cover
Contact Name
Rifki Sakinah Nompo
Contact Email
sentanijurnal@gmail.com
Phone
+6282399677431
Journal Mail Official
sentanijurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Youmakhe Jalan Masuk Pasar Baru Sentani Depan Lap. Futsal Kabupaten Jayapura
Location
Kab. jayapura,
P a p u a
INDONESIA
Sentani Nursing Journal
ISSN : 2615286X     EISSN : 27985075     DOI : https://doi.org/10.52646/snj
Core Subject : Health,
Sentani Nursing Journal merupakan publikasi ilmiah berupa hasil-hasil peneitian dalam bidang ilmu keperawatan dan ilmu kesehatan
Articles 78 Documents
PENGALAMAN KELUARGA MENJALANKAN TUGAS DALAM KESEHATAN SEBAGAI PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) PADA BALITA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI Viertianingsih Patungo
Sentani Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v3i2.46

Abstract

TB paru merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Balita penderita TB paru tercatat memiliki insidensi tinggi di puskesmas Sentani setiap bulannya. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari lima tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan misalnya dalam menjalankan tugas dalam kesehatan sebagai PMO pada balita penderita TB Paru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang pengalaman keluarga menjalankan tugas keluarga dalam kesehatan sebagai PMO pada balita penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dipilih dengan teknik snowball sampling, dengan wawancara secara terstruktur mengenai pengalaman keluarga merawat anggota keluarganya yang masih balita dan menderita TB Paru. Sampel sebanyak lima orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini diperoleh lima tema yaitu tugas keluarga mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada balita penderita TB paru, tugas keluarga mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah kesehatan TB pada balita, tugas keluarga merawat anggota keluarga yaitu balita yang menderita TB paru, tugas keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat sesuai kondisi kesehatan anak yang menderita TB paru, serta tugas keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Disimpulkan bahwa keluarga belum menjalankan dengan maksimal kelima tugas keluarga dalam kesehatan sebagai PMO pada balita penderita. Disarankan agar keluarga sebagai orang terdekat dengan anak yang berperan sebagai PMO balita penderita TB paru untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan bagi perawat komunitas khususnya di Puskesmas Sentani agar dapat meningkatkan pelayanan terhadap penderita TB Paru khususnya pada anak balita dengan mengadakan kunjungan lapangan sekaligus memberikan informasi langsung tentang anak yang beresiko terkena TB terutama apabila terdapat kontak pasien TB menular (pasien dewasa atau anak BTA positif) dalam lingkungan mereka.
HUBUNGAN HOSPITALISASI DENGAN KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI RUANG KANAK - KANAK RSUD ABEPURA Endang M. Embiril; Muh Rhomandoni; Rustina Rustina; Rifki S Nompo
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.67

Abstract

Latar belakang: Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anakdirawat di rumah sakit (RS), mendapatkan perawatan dan pengobatan dan merupakan suatu pengalaman bagi anak yang dapat menyebabkan kecemasan. Metode penelitian: deskriptif kuantitatifdengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak usia 6-12 tahun yang dirawat inap di Ruang Kanak - Kanak dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Pengambilan data kecemasan menggunakan Skala RCMAS. Hasil penelitian: Hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang mengalami hospitalisasi di Ruang Kanak – Kanak terbanyak pada kelompok umur 6 – 9 tahun, yaitu sebanyak 28 orang (53,8%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 30 orang (47,7%), berpendidi di jenjang pendidikan SD sebanyak 38 orang (73,1%) dan sebagiain besar tidak pernah hospitalisasi sebanyak 36 orang (69,2%) dan Lama hospitalisasi anak usia < 3 hari atau kateori baru sebanyak 26 orang (50%) sedangkan responden yang lama hospitalisasi < 3 hari dalam kategori baru sebanyak 26 orang (50%). Kecemasan anak usia sekolah (6-12 Tahun) di Ruang Kanak – Kanak RSUD Abepura terbanyak tidak mengalami cemas sebanyak 27 orang (51,9%) dan anak yang mengalami cemas sebanyak 25 orang (48,1%). Kesimpulan: Ada hubungan hospitalisasi dengan kecemasan anak usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang Kanak - kanak RSUD Abepura (p-value = 0,026). Saran: memfasilitasi tempat bermain anak sehingga dampak stressor hospitalisasi, perawat dapat meningkatkan komunikasi theraupetik pada anak dan orang tua memberikan dukungan dengan cara selalu mendampingi anak dan memberikan semangat untuk sembuh
GAMBARAN PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA YANG MENGALAMI KEKAMBUHANDI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA Haslinda Manda; Rifki Sakinah Nompo; Muh. Rhomandoni
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.71

Abstract

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan penyakit mental yang serius. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan konsentrasi neurotransmiter otak, perubahan reseptor sel-sel otak, dan kelainan otak struktural. Pasien akan memiliki pemikiran, perasaan, emosi, ucapan, dan perilaku yang tidak normal, yang memengaruhi kehidupan, pekerjaan, kegiatan sosial, dan kemampuan untuk mengurus diri mereka sehari-hari sehingga mereka membutuhkan keluarga dalam membantu proses pemulihan selama berada di rumah. Peran keluarga merupakan pendukung penting dalam proses pemulihan pasien skizofrenia terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Sikap keluarga yang tidak menerima pasien skizofrenia atau bersikap bermusuhan dengan pasien akan membuat kekambuhan terjadi. Tujuan: mengidentifikasi gambaran peran keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa skizofrenia yang mengalami kekambuhan di Rumah Sakit Jiwa Abepura. Metode Penelitian: menggunakan deskriptif kuantitatif, dengan jumlah sampel 30 responden, serta analisa data menggunakan prosentase. Hasil: dari 30 responden yang diteliti 15 keluarga (50.0%) berperan dalam merawat kekambuhan pasien skizofrenia dan 15 keluarga (50.0%) tidak berperan dalam merawat kekambuhan pasien skizofrenia. Kesimpulan: penelitian menunjukkan hasil seimbang antara keluarga yang berperan dalam merawat kekambuhan pasien skizofrenia, hal ini mungkin terjadi karena kurangnya informasi atau pengetahuan mengenai perawatan pasien skizofrenia di rumah, dan stigma yang masih melekat pada masyarakat seperti: dikucilkan, tidak dapat berproduktifitas, tidak berguna, menakutkan, dan lain sebagainya. Kata Kunci: Peran Keluarga, Skizofrenia, Kekambuhan
GAMBARAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA Jusmadini Baaka; Rifki Sakinah Nompo; Arvia Arvia
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.72

Abstract

Latar Belakang: Konsep diri individu tidaklah bawaan dari lahir tetapi timbul akibat adanya pengalaman, persepsi dan hasil belajar yang dialami oleh setiap individu. Konsep diri seseorang terbentuk dari proses belajar. Konsep diri pada remaja merupakan keadaan dimana remaja mampu menilai dirinya secara fisik, psikis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi. Keperawatan jiwa konsep diri terdiri dari lima komponen; citra tubuh/ gambaran diri, harga diri, indentitas diri, peran, dan ideal diri. Remaja yang memiliki konsep diri positif cenderung menampilkan tingkah laku sosial yang positif, sedangkan remaja yang konsep diri kurang memandang dirinya negatif sehingga akan timbulnya konsep diri negatif. Dalam mengembangkan potensi diri, individu perlu memahami dirinya sendiri, dan mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya serta cara memahami dan mengetahui diri sendiri. Tujuan: Untuk mengetahui konsep diri remaja di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan persentase, dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2021. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 siswa/I, dengan kuesioner konsep diri yang terdiri dari 43 pernyataan positif dan negatif. Hasil: Konsep diri remaja dengan kriteria positif 31 orang (93.9%) dan konsep diri dengan kriteria negatif 2 orang (6.1%). Kesimpulan: Konsep diri bukanlah aspek yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan aspek yang dibentuk melalui interaksi individu dalam berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan lain yang lebih luas. Pada dasarnya konsep diri seseorang terbentuk dari lingkungan pertama yang paling dekat dengan individu, yaitu lingkungan keluarga, tetapi lama-kelamaan konsep diri individu akan berkembang melalui hubungan dengan lingkungan yang lebih luas, seperti teman sebaya. Kata Kunci: Konsep Diri, Remaja, SMA
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA: (Di RW03 Desa Candimulyo Jombang Abdul Hamid; Imam Fatoni; Inayatur Rosyidah
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.73

Abstract

Pendahuluan Infeksi saluran pernafasan akut masih menjadi masalah kesehatan dunia,Penyakit infeksi saluran pernafasan akut gampang tertular pada balita yang dimana dalam lingkunganya belum memenuhi criteria berperilaku hidup bersih dan sehat, Hal ini menjadi permasalahan yang seringkali di jumpai pada masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita. Metode penelitian ini yaitu analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. populasi dalam penelitian adalah Semua Ibu yang memiliki balita Di RW03 Desa Candimulyo Jombang, sejumlah 96 Ibu Balita dengan tehnik proposional random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu perilaku hidup bersih dan sehat dan variabel dependen yaitu infeksi saluran pernafasan akut. Dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Scoring, Tabulatin. Tehnik analisa data menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa 61 responden ber PHBS sedang sejumlah 61 orang (79,2%), 16 responden berPHBS baik (20,8%) dan 50 responden (64,9%) pernah mengalami penyakit ISPA, 27 (35,1%) responden tidak pernah mengalami ISPA. Hasil uji rank spearman di dapatkan nilai p<0,05yaitu p=0,001 sehingga H1 diterima. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita. Kata kunci: ISPA, PHBS, Balita
GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KEDARURATAN PSIKIATRI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA Mariam M S Bano; Muhamad Rhomandoni; Sudarsono Sudarsono
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.74

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kejiwaan yang berhubungan dengan masalah kedarurtan psikiatri adalah depresi, bipolar, skizofrenia dan psikosis lainnya, demensia. Kedaruratan psikiatri adalah gangguan pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera. Masalah yang dapat terjadi akibat kondisi kedaruratan psikiatri yaitu perilaku kekerasan, bunuh diri, delirium dan sindrom neuroleptik maligna. Saat ini di dunia terdapat lebih dari 264 juta orang terkena depresi, 45 juta orang terkena bipolar, 20 juta orang terkena skizofrenia dan psikosis lainya, 50 juta orang terkena demensia.Tujuan penelitian: Dapat mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang kedaruratan psikiatri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, populasi adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura yaitu 135 perawat dan tekinik pengambilan sampel menggunakan rumus solvin sehingga jumlah sampel adalah 101 perawat. Instrument yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan perawat tentang kedaruratan psikiatri yang telah di uji validitas dan reliabilitas dengan hasil uji kuesioner telah valid dan reliabel. Hasil: Karakteristik responden mayoritas umur kurang dari (<) 40 tahun (89.1 %), jenis kelamin perempuan (72.3 %), lama kerja kurang dari (<) 5 tahun (61.4 %), pendidikan D III keperawatan (71.3 %). Dari 101 perawat 38 perawat memiliki kategori pengetahuan baik (37.6 %), 45 perawat memiliki kategori pengetahuan cukup (37.6%) dan 18 perawat memiliki kategori pengetahuan kurang (17.8 %). Kesimpulan: Mayoritas perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura memiliki pengetahuan cukup (37.6%) tentang kedaruratan psikiatri. Kata kunci: Kedaruratan psikiatri, Pengetahuan, Perawat
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMBERIAN OBAT ORAL CAIR PADA ANAK DI RUANG KANAK - KANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA Roy M. Wangguway; Nurhidayah Amir; Dewi Suhardi
Sentani Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v1i2.75

Abstract

Latar Belakang: Peran orang tua pada anak yang sakit dengan menjaga kesehatan membutuhkan pengetahuan dalam pemberian obat. Pemberian obat yang salah meliputi waktu dan cara pemberian mengakibatkan kelebihan atau kekurangan dosis obat yang berdampak pada kesembuhan serta gangguan kesehatan lainnya. Tujuan penelitian: Diketahui pengetahuan orang tua tentang pemberian obat oral cair pada anak di Ruang Kanak - Kanak Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura. Metode penelitian: Deskriptif kuantitatif di Ruang Anak–Anak RSUD Jayapura denganpopulasi pada orang tua pasien anak yang dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2019. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian: Pengetahuan orang tua tentang pemberian obat oral cair pada anak di Ruang Kanak – Kanak RSUD Jayapura dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 21 orang (53,8%), pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (33,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (12,8%). Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa pengetauan orang tua tentang pemberian obat oral cair tertinggi yaitu pengetahuan baik. Kata kunci : Pengetahuan, Obat Oral Cair, Orang Tua
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-5 TAHUN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU DI PUSKESMAS SENTANI Natalia Lisma Br Sembiring; Vivi Hermalina Barends; Enos Supriyanto
Sentani Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v3i2.79

Abstract

Latar belakang: Promosi kesehatan tidak hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi disertai dengan upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Peran perawat berdasarkan UU RI Nomor 38 tahun 2014, sebagai penyuluh dan konselor, melakukan pengkajian keperawatan secara holistik ditingkat individu dan keluarga serta ditingkat kelompok dan masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat, melaksanakan advokasi dalam perawatan pelayanan kesehatan masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat dan melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh promosi kesehatan tentang imunisasi pada anak usia 0-5 tahun terhadap peningkatan pengetahuan ibu di Puskesmas Sentani. Jenis Penelitian: Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan Pra-Eksperimen (pra-experiments design) dengan One group Pretest-Postest. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.347 orang ) dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil: Uji paired sample T-Test sebesar -10.869 sehingga bisa diambil kesimpulan untuk menerima Ha karena p value < α yaitu 0,000<0,05. Kesimpulan: Terdapat pengaruh promosi kesehatan tentang imunisasi pada anak usia 0-5 tahun terhadap peningkatan pengetahuan ibu di Puskesmas Sentani. Kata kunci: Promosi Kesehatan, Imunisasi, Anak, Pengetahuan
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG IMS (INFEKSI MENULAR SEKSUAL) TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI SMA YPK DIASPORA KOTARAJA JAYAPURA Martha Loho; Rifki Sakinah Nompo; Arvia Arvia
Sentani Nursing Journal Vol. 4 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v4i1.80

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual, sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penyakit menular seksual yang menyerang organ seksual itu meliputi klamidia, gonore, trikomoniasis, dan sifilis. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) terhadap pengetahuan Remaja di SMA YPK Diaspora Kotaraja Jayapura. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen One Group Pre Test-Post Test, dengan menggunakan uji analisa Wilcoxon. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2020. Menggunakan total sampling 45 responden sebagai sampel. Kuesioner yang digunakan berjumlah 20 item peryataan. Hasil: Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan remaja terhadap Infeksi Menular Seksual, sebelum dilakukannya promosi kesehatan mengenai IMS, sebanyak 2 responden (4.4%) memiliki pengetahuan baik, 14 responden (31.3%) memiliki pengetahuan cukup, dan 29 responden (64.4%) memiliki pengetahuan kurang dan setelah dilakukannya promosi kesehatan mengenai IMS, sebanyak 17 responden (37.8%) memiliki pengetahuan baik, 20 responden (44.4%) memiliki pengetahuan cukup, dan 8 responden (17,8%) memiliki pengetahuan kurang. Hasil pengaruh menggunakan uji Wilcoxon ρ = 0,000 < 0.05. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara promosi kesehatan terhadap pengetahuan remaja mengenai Infeksi Menular Seksual setelah dilakukannya promosi kesehatan. Kata Kunci: Infeksi Menular Seksual (IMS), Promosi Kesehatan, Pengetahuan remaja, Remaja
PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA Maharani Tri Puspitasari
Sentani Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v3i2.83

Abstract

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Relaksasi progresif merupakan intervensi untuk mengendalikan hipertensi yang tidak menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini menggunakan (Pre-Experimental) dengan pendekatan one-group pra test-post test desaign. Variable dependennya adalah tekanan darah tinggi, sedangkan variable independennya adalah relaksasi progresif. Pengambilan sample dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, jumlah populasi sebanyak 32 responden dan jumlah sampel sebanyak 20 responden. Untuk menguji pengaruh relaksasi progresif antar variabel menggunakan uji statistic wilcoxon tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan uji statistik wilcoxon dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk tekanan darah setelah observasi hari ketiga didapatkan nilai signifikan ρ =0,000 (α<0,05) sehingga Ho ditolak, berarti ada pengaruh relaksasi progresif terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Disimpulkan ada pengaruh pemberian relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Sehingga relaksasi progresif dapat digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia. Kata Kunci: Lansia, Relaksasi Progresif, Tekanan Darah Tinggi