cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jmars@untan.ac.id
Editorial Address
Gedung Program Studi Arsitektur Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Prof Dr. H. Hadari Nawawi, 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 27465896     DOI : -
Core Subject : Engineering,
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur (sebelumnya Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN) adalah jurnal nasional yang berisi kumpulan naskah/ artikel hasil perancangan arsitektur yang fokus pada kegiatan "analisis dan sintesis" yang mendukung proses-proses perancangan arsitektur dan menghasilkan karya arsitektural. Substansi naskah dapat berupa kajian mengenai metode perancangan, proses analisis dalam perancangan, pengambilan keputusan dalam proses desain, proses penciptaan karya arsitektural, dan teori yang mendukung proses perancangan. Selain itu, JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur juga menerima (terbatas) naskah dengan pendekatan "penelitian" kajian arsitektural lainnya, seperti sejarah, teori, dan kritik arsitektur, teknologi bangunan, serta kota dan permukiman. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur mempunyai ISSN 2746-5896 (media online)
Arjuna Subject : -
Articles 421 Documents
RESTORAN TEPIAN SUNGAI DI KOTA PONTIANAK Septaliana, Shinta
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.27590

Abstract

Pada saat ini perkembangan jenis-jenis masakan sangat pesat, dimulai dari rasa, cara penyajian, bahkan suasana tempat juga mendukung nilai jual suatu makanan. Potensi sungai di Kota Pontianak untuk meningkatkan keindahan perkotaan secara alami, restoran tepian sungai dipilih untuk memaksimalkan potensi sungai dan potensi wisata yang tak luput dari kegiatan kuliner.  Tujuan perancangan Restoran Tepian Sungai di Kota Pontianak agar masyarakat kota Pontianak dapat menikmati makanan dan suasana tepian sungai Kapuas. Perlu adanya Restoran Tepian Sungai di Kota Pontianak berdasarkan dari kurangnya tempat makan sejenis restoran yang berada pada tepian sungai. Lokasi perancangan berada di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, pemilihan lokasi dilakukan dengan metode pembobotan potensi. Metode perancangan restoran ini dimulai dari pengembangan dari potensi maupun permasalahan, sehingga dapat mengetahui aktivitas yang terjadi di dalam site dan di luar site. Konsep perancangan Restoran Tepian Sungai di Kota Pontianak adalah kampung tepian air dengan pendekatan pemukiman lokal tepian sungai Kapuas dan tema tourism support merespon kegiatan wisata penunjang sehingga kegiatan wisata dapat dilakukan. Konsep kampung tepian sungai diterapkan dengan bentuk tatanan site yang terpusat pada restoran. Restoran Tepian Sungai sebagai tempat rekreasi dan kuliner. Pengunjung dapat menikmati sajian dan tata cara makan khas Melayu yaitu seprahan. Kata Kunci: Kuliner, Penunjang wisata, Restoran
PANTI ASUHAN BHAKTI LUHUR UNTUK ANAK PENYANDANG CACAT DI PONTIANAK Prihastanty, Viorensia Yuri
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 1 (2015): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v3i1.9434

Abstract

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1988 Tentang Usaha Kesejahteraan Bagi Anak, dinyatakan bahwa anak merupakan generasi penerus dalam pembangunan bangsa dan Negara, sehingga diperlukan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bagi anak. Dalam beberapa keadaan tertentu, orang tua yang bertanggung jawab dalam memenuhi kesejahteraan anak tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga menimbulkan keterlantaran. Maka, Pemerintah memiliki peran dalam membuat Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang mempunyai tanggung jawab kepada anak yang tidak mempunyai orang tua dan terlantar, anak terlantar dan anak yang mengalami masalah kelakuan, untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial dengan cara memenuhi segala kebutuhan, baik berupa material maupun spiritual, meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan. Salah satunya adalah Yayasan Bhakti Luhur yang juga memiliki panti asuhan bagi para penyandang cacat. Hal utama yang menjadi pertimbangan dalam perancangan panti asuhan ini adalah aksesibilitas anak penyandang cacat di dalam bangunan sebagai pengguna utama bangunan. Konsep rancangan ini adalah memaksimalkan ruang – ruang yang terbentuk pada bangunan dan menerapkan konsep yang aman bagi penyandang cacat, terutama anak – anak, sehingga diharapkan dapat menyediakan suatu wadah berupa panti asuhan yang memberikan kenyamanan bagi pengguna di masa mendatang.   Kata kunci: panti asuhan, anak, anak penyandang cacat
CLUB HOUSE ALAM KHATULISTIWA GOLF DI KOTA PONTIANAK Herliansya, Herliansya
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.31442

