JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Articles
421 Documents
TAMAN BUDAYA KABUPATEN LANDAK
Wicaksono, Endri
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2844.364 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i1.24948
Taman Budaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Landak. Secara teknis operasional Taman Budaya memfasilitasi setiap penyelenggaraan seni budaya yang dilaksanakan oleh para seniman, budayawan, pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum. Kabupaten Landak saat ini belum mempunyai sarana dan prasarana yang memadai di bidang seni budaya, kondisi ini ditambah lagi dengan belum optimalnya pemanfaatan potensi seni budaya seperti banyaknya sanggar seni dan kekayaan budaya yang sudah ada. Keberadaan Taman Budaya Kabupaten Landak tersebut nantinya akan dapat memfasilitasi sanggar-sanggar seni maupun hasil kebudayaan, sehingga seni dan kebudayaan yang menjadi identitas daerah tersebut tidak hilang termakan zaman. Tema atau Konsep Arsitektur Kalimantan Barat diterapkan melalui perpaduan antara unsur tradisonal dengan unsur modern dengan mengedepankan nilai-nilai lokal khususnya pada etnis Dayak Kanayant. Konsep tersebut dipilih karena lokasi perancangan yang berada di Ngabang, Kabupaten Landak. Secara garis besar tema atau konsep yang diterapkan menciptakan suatu efek kohesif (menyatu) antara nilai lokal pada daerah tersebut dengan kondisi moderenisasi saat ini. Nilai lokal yang terkandung pada bangunan menghasilkan bangunan yang berbentuk persegi panjang (linier), simetris, penggunaan lantai panggung serta penanda bangunan publik sebagai hirarki pada zona tengah bangunan, sehingga hasil perancangan dapat menjadi suatu ikon bahkan identitas dari daerah tersebut. Kata kunci: Taman Budaya, Identitas, Arsitektur Kalimantan Barat
PUSAT REHABILITASI NARKOTIKA KALIMANTAN BARAT
FITRIANI, APRIYANTI
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 1 (2014): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1989.477 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i1.6015
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya lainnya. Salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus narkotika yang besar adalah Kalimantan Barat. Menurut Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 pasal 1 no. 15 tentang narkotika menyebutkan “penyalah guna merupakan orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum”. Namun Undang-undang yang sama yaitu pada Bagian Kedua pasal 54 yang mengatakan bahwa “pengguna narkotika berkewajiban untuk direhabilitasi baik rehabilitasi secara medis maupun sosial melalui fasilitas rehabilitasi”. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 04 Tahun 2010 menyatakan bahwa “penempatan penyalahgunaan, korban penyalahgunaan dan pecandu narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”. Sehingga, untuk menangani korban penyalahgunaan narkotika diperlukanlah sebuah Pusat Rehabilitasi Narkotika Kalimantan Barat. Sistem pelaksanaan rehabilitasi sesuai dengan yang diterapkan oleh pihak BNN RI yaitu “Therapeutic Community”. Pusat Rehabilitasi Narkotika Kalimantan Barat ini merupakan bangunan massa banyak. Setiap massa disesuaikan dengan fungsi dan kegiatan residen, sehingga massa bangunan dibagi menjadi tiga yaitu bangunan perkantoran; bangunan therapeutic community; dan bangunan re-entry. Penataan massa dilakukan dengan sistem enclosure yang dapat menciptakan ruang terpisah antara residen dan dunia luar. Utilitas dan penataan lingkungan pada bangunan disesuaikan dengan kebutuhan dan keamanan residen dalam melakukan proses rehabilitasi, sedangkan untuk struktur disesuaikan dengan tapak, konsep, keamanan residen dan fungsi bangunan. Kesimpulan dari perancangan Pusat Rehabilitasi Narkotika Kalimantan Barat ini diarahkan untuk pemenuhan fasilitas BNNP Kal-Bar agar dapat dimanfaatkan untuk merehabilitasi pengguna narkotika di Kalimantan Barat dan merancang sebuah Pusat Rehabilitasi Narkotika yang sesuai dengan standar operasional sebuah Pusat Rehabilitasi Narkotika BNN RI. Kata kunci: Narkotika, Therapeutic Community, Pusat Rehabilitasi Narkotika Kalimantan Barat
RUMAH SENI LUKIS
Syafutri, Rissa Fitria
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (967.726 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.28621
