JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Articles
421 Documents
Gedung Pertunjukan Seni di Tepian Sungai Kapuas
Narita, Essy
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v2i2.9175
Gedung Pertunjukan Seni merupakan suatu tempat yang dipergunakan sebagai tempat pagelaran pertunjukan, baik seni tari, musik maupun drama. Perancangan gedung ini tidak terlepas dari kebutuhan Kota Pontianak akan sebuah gedung pertunjukan, seiring makin banyaknya sanggar-sanggar yang bermunculan. Ini menandai semakin berkembangnya pula seni pertunjukan di Kota Pontianak. Dalam proses perancangan Gedung Pertunjukan Seni ini, terdapat dua hal yang menjadi pertimbangan, yaitu dari segi fungsi dan sebagai sebuah bangunan yang memiliki ruang terbuka yaitu kawasan waterfront park karena berada di tepian sungai kapuas. Waterfront adalah suatu area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut. Keterkaitan antara karya arsitektur, ruang terbuka dan seni ini menjadi satu konsep mendukung dalam perancangan Gedung Pertunjukan Seni ini. Konsep ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang baru dalam dunia arsitektur di Kalimantan Barat. Kata-kata kunci : Gedung Pertunjukan Seni, Tepian Sungai
PENATAAN KAWASAN KERATON PAKUNEGARA TAYAN
Sitio, Johan Moryanto
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31417
Kerajaan Tayan berada di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kerajaan Tayan didirikan oleh Gusti Lekar pada tahun 1687. Kerajaan Tayan memiliki kekuasaan pada tahun 1687 hingga 1965. Pada tahun 1965 meleburkan diri dengan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tidak berkuasa lagi atas wilayahnya. Perpindahan kekuasaan mengakibatkan wilayah kekuasaan Kerajaan Tayan berkembang tidak mengikuti norma-norma kerajaan, seperti yang terjadi pada kawasan istana kerajaan, Keraton Pakunegara. Kawasan Keraton Pakunegara berkembang menjadi kawasan rumah penduduk, yang seharusnya merupakan sebuah kawasan khusus dengan fungsi keraton/istana kerajaan. Perubahan fungsi kawasan mengakibatkan pelestarian kebudayaan tidak terakomodasi dengan baik. Tahun 2012, Kerajaan Tayan diaktifkan kembali dengan tujuan pelestarian kebudayaan Kerajaan Tayan. Kebudayaan Kerajaan Tayan banyak dilaksanakan di lingkungan Keraton Pakunegara, oleh karena itulah lingkungan keraton perlu untuk ditata kembali. Adanya permukiman penduduk pada kawasan mengharuskan penataan dilakukan dengan pendekatan pro-aktif terhadap masyarakat sekitar dan juga kebudayaan. Teras Keraton cukup tepat dalam menggambarkan konsep penataan, karena area penataan merupakan bagian luar keraton yang memiliki hubungan yang cukup erat dengan bangunan Keraton Pakunegara, ibarat sebuah rumah yang memiliki ruang dalam serta teras yang memiliki ikatan yang cukup erat. Dengan adanya penataan diharapkan kebudayaan Kerajaan Tayan dapat terlestarikan dan masyarakat setempat dapat hidup berdampingan dengan Keraton Pakunegara. Kata kunci: penataan kawasan, keraton, Pakunegara
Terminal Penumpang Kapal Laut Pada Kawasan Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak
Sari, Etsa Purnama
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i2.13861
Terminal Penumpang Pelabuhan Dwikora Pontianak merupakan satu-satunya terminal penumpang angkutan laut umum di Kalimantan Barat yang berfungsi memberikan pelayanan dan mewadahi berbagai kegiatan penumpang. Kondisi lingkungan sekitar yang padat, ketidakjelasan jalur sirkulasi antara pengantar dan penjemput, penumpukan penumpang di ruang tunggu, kurangnya fasilitas pendukung mengakibatkan keterbatasan pelayanan terhadap penumpang. Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit merupakan alternatif lokasi pembangunan pelabuhan internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan studi kelayakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Perhubungan tahun 2010. Metode pengkajian yang digunakan antara lain pengumpulan data melalui teknik observasi, dokumenter dan proses analisis data yang terdiri dari berbagai aspek, seperti: kondisi eksisting tapak, program ruang berdasarkan pelaku dan prosedur kegiatan, zonasi ruang secara makro dan mikro, bentuk kawasan dan bentuk bangunan yang sesuai dengan kondisi alam setempat. Pendekatan konsep yang diterapkan yaitu pendekatan pada aspek fungsional bangunan terminal penumpang. Konsep tersebut menghasilkan rancangan berupa bentuk dasar bangunan yang mengikuti site, pola ruang yang berbentuk linier dan bersifat mengarahkan, adanya pembagian zoning antara pengantar/penjemput dan penumpang, serta penambahan fasilitas pendukung untuk mendukung pelayanan terhadap penumpang. Kata kunci: Pelabuhan Internasional, Terminal Penumpang Kapal Laut
PERENCANAAN KLINIK TERPADU DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
Hafiz, Amin
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32410
Klinik merupakan tempat untuk memberikan pelayanan medik jangka pendek, bagi semua orang yang menderita sakit atau luka sesuai dengan sakit yang dideritanya. Klinik berfungsi Menyediakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialis. Klinik ini melayani masyarakat sekitar Kota Pontianak dan daerah sekitarnya. Perencanaan Klinik tersebut memang perlu dilakukan untuk memperbaiki fasilitas dan fungsi pada bangunan.Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan Klinik Terpadu di Kota Pontianak dengan membangun kembali bangunan. Perencanaan ini didasarkan atas standar yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Lokasi Perencanaan Klinik Terpadu saat ini terletak di Jl. Putri Candramidi No.35, Sungai Bangkong, Pontianak Kota. Lokasi ini sangat strategis karena akses menuju lokasi ini mudah dijangkau terletak di jalan utama. Kata kunci: Perencanaan, Klinik terpadu, Kota Pontianak
Perancangan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Karimah di Kabupaten Kubu Raya
Putra, Uray GK
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v5i2.22675
Yayasan Pendidikan Cahaya Khatulistiwa (YPCK) merupakan Lembaga yang bergerak di bidang Pendidikan Agama Islam Terpadu. YPCK merencanakan sebuah Pondok Pesantren menghafal Al-Qur'an untuk anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Permasalahan perancangan terletak pada metode menghafal Al-Qur'an yang memerlukan suasana tenang serta mendukung proses perkembangan anak remaja baru. Tujuan perancangan adalah dapat mewujudkan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an dengan menerapkan konsep ruang yang menyatu dengan alam. Metode tahapan pada perancangan ini dimulai dari Tahap Gagasan, Pengumpulan Data, Analisis, Sintesis, Pra-Rancangan dan Tahap Pengembangan Rancangan. Lokasi perancangan berada di Gang Hidayah, Jalan Ahmad Yani II Kabupaten Kubu Raya. Perancangan ini terdiri dari beberapa massa bangunan yaitu: bangunan Masjid, Sekolah, Asrama, Pengelola dan Area Permukiman Ustadz. Konsep utama perancangan Pondok Pesantren adalah ruang terbuka hijau yang dapat mewadahi kegiatan tahfidz. Penerapan konsep ruang terbuka berupa taman tahfidz yang nyaman, rimbun, luas dan dapat menjadi datum pada lingkungan Pondok Pesantren. Hasil perancangan yang diperoleh yaitu: bangunan Masjid dijadikan sebagai jantung pesantren dengan perletakan di bagian tengah kawasan. Bangunan rumah Kiai sebagai hijab atau pemisah antara zona pria dan wanita. Area tahfidz dan bangunan sekolah dibuat berdekatan agar saling terintegrasi. Bangunan Asrama diletakkan pada bagian belakang sebagai zona privasi. Kata kunci: Kubu Raya, Pendidikan Islam, Pondok Pesantren, Tahfidzul Qur'an
PUSAT INDUSTRI KREATIF KOTA PONTIANAK (Pontianak Creative Hub)
Jessica, Jessica
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i1.27278
