cover
Contact Name
Muhammad Ridwan
Contact Email
muhammadridwanjlegong@gmail.com
Phone
+62282-695415
Journal Mail Official
jurnalalmunqidz2@gmail.com
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIIG Cilacap IAIIG Cilacap Jl. Kemerdekaan Barat No.17 Kesugihan Cilacap Kode Pos 53274
Location
Kab. cilacap,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Keislaman
ISSN : 23020547     EISSN : 27158462     DOI : https://doi.org/10.52802/amk.v8i3
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman dengan nomor terdaftar ISSN 2715-8462 (online), ISSN 2302-0547 (cetak) adalah jurnal yang berisi artikel penelitian tentang Kajian Keislaman yang dilakukan oleh dosen, peneliti dan praktisi yang berhubungan dengan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Jurnal Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman merupakan jurnal yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Calacap. Fokus dan ruang lingkup penerimaan artikel pada Jurnal Al-Munqidz : Jurnal ini membahas tentang semua kajian terkait ke Islaman Jurnal Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, dalam setahun terbit tiga kali pada bulan Januari, Mei dan September
Articles 49 Documents
PEMBELAJARAN IPS MI, MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA (Sebuah Pendekatan Teoritik ) NFN Muniriyanto
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 2, No 2 (2013): Kajian KeIslaman
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v2i2.36

Abstract

Pembelajaran merupakan upaya orang yang tujuannya membantu orang belajar. Dalam belajar kita membutuhkan strategi untuk mencapai target apa yang kita pelajari. Ada lima perilaku kunci penting bagi pengajaran yang efektif yaitu; kejelasan pelajaran, variasi mengajar , penjelasan guru, kesatuan proses pelajaran, tingkat kesuksesan siswa. Ilmu pengetahuan sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Melalui pelajaran ilmu pengetahuan sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang baik. Menjadi warga negara dan warga dunia yang baik merupakan tantangan yang berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan besar setiap saat. IPS merupakan unsur penting dalam kurikulum sekolah. Tujuan utama dari IPS adalah membantu siswa belajar tentang dunia sosial dimana mereka tinggal dan bagaimana menjalani hidup di dunia; belajar mengenal realitas sosial; dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pencerahan pada kemanusian. IPS memfokuskan pada pendidikan kewarganegaraan, yang berarti belajar berpartisipasi dalam kehidupan kelompok. Metode-metode pembelajaran ilmu pengetahuan sosial cukup beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut meliputi klasifkasi maupun penamaan suatu metode bahkan juga tingkat daya guna dan hasil guna suatu metode. Hal ini terjadi karena tidak ada kesepakatan para ahli mengenai hal-hal tersebut. Guru sebaiknya menentukan metode yang efsien bagi suatu pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode.
DESAIN DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KE-NU-AN ASWAJA DAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS Umam, Nasrul; Retnaningrum, Wulandari
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 2: Juli (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i2.247

Abstract

إن نهضة العماء والمحمدية من أكبر الجمعية الإسلامية في بلاد إندونيسيا. ومنإحدى حركاتها هي مجال التربية والتعليم. لهما قيم خاصة تمتز واحدة من أخرى. وهذهالقيم مستوعبة في كل من مؤسساتهما المسمى المدارس المعارف والمدارس المحمدية.ولكل مدرسة مادة تعليمية تختص بهما ألا وهي مادة تربية أهل السنة والجماعة النهضيةوالتربية المحمدية. هذا البحث يهدف منه الكشف عن تصميم المنهج وتنفيذه فيالمدرسة الثانوية المعارف تهضة العلماء كيباسين والمدرسة المتوسطة المحمدة كيباسين.إن هذه الدراسة دراسة ميدانية من نوع البحث الوصف الكيفي في المدرسة الثانويةالمعارف تهضة العلماء كيباسين والمدرسة المتوسطة المحمدة كيباسين. واختيار البياناتبشكل هادف ) purposive and snowball sampling (. أما أساليبجمع البيانات هي منهج المقابلة ومنهج الملاحظة ومنهج الوثائق. أما تحقق صحةالبيانات بطريقة التثليث المصادر والتقنية. وتحليل البيانات سلك الباحثان منهج ميلسوهوبرمان الذي يتكون ثلاث خطوات هي تخفيض البيانات، وعرض البيانات وتحليلها،وأخذ الاستنباط والمراجعة.نتائج البحث تحصل الأمور الآتية: 1( تصميم المنهج لمادة أهل السنة والجماعةالنهضية ومادة التربية المحمدية جيدة، وذلك تظهر من إتمام ستة من تسعة مؤشرات؛2( تنفيذ المنهج لمادة أهل السنة والجماعة النهضية جيد. وذلك وجود جودة المنهج9 % للمنهج الدراسي ،، الدراسي وحطة التعليم ويستوفي شروط متطلبات الفهم 7و 95،47 % لحطة التعليم. أما تنفيذ المنهج لمادة التربية المحمدية جيد. وذلك من جودة% المنهج الدراسي وحطة التعليم يستوفي شروط متطلبات الفهم 92،9 % و، 71،9لحطة التعليم.
HAKIKAT MASYARAKAT DALAM TINJAUAN FILOSUFIS Khoerul Anam
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.178

Abstract

Manusia hidup tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat dan masyarakat tidak pernah ada jika kelompok manusia tidak mendiami didalamnya. Manusia dan masyarakat seakan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Jika salah satunya dipisahkan maka akan melahirkan kepalsuan yang tidak laku dalam pengunaannya. Masyarakat tanpa manusia tidak bisa menghasilkan apa-apa dan manusia tanpa masyarakat maka tidak ada tempat sebagai panggung publikasi. Faktor yang melatarbelakangi penulisan ini adalah kesadaran penting atas dua hal tersebut yang pada sisi lain dapat dikatakan sebagai objek dan subjek maupun sebaliknya. Tuhan mentakdirkan manusia untuk berserikat sudah barang tentu tidak tanpa tujuan, hal inilah yang perlu kita pelajari untuk kemudian dipahami sehingga sadar tentang hakikat manusia dan masyarakat itu sendiri. Kata Kunci: Masyarakat dan Filosuf
MANAJEMEN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM Ismah Ismah
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 3: September (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i3.267

Abstract

Lembaga pendidikan Isalm (LPI) telah banyak berkontribusi dalam pengembanagan pendididiakn di Indonesia, baik pendidikan formal maupun non formal, Pendidikan Islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional., maka masing- masing lembaga pendidikan Islam yang ada berfungsi untuk mencapai tujuan lembaga yang ditetapkan. Keberadaan Lembaga Islam baik pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah agama dan perguruan tngigi agama Islam memiliki peranan yang besar bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional. akan tetapi seringkali LPI mengalami kendala dalam melakukan penegembangan karena seringkali model penegelolaannya memakai pola konvesional . Untuk itu LPI sudah harus menerpakan sistem manajemen pengelolaan yang dapat mengikuti perkembangan zamannya agar tidak ditinggalkan masyarakat.
ḤIFẒ AL-NAFS: MENILAI EFETIVITAS HUKUM PIDANA INDONESIA PERSPEKTIF MAQĀṢID AL-SYARĪAH Sulaiman, Akhmad
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v5i1.48

Abstract

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menilai efektivitas hukum pidana yang diterapkan di Indonesia dalam persektif maqāṣid al-syarīah.Penulis memfokuskan pada hukum pidana pembunuhan. Dalam dsikursus maqāṣid al-syarīah, terdapat dua unsur penting yaitu maqṣad dan wasīlah. Ḥifẓ al-nafs merupakan maqṣad sedangkan qiṣāṣ merupakan wasīlah. Karena ḥifẓ al-nafs adalah tujuannya, qiṣāṣ bisa diganti dengan wasīlah lain seperti hukuman penjara yang diatur dalam KUHP. Dengan melihat fakta bahwa kasus-kasus pembunuhan masih terjadi bahkan meningkat, penulis menyimpulkan bahwa hukuman penjara tidak efektif dan harus diganti dengan hukuman qiṣāṣ setelah melalui proses objektivikasi agar bisa diterima oleh semua warga negara Indonesia baik muslim maupun non- muslim. Objektivikasi merupakan proses penerjemahan ajaran-ajaran internal agama ke dalam ketegori-kategori objektif agar bisa diterapkan, diaktualisasikan dan diterima manfaatnya oleh semua orang. Di samping itu, penguatan pendidikan keluarga dan sekolah dengan menekankan aspek moral merupakan langkah preventif guna mencapai tujuan ḥifẓ al-nafs.Kata Kunci: ḥifẓ al-nafs, hukum pidana, maqāṣid al-syarīah, qiṣāṣ
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI SEBAGAI UPAYA PERUBAHAN PENDIDIKAN DI KELOMPOK BERMAIN MUTIARA BUNDA KABUPATEN CILACAP Lathifah, Inayatul; Azizah, Wida Nurul
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 2: Juli (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i2.252

Abstract

Pendidikan Karakter merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan oleh lingkungan tempat tinggal untuk dapat memberikan bekal nilai-nilai kebaikan pada diri seseorang, sehingga mampu menjadi watak yang dibawanya sampai dewasa. Sejak kecil, Pendidikan karakter ini sudah dapat dikenalkan, dicontohkan, dan ditanamkan kepada anak melalui proses pembiasaan. Dari adanya penanaman nilai-nilai karakter dalam pembiasaan dan teladan inilah yang diharapkan dapat menjadi suatu upaya perubahan pendidikan yang dapat mulai diberikan sejak anak berada di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai bekal memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini bagai upaya perubahan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Kelompok Bermain (KB) Mutiara Bunda Cilacap. Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif jenis deskriptif. Metode yang digunakan yaitu observasi pembelajaran dan wawancara kepada kepala sekolah serta guru di KB Mutiara Bunda.Hasil dari penelitian ini adalah bahwa upaya penerapan pendidikan karakter yang dilakukan oleh KB Mutiara Bunda Cilacap secara garis besar dilakukan melalui pendidikan karakter dalam kurikulum dan kegiatan parenting. PAUD KB Mutiara Bunda Cilacap sejak pembuatan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sudah mencantumkan adanya Pendidikan karakter. Pada pembuatan dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), guru sudah mencantumkan nilai-nilai karakter apa yang akan distimulasi kepada anak. Selain direncakan dalam kurikulum dan diimplementasikan dalam pembelajaran setiap hari di sekolah, pendidikan karakter yang diterapkan oleh KB Mutiara Bunda Cilacap ini juga diteruskan dengan penyampaian pentingnya pendidikan karakter kepada orantua anak.
KONSEP MEDIASI DALAM HUKUM ISLAM Ahmed Shoim El Amin
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 2, No 2 (2013): Kajian KeIslaman
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v2i2.32

Abstract

Hukum Islam sebagai salah satu sistem hukum yang juga berlaku di Indonesia mempunyai kedudukan dan arti yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan pembangunan manusia seutuhnya. Islam telah mengatur dalam segala hal, termasuk bermu’amalah. Tetapi sesuatu yang diatur Islam itu tidak berarti, sama sekali tidak akan menimbulkan kasus, pesatnya perkembangan ekonomi syari’ah di Indonesia misalnya.Ekonomi syariah di Indonesia juga dibarengi oleh maraknya kasus sengketa ekonomi syariah di dalamnya, penyelesaian sengketa bisnis syariah tentunya harus dengan cara yang syar’i. Mediator merupakan salah satu solusi untuk memecahkan dengan jalan menjadi penengah yang adil. Keadilan merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup manusia yang umumnya diakui di semua tempat di dunia ini. Apabila keadilan kemudian dikukuhkan kedalam sebuah institusi yang bernama hukum, maka hukum itu harus mampu menjadi saluran agar keadilan itu dapat diselenggarakan secara seksama di tengah masyarakat. Mediasi dalam Islam biasa disebut dengan tahkîm yang merupakan salahsatu bentuk perdamaian melalui musyawarah yang di tengahi oleh seorang hakam. Hal ini membuktikan kesesuain hukum Islam dengan kebutuhan hukum manusia modern. Sebagai lembaga non formal tahkîm akan tetap eksis apabila masyarakat masih menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan yang diwujudkan dalam kesadaran hukum untuk menjamin keadilan. Untuk menjamin eksistensinya itulah dibutuhkan regulasi yang jelas tentang tahkîm sebagai lembaga mediasi dalam sistem hukum berbangsa dan bernegara.
DAKWAH ISLAMIYAH DAN TANTANGANNYA DI ERA DIGITAL Husain, Achmad
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 1: Januari (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i1.190

Abstract

“Zaman now” adalah masa yang sangat istimewa di mana semua orang bisa mendapatkan dan mengerjakan sesuatu dengan sangat mudah dan cepat. Era ini adalah puncak dimana semuanya serba instan dan mudah untuk dinikmati oleh masyarakat. Seorang da`i (mubaligh) pun bisa berdakwah atau menyampaikan dakwahnya melalui media-media yang ada seperti berdakwah dengan media televisi, youtube, radio, instangram dan juga media tulisan melalui aplikasi medsos. Realitas yang ada banyak sekali da`i yang sudah memanfaatkannya terutama dalam pertelevisian dan jaringan internet. Dakwah yang pada awalnya dilandasi dengan niat dan motivasi untuk beribadah, namun dalam perkembangannya pola berdakwah melalui media mengalami perubahan, yang memungkinkan seorang da’i memperoleh popularitas dimata pemirsanya seperti layaknya seorang selebriti (publik figur) dan tidak menutup kemungkinan pula setiap kegiatan dakwahnya, sering dinilai dengan materi.Kewajiban dakwah Islam ini ada yang bersifat individual secara pribadi dan ada yang berbentuk kolektif melalui kelompok, jamaah atau organisasi. Dengan demikian umat Islam pada hakekatnya berkewajiban untuk berdakwah. Menjadi muslim bisa diidentikkan sebagai da’i, atau juru dakwah menurut proporsi dan kapasitas masing-masing. Karena tugas menyampaikan risalah agama itu harus dilakukan secara tertib dan kontinyu, sehingga memerlukan keahlian dan pemahaman keagamaan yang lebih baik, disamping ketentuan-ketentuan lain, sehingga tidak setiap orang Islam mampu berdakwah.Berdakwah berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang bersifat mengajak untuk merubah suatu keadaan yang tidak baik kepada yang baik dan terpuji. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.Ada 3 cara untuk menghadapi tantangan dakwah di era digital, yaitu: 1). Kuasai ilmu agama yang sedalam-dalamnya, 2). Mulai akrab dengan media-media yang berkembang (baik cetak mapun elektronik), 3). Selalu mengcounter dan menjaga ajaran agama dari paham-paham yang menyesatkan.          Dengan demikian, mudah-mudahan perkembangan teknologi komunikasi menjadi sarana baru dalam berdakwah, dan bukan menjadi ancaman yang menakutkan.
BENARKAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN, RELASI SUAMI ISTRI ADA CAMPUR TANGAN AGAMA? nfn Ismah
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v5i1.54

Abstract

Tindak kekerasan terhadap perempuan relasi suami istri merupakan kekerasan berbasis gender, kekerasan yang dapat mengakibatkan penderitaan fisik psikis,seksual dan penelantaran ekonomi, Termasuk didalamnya ancaman, pemaksaan maupun secara sengaja membatasi kebebasan perempuan. Dan pelakunya adalah orang yang paling dekat dengan istri yaitu suaminya sendiri. Secara umum perempuan dan lingkungan tidak bereaksi untuk menolak tindak kekerasan ini, bahkan bersikap apatis terhadap tindak kekerasan yang dihadapi. Sikap korban kekerasan didukung oleh sikap- sikap pembenarann serta pemakluman. Sikap pembenaran ternyata didasarai dari pemahaman teks-teks agama yang berbicara tentang relasi dan kedudukan suami dn istri dan sikap pemakluman juga semakin mendudukan posisi perempuan pada situasi suami lebih dominan terhadap istri, dianggap sebagai budaya yang terus menerus dianut masyarakat setempat. . Dampak kekerasan terhadap istri adalah istri mengalami sakit fisik, tekanan mental, kehilangan rasa percaya diri, tidak berdaya, mempunyai ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya, mengalami trauma, ketergantungan ekonomi dan penelantaran, sungguh sebuah ironi dari tujuan pernikahan yang yang selalau dikampanyekan, bahwa pernikahan adalah jalan memupuk pahala, lewat pernikahan sesorang dapat terpenuhi kebutuhan lahir dan batin. Dampak kekerasan ini harus segera dicari akar masalah, jika disebut sebut salah satu penyebabnya adalah cara pandang yang salah dalam memahami ayat ayat yang berbicara tentang hubungan suami istri, maka perlu ada pemahaman ulang tentang tafsiran-tafsiran yang mengakibatkan penderitaan istri.Kata kunci: Kekerasan dalam keluarga, Suami istri memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan. 
JEJARING ULAMA NUSANTARA DENGAN TIMUR TENGAH ABAD XVII DAN XVIII (Studi Pemikiran Azyumardi Azra) Bistara, Raha
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman Vol 8, No 3: September (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Imam Ghozali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/amk.v8i3.263

Abstract

Artikel ini ingin membahas bagaimana hubungan ulama Timur Tengah dengan kepulauan Nusantara abad ke-XVII dank e-XVIII melalui pemikiran Azyumardi Azra. Di mana jaringan ulama ini yang akan menemukan corak baru dalam tradisi keislaman di Timur Tengah dan Nusantara yakni berupa neo-sufisme. Neo-sufisme ini bukan tradisi keislaman modern yang muncul abad ke-XIX atau abad ke-XX melainkan pembaruan ini sudah dimulai abad ke-XVII kemudian disempurnakan pada abad ke-XVIII. Corak pembaruan ini meskipun bersifat kebaharuan tidak menghilangkan paradigma lama mengenai tasawuf. Tasawuf yang bersifat ex-travagant masih dipraktikan disejumlah orang di Mekkah. Meski demikian tidak terbukti bahwa para ulama kita berusaha menghapuskan seluruh aspek tradisi lebih awal dari tarekat-tarekat. Tidak hanya itu saja, neo-sufisme juga menjawab tuduhan kaum modernis yang mengganggap bahwa tasawuf hanya berkutat masalah jalan spriritual saja melainkan juga berkontibusi besar dalam urusan duniawi seperti  Syekh Yusud al-Maqassari yang menjadi pemimpin perang dan Arsyad al-Banjiri sebagai mufti dan seruan berjihad melawan kaum kolonialis.