cover
Contact Name
Salfiana
Contact Email
salfiana.husain@gmail.com
Phone
+6285299202067
Journal Mail Official
teksuju@umsrappang.ac.id
Editorial Address
Ruang Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang Jl. Angkatan 45 No. 1 A Kampus UMS Rappang Lt. Salo Sidrap Indonesia (91651)
Location
Kab. sidenreng rappang,
Sulawesi selatan
INDONESIA
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian
ISSN : -     EISSN : 27980952     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang disusun pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Jurnal ini memuat hasil peneltian primer atau sekunder, tinjauan, pemikiran atau ulasan dan komunikasi pendek yang dikemas secara sistematis dan kritis dibidang Teknologi Hasil Pertanian. Terbit pertama kali pada tahun 2021 dengan frekuensi terbit setiap semester atau pada bulan Mei dan November. Lingkup permasalahan mencakup teknologi hasil pertanian, biokimia hasil pertanian, mikrobiologi pertanian, teknologi fermentasi, rekayasa proses hasil pertanian, ilmu dan teknologi pangan serta agroindustri.
Articles 52 Documents
Identifikasi dan Solusi Alternatif Pemanfaatan Limbah Produksi Pelekko' Itik di Warung Itik Sumber Abadi sebagai Makanan Khas Kota Sidrap Nurul Qisti
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.07 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i1.178

Abstract

Usaha kuliner saat sekarang ini tengah menjadi perhatian bersama karena perkembangannya yang begitu pesat. Apalagi ditunjang dengan teknologi yang memudahkan dalam pemesanan makanan di usaha kuliner ini. Semakin banyaknya usaha kuliner ini, semakin banyak pula limbah produksi yang dihasilkan. Dengan demikian, perlu perhatian dalam pemanfaatannya agar tidak berdampak buruk untuk masyarakat setempat. Penelitian ini berfokus ke makanan khas kota sidrap, Sulawesi Selatan yakni palekko’ itik. Diolah dengan bahan baku itik dan dicampur dengan bumbu rempah sehingga memiliki cita khas tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui limbah produksi palekko’ itik di Warung Itik Sumber Abadi dan memberikan solusi alternatif pemanfaatannya agar pembaca dapat menambah informasi dan menjadi peluang usaha dalam pemanfaatan limbah tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan wawancara langsung ke pemilik Warung Itik Sumber Abadi untuk mendapatkan data penelitian. Sedangkan jenis penelitian dan pengolahan datanya menggunakan teknik penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yakni limbah yang dihasilkan yakni limbah organik (limbah padat dan limbah cair) berupa sisa tulang itik, kulit rempah dan buah, campuran sisa makanan dan minuman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kompos, dan sisa tulang itik dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Sedangkan untuk limbah cairnya dapat diolah kembali sehingga aman untuk dibuang ke badan air atau dikonsumsi kembali. Limbah anorganiknya (limbah domestik) dapat didaur ulang dan dimanfaatkan sebagai media tanam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa belum adanya pengelolaan limbah yang dilakukan di Warung Itik Sumber Abadi. Limbah yang diidentifikasi masih dalam kategori aman untuk jangka pendek. Sehingga perlu dilakukannya pengelolaan dan pemanfaatan limbah secara optimal sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan untuk jangka panjangnya.
Pengaruh Tingkatan Suhu Penyangraian (Roasting) terhadap Karakteristik Aroma Kopi Arabika Idahwati Muslimin
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.645 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i1.182

