cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jmars@untan.ac.id
Editorial Address
Gedung Program Studi Arsitektur Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Prof Dr. H. Hadari Nawawi, 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 27465896     DOI : -
Core Subject : Engineering,
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Arjuna Subject : -
Articles 421 Documents
Pusat Perikanan di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Hanggara Mas, Julius Evan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3110.16 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v2i2.9174

Abstract

Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten yang memiliki jumlah tangkapan ikan kedua terbanyak di Provinsi Kalimantan Barat. Dengan menempati wilayah pengelolaan perikanan atau WPP711 yang meliputi Laut Cina Selatan, Laut Natuna dan Selat Karimata dengan luas perairan sekitar 550.000 km2, potensi dan sumber daya alam tersebut seharusnya menjadi daerah yang maju dari sektor kelautan dan perikanan. Tangkapan ikan yang melimpah akan menguatkan nilai ekonomi daerah, produk laut itu sendiri juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mengkonsumsi ikan. Namun di Kabupaten Kubu Raya, nilai ini belum maksimal dikarenakan distribusi ikan ke daerah-daerah dan minat masyarakat untuk makan ikan masih rendah. Kecamatan Sungai Kakap merupakan salah satu alternatif lokasi pembangunan pusat perikanan dengan memanfaatkan pelabuhan perikanan yang sudah ada. Konsep rancangan yang dihasilkan adalah menyediakan segala fasilitas yang menunjang kegiatan perikanan dari produksi, pengolahan hingga pemasaran ke konsumen di dalam dan luar daerah dengan sistem distribusi yang baik. Fungsi dan fasilitas dipisahkan menjadi fungsi utama dan pendukung berdasarkan kegiatan perikanan yang dilakukan. Fungsi utama dipusatkan pada pemasaran dan distribusi ikan yang terkoordinir melewati tempat pelelangan ikan sebelum sampai ke konsumen lewat pasar, rumah makan ataupun tempat pengolahan ikan.   Kata kunci: pusat perikanan, ikan konsumsi, kubu raya
BEACH RESORT HOTEL DI KABUPATEN BENGKAYANG Prayasa, I'ing
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.996 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31413

Abstract

Pariwisata pantai di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Provinsi Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Bengkayang memiliki potensi pariwisata pantai yang cukup besar di Indonesia. Daerah pesisir Kabupaten Bengkayang merupakan kawasan pengembangan pariwisata bahari dan termasuk kawasan konservasi laut. Kurangnya sarana pendukung pariwisata mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Bengkayang. Ketidaktersediannya penginapan yang dapat mengoptimalkan potensi bahari menjadi suatu landasan penulis untuk merencanakan suatu sarana akomodasi yang terletak di tepi pantai yaitu Beach Resort Hotel. Kondisi tapak yang berada di tepi pantai, berkontur dan terdapat pepohonan harus dioptimalkan sebagai daya tarik resort. Oleh sebab itu Perancangan Beach Resort hotel dilakukan dengan pendekatan arsitektur biologis yang memperhatikan keselarasan alam dan kepentingan manusia. Penerapan konsep arsitektur biologis menghasilkan resort yang mengadaptasi bangunan pesisir pantai dengan menawarkan keindahan pantai, laut dan deretan kepulauan yang terdapat disekitar kawasan dengan tetap menjaga keasrian lingkungan sekitar tapak. Sehingga Beach Resort Hotel yang dirancang memiliki tata massa yang harmonis, ritmis, dinamis, dan linier. Bangunan resort memanfaatkan pohon eksisting sebagai peneduh dan memanfaatkan angin pantai untuk penghawaan alami dengan bukaan yang optimal serta memiliki pemandangan yang mengarah ke laut sehingga pengunjung dapat menjadi santai dan tenang.Kata kunci: Pantai, Resort, Hotel
PERANCANGAN KLINIK BERSALIN Purwaningtyas, Herlin
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.29 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32232

Abstract

Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai. Meskipun upaya peningkatan terus dilakukan tetapi angka kematian masih cukup tinggi terutama kematian ibu dan anak saat proses kehamilan dan kelahiran. Dalam proses kelahiran, banyak wanita yang pikirannya diperberat oleh faktor psikologi yang mengganggu dan dapat menghambat proses persalinan serta penyembuhannya, oleh karena itu secara psikologis ibu hamil menuntut suatu kenyamanan khusus bagi suasana “rumah tinggalnya” yang sementara itu. Salah satu jenis pelayanan kesehatan tersebut adalah Klinik Bersalin. Perancangan Klinik Bersalin berlokasi di jalan Husein Hamzah, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan daerah permukiman, sehingga memudahkan akses pencapaian dari rumah warga menuju ke lokasi site pada saat terjadi situasi darurat melahirkan. Metode perancangan yang digunakan meliputi: gagasan, pengumpulan data, analisis, dan tahap rancangan. Hasil perancangan Klinik Bersalin  terdiri dari satu masa bangunan berbentuk persegi panjang yang mengikuti kondisi lahan yang sempit. Perletakkan, Orientasi, Sirkulasi, dan Vegetasi dirancang berdasarkan dari hasil analisis tapak dan peraturan yang ada. Zonasi ruangan dibedakan perlantai dengan fungsi yang berbeda-beda. Kata Kunci : Kesehatan, Klinik Bersalin, Kota Pontianak
SEKOLAH DASAR INKLUSI UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK (ABBS) DI KOTA PONTIANAK Venti, Cecilia
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 1 (2017): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2395.397 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v5i1.20092

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang memegang peranan penting dalam seluruh sektor kehidupan, karena kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan. Anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapat perhatian serius menyangkut keadaan tumbuh kembang dan kelanjutan pendidikannya. Salah satu kategori anak berkebutuhan khusus adalah anak berkesulitan belajar spesifik, yaitu yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas akademik khusus terutama dalam kemampuan membaca, menulis dan berhitung, atau pada mata pelajaran tertentu. Fungsi dari Sekolah Dasar Inklusi untuk Anak Berkesulitan Belajar Spesifik adalah tempat belajar mengajar untuk siswa sekolah dasar umum dan yang berkesulitan belajar spesifik, yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang efektif untuk semua anak, tidak hanya yang normal, tetapi juga anak berkesulitan belajar spesifik. Konsep Multisensory Building didapat dari hasil analisis kebutuhan dan cara belajar Anak Berkesulitan Belajar Spesifik yang berbeda, yaitu memerlukan pengalaman langsung dengan materi pembelajaran, salah satunya dengan teknik multisensori, yaitu memaksimalkan pembelajaran menggunakan panca indera, yaitu dengan melihat, meraba, dan mendengar langsung serta mewadahi gerak aktif anak. Konsep yang didukung hasil analisa menghasilkan kebutuhan ruang taman belajar sebagai media belajar utama selain ruang kelas, dan diterapkan pada bentuk, material, dan warna yang mendukung proses belajar anak.   Kata kunci: Anak Berkesulitan Belajar Spesifik, Multisensori, Taman Kelas 
KAWASAN PASAR TRADISIONAL KABUPATEN KUBU RAYA Kurniady, Evan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.85 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i1.25211

Abstract

Pasar tradisional terkenal dengan citra yang kumuh, bau dan tidak tertata serta erat kaitannya dengan premanisme. Selain itu, terdapat juga pasar tidak resmi yang biasanya terdiri dari para pedagang kaki lima (PKL) yang berkumpul di satu area untuk berjualan, sehingga menghalangi jalur sirkulasi dan dapat menyebabkan kemacetan. Kubu Raya merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, yang saat ini sedang berkembang pada sektor ekonominya sehingga banyak pasar yang terbangun dengan kondisi yang kurang layak. Dengan kondisi tersebut, sudah selayaknya aktivitas jual beli ini difasilitasi dengan sebuah pasar baru yang representatif dan dapat menjawab permasalahan yang ada. Tujuannya untuk merancang kawasan  pasar tradisional sebagai pasar yang lebih tertata dan dapat menjadi pasar tradisional yang bersih, nyaman, dan berdampak positif terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan konsep “pasar komunal”, pasar ini tidak hanya mewadahi fungsi utamanya sebagai pusat kegiatan jual beli tetapi juga ditambahkan dengan fungsi pendukung lainnya yang mewadahi fungsi sosial masyarakat. Pasar ini dilengkapi fasilitas foodmarket dan riverfront. Fasilitas tersebut kemudian di tata sedemikian rupa dan pembagian zona yang jelas. Pembagian zonanya dibatasi dengan sungai buatan pada bagian tengah kawasan yang dapat juga berfungsi sebagai penghawaan pada kawasan. Area foodmarket dan riverfront diletakkan di bagian pinggir sungai agar menjadi potensi wisata. Kata Kunci : Pasar, Pasar tradisional, Pasar Tepian Sungai, Kabupaten Kubu Raya
RUMAH TINGGAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS PASCA STROKE STUDI KASUS : RUMAH TINGGAL HJ. SARINAH Pasaribu, Rotua Kezia Septyera
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v2i2.8131