Indonesia memiliki regulasi yang mendorong perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif, yaitu UU No 7 Tahun 2014. Provinsi Kalimantan Barat dengan ibukota Kota Pontianak, berpotensi besar untuk pengembangan industri kreatif yang dibuktikan dengan pemilihan Kota Pontianak menjadi salah satu kota dalam gerakan nasional 1000 Startup Digital. Pelaku 16 subsektor ekonomi kreatif memiliki permasalahan dalam mengembangkan usahanya, yaitu adanya ide tapi tidak punya ruang untuk memproduksi, memasarkan dan mengelola usahanya. Oleh karena itu, dibutuhkan Pusat Industri Kreatif seperti yang sudah dibangun di Jakarta (Jakarta Creative Hub) dan Bandung (Bandung Creative Hub). Lokasi perancangan berada di Jl. Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara. Pemilihan lokasi lahan perancangan karena berluas 2,02 Ha yang memenuhi kebutuhan besaran ruang, kemudahan akses serta memiliki view menuju sungai Kapuas. Konsep perancangan adalah “Pusat Industri Kreatif Terpadu” yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan 16 subsektor ekonomi kreatif. Hasil perancangan adalah bangunan didesain menjadi 4 massa sesuai dengan kebutuhan ruang, dengan sebuah karakterisik desain yang sama yaitu Tanjak dengan motif corak insang yang mencerminkan karakteristik kota Pontianak. Hadirnya Pusat Industri Kreatif kota Pontianak mewadahi produksi, pemasaran, pameran/pertunjukkan dan edukasi bagi ke 16 subsektor ekonomi kreatif Kota Pontianak serta menjadi destinasi wisata bagi publik.
PERANCANGAN KAWASAN WISATA PENDIDIKAN DI HABITAT ORANGUTAN KABUPATEN KAPUAS HULU
SUSANTO, SUSANTO
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v3i1.9964
Kerusakan hutan dan habitat orangutan di Pulau Kalimantan menyebabkan distribusi orangutan menjadi terfragmentasi di kantong - kantong habitat. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan ini telah menempatkan orangutan Kalimantan ke dalam kategori terancam punah di dalam daftar merah IUCN. Salah satu cara penanganan masalah tersebut adalah melalui pembangunan sebuah Kawasan Wisata Pendidikan di Habitat Orangutan yang memiliki sarana dan prasarana untuk kegiatan wisata, pusat informasi pendidikan, pelatihan serta pusat riset bagi peneliti. Kawasan Wisata Pendidikan ini dirancang dengan konsep bangunan bermassa banyak. Bangunan yang direncanakan meliputi bangunan kantor dan pelayanan, bangunan wisatawan, bangunan peneliti, bangunan penginapan, bangunan persiapan, bangunan serbaguna, serta shelter dan dermaga.Pola penataan massa disusun mengikuti pola pemukiman masyarakat adat sekitar yang pola pemukimannya terpusat. Sistem penghawaan pada bangunan memanfaatkan potensi kawasan sekitar dengan memperbanyak bukaan sirkulasi udara pada bangunan, sedangkan untuk struktur bangunan mengadopsi struktur danbahan material lokalsehingga struktur yang digunakan aman dan mudah untuk dibangunagar bersinergi antara lingkungan lokal, dengan lingkungan sekitar tanpa mengganggu habitat dan ekosistem orangutan tetap terjaga dan terlindungi. Â Kata kunci : Orangutan, Kepunahan,Habitat, Kawasan Wisata Pendidikan
¬Taman Bacaan Masyarakat di Kecamatan Pontianak Tenggara
Prasetyo, Ryan Aldi
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31489
Syarat bagi suatu bangsa agar dapat maju dan berkembang adalah adanya masyarakat pembelajar. Salah satu basis dukungan terpenting bagi pembentukan masyarakat pembelajar adalah masyarakat yang gemar membaca. Budaya membaca pada masyarakat Indonesia secara kualitatif masih termasuk pada kategori rendah dibanding negara-negara lain di Asia apalagi di dunia. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan minat baca masyarakat adalah dengan diadakannya taman bacaan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung kualitas hidup masyarakat. Konsep dari Taman Bacaan Masyarakat ini adalah Public Space Reading Park, yaitu sebuah konsep dimana para pengunjung bisa membaca dimana saja baik di dalam maupun di luar bangunan dengan suasana yang nyaman dengan menyelaraskan fungsi edukasi dan rekreasi pada satu bangunan secara fungsional serta memiliki keterkaitan dan hubungan satu sama lain. Untuk menunjang konsep tersebut disediakan fasilitas utama berupa ruang membaca indoor dan outdoor, serta memiliki fasilitas pendukung berupa ruang multimedia, cafe baca, dan ruang audio visual. Kata kunci: Taman Baca, Perpustakaan, Edukasi