Abstract

Penyarangraian adalah tahapan proses pembentukan aroma dan citarsa khas pada minuman kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyangraian terhap aroma kopi yang dihasilkan dari beberapa metode pengolahan. Pengolahan buah kopi dilakukan dengan tiga pengolahan yaitu pengolahan basah (fermentasi dalam air selama 12 jam), pengolahan kering (tanpa fermentasi) dan fermentasi menggunakan teknologi Ohmic (OHM) dan dengan penambahan ekstrak nenas. Kopi hasil fermentasi dikeringkan hingga kadar air sekitar 11% bb kemudian disangrai pada tiga tingkat penyangraian light (193oC) dengan waktu 10 menit, medium (203oC) dengan waktu 8 menit, dan dark (213oC) selama 7 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopi yang diperoleh dari penyangraian pada tingkat medium kandungan kafein tertinggi pada pengolahan kering dengan total kafein 0,119%, kemudian diikuti pengolahan basah dengan total kafein 0,087%, dan kadar kafein terendah diperoleh dari kopi yang difermentasi menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas yaitu 0,047%. Kandungan keasaman (pH) pada pengolahan kering merupakan pH tertinggi dengan nilai pH yaitu 5,85, kemudian diikuti pengolahan basah 5,78, dan pH terendah diperoleh dari kopi yang di fermentasi dengan menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas yaitu 4,81% yang mendekati asam. Kandungan total asam tertinggi diperoleh dari kopi yang di fermentasi dengan menggunakan teknologi Ohmic dengan penambahan ekstrak nenas dengan kandungan total asam 0,0034%, diikuti pada pengolahan basah 0,0033%, dan total asam terendah diperoleh dari pengolahan kering dengan total asam 0,0032%. Atribut aroma yang dihasilkan pada tingkat penyangraian medium memberikan aroma chocolate, caramel, fruity, dan earty. Sedangkan pada citarasa seduhan kopi meberikan rasa yang seimbang antara sweetness, acidity, bitteness, dan body yang tebal yang disukai oleh panelis.
Kajian Perbandingan Sifat Kimia Kandungan Pati Tepung Jagung berdasarkan Variasi Metode Pengolahan Andi Nurwidah
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.713 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i1.183

Abstract

Pati merupakan kandungan penting pada tepung jagung selain kandungan kimia lainnya. Penentuan kandungan pati tepung jagung berdasarkan variasi metode pengolahan didapatkan dari perbandingan hasil terbaik dari dua penelitian. Artikel ini betujuan untuk membandingkan kandungan pati tepung jagung dari variasi metode pengolahan. Metode yang digunakan yakni metode review jurnal dengan mengkaji dua jurnal penelitian dan membandingkan hasil terbaik melalui metode yang digunakan masing-masing. Hasil kajian dari hasil terbaik dari dua penelitian menunjukkan bahwa kandungan pati tertinggi yakni tepung jagung yang dihasilkan dengan metode fermentasi menggunakan Lactobacillus bulgaricus dan lama perendaman 80 jam. Kandungan pati yang diperoleh yakni 80.4%. Dibandingkan dengan metode spontan (menggunakan air) dengan lama perendaman 60 jam sebagai kontrol, menghasilkan kandungan pati sebanyak 75.43%. Dan metode fermentasi menggunakan ragi selama 12 jam dan perendaman Na2S2O4 selama 36 jam sebanyak 72.7%.
Overview of rice quality in Panca Rijang District, Sidenreng Rappang Regency Salfiana Salfiana
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.415 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i1.199

Abstract

Research is titled Overview of rice quality in Panca Rijang District, Sidenreng Rappang Regency. The research aims to measure or identify quantitatively the quality of rice in the District of Panca Rijang. Sampeling is obtained from a mobile car grinder, by taking a different sample from rice. The research was carried out by analyzing the water content of the sample, identification of head rice, broken grains, granular grains, red grains, yellow / damaged grains, calcifying grains, foreign objects and grain grains. The results showed that the five rice samples in Panca Rijang District, 80% met the requirements of the SNI 6128: 2015 quality class and 20% did not include the quality classes in accordance with the SNI SNI 6128: 2015. This shows that the quality of rice in Sidenreng Rappang Regency still needs to be improved, as well as maintaining the quality of rice that is in accordance with applicable quality standards.
Pengaruh Pembekuan Pada Proses Pengolahan Ikan Tuna Kering Rukmelia Rukmelia
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.608 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i1.394

