cover
Contact Name
Alfredo Tutuhatunewa
Contact Email
alfredo.tutuhatunewa@fatek.unpatti.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
ale2021@fatek.unpatti.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon - 97233
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
Archipelago Engineering
Published by Universitas Pattimura
ISSN : 26203995     EISSN : 27987310     DOI : https://doi.org/10.30598/ale
Core Subject : Engineering,
Prosiding “Archipelago Engineering” adalah prosiding yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Pattimura, sebagai sarana publikasi hasil Seminar Nasional "Archipelago Engineering (ALE)", yang merupakan dari hasil penelitian, studi kepustakaan dan sharing dalam bidang teknik mesin, teknik industri dan teknik kelautan serta teknik sipil dan perencanaan wilayah. Prosiding ini memuat artikel yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya yang berupa artikel hasil penelitian ataupun penelitian terapan, artikel telaah yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Informasi tentang pedoman penulisan artikel dan prosedur pengiriman artikel terdapat pada setiap penerbitan. Semua artikel yang masuk akan melalui “peer-review process”. Artikel dipublikasikan pada Prosiding, setelah memenuhi persyaratan sesuai pedoman penulisan artikel dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional ALE. Prosiding ini diterbitkan dalam setahun sekali.
Articles 182 Documents
MEMPREDIKSI HARGA JUAL RUMPUT LAUT KERING PADA TINGKAT PETANI DENGAN DATA MINING Wilma Latuny
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.186-199

Abstract

Abstrak Eucheuma cotonii sebagai salah satu jenis rumput laut kering cottonii (Dried Euchema Seaweed (DES)) adalah salah satu komoditas perikanan budidaya utama di Indonesia. Petani lokal menanam, memanen, dan mengeringkan rumput laut, dan kemudian menjualnya ke pedagang. Harga jual rumput lauttergantung pada faktor internal dan eksternal. Untuk memaksimalkan keuntungan mereka, para petani harus memperkirakan perkembangan harga di masa mendatang dengan menggunakan faktor-faktor ini. Penelitian ini menyajikan metode berbasis data baru untuk memperkirakan harga DES di masa depan untuk membantu petani dalam membuat prediksi tersebut. Dalam metode kami , kami menerapkan data mining untuk tugas memprediksi harga jual rumput laut pada saat penjualan, delapan minggu ke depan. Algoritma data mining, yaitu, penggolong, membutuhkan atribut sebagai inputnya. Dalam percobaan kami, kami mengidentifikasi tiga faktor internal dan tiga faktor eksternal sebagai atribut masukan. Atribut internal faktor yang digunakan adalah: harga DES terkini, kadar kebersihan dari DES, dan kadar air dari DES. Tiga eksternal-faktor atribut semua berhubungan dengan cuaca dan suhu minimum, suhu maksimum, dan curah hujan yang. Semua atribut yang diukur setiap hari di hari d. Output dari classifier adalah prediksi, klasifikasi biner yang menunjukkan apakah rumput laut harga jual pada waktu d ditambah delapan minggu lebih besar atau lebih kecil dari harga pada saat itu d.
IMPLEMENTASI EKOTEOLOGI DALAM PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT DI PASAR ARUMBAI AMBON Imelda Ch Poceratu
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.200-208

Abstract

Abstrak Dewasa ini krisis ekologi merupakan tantangan global umat manusia pada awal abad 21 yang belakangan telah marak diperbicangkan. Pemerintah dan masyarakat dunia, dimanapun berada, merasakan keprihatinan mendalam mengenai krisis lingkungan ini. Karena krisis tersebut meliputi seluruh sistem ekologi alami di bumi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan manusia; seperti udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, air yang kita minum, termasuk sistem organ di dalam tubuh kita. Krisis lingkungan yang secara ilmiah-filosofis disebut krisis ekologi ini merupakan refleksi krisis spiritual manusia modern yang telah menghilangkan Tuhan dalam hubungannya terhadap alam. Kesalahpahaman dan kegagalan manusia dalam memahami hakikat serta realitas alam menyebabkan sikap eksploitatif terhadapnya. Dalam setiap kegiatan pembangunan akan menimbulkan dampak yang dapat mempengaruhi ekosistem. Kebanyakandampak yang terjadi adalah dampak negative. Salah satu dampak negative yang terjadi yaitu pencemaran laut yang diakibatkan oleh sampah plastic. Karena itu, manusia seharusnya menyadari tanggungjawabnya sebagai mandataris Allah di dunia agar dapat melestarikan alam.
KAJIAN KUALITAS KELAS AWET LIMBAH BATANG KULIT POHON SAGU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF BANGUNAN KAPAL Fella Gaspersz; Abdul Djabar Tianotak; Ruth P Soumokil
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.248-251

Abstract

Abstrak Pemanfaatan kayu untuk keperluan struktur dalam jumlah besar dengan kualitas tinggi semakin sulit diperoleh. Hal ini menyebabkan harga kayu untuk keperluan material kapal sangat tinggi. Sehingga diperlukan material alternatif dalam membangun kapal kayu. Potensi Pohon Sagu sebagai sumberdaya alam lokal di Maluku oleh masyarakat lokal masih sebatas memanfaatkan pati sagunya sebagai bahan makan pokok dan daunnya sebagai atap rumah. Batang Kulit Pohon Sagu sejak jaman primitif telah digunakan pada kapal yang sederhana atau bagian interior konstruksi kapal namun material ini belum dikaji secara teknik., sedangkan Batang Kulit Pohon Sagu tidak dimanfaatkan dan dibiarkan sebagai limbah hasil pengolahan sagu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas kelas awet limbah Batang Kulit Pohon Sagu sebagai material alternatif bangunan kapal. Hasil analisa sifat kimia dari material Limbah Batang Kulit Pohon Sagu diperoleh nilai rata-rata kadar air berkisar antara 5,13% - 6,89%, Rata-rata Berat Jenis material Limbah Batang Kulit Pohon Sagu berkisar antara 0,75 kg/m3 – 0,95 kg/m3. Penentuan kelas awet yang dilakukan dengan menggunakan prosedur standar SNI 01-7207-2006 tentang uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu dilaut.
PEMILIHAN ALTERNATIF BAHAN BAKAR MESIN PEMBANGKIT PLTD MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING Billy J Camerling
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.261-268

Abstract

Abstrak Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) atau solar. Dengan digunakannya bahan bakar konvensional selain dilihat dari sisi kadar polusi pada gas buang kemungkinan pembangkit ini sulit untuk dioperasikan di masa mendatang dikarenakan persediaan minyak bumi dunia yang semakin menipis. Selain itu pasar minyak dunia yang tidak stabil menjadikan bahan bakar utama PLTD ini semakin mahal. Padahal di sisi lain, PLN dipaksa untuk menjual energi listrik dengan harga yang murah dan ramah lingkungan. Apabila hal ini tidak diantisipasi maka PLN akan mengalami kerugian serta mendapat label sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Saat ini PLTD Namlea dihadapkan terhadap lima pilihan alternatif bahan bakar. Penelitian ini mencoba untuk menganalisa keputusan pemilihan alternatif bahan bakar menggunakan metode Value Engineering sehingga bahan bakar terpilih merupakan alternatif bahan bakar terbaik yang digunakan PLN khususnya PLTD Namlea dalam proses produksi energi listrik. Dari ke lima pilihan alternatif bahan bakar tersebut, alternatif bahan bakar terpilih adalah alternatif ke 4 yaitu Penggunaan Bio Solar (B20) + Thermol D yang memiliki performansi 58.2249387440 dan value 1.13270657 atau lebih unggul dari alternatif awal (Campuran HSD dan Bio Solar) serta terbukti dapat menurunkan biaya pokok produksi sebesar Rp. 54,- per kWh dan subsidi pemerintah sebesar Rp. 1.229,- per kWh dari alternatif awal yang sedang digunakan saat ini.
POTENSI PENINGKATAN EFISIENSI KAPAL MASA DEPAN: TINJAUAN ASPEK DESAIN DAN OPERASIONAL KAPAL I Ketut Aria Pria Utama
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.1-15

Abstract

Fenomena kerusakan lingkungan seperti emisi gas rumah kaca, polusi, sibakan gelombang (wash) dan kebisingancenderung meningkat. Masalah lingkungan ini ditinjau dari faktor ekonomi, seperti kenaikan biaya kebutuhan bahanbakar, merekomendasikan usaha untuk meminimalkan kebutuhan daya dorong kapal.Berbagai metode dan perangkat untuk mengurangi daya dorong ditinjau dan dibahas. Metode yang palingmenguntungkan, dari sudut pandang yang layak dan praktis, diidentifikasi dan diukur. Ditemukan bahwa potensipengurangan pada hambatan bentuk lambung yang ada relatif kecil, namun pengoptimalan interaksi lambung,baling-baling dan kemudi menawarkan prospek perbaikan yang sangat menjanjikan. Potensi penghematan terbesarpada daya yang timbul adalah dari strategi optimasi strategi operasional seperti pemilihan desain trim, kecepatan danrute berdasarkan cuaca.Potensi konflik kepentingan saat mempertimbangkan persyaratan ekonomi dan lingkungan diselidiki dandidiskusikan. Metodologi dan prosedur perancangan yang sesuai, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi danlingkungan, disarankan untuk merancang kapal masa depan.
KARAKTERISASI BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN Akhmad Basuki Widodo
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.16-25