Abstract

Golf tidak hanya dikenal sebagai permainan saja melainkan juga sebagai gaya hidup kaum urban yang ingin berolahraga sekaligus bersosialisasi. Sebagian orang menganggap bahwa golf merupakan sarana efektif untuk kegiatan bisnis. Golf tidak hanya dipersepsikan sebagai olahraga untuk menyehatkan badan, melainkan sudah menjadi sarana entertaintment dan bersosial untuk para pecinta golf sehingga hal ini juga menuntut akan fasilitas-fasilitas lain selain tempat bermain golf itu sendiri. Club house adalah sebuah fasilitas yang mewadahi perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat yang sama dan bertemu untuk bersenang-senang yang digunakan sebagai tempat santai, makan, minum dan hal lain yangbersifat rekreatif. Persyaratan bangunan club house harus menyediakan dua fasilitas utama yaitu area golf yakni area untuk bermain golf dan menyediakan peralatan golf serta area sosial yang merupakan area untuk berkumpul. Fasilitas-fasilitastersebutdiantaranya tempat kebugaran tubuh (fitness dan aerobic), relaksasi tubuh (spa, sauna dan massage), berbisnis (meeting room, conference room), kegiatan publik (ballroom, promotion room, restaurant), bahkan tempat berlibur keluarga.Pontianak sudah memiliki lapangan golf yakni Lapangan Alam Khatulistiwa Golf Pontianak, banyaknya peminat dari olahraga golf di Pontianak menjadi dasar diperlukan adanya perancangan club house golf  di Kota Pontianak. Kata Kunci: Club house, Alam, Golf
RESORT PANTAI PULAU DATOK DI KABUPATEN KAYONG UTARA Darman, Darman
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v3i2.13904

Abstract

Kayong Utara sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat cukup banyak mempunyai potensi-potensi wisata yang dapat dikembangkan. Salah satu potensi wisata itu adalah Pantai Pulau Datok yang terletak di Desa Sutra Kecamatan Sukadana. Dewasa ini, Resort cukup diminati di kota-kota tujuan wisata terutama pada kota yang memiliki potensi wisata khusus, seperti pantai. Pemanfaatan potensi Pantai Pulau Datok sebagai Resort diharapkan dapat mewadahi aktivitas masyarakat untuk berwisata. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menghasilkan perancangan Resort Pantai Pulau Datok Di Kabupaten Kayong Utara. Dilakukan tiga metode perancangan yang terdiri dari observasi, wawancara dan pengumpulan data dari literatur untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan potensi dan permasalahan tersebut maka perancangan resort dilakukan dengan memperhatikan perletakan tata massa bangunan dan mempertimbangkan karakteristik pantai pulau datok guna meningkatkan kualitas dan menarik wisatawan untuk berwisata ke  Pantai Pulau Datok di Kabupaten Kayong Utara.   Kata kunci: Resort, Pantai Pulau Datok, Kabupaten Kayong Utara
PUSAT INFORMASI WISATA TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM Saputra, Wilman
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v7i1.32414

Abstract

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk reaksasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan tentunya memerlukan informasi tentang tempat wisata yang akan mereka tuju. Maka dari itu mereka membutuhkan wadah informasi dimana mereka dapat mencari tahu dan melihat informasi berbagai lokasi wisata yang terdapat di suatu daerah. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang bangunan pusat informasi wisata yang dapat membantu memberikan informasi lokasi wisata dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta sektor ekonomi di daerah perancangan. Untuk mendukung keberadaan pusat informasi wisata yang berfungsi sebagai sarana informasi dan wadah, maka dibutuhkan lokasi yang mudah di jangkau wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Lokasi perancangan ini berada di Lanjak, kecamatan Batang Lupar, kabupaten Kapuas Hulu, tepatnya terletak di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berkomitmen untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu andalan pembangunan, karena sektor ini memiliki peluang yang sangat menjanjikan kedepannya. Perancangan bangunan ini menggunakan konsep kearifan lokal yang dapat menggambarkan keistimewaan Kapuas Hulu, namun juga tidak meninggalkan unsur modern pada bangunan sebagai daya tarik wisatawan. Kata kunci: Pusat Informasi, Wisata Danau Sentarum
PENGEMBANGAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN SUNGAI KAKAP Amarullah, Ahmad Said
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v5i2.22919