Abstract

ABSTRAK Ikan merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Oleh karena itu dilakukan pengawetan agar tidak memberikan kesempatan bagi bakteri berkembang biak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses terbaik dalam pembuatan ikan tuna kering. Perlakuan penelitian dengan pembekuan dan tanpa pembekuan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Penelitian pendahuluan menghasilkan konsentrasi penambahan garam yang digunakan pada pembuatan ikan tuna kering yaitu 20% dari berat total bahan selama 12 jam. Rendemen ikan tuna kering dengan pembekuan yaitu 30,45%, sedangkan rendemen ikan tuna kering tanpa pembekuan yaitu 20,44. kadar air tertinggi terdapat pada ikan tuna kering dengan pembekuan yaitu 8,085%, sedangkan kadar air terendah pada ikan tuna tanpa pembekuan yaitu 4,39%. Hasil uji organoleptik terhadap warna ikan tuna kering berkisar antara 2,8 – 3,035. Hasil uji organoleptik terhadap aroma ikan tuna kering berkisar antara 2,95 – 2,965. Hasil uji organoleptik terhadap tekstur ikan tuna kering berkisar antara 2,77 – 2,865. Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan ikan tuna kering berkisar antara 2,75 – 3,485. Pada umumnya panelis suka terhadap produk ikan tuna kering. Kata Kunci : Ikan, Tuna, Pembekuan, Pengeringan, Penggaraman,
Jurnal Review : Kesesuaian Mutu Ikan Roa (Hemirhampus sp.) Asap dengan Metode Pengasapan Tradisional dan Metode Asap Cair Syahmidarni Al Islamiyah
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.619 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i2.546

Abstract

Pengasapan ikan bertujuan untuk mengawetkan ikan yang merupakan bahan irreversible, penambah cita rasa, warna, aroma khas pada ikan. Penggunaan metode pengasapan baik secara tradisional maupun metode asap cair yang sudah banyak dilakukan dan diteliti memberikan pengaruh terhadap mutu ikan roa baik mutu organoleptik, mutu kimia, dan mutu mikrobiologi. Kesesuaian mutu dengan standar yang telah ditetapkan merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam meningkatkan daya saing produk. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesesuaian mutu ikan roa asap dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan standar SNI ikan asap No. 2691.1-2009 yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian mutu ikan asap dari beberapa penelitian yang dikaji baik dengan metode pengasapan tradisional maupun metode asap cair menunjukkan telah memenuhi standar SNI ikan asap No. 2691.1-2009 ikan asap baik mutu organoleptik, mutu kimia, dan mutu mikrobiologi.
Pengaruh Suhu dan Lama Pendinginan terhadap Karakteristik Mutu Beras Hasil Giling dengan Teknik Pendingin Pragilling Isnawaty Isnawaty
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.731 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i2.547

Abstract

Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan karena secara signifikan metode pendinginan ini juga dapat meningkatkan total hasil beras dan total beras kepala, dengan meningkatnya hasil padi dan beras kepala bisa karena kelembaban yang dapat meningkatnya kerusakan yang terkait dengan suhu beras giling yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, lama pendinginan, dan kualitas fisik beras yang dipengaruhi oleh teknik pendinginan pragiling. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar air pada proses pengeringan varietas impari (22,4% - 13,4%) dan varietas cisadane (25% - 14,3%) . Terjadi susut pengeringan karena jumlah air yang menguap selama proses pengeringan pada varietas impari 16 kg dan varietas cisadane 21 kg. Selain dipengaruhi varietas nilai rendemen beras giling juga dipengaruhi oleh karakteristik kualitas gabah, pada varietas impari diperoleh rata-rata (52.40 ± 3.23 %) sedangkan pada varietas cisadane diperoleh rata-rata (54.54 ± 1.2 %). Penampakan visual, pengukuran derajat warna warna (Lab*) beras hasil giling dengan teknik pendingin pragiling dan non pendingin tidak berpengaruh signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Pada analisis karakteristik mutu beras dengan teknik pendinginan pragiling, mutu beras yang dihasilkan lebih baik dari perlakuan non pendingin hal ini terlihat dari jumlah persentase butir kepala, butir patah dan menir yang dihasilkan mencapai 87,68%. Hal ini sesuai dengan data analisis sidik ragam dimana suhu berpengaruh signifikan (0.00<0.05) pada keempat suhu yang digunakan. Waktu pendinginan berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik beras yang dihasilkan dengan nilai signifikansi (0.00<0.05) pada tiga level waktu yang digunakan.
Evaluasi Kadar Air Gabah Nurwidah, Andi; Asni, Andi; Haq, Arinil
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.363 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i2.548