Abstract

ABSTRAK Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke area otak. Dampak yang sering dialami oleh insan pasca stroke meliputi keterbatasan fisik, psikologis, dan kurangnya interaksi sosial dan lingkungan akibat menurunnya rasa kepercayaan diri. Keterbatasan fisik yang dialami setiap insan pasca stroke yang berbeda-beda menyebabkan program pemulihan yang harus mereka jalani juga berbeda-beda. Hj. Sarinah merupakan subjek kasus yang diangkat, seorang insan pasca stroke yang mengalami stroke iskemik dan mengalami hemiparesis pada bagian tubuh sebelah kiri. Beliau merupakan sosok yang masih aktif dalam berbagai kegiatan hobi di rumah maupun bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Rumah menjadi suatu elemen yang begitu lekat dalam kegiatan beliau sehingga setiap bagian rumah perlu memperhatikan fungsi dan kesinambungan beliau dalam berkegiatan. Therapeutic Environment merupakan suatu lingkungan yang kompak dan memenuhi kebutuhan pasien dalam membantu proses terapi pemulihan. Penerapan model lingkungan terapi berpengaruh langsung terhadap proses pemulihan dari kondisi pasca stroke yang dialami dan terhadap kemudahan keluarga dalam merawat dan berinteraksi dengan insan pasca stroke. Lingkungan terapi diwujudkan dengan zonasi ruang yang kompak, sistem pencahayaan dan penghawaan yang mendukung kesehatan, elemen interior sebagai alat bantu berjalan, dan ruang-ruang dengan fungsi yang mendukung hobi dan pengembangan diri serta potensi insan pasca stroke. Kata kunci : rumah tinggal, insan pasca stroke , lingkungan terapi
ARENA PANAHAN KOTA PONTIANAK Ramadhita, Sarah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1737.032 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.30879

Abstract

Kalimantan Barat memiliki banyak peminat pada olahraga panah yang dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh para atlet panah dalam berbagai ajang nasional maupun daerah serta aktifnya pertandingan panah yang sering diadakan dalam berbagai ajang kejuaraan. Kota Pontianak memiliki arena panahan dibawah kepemilikan PENGPROV PERPANI (Pengurus Provinsi Persatuan Panahan Indonesia). Keadaan arena panahan Kota Pontianak belum memiliki kelengkapan yang dapat menunjang aktivitas dan pertandingan perpanahan berdasarkan standar arena panahan. Menimbang bahwa Kota Pontianak aktif dalam mengadakan berbagai ajang dan memiliki peminat panahan serta melihat pada standar arena panahan, sudah semestinya Kota Pontianak sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki area panahan dengan fasilitas yang menunjang sehingga dapat mendukung berjalannya aktivitas dan pertandingan perpanahan. Perancangan ini menyediakan lapangan panah secara outdoor dan indoor sesuai dengan standar arena panahan internasional, dilengkapi dengan fasilitas penunjang perpanahan yang ditempatkan menunjang kedua jenis lapangan. Kata kunci: Panahan, Arena Panahan, Kompetisi Panah
PUSAT PERBELANJAAN PAKAIAN PONTIANAK Ananda, Dinda Rizka
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2170.437 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v3i2.12877

Abstract

Kota Pontianak adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Barat dimana menurut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama kurun waktu tahun 2010-2013 pertumbuhan perdagangan, hotel, dan restoran menjadi pendorong utama laju perekonomian di Kota Pontianak. Tingkat pertumbuhan perdagangan Kota Pontianak tersebut banyak didominasi oleh pedagangan pakaian sebagai kebutuhan sandang manusia. Perdagangan pakaian di Kota Pontianak terbagi menjadi dua sistem yang masing-masing memiliki pangsa pasar sendiri yaitu pusat perbelanjaan dengan sistem modern dan sistem tradisional. Dua sistem tersebut menciptakan identitas mode pada setiap komoditi dagangan yang pada akhirnya menciptakan kelas-kelas tertentu. Untuk meminimalisir hal tersebut perlu direncanakan pusat perbelanjaan yang mengakomodir kedua sistem tersebut dan nantinya akan menciptakan sistem perdagangan terpadu dalam suatu pusat perbelanjaan fashion. Metode perancangan pusat perbelanjaan pakaian ini menggunakan tahap gagasan, tahap pengumpulan data dan tahap analisis dengan hasil yang ingin dicapai yaitu meliputi konsep rancangan pusat perbelanjaan khusus pakaian dengan mengabungkan seluruh jenis fashion didalam satu bangunan. Lokasi pusat perbelanjaan berada di Jalan Tanjungpura yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah kawasan Tanjungpura sebagai kawasan perdagangan dan jasa.   Kata kunci: Pusat Perbelanjaan, Pakaian, Arsitektur
KAWASAN PERTANIAN TERPADU DI DESA PEMATANG TUJUH KABUPATEN KUBU RAYA Andina Syafrina
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2935.745 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v4i2.17477

Abstract

Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor penopang perekonomian di pedesaan khususnya Kabupaten Kubu Raya. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan menerapkan sistem pertanian terpadu. Desa Pematang Tujuh di Kabupaten Kubu Raya berpotensi untuk dikembangkan kawasan pertanian terpadu sebagai kawasan percontohan. Salah satu komoditas yang sudah dikembangkan oleh masyarakat yaitu pertanian hortikultura. Saat ini masih terkendala oleh harga pupuk yang mahal, keterbatasan modal, sewa alat pertanian yang mahal serta adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Perancangan kawasan pertanian terpadu dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan permasalahan tapak serta merencanakan pengembangan kawasan pertanian terpadu dengan menyediakan fasilitas fisik pendukung kegiatan pertanian yang dapat mendukung penyediaan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi, membantu petani dalam penyediaan alat pertanian serta membantu dalam penyediaan modal melalui badan usaha koperasi. Konsep Perancangan yang diterapkan yaitu “Pematang Tujuh Farm Oasis” yang terdiri dari integrasi antara fungsi-fungsi dari sub sektor pertanian di dalam kawasan melalui penataan bangunan dan kawasan dengan penggunaan elemen sirkulasi dan ruang terbuka; Konservasi lingkungan pertanian serta menyediakan ruang edukasi pertanian melalui lahan pertanian, taman dan vertical farming sebagai galeri nyata dari kawasan pertanian terpadu sehingga dapat memacu pengembangan pertanian di Desa Pematang Tujuh.   Kata kunci: Pertanian, Kawasan Pertanian Terpadu
RIVER SIDE MALL DI KOTA PONTIANAK Nopiyanto, Nopiyanto
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1816.662 KB) | DOI: 10.26418/jmars.v7i1.33198

Abstract

Perkembangan penduduk dan perekonomian di kota Pontianak terus mengalami peningkatan, sejalan dengan hal tersebut mengakibatkan meningkatnya daya beli masyarakat. Dengan potensi tersebut dibutuhkan sebuah pusat perbelanjaan yaitu Shopping mall. Kebutuhan Shopping mall di masa sekarang bagi konsumen bukan sekedar tempat perbelanjaan tetapi sebagai wadah untuk kegiatan rekreasi. Perkembangan fungsi dari sebuah pusat perbelanjaan tersebut dapat ditanggapi dengan memanfaatkan potensi tata letak geografis lokasi sehingga dilakukan perancangan River Side Mall. River Side Mall adalah pusat perbelanjaan yang memanfaatkan latar tempat di pinggir sungai kapuas yang bertujuan sebagai pusat perbelanjaan dan menyediakan sarana rekreasi sebagai fasilitas pendukung. Perencanaan River Side Mall diawali dengan melakukan analisis dan menentukan lokasi, kemudian melakukan analisis fungsi, internal, eksternal, struktur dan utilitas. Setelah dilakukan analisis kemudian didapatkan konsep perancangan berupa zoning yang memudahkan kegiatan perbelanjaan dan area yang dapat memanfaatkan potensi sungai, konsep orientasi yang menghadap sirkulasi utama dan menghadap sungai, konsep sirkulasi yang meminimalisir kemacetan, konsep stuktur dengan pertimbangan berada dipinggir sungai, konsep utilitas dengan membagi zona dan konsep gubahan bentuk dan fasad bangunan yang mengambil analogi gelombang air yang bertujuan untuk meningkatkan konsep River Side Mall. Kata kunci: ekonomi, shopping mall, sungai