Dewasa ini, seni rupa dengan aliran seni lukis mengalami perkembangan di kota Pontianak. Hal ini dapat dilihat dari fenomena meningkatnya aktivitas pelaku seni rupa berupa pameran, workshop, dan bertambahnya keberagaman gaya lukis yang digemari oleh pelaku seni. Perkembangan ini tidak diimbangi dengan fasilitas yang tersedia di kota Pontianak sehingga dibutuhkan wadah khusus bagi pelaku seni. Fasilitas tersebut memerlukan tempat untuk mewadahi kegiatan yang meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa. Perancangan bangunan Rumah Seni Lukis mengambil tema besar menumbuhkan imajinasi yang ditekankan pada aplikasi pola dinamis dan kompleks pada bangunan. Konsep bentukan diambil dari sebuah gambaran pergerakan imajinasi yang tumbuh secara radial yang bertujuan agar pengunjung bangunan, baik dari pelaku seni rupa maupun masyarakat umum dapat merasakan bermacam-macam dimensi ruang yang berbeda. Massa bangunan pada Rumah Seni Lukis dibagi menjadi 2, yaitu bangunan galeri seni dan residensi seniman. Galeri seni memiliki bentukan dinamis dengan sirkulasi linier sedangkan bentukan pada residensi seniman memiliki bentukan statis. Dua massa bangunan tersebut memiliki peran dalam keberlangsungan aktivitas pada Rumah Seni Lukis yang saling terkait. Kata kunci: Seni Rupa, Galeri Seni Rupa, Menumbuhkan Imajinasi
Panti Sosial Tresna Werdha Kota Pontianak
Safitri, Andrea
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1533.892 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i1.10751
Lanjut usia (lansia) diartikan sebagai seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dan telah mengalami penurunan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, serta mengalami penurunan dalam masalah psikis dan sosial. Kebutuhan dasar lansia seperti kebutuhan sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal) Lanjut usia (lansia) merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam perlakuannya. Sebagian lanjut usia (lansia) bahkan sudah tidak sanggup lagi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri dan sangat membutuhkan perhatian dari keluarga. Faktanya masih terdapat keluarga yang tidak peduli sehingga mengakibatkan lansia menjadi terlantar. Permasalahan yang ada kini yaitu lansia semakin bertambah setiap tahunnya bahkan lansia yang hidup sendiri dan terlantar, khususnya yang berada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Permasalahan tersebut memunculkan sebuah gagasan bahwa lansia membutuhkan sebuah wadah atau institusi yang dikenal dengan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW). Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) yaitu suatu institusi yang memberikan pelayanan dan perawatan berupa perawatan jasmani, perawatan rohani, perawatan sosial serta perlindungan untuk lansia agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar. Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kota Pontianak disesuaikan dengan standar dari segi fungsi bangunan, kebutuhan ruang yang diperlukan, persyaratan ruang, utilitas, struktur bangunan, tata massa dan gubahan bentuk bangunan. Kata kunci: Lanjut Usia, Panti Sosial Tresna Werdha
PUSAT KREMATORIUM DI KABUPATEN BENGKAYANG
Suyanto, Suyanto
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3057.34 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.31693
Kematian merupakan kodrat dari semua mahkluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Kematian akan meninggalkan jasad di dunia ini yang akan dikebumikan ataupun diperabukan. Perabuan jenazah manusia atau kremasi telah dilakukan sejak lama dari cara tradisional di lingkungan terbuka hingga kemudian dilakukan di dalam bangunan krematorium. Provinsi Kalimantan Barat hanya memiliki satu krematorium, yaitu Krematorium Halim Pontianak yang digunakan oleh seluruh masyarakat Kalimantan Barat untuk melakukan kremasi. Jumlah permintaan kremasi yang besar dan datang dari berbagai daerah di Kalimantan Barat tidak diimbangi oleh fasilitas yang disediakan Krematorium Halim Pontianak. Lokasi perancangan berada di Jalan Raya Sedau yang merupakan area perkuburan milik Yayasan Jaya Mulia, Teluk Suak. Lokasi terletak di km 125 dari Kota Pontianak, km 19 dari Kota Singkawang dan km 60 dari Kota Mempawah. Perancangan krematorium ini diharapkan dapat memenuhi aspek-aspek arsitektural yang dibutuhkan serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul pada Krematorium Halim Pontianak. Perancangan krematorium ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pengguna jasa krematorium, masyarakat umum dan akademisi. Kata kunci: Kremasi, Krematorium, Perancangan Krematorium