Abstract

Sungai Kakap adalah desa yang berada di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sungai Kakap yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna. Sebagai pusat transportasi sungai, keberadaan pelabuhan di Sungai Kakap kerap dijadikan sarana untuk melayani angkutan laut dan sungai dengan menghubungkan wilayah-wilayah sekitarnya termasuk objek-objek wisata yang tersebar di wilayah tersebut. Tujuan perancangan ini adalah untuk merancang desain pengembangan pangkalan pendaratan ikan Sungai Kakap di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya agar sesuai dengan standar arsitektur yang mengacu kepada peraturan pemerintah. Metode pengkajian yang digunakan terdiri dari kajian literatur (Sejarah dan Teori Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunan, Arsitektur Prilaku, Struktur, Arsitektur Lingkungan, dan Utilitas), metode pengumpulan data (studi pustaka dan studi lapangan), analisis data dan diagram alir pikir. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu konsep perancangan yang sesuai dengan pengembangan pelabuhan perikanan. Konsep utama perancangan adalah “Minapolitan”. Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Penataan sirkulasi dan letak bangunan menjadi acuan utama terhadap konsep perancangan. Bangunan-bangunan yang terdapat dalam kawasan perletakannya saling berhubungan terhadap bangunan yang ada disekitarnya. Sehingga dapat mendukung penerapan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.  Kata kunci: Pangkalan Pendaratan Ikan, Sungai Kakap
GEDUNG PELATIHAN BADMINTON DI KOTA SINGKAWANG Kurniawan, Riyan
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 1 (2018): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v6i1.27279

Abstract

Kota Singkawang memiliki beberapa fasilitas gedung olahraga, salah satunya Gedung Olahraga Bantilan yang berfokus pada pelatihan dan turnamen badminton yang telah berdiri sejak tahun 1973. Kondisi Gedung Olahraga Bantilan Singkawang saat ini dianggap kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik bangunan yang mulai rusak karena termakan usia. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pembangunan ulang Gedung Olahraga Bantilan Singkawang atau biasa disebut Gedung Pelatihan Badminton sesuai dengan SNI 03-3647-1994. Fungsi utama dari perancangan Gedung Pelatihan Olahraga Badminton ini adalah untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan ­dan turnamen badminton bagi para atlet atau non atlet di Kota Singkawang. Gedung ini juga berfungsi sebagai tempat sparing antara sesama pelaku atau penggemar olahraga badminton di Kota Singkawang. Fungsi lain dari Gedung Pelatihan Olahraga Badminton ini adalah sebagai tempat administrasi atau sekretariat kepengurusan organisasi badminton di Kota Singkawang seperti KONI dan PBSI. Gedung Pelatihan Olahraga Badminton Singkawang  menyediakan fasilitas yang lengkap dan modern bagi para atlet atau pelaku olahraga badminton. Konsep modern digunakan pada bangunan Gedung Pelatihan Olahraga Badminton ini. Penerapan konsep modern pada Gedung Pelatihan Badminton ini terletak pada bentuk struktur dan permainan pada fasade bangunan. Penggunaan material dan warna untuk mengangkat unsur modern pada bangunan Gedung Pelatihan Badminton di Kota Singkawang. Kata kunci: Badminton, Pelatihan, Modern
TAMAN GITANANDA PONTIANAK Bong, Winda
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 2, No 2 (2014): November
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v2i2.8630

Abstract

Taman Gitananda merupakan taman publik milik Pemerintah Daerah Kota Pontianak. Pihak Pemerintah Daerah memberikan hak kelola kepada Yayasan Bina Para Muda Khatulistiwa untuk mengelola taman ini. Taman ini dikhususkan untuk pendidikan dan tumbuh kembang anak usia balita, madya hingga remaja. Tujuan taman ini adalah untuk meningkatkan fisik, mental, intelektual, kepribadian, dan sosial anak. Taman ini akan difungsikan sebagai taman kota yang aman, nyaman dan fungsioanal serta dapat menampung kreatifitas anak.  Metode pengkajian yang digunakan terdiri dari kajian literatur (Sejarah dan Teori Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunan, Arsitektur Prilaku, Struktur, Arsitektur Lingkungan, dan Utilitas), metode pengumpulan data (studi pustaka dan studi lapangan), analisis data dan diagram alir pikir. Pendekatan konsep yang diambil adalah pendekatan “Perkembangan Anak”. Aspek-aspek perkembangan terdiri dari perkembangan Fisik-Motorik (Psikomotorik), Kognitif-Intelektual, Emosi dan Sosial. Aspek-aspek tersebut diterapkan melalui perletakan zoning, penggunaan warna, material, dan elevasi lantai.  Aspek tersebut tetap memperhatikan landasan pengendalian taman bermain anak yang meliputi: keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, keamanan dan keindahan.   Kata Kunci: Taman Gitananda, Perkembangan Anak
FAKULTAS ARSITEKTUR, DESAIN DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA Anugrah, Surya Fajar
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 6, No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v6i2.30915