Abstract

Pengambilan data ini dilakukan dengan pengukuran kadar air menggunakan metode pengeringan. Metode pengeringan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut menggunakan energi panas. Pengukuran ini menggunakan alat moisture meter untuk mengukur kadar air gabah. Tujuan Pengukuran ini adalah mengetahui kadar air gabah setelah pemanenan, mengetahui kadar air gabah setelah pengeringan kemudian membandingkan kadar air gabah sebelum dan setelah di keringkan. Kadar air setelah pemanenan di ukur menggunakan Moisture meter mempunyai kandungan air 20,5%. Kadar air setelah pengeringan di ukur menggunakan Moisture meter mempunyai kandungan air 14.0%. Hasil tersebut menunjukkan pengurangan kadar air sebanyak 6,5%.
Perubahan Fisik Penyimpanan Tomat Muhanniah Muhanniah; Nurul Frasiska; Fauziah Fauziah; Mudasirah Mudasirah; Vivi Andrianti
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.254 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i2.549

Abstract

Buah dan sayur merupakan salah satu pangan yang mudah mengalami kerusakan akibat adanya kontaminan atau metabolisme buah dan sayur yang terus berlangsung setelah pemanenan. kerusakan buah sangat mempengaruhi kualitas mutu fisik dan nilai gizi buah, sedangkan konsumen selalu menginginkan buah dalam keadaan segar. Tujuan penyimpanan ini adalah untuk mengatahui perubahan fisik (berat, warna, tekstur dan ada tidaknya air pada kemasan) selama 5 hari. Berat tomat pada kemasan plastik yang memiliki lobang didapatkan berat tomat mengalami penurunan berat semakin lama penyimpanan dapat mempengaruhi penurunan berat. Sedangkan berat tomat pada kemasan plastik yang memiliki lobang mengalami penurunan selama penyimpanan. Tekstur tomat pada kemasan plastik tanpa lobang dan plastik yang memiliki lobang didapatkan tekstur yang sama yaitu semakin lama penyimpanan maka akan mempengaruhi penurunan kekerasan tomat. Warna tomat pada kemasan plastik tanpa lobang dan plastik yang memiliki lobang didapatkan warna yang sama. Terdapat uap air pada kemasan bahan, baik pada kemasan plastik yang dilubang maupun kemasan plastik tanpa lubang.
Proyeksi Produksi Padi Kecamatan Panca Rijang di Kabupaten Sidenreng Rappang Nurmiah Nurmiah; Surianti Surianti
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.049 KB) | DOI: 10.55678/jasathp.v1i2.550

Abstract

Salah satu Sumber pangan Pokok di indonesia khususnya sulawesi selatan dan kabupaten Sidenreng Rappang adalah Padi (Beras). Tujuan dari tulisan ini adalah menyajikan proyeksi produksi padi Kecamatan Panca Rijang. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data time series 2020 BPS. Data kemudian diolah dengan membahas produksi padi di Kecamatan Panca Rijang dan secara keseluruhan di Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil yang diperoleh yakni Panca Rijang juga sangat potensial dengan produksi pertanian khususnya padi di mana Kecamtan ini menghasilkan 249240 Ku Padi di Tahun 2020. Kecamtan ini memberikan kontribusi dalam produksi padi Kabupaten sebanyak 4571170 Ku Padi di Tahun 2020. Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang melalui Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perkebunan mengupayakan tercapainya peningkatan produksi pertanian di kabupaten sidenreng Rappang.