CO-WORKING SPACE DI KOTA PONTIANAK
Aryadi, Yuswan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v5i2.24143
Co-working Space ialah fasilitas yang digunakan sebagai ruang kerja bersama untuk freelancer dan pengusaha baru maupun profesional. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan bekerja di Co-working Space karena fasilitas ini menyediakan berbagai fasilitas pendukung kegiatan bekerja para freelancer dan cenderung lebih murah dalam biaya operasionalnya. Gaya hidup yang serba praktis dan dinamis menjadikan Co-working Space sebagai sebuah wadah bagi para freelancer dalam bekerja. Saat ini di Kota Pontianak belum memiliki wadah untuk memfasilitasi kegiatan para freelancer. Freelancer biasanya melakukan aktivitas di cafe atau warung kopi sehingga dibutuhkan sebuah perancangan Co-working Space yang sesuai dengan gaya bekerja para freelancer di Kota Pontianak. Freelancer di Kota Pontianak dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis seperti Sastra, Grafis, Informasi dan Teknologi. Perancangan Fasilitas Co-working Space di Kota Pontianak direncanakan dengan konsep Simplicity (kesederhanaan) yang memiliki 3 (tiga) tahapan ide desain yaitu, mengurangi perusakan lahan perencanaan, mengurangi penggunaan energi listrik dan air, dan menambah  berbagai fasilitas penunjang bagi para freelancer. Perancangan fasilitas Co-working Space di Kota Pontianak ini terdiri dari 5 massa bangunan utama yang memiliki fungsi berbeda pada tiap massa bangunan. Pemisahan massa bangunan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para freelancer yang berbeda. Kata kunci : Co-working Space, kesederhanaan, Kota Pontianak
Bandar Udara Sukadana
Fitriani, Meta Indah
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 1, No 1 (2013): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/jmars.v1i1.3567
Currently, air transportation become the modes of transport that receive high demand by residents of Indonesia for long distance movement of man and goods. In order to make the air transportation operations run properly, it needs a well designed airport as the air transportation medium. Airports run a very important role as connector between passangers and the air transportation itself. Therefore, new airports in various regions in Indonesia prepared by the government in order to have larger area for the air transport. West Kalimantan Government targets the construction of three new airports to anticipate the growth of goods and services, one of which will be built in Sukadana (North Kayong District). North Kayong as a new autonomous region needs an airport to open up air transportation to reach the areas that are still isolated. Considering the importance of airports as one of the gates of North Kayong District that may affect the progress of the region, the design of the Sukadana Airport should be based on national standards and fulfill the convenience factors for users to achieve the safe, comfortable and efficient air transportation system in the region. The outer space and inner space organisation of Sukadana Airport designed to be simple with circulation layouts which is clear and easy to understand by passengers and other users. Therefore, the activities in the airport will work well because the cross circulation between passengers can be minimized. In addition, as a building that represents the image of the region, Sukadana Airport uses Malay architectural character that applied in the form of the roof, ornamentations, buildings color, etc.Keywords: Airport, Sukadana, Circulation