Pusat Industri Kreatif di Kota Pontianak
Putra, Dzikri Prakasa;
Alhamdani, M. Ridha;
Gunawan, Ivan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 1, No 1 (2013): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1481.997 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v1i1.2108
Industri Kreatif merupakan salah satu komitmen awal untuk membentuk ekonomi kreatif. Definisi industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Pemerintah Indonesia menetapkan 14 subsektor industri kreatif yaitu periklanan; arsitektur; pasar seni dan barang antik; kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan piranti lunak; televisi dan radio; dan riset dan pengembangan. Tetapi dari ke-14 subsektor tersebut hanya 6 yang menjadi fokus pengembangan yaitu arsitektur;� kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; dan musik. Untuk mendukung perkembangan industri kreatif tersebut diperlukan tempat-tempat kreatif yang dapat menampung segala kegiatan kreatif di dalamnya . Pusat Industri Kreatif menyediakan fasilitas dan sarana untuk mengembangkan dan memperkenalkan sub-sub sektor daripada industri kreatif itu sendiri. Perancangan Pusat Industri Kreatif merupakan langkah awal untuk mendekatkan masyarakat dengan Industri Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan suatu kota kreatif demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi kreatif. Oleh karena itu, konsep perancangan pusat industri kreatif ini adalah sebagai berikut: menjadi bagian dari lingkungan masyarakat, sebagai ruang publik hijau kota, sebagai landmark kawasan sekitar, dan sebagai penggerak kreativitas.
SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SATU ATAP PONTIANAK
Cheriasari, Cindy
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1306.226 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.27450
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik berbeda dengan anak pada umumnya yang mengalami kelainan pada mental, emosi, dan fisik. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan prasarana pendidikan formal berupa Sekolah Luar Biasa. Ini menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menyediakannya. Pendidikan Luar Biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental yang terdiri dari TKLB hingga SMALB. Di Kota Pontianak tidak memiliki Sekolah Luar Biasa negeri hanya terdapat Sekolah Luar Biasa swasta yang belum sesuai dengan standar SLB. Perancangan ini menggunakan konsep untuk memudahkan anak berkebutuhan khusus dalam mobilitas seperti penggunaan ramp, guiding block dan railing, perletakan toilet, dan ruang-ruang pembelajaran yang tepat. Kemudian, menggunakan manajemen satu atap yang memfasilitasi berbagai jenis kelainan fisik/mental dan semua jenjang pendidikan untuk menciptakan efektifitas ruang dan memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk melanjutkan pendidikan. Konsep perancangan merupakan hasil analisis internal dan eksternal yang dipadukan dengan gubahan bentuk dari permainan Jenga sebagai permainan yang digunakan untuk terapi anak berkebutuhan khusus. Maka, perancangan Sekolah Luar Biasa Negeri Satu Atap Pontianak dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang layak diperlukan dan diharap dapat membantu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak berkebutuhan khusus. Kata kunci: Sekolah Luar Biasa, Anak Berkebutuhan Khusus, Jenga
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak
Wahono, Djoko
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2998.278 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i1.9798