Abstract

Pontianak memiliki masyarakat yang memperhatikan industri kreatif sebesar 155.000 jiwa. Angka tersebut sangat tinggi, sehingga diperlukan upaya yang sistematis untuk mengembangkan industri kreatif. Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan merupakan pilihan ilmu pengetahuan untuk mempelajari lebih dalam mengenai ekonomi kreatif tersebut. Metodologi yang akan digunakan dalam perancangan Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan adalah pengambilan data eksisting dan studi kasus untuk menganalisis data yang akan menjadi bahan analisis. Analisis meliputi analisis internal dan eksternal, hasil analisis tersebut kemudian menjadi acuan untuk merancang konsep perancangan Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan. Gedung Pengelola memiliki konsep bentuk yang menyerupai buku terbuka dengan arti di Fakultas inilah pengetahuan dapat digali. Perpaduan dinding kaca membuat bangunan tampak modern mengikuti pergerakan zaman yang semakin maju. Atap drop off gedung pengelola berbentuk segitiga mengambil bentukan dari ornamen gedung rektorat Universitas Tanjungpura. Gedung Belajar Mengajar memiliki konsep yaitu menganalogikan tangan menggenggam segulung kertas yang memiliki maksud sebagai keyakinan yang teguh dalam mencapai hasil akhir dalam sebuah pendidikan, kertas gulungan menunjukkan sebuah pekerjaan, tugas yang harus diselesaikan dengan tepat waktu sehingga diibaratkan pada bangunan Belajar Mengajar diharapkan para Mahasiswa memiliki semangat dan kedisiplinan dalam menempuh kehidupan perkuliahan. Kata kunci: Fakultas, Pendidikan Tinggi, Ekonomi Kreatif, Industri Kreatif
REDESAIN SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA ASIH PONTIANAK Tok, Priskila Setiadi
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 3, No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v3i2.13191

Abstract

Pendidikan formal diperlukan untuk membentuk kehidupan anak dengan memberikan pengetahuan dan wawasan dari sejak usia dini hingga dewasa. Pendidikan formal bisa didapatkan oleh setiap anak dan tidak terkecuali bagi anak penyandang cacat. Pendidikan formal bagi mereka tidak sama seperti anak normal melainkan pendidikan formal khusus yang disebut SLB (Sekolah Luar Biasa). SLB Dharma Asih merupakan salah satu sekolah yang melayani pendidikan khusus di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. SLB Dharma Asih melayani pendidikan bagi anak tunagrahita dan anak tunarungu/tunawicara. Sekolah tersebut belum memenuhi perancangan sesuai dengan standar SLB dan disesuaikan dengan kebutuhan anak tunagrahita dan anak tunarungu/tunawicara pada setiap jenjang pendidikannya. Perbedaan kebutuhan khusus mereka diidentifikasi agar bisa mengidentifikasi standar SLB yang diperlukan. Hasil identifikasi tersebut untuk mendapatkan fungsi ruang dan persyaratan ruang yang dibutuhkan untuk anak penyandang cacat dengan kebutuhan khusus di SLB Dharma Asih, sistem utilitas dan struktur yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan dan kegiatan anak-anak, sistem tapak lingkungan seperti peletakan bangunan, sirkulasi bangunan, orientasi, vegetasi dan arsitektur lingkungan baik secara eksternal maupun internal. Bentuk, ruang dan susunan terkait tata ruang dalam dan tata ruang luar bangunan akan terbentuk sehingga menghasilkan skematik desain berupa pra-rancangan dan pengembangan rancangan terkait redesain SLB Dharma Asih.   Kata kunci: SLB Dharma Asih, anak penyandang cacat, standar SLB