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan baik secara total maupun per species. Meskipun berlayar menangkap ikan lebih lama, ternyata berdasarkan penelitian ini tidak mempengaruhi harga ikan. Disisi yang lain hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah atau frekuensi hauling ternyata tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan baik secara total atau per species.
PERUBAHAN STRATEGI OPERASI PENANGKAPAN IKAN NELAYAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Eko Sri Wiyono; Tasrif Kartawijaya
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.622 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.65-73

Abstract

Reef fishery is one of the main activities of fishermen in the tropic area. Changing of economy and ecology has resulted in changes in revenue and operating strategies of fishing. Fishermen have used a variety of strategies to maintain their activity. To examine this problem, we conducted the reseach in Karimunjawa, Central Java. The results of this study suggest that fish composition, fishing gear productivity and fishing gear which used by fishermen have changed over the period 2003 - 2005 and from 2009 to 2011. When during period of 2003 - 2005 fising trip of gear was dominated by muroami, then in the period 2009 - 2011 fishing trip dominated by speargun (arrows). These changes, thought to be caused by changes in market demand especially yellow tail (Caesio sp), the fishing operations cost and catches both in number and composition of fish.
ALGORITMA UNTUK DETEKSI TUMPAHAN MINYAK DI LAUT TIMOR MENGGUNAKAN CITRA MODIS Muhammad Sudibjo; Vincentius P. Siregar; Jonson Lumban Gaol
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.41 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.4.41-62

Abstract

Tumpahan minyak di Laut Timor yang terjadi pada tahun 2009 telah menyebarkan minyak seluas 10.842.81 km2. Tumpahan minyak ini berhasil dideteksi oleh satelit Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan hasil deteksi tumpahan minyak dari beberapa algoritma dengan citra menggunakan citra MODIS dan melihat perbedaan visual yang dihasilkan. Algoritma yang digunakan adalah Oil Spill Index, Fluorescence Index, Principal Component Analysis (PCA), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Visualisasi tumpahan minyak yang terlihat pada citra MODIS dengan algoritma oil spill indeks dan fluorescence index lebih cerah dibandingkan dengan badan air disekitarnya dan juga memiliki nilai piksel lebih tinggi, sedangkan visualisasi minyak menggunakan algoritma PCA dan NDVI lebih gelap dibandingkan dengan badan air disekitarnya dan juga memiliki nilai piksel yang lebih rendah. Hasil uji akurasi yang dilakukan terhadap algoritma oil splill index, fluorescence index, PCA, NDVI berturut-turut sebagai berikut 41%, 46%, 41%, dan 60%
TINGKAT KETERGANTUNGAN NELAYAN GILLNET DI KARANGaSONG, KABUPATEN INDRAMAYU TERHADAP SUMBERDAYA IKAN Iin Solikhin; Eko Sri Wiyono; Akhmad Solihin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.167 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.4.63-71

Abstract

Ketergantungan nelayan terhadap sumberdaya ikan pada umumnya memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya diversifikasi pekerjaan sebagai sumber pendapatan alternatif saat ikan susah didapatkan. Namun untuk melakukan diversifikasi pekerjaan tersebut, maka perlu dilihat terlebih dahulu tingkat ketergantungan nelayan terhadap sumberdaya ikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan perikanan gillnet di PPI Karangsong, (2) menganalisis tingkat ketergantungan nelayan gillnet di PPI Karangsong terhadap sumberdaya ikan. Perhitungan tingkat ketergantungan menggunakan Multi Cryteria Analysis dengan kriteria yang digunakan yaitu jumlah keluarga, alokasi waktu, pendapatan, dan pengeluaran. Perikanan gillnet di PPI Karangsong didominasi oleh kelompok gillnet 0-10 GT. Kapal gillnet < 25 GT masih menggunakan es, sedangkan kapal ≥ 25 GT menggunakan freezer. Tingkat ketergantungan nelayan gillnet 0-20 GT terhadap sumberdaya ikan lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan gillnet > 20 GT.

Page 9 of 33 | Total Record : 324