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Dwikora Pontianak merupakan Terminal yang memiliki peranan dalam pendistribusian barangkeluar dan masuk dari dan menujuKota Pontianak, namun dikarenakan beberapa permasalahan diantaranya sempitnya lahan penumpukan, kurang tersedianya fasilitas umum bagi pekerja dan sering terjadinya cross circulation akanmenghambat kegiatan bongkar muat. Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit merupakan salah satu alternatif lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan studi kelayakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2010. Metodologi perancangan ditempuh dengan mengumpulkan data melalui observasi dan dokumenter, proses analisis data dari berbagai aspek yaitu kondisi eksisting tapak, program ruang berdasarkan pelaku dan prosedur kegiatan, zonasi ruang secara makro dan mikro, bentuk kawasan dan bentuk bangunan yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal sebagai ciri khas kawasan.Konsep rancangan yang dihasilkan adalah pemisahan fasilitas utama dan penunjang berdasarkan pelayanan kapal domestik dan internasional dengan bentuk kawasan dari kombinasi type dermaga pier dan arah kedatangan kapal serta pemisahan sirkulasi kendaraan melalui konsep double circulation namun tetap memperhatikan jarak pencapaian ruang di dalam kawasan,dan menyediakanrest area bagi pekerja. Bentuk bangunan utama merupakanperpaduan fungsi kawasan dan penerapan nilai-nilai kearifan lokal yang dituang dalam desain bentuk atap dengan tujuan sebagaiciri khas. Kata kunci : Terminal Petikemas, Pelabuhan Internasional Pantai Kijing
TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA PONTIANAK
Putri, Lamanda Askia
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1123.717 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31467
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dalam Undang-undang Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003 pasal 28 ayat 3 merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai pontensi baik pisikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar. Sebutan taman secara harfiah pada Taman Kanak-kanak adalah tempat yang nyaman untuk bermain, dalam pengertian perilaku guru, penataan sarana dan prasarana, dan Program Kegiatan Belajar sambil bermain. Dimana Taman Kanak-kanak menciptakan suasana yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 Bab 1 pasal 1 Ayat (2)). Berdasarkan Deklarasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pasal 7:3 Anak perlu mendapatkan kesempatan penuh untuk bermain dan berkreasi, sama seperti kesempatan untuk mendapatkan pendidikan; masyarakat dan pemerintah harus berperan aktif mendukung pemenuhan hak tersebut“.Sehingga pendekatan perancangan Taman Kanak-kanak di Kota Pontianak yang diambil adalah pisikologi bermain bagi anak, yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak yaitu anak dapat mencapai perkembangan motorik, sensorik, kognitif, intelektual, emosional, dan sosial. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Taman Kanak-kanak adalah taman bagi anak untuk belajar sambil bermain, maka didapat konsep untuk Taman Kanak-kanak ini adalah Taman Bermain atau Playground. Kata kunci : Taman Kanak-Kanak, belajar sambil bermain
PERANCANGAN FUTSAL CENTER DI KOTA PONTIANAK
Gilang, Abang
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 4, No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1395.858 KB)
|
DOI: 10.26418/jmars.v4i1.14978
Olahraga futsal merupakan olahraga sepak bola yang permainannya sangat cepat dan dinamis yang dimainkan di lapangan yang relatif kecil dari pada lapangan sepak bola pada umumnya. Sebagian banyak tempat penyedian jasa lapangan futsal di Kota Pontinak, namun adanya wadah yang belum tepat atau khusus untuk olahraga futsal itu sendiri. Untuk mewadahi semua kegiatan yang berkaitan dengan olahraga futsal maka Pontianak membutuhkan sebuah Futsal Center. Futsal Center merupakan suatu tempat olahraga futsal yang menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan olahraga futsal. Didalamnya terdiri dari pendidikan, pelatihan, penyewaan jasa lapangan futsal, retail-retail olahraga dan penyelengaraan event futsal. Futsal Center juga dapat berpotensi menjadi ikon baru bagi kawasan olahraga futsal di Kalimantan Barat, Khususnya di Kota Pontianak dan sekitarnya. Perancangan Futsal Center di Kota Pontianak diarahkan lebih kepada penikmat olahraga sepak bola didalam ruangan yang bisa dimainkan di siang maupun di malam hari tanpa gangguan alam seperti panas dan hujan. Futsal center ini di harapakan dapat menjadi wadah untuk mendukung serta mengakomodir perkembangan dunia olahraga khusunya futsal di Indonesia, khususnya daerah Pontianak. Kata kunci: Olahraga, pemain, futsal