cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Phone
+6285345044457
Journal Mail Official
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kehutanan Untan Jln. Imam Bonjol Pontianak Telp/fax : 0561-767673 / 0561-764513
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JURNAL HUTAN LESTARI
ISSN : 23383127     EISSN : 27761754     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v8i4
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hutan Lestari merupakan jurnal ilmu kehutanan yang menyajikan artikel mengenai hasil-hasil penelitian meliputi bidang teknologi pengolahan hasil hutan, pengawetan kayu, teknologi peningkatan mutu kayu, budidaya hutan, konservasi sumber daya alam, ekonomi kehutanan, perhutanan sosial dan politik kehutanan. Setiap naskah yang dikirimkan ke Jurnal Hutan Lestari akan ditelaah oleh Penelaah yang sesuai dengan bidangnya. Jurnal Hutan Lestari dipublikasikan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura diterbitkan setiap 3 bulan sekali.
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI" : 22 Documents clear
INTERPRETASI EKOWISATA ABIOTIK AIR TERJUN SARAY BRUNYAU DI DESA RIAM PIYANG KABUPATEN KAPUAS HULU KALIMANTAN BARAT Gunawan, Heri; Siahaan, Sarma; Yanti, Hikma
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.64133

Abstract

Bunut Hulu District is one of the most important sub-districts in Kapuas Hulu Regency.  Bunut Hulu has several very interesting attractions to visit, one of which is Saray Brunyau Waterfall located in Riam Piyang Village. Saray Brunyau Waterfall is included in the area with the status of a protected forest area. The purpose of this study is to obtain data on the potential of ecotourism objects and compile data on the interpretation of the ecotourism potential of the Saray Brunyau waterfall in Riam Piyang Village, Bunut Hulu District, Kapuas Hulu Regency. This research uses a descriptive survey method with direct observation techniques and direct interviews. Sampling of community respondents using purposive sampling. As a result of interviews and direct observations, 8 potentials can support the interpretation of ecotourism potential, namely Rice Fields, Fields, Rubber Plantations and Kratom Gardens, Tembawang Forest, Sebilit River, Saray Brunyau Waterfall, and Protected Forest. The results of the exploration are arranged into one tourist route, namely the abiotic interpretation path of ecotourism in Riam Piyang Village. The path from the settlement to the Saray Brunyau waterfall attraction is 3.50 km away.Keywords: Ecotourism, Interpretation, Kapuas Hulu Regency, Saray Brunyau, WaterfallAbstrakKecamatan Bunut Hulu merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu. Bunut Hulu memiliki beberapa objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, salah satunya yaitu Air Terjun Saray Brunyau yang terletak di Desa Riam Piyang. Air Terjun Saray Brunyau masuk ke dalam kawasan yang berstatus kawasan hutan lindung. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan data potensi objek ekowisata abiotik dan menyusun data interpretasi potensi ekowisata abiotik air terjun Saray Brunyau di Desa Riam Piyang Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif dengan teknik observasi langsung dan wawancara langsung. Pengambilan sampel responden masyarakat menggunakan purposive sampling. Hasil dari wawancara dan observasi langsung terdapat 8 potensi yang dapat mendukung interpretasi potensi ekowisata, yaitu Sawah, Ladang, Kebun Karet dan Kebun Kratom, Hutan Tembawang, Sungai Sebilit, Air Terjun Saray Brunyau, dan Hutan Lindung. Hasil eksplorasi tersebut disusun menjadi satu jalur wisata, yaitu jalur interpretasi abiotik ekowisata Desa Riam Piyang. Jalur dari pemukiman ