cover
Contact Name
Farisa Luthfiana
Contact Email
lppmuta45@uta45jakarta.ac.id
Phone
+6282218999015
Journal Mail Official
lppmuta45@uta45jakarta.ac.id
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Podomoro, Jakarta 14350
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL
ISSN : -     EISSN : 25028413     DOI : https://doi.org/10.52447/scpij.v7i1
Core Subject : Health, Social,
Social Clinical Pharmacy Indonesia Journal (SCPIJ) is a scientific journal managed by the Faculty of Pharmacy Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, which is published twice a year (April and October). SCPIJ is a scientific research journal in the field of community service with articles that have never been published online or in print before. SCPIJ aims to disseminate conceptual thoughts or ideas and research results that have been achieved in the fields of pharmacy and health, Regulatory Affairs and Pharmaceutical Marketing Research, Pharmaceutical Care,Pharmacotheraphy, Pharmacoepydemology, Pharmacogenetic, Rational Therapeutics, Evidence-Based Practice, Health Services Research, Medication Management, Drug Interactions, Drug Utilization, Drug Prescribing, Drug Information. The results of the service published in this journal are in the form of experimental and non-experimental service.
Articles 107 Documents
TRAINING NEEDS ANALYSIS DAN PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB Wijayanti, Rahayu
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v2i1.387

Abstract

Abstrak Analisis kebutuhan pelatihan dan perencanaan program pelatihan sumber daya manusia bidang pengelolaan perbekalan farmasi di RS. Bhayangkara Brimob ruang lingkup kompetensi SDM bidang pengelolaan perbekalan farmasi, dilakukan 3 (tiga) analisis yaitu analisis struktur organisasi, analisis pekerjaan dan analisis individu sumber daya manusia bidang pengelolaan perbekalan farmasi dari ketiga analisis tersebut diperoleh gap kompetensi SDM yang saat ini ada .Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectionaldengan melakukan pengamatan, pencatatan, dan analisis terhadap variabel dependen (sumber daya manusia) dan variabel independen yang dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil ke-3 (tiga) analisis terhadap 20 (dua puluh) orang pegawai dan pekerjaan pengelolaan perbekalan farmasi RS. Bhayangkara Brimob, ditemukan gap kompetensi SDM yang saat ini ada dengan kompetensi SDM yang diharapkan bagi pengelolaan perbekalan farmasi rumah sakit, masing-masing pegawai memiliki kebutuhan pelatihan terhadap pekerjaan bidang pengelolaan perbekalan farmasi dan dibuat perencanaan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan pelatihan yang dihasilkan dengan menggunakan metode pelatihan standard yang ada, dan hasilnya dijadikan rekomendasi kepada pihak manajemen RS. Bhayangkara Brimob. Kata kunci : kebutuhan pelatihan, kompetensi, rekomendasi       Abstract Training needs analysis and program planning field training of human resources management in hospital pharmaceutical Bhayangkara Brimob, by performing three analyzes : analysis of the organizational structure, task analysis and individual analysis in the management of pharmaceuticals derived from analysis of the gap ordifference competencies humans that existed at this time and as expected. Research conducted using cross-sectional design with observing, recording, and analysis of dependent variable (human resources) and the independent variables in this study are the factors that influence it. Data processing was conducted using descriptive analysis. The results showed that the results ofthese three analizes are conducted on twenty employees and job management of pharmaceuticals,in this research foundHRcompetency gapsthat currently existwithHRcompetenciesexpected each employee has the training needs of the pharmaceutical supply management field work and made planning the training program in accordance with the training needs generated by using standard training methods there, and the result will be recommendations to the hospital management Brimob Police Hospitals. Keywords : Training needs analysis, competencies , recommendations
EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS SESUAI PERMENKES RI NO 74 TAHUN 2016 PADA PUSKESMAS TINGKAT KECAMATAN DI WILAYAH JAKARTA UTARA Fransiska, Maria
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v4i2.1836

Abstract

AbstrakPenelitian evaluasi pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas ini dilatarbelakangi adanya peraturan Permenkes RI no.74 tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berdasarkan Permenkes RI No. 74 Tahun 2016 di Puskesmas Puskesmas yang ada di wilayah Jakarta Utara. Apoteker dan Asisten Apoteker di puskesmas tingkat kecamatan yang berada di wilayah jakarta utara yang menjadi responden dalam penelitian evaluasi pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian puskesmas ini. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental dengan rancangan deskriptif dan instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 (enam) Puskesmas tingkat kecamatan yang berada dalam wilayah Jakarta Utara yang hanya melayani rawat jalan, tidak melayani rawat inap, dikarenakan pelayanan rawat inap berada di Rumah Sakit Umum Kecamatan yang berada di setiap Kecamatan guna mempermudah pasien dalam rujukan berjenjang untuk pengobatan tahap selanjutnya. Dalam penelitian evaluasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian dipuskesmas ini penilaian dilakukan terhadap 5 (lima) indikator, yaitu Sumber Daya Kefarmasian, Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai), Pelayanan Farmasi Klinis, Sarana dan Prasarana dan Pengendalian Mutu Pelayananan Kefarmasian. Kata kunci : Puskesmas Tingkat Kecamatan, Permenkes RI No. 74 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Abstract This research has a background and objective to find out the Implementation of Pharmaceutical Service Standards in Public Health Centers around North Jakarta in accordance with Indonesian Minister of Health Regulation No. 74 of 2016. The respondents in this study were Pharmacists and Pharmacist Assistants in district health centers in North Jakarta. This study used a non-experimental method with a descriptive design. The researcher utilized the questionnaire as an instrument. The subjects in this study consisted of six public health centers at the district level in the North Jakarta area. The subjects were only providing outpatient services; not inpatient services, because the service was only provided by the District General Hospital. The facility aims to make it easier for patients to get tiered referral services for advanced treatment. This study used 5 indicators, including Pharmaceutical Resources, Pharmacy Management and Disposable Medical Materials, Clinical Pharmacy Services, Facilities and Infrastructure, as well as Quality Control of Pharmaceutical Services.. Keywords: District Level of Public Health Center in North Jakarta, Indonesian Minister of Health Regulation No. 74 of 2016, Pharmaceutical Standard Services of Public Health Center.  
POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK Robiyanto, Robiyanto
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v1i2.413

Abstract

The rational medication requires diabetes mellitus (DM) patients to receive the appropriate medication based on their clinical condition, which can be observed from parameters i.e. right indication, right patient, right drug and as little as possible side effect. The prevalence of DM cases in West Kalimantan was 0,8% (2013). The aim of this study was to know the prescribing profile and the rationality of medication DM type 2 patients which were treated at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. This research was an observational study with cross-sectional design and data result was presented descriptivley. Results of the rationality of medication for right indication; right patient;  right drug and alert of side effect were 56,52%; 100%; 95,65%; 100% consecutively. To sum up, the prescribing and rationality of medication for DM type 2 patients at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak are already appropriate with PERKENI guidelines 2011.
ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DENGAN LAMA PERAWATAN PADA PASIEN ANAK DIARE DI RSUP PERSAHABATAN Okpri, Meila
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v1i1.304

Abstract

ABSTRAK: Dampak negatif pemakaian antibiotik yang tidak rasional adalah meningkatnya toksisitas/efek samping antibiotik, perawatan penderita menjadi lebih lama, serta biaya rumah sakit meningkat dan menurunkan kualitas pelayanan rumah sakit. Salah satu penyakit yang sering mendapatkan antibiotik adalah diare. Prevalensi diare pada balita yang mencapai 16,7 % dan merupakan penyebab kematian anak balita usia 12-59 bulan mencapai 25,2 % kejadian.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi ada tidaknya hubungan antara penggunaan antibiotik dengan lama perawatan pasien diare. Desain penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medik pasien balita diare rawat inap di RSUP Persahabatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian berdasarkan uji independent T-test diperoleh nilai  signifikansi 0,011 (p < 0,05), diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna yang berarti terdapat hubungan antara penggunaan antibiotik dengan lama perawatan pasien. Kata Kunci : Antibiotik, Lama perawatan, Diare, RSUP Persahabatan Negative effects of irrational antibiotic usage are increasing of toxicity/antibiotic side effect, longer length of stay,  increasing of hospital cost and decreasing of hospital service quality. One of diseases which is often to get antibiotic is diarrhea. Diarrhea prevalence of infant is 16.7% and is also the cause of infant (12-59 months old) death which is around 25.2% of occurance. This research aims to analyze whether there is a correlation between antibiotic usage and length of stay of diarrhea patient. The design of this research is descriptive observational research. Data was obtained retrospetively from medical record of diarrhea infant patient in RSUP Persahabatan. The obtained data was analyzed using SPSS 20. Research result based on independent T-test showed significancy value 0.011 (p> 0.05), it can be concluded that there was a significant difference which means there was a correlation of antibiotic usage and length of stay of diarrhea patient. Key Word: Antibiotic, Length of stay, Diarrhea, RSUP Persahabatan
PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DAN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN RUMAH SAKIT “X”PERIODE 1 APRIL- 31 MAY 2019 Aduhalim, Viqah Fahmy
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v6i1.2185

Abstract

Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi. Kebanyakan pasien dengan hipertensi akan memerlukan dua atau lebih antihipertensi  obat  untuk  mencapai  tujuan tekanan darah untuk pasien dengan CKD. Prevalensi hipertensi meningkat dari 65% sampai 95% sebagai GFR menurun  85-15ml/min/1.73m2.  Penurunan GFR  dapat ditunda ketika proteinuria menurun melalui penggunaan terapi antihipertensi. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana  GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSPAD GATOT SOEBROTO PERIODE JANUARI - DESEMBER 2015 Anjasari, Dian
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v2i2.987

Abstract

Kanker payudara masih menjadi masalah besar di indonesia, karena 68,6% wanita dengan kanker payudara berobat ke dokter pada stadium lanjut lokal, sedangkan stadium dini  hanya 22, 4%. Masalah terkait obat diidentifikasi pada 274 pasien di antara 367 pasien, yang memunculkan prevalensi 74,7%. Masalah obat yang paling sering terjadi adalah reaksi obat yang merugikan (45,5%) diikuti dengan masalah pemberian dosis (37,9%). Faktor risiko masalah tersebut adalah jumlah obat, morbiditas dan lama tinggal di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan pada unit rekam medik pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto, periode penelitian Januari-Desember 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Regimen kemoterapi pasien diperoleh hasil bahwa 50,5 %  (sebanyak 100 pasien) mendapatkan terapi Taxanes, sebesar 13,13 % (sebanyak 26 pasien) mendapatkan terapi CEF, sebesar 7,58 % (sebanyak 15 pasien) mendapatkan terapi obat kemo lapis 3, sebesar 0,5 % (sebanyak 1 pasien) mendapatkan obat kemo lapis 2, serta sebesar 28,29 % (sebanyak 56 pasien) tidak sesuai dengan guideline terapi.
PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (CKD) + ANEMIA DI UNIT PERAWATAN KELAS III DAHLIA RUMAH SAKIT X Puka, nurjiana La
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v5i1.2014

Abstract

Metode yang dilakukan terhadap pasien gagal ginjal kronik (CKD) + anemia di unit perawatan dahlia rumah sakit x diantaranya : Kondisi pasien yang semakin menurun karena non hemodialysis dan pemantauan obat
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) BERDASARKAN KATEGORI PCNE V6.2. PADA PASIEN HIPERTENSI GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TARAKAN JAKARTA Lukas, Stefanus; sonya, laura
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v1i2.695

Abstract

High prevalence of using drug combination and pharmacokinetics and pharmacodynamics changes of age-related cause the geriatrics of hypertension patients who susceptible to drug related problems (DPSs). The purpose of this research to identification related problems on geriatrics of hypertension patients in RSUD Tarakan Jakarta which analyzed based PCNE V6.2. Data collected retrospectively using prescriptions, medical records and index records/nurse records. From 31 samples which got in inclusion criteria obtainable that primer hypertension was the most found (77,24%) and happened at 60 – 65 years old (51,61%). Long term care was ≤ 7 days (67,74%). The use of combination antihypertension drugs were 2 drugs (48,39%) and ACE Inhibitors was groups the most frequently used (32,05%). There were 124 causes from 83 DRPs incidences successfull identified. Percentage of therapeutic effectiveness issues (57,83%) and unwanted drug reactions (42,17%) with the biggest causes was because of inexactly combination of drug-drug or drug-meals include the incidence drugs interactions.Tingginya prevalesi penggunaan kombinasi obat serta perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik terkait usia menyebabkan pasien hipertensi usia lanjut rentan terhadap masalah terkait obat (DRPs). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi DRPs pada pasien rawat inap hipertensi geriatri di RSUD Tarakan Jakarta yang dianalisis berdasarkan PCNE V6.2. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan resep, rekam medis, kardeks/catatan perawat. Dari 31 sampel yang memenuhi kriteria inklusi diketahui bahwa hipertensi primer paling banyak ditemukan (77,24%) dan terjadi pada usia 60 – 65 tahun (51,61%). Lama masa perawatan ≤ 7 hari (67,74%). Penggunaan antihipertensi kombinasi 2 obat paling banyak digunakanan (48,39%) dan golongan yang paling sering digunakan adalah ACE Inhibitor (32,05%). Terdapat 124 penyebab dari 83 kejadian DRPs yang berhasil teridentifikasi. Persentase masalah efektivitas terapi (57,83%) dan reaksi obat yang tidak diinginkan (42,17%) dengan penyebab paling besar dikarenakan kombinasi obat-obat atau obat-makanan tidak tepat termasuk kejadian interaksi obat (39,52%).
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTARA GLIMEPIRID DAN GLIKUIDON UNTUK MENURUNKAN GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT “X” TAHUN 2018 Ani, Fina Fitri
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v4i2.1909

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin . Hasil Riskesdas pada tahun 2008, menunjukan proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes melitus tipe 1. Antidiabetik adalah sediaan obat yang digunakan untuk mengatasi atau terapi kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh kelebihan kadar glukosa dalam darah atau biasa disebut dengan diabetes mellitus. Golongan sulfonilurea merupakan jenis antidiabetik oral lainnya yang digunakan untuk pengobatan DM tipe 2 sejak tahun 1950-an. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas obat antara glimepirid dan glikuidon untuk menurunkan glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit “X”. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif cross sectional dengan desain studi retrospektif. Pendekatan dari metode ini dilakukan secara non-probability sampling dengan teknik kuota sampling pada 30 pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit “X”. Analisa data dengan uji analisis non-parametric, Mann-Whitney signed rank test jika data tidak berdistribusi normal serta uji kruskal wallis. Penggunaan Glimepirid dan Glikuidon mempengaruhi nilai gula darah sewaktu. Karena  ada perbedaan signifikan dari nilai gula darah sewaktu awal dan akhir pada penggunaan glimepirid dan glikuidon.  Terdapat perbedaan nilai gula darah sewaktu (GDS) awal dan akhir setelah penggunaan glimepirid dan glikuidon diperoleh nilai p value (<0,05). Glimepirid lebih efektif dalam menurunkan gula darah sewaktu dengan nilai selisih gds awal dan akhir 65,46.Diabetes mellitus (DM) is a disease characterized by changes in hyperglycemia and the transfer of fats, fats, and proteins associated with absolute or relative deficiency of work and / or insulin secretion The results of Riskesdas in 2008 showed that the proportion of the incidence of type 2 diabetes mellitus was 95% of the world population suffering from diabetes mellitus and only 5% of the number who had type 1 diabetes mellitus. Antidiabetic is a drug that is used to treat or treat disorders caused by excess blood levels or commonly called diabetes mellitus. Sulfonylureas are another type of oral antidiabetic that has been used for the treatment of type 2 DM since the 1950s. To compare the effectiveness of a drug between glimepiride and glycuidone to reduce blood glucose in patients with type 2 diabetes mellitus at The “X” Hospital. This research was conducted using a cross sectional descriptive method with a retrospective study design. The approach of this method is done by non-probability sampling with a quota sampling technique for 30 type 2 Diabetes Mellitus patients at The “X” Hospital. Data analysis with non-parametric analysis test, Mann-Whitney signed rank test if the data are not normally distributed and the Kruskal Wallis test. The use of Glimepirid and Glycidone affects the blood sugar value at a time. Because there are significant differences in the value of blood sugar during the beginning and end of the use of glimepirid and glycuidone. There is a difference in the initial and final blood sugar values (GDS) after the use of glimepyrid and glycidone, p values (<0.05) were obtained. Glimepirid is more effective in lowering blood sugar while with an initial and final gds difference of 65.46. 
UJI KETAHANAN AKTIVITAS HANDRUB SEBAGAI ANTISEPTIK TANGAN DI BAGIAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD), INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DAN INSTALASI KAMAR OPERASI (IKO) RS KEPRESIDENAN RSPAD GATOT SOEBROTO gurning, dame
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v2i1.814

Abstract

Infeksi merupakan kondisi dimana mikroba masuk ketubuh hospes dan menggangu fungsi normal tubuh. Cara pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu melakukan cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik(handrub). Antiseptik adalah senyawa kimia yang mampu mencegah kontaminasi dan infeksi dengan aktivitas kerja menghambat atau membunuh mikroorganisme. Handrub RSPAD Gatot Soebroto dikemas dalam kemasan botol transparan dengan kadar alkohol 80% v/v,  gliceerin 1,45% v/v, H2O2 0,125% v/v. Handrub diuji pada telapak tangan tenaga kesehatan menggunakan metode difusi cakram dan jumlah angka kuman pada media agar. Berdasarkan hasil pengamatan, handrub RSPAD Gatot Soebroto memiliki ketahanan fungsi antiseptik lebih dari 21 hari yang dilihat dari penurunan angka kuman yaitu selisih jumlah koloni sebelum - sesudah tindakan handrub dan penurunan zona hambatan yang terbentuk. Zona hambatan terbentuk disebabkan alkohol mendenaturasi protein bakteri. Pewarnaan gram paling dominan ditemukan ialah bakteri gram negatif berwarna merah dengan bentuk batang.Hasil uji statistik berdasarkan analisa paired sampel t-test jumlah koloni menunjukkan adanya perbedaan yang berarti pada  penurunan angka kuman sebelum dan sesudah tindakan handrubdengan nilai signifikan P value 0,00<0,05. Uji anova dilakukan pada presentasi penurunan rata-rata dan zona hambatan terhadap waktu pengambilan dan suhu. Hasil uji terdapat perbedaan pada jumlah koloni dan zona hambat terhadap waktu pengambilan sampelhandrub, masing – masing nilai F hitung > nilai F tabel adalah (22,440 > 3,10) dan (37,801 > 3,10).

Page 4 of 11 | Total Record : 107