Abstract

Penggunaan bambu dibidang konstruksi sampai saat ini masih sangat terbatas dan hanya digunakan pada struktur ringan. Pengembangan penggunaan bambu dibidang struktur, khususnya dibidang pembangunan kapal, dapat dikatakan masih belum tersentuh. Dengan adanya teknologi laminasi dan dengan perlakuan tertentu, diharapkan pemanfaatan bambu dapat diperluas pada penggunaan struktur dan dibidang perkapalan, khususnya kapal non baja. Dari hasil penelitian dan pengujian ditunjukkan bahwa komposit kayu jati dan/atau bambu betung mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan kayu jati yang selama ini digunakan sebagai bahan pembangunan kapal kayu. Sebagai bahan pembangunan kapal kayu, komposit bambu mempunyai kerapatan (density) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu jati solid dan komposit lainnya. Kerapatan bahan sangat berpengaruh terhadap berat kapal yang akhirnya akan berpengaruh pula terhadap ruang muat (palka), kecepatan kapal dan kebutuhan bahan bakar. Tetapi komposit kayu jati dan bamboo betung dengan jumlah lapisan 5 dengan komposisi kayu jati-nya 2/3 dari keseluruhan, mempunyai kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kayujatin solid. Secara keseluruhan, sifat mekanis komposit kayu jati dan bambu betung lebih baik dibandingkan dengan kayu jati solid, rata-rata kenaikan kekuatannya mencapai 40 %.Pengaruh ruas bambu terhadap kekuatan bending dan tarik (tension) dibandingkan tanpa ruas, kekuatannya menurun sekitar 10 persen tergantung dari jumlah lapisan dan jenis kayu. Tetapi dengan jumlah lapisan dan jenis kayu yang sama, maka komposit bambu dengan kayu jati mempunyai tingkat penurunan yang paling kecil (+ 7,35 persen).Ketahanan komposit kayu jati dan/atau bambu betung terhadap beban bergerak, komposit bambu mempunyai ketahanan terhadap beban dinamis yang paling baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekuatan sisa (residual strength) yang masih tinggi. Sesuai dengan regulasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk Ketentuan Kapal Kayu, maka komposit kayu jati dan bambu betung memenuhi persyaratan bahan untuk bahan pembangunan kapal non baja.Disain kapal dengan menggunakan bahan utama komposit bambu dengan ukuran 5 gross tonnage (GT) dengan ukuran utama (principal dimension) panjang secara keseluruhan (LOA) = 9.47 meter, lebar kapal (B) = 2.80 meter dan tinggi badan kapal (D) = 1.20 meter. Kecepatan 8.0 knot dengan waktu operasi (endurance) selama 3 hari dengan 4 personil. Mesin yang digunakan 52 kW dengan ruang muat ikan sebesar 4.00 m3.
APLIKASI HELMHOLTZ RESONATOR DENGAN VARIASI JUMLAH MONONECK DALAM ARAH LONGITUDINAL PADA INLET MANIFOLD MOTOR DIESEL SUPERCHARGING 4 TAK Mesak F. Noya; Abdul Hadi
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.26-30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Circular Helmholtz Resonator dengan variasi jumlah Mononec pipa kapiler terhadap Supercharging yang digerakan elektromotor. Penelitian eksperimenal ini dilakukan dengan 6 variasi Mononeck yang dipasang secara longitudinal up side down. Piezotronics, National Instrument dan Matlab digunakan untuk mengakuisisi data menjadi lebih akurat. Hasil pengukuran selisih rata-rata tekanan output dan input menyatakan bahwa Circular Helmholtz Resonator berpengaruh terhadap tekanan udara keluaran yang merupakan tekana udara input motor diesel.
ANALISIS PENGARUH MODEL SAMBUNGAN TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR AKIBAT GETARAN MESIN INDUK PADA KAPAL KAYU DENGAN METODE EXPERIMENTAL MODAL ANALYSIS DAN SIMULASI Debby R. Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.31-37

Abstract

Mesin induk pada kapal yang beroperasi menghasilkan getaran. Getaran yang dihasilkan diteruskan ke struktur pondasi mesin melalui kanal dan balok pondasi. Getaran sisa akan diteruskan ke struktur konstruksi di daerah kamar mesin. Distribusi beban dinamis pada konstruksi dipengaruhi oleh kondisi sambungan-sambungan yang ada. Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata maka sambungan konstruksi di daerah kamar mesin harus kaku atau terikat dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi amplitude yang terjadi pada titik-titik sambungan dengan melakukan analisa terhadap karakteristik getaran pada model sambungan di daerah kamar mesin struktur kapal kayu. Penelitian ini juga ingin membuktikan bahwa resonansi lokal dapat diatasi dengan memperbaiki model sambungan dan melalui peningkatan nilai kekakuan sambungan. Penelitian ini fokus pada 4 model sambungan. Penelitian awal difokuskan pada eksperimen model sambungan. Uji defleksi dilakukan untuk memperoleh nilai elastisitas dan kekakuan material. Kemudian dilakukan Uji eksitasi. Pemodelan sambungan dilakukan dengan bantuan simulasi. Kemampuan masing-masing model sambungan dalam mendistribusikan beban dinamis terlihat melalui nilai amplitude yang terjadi. Sedangkan pola defleksi dapat diperoleh dengan menganalisa mode shape masing-masing model sambungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model sambungan berpengaruh pada nilai amplitude yang terjadi pada sistem. Pada penggunaan alat sambung yang sama, masing-masing model menghasilkan amplitude yang berbeda.
KAJI KAPASITAS PENDINGINAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ES DALAM KEMASAN PLASTIK Rikhard Ufie; Roy R Lekatompessy
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.243-247

Abstract

Abstrak Kaji eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan massa es dan ikan terhadap karakteristik perubahan suhu penyimpanan ikan dalam coolbox.; kapasitas pendinginan ikan; besar massa es yang tersisa pada akhir proses penyimpanan. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa semakin meningkatnya massa es yaitu untuk perbandingan massa ikan dan es sebesar 3:1, 2:1, 1:1, maka akan semakin meningkat laju pendinginan yakni sebesar, 0,061; 0,062 dan 0,123 oC/menit, semakin rendah suhu pendinginan ikan yang dapat dicapai, yaitu untuk perbandingan 3:1, 2:1, 1:1 diperoleh sebesar, 6 oC, 4,5oC dan 0,4oC, dan semakin rendah pula suhu akhir penyimpanan yang dapat dipertahankan yakni sebesar, 19 oC, 14oC, dan 7oC. Diketahui pula bahwa terdapat perbedaan kapasitas pendinginan dengan semakin meningkatnya massa es, pada perbandingan massa ikan dan masing-masing sebesar 3:1,2:1, dan 1:1 yakni sebesar 500.320 J; 590.300 J dan 517.851 J pada proses pendinginan dari suhu awal hingga suhu terendah dan sebesar 500,320 J; 590,300 J; dan517,851 J, sedangkan massa es yang tersisa pada akhir proses penyimpanan untuk perbandingan massa ikan sebesar 3:1, 2:1, dan 1:1 adalah sebesar 0,04543 kg, 0,0505 kg, dan 0,8336 kg.
UJI KELAYAKAN EKONOMIS PENGEMBANGAN FASILITAS BONGKAR MUAT DAN TURUN NAIKNYA PENUMPANG DI PELABUHAN HURNALA MALUKU TENGAH Abdul Djabar Tianotak; H C Ririmasse; Elvery B Johannes
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.252-256

Abstract

Abstrak Dilihat dari kondisi teknis prasana pelabuhan Hurnala saat ini, sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan naik/turunnya penumpang serta bongkar/muat barang dari dan ke pelabuhan Hurnala, dimana rata-rata naik/turun penumpang saat ini 200 orang/kunjungan kapal, data tahun 2005, dengan kebutuhan untuk luas ruang tunggu antar jemput penumpang saat ini berdasarkan rata –rata turun naiknya penumpang/kunjungan kapal hanya 144 m2, selain itu lapangan parkir antar jemput yang sudah sangat tdak layak, dalam artian luas lapangan tampung hanya dapat menampung 10 unt mini bus kapasitas 12 orang/atau sit 12. Kondisi ini membutuhkan pengembangan fasiltas dimaksud sesuai dengan pertumbuhan permintaan layanan jasa pelabuhan Hurnala saat ini dan 5 sampai dengan 20 tahun mendatang. Dari hasil analisis uji kelayakan ekonimis pengembangan fasilitas dimaksud, ternyata kekurangan kapasitas tampung +100% terhadap pertumbuhan penumpang maupun barang baik untuk lapangan parkir maupun ruang tunggu antar jemput penumpang Pengembangan teknis tahun 2004 s/d 2012, membuthkan luas ruang tunggu antar jemput seluas 432 m2, Lapangan parkir untuk menampung 21 unit sarana angkut kota / call seluas 358 m2, Investasi pengembangan sebesarRp.1.651.187.500, Pendapatan diperoleh Rp.178.237.112 / tahun, Biaya operasional / tahun Rp.55.469.000. kelayakan ekonomis pengembangan dilihat dari aspek waktu pengembalian investasi ternyata dapat dinyatakan tidak layak untuk kondisi permintaan jasa 70 s/d 100% , karena waktu pengembalian sudah berada datas umur ekonomis kedua prasarana tersebut adalah 10 tahun.

Page 5 of 19 | Total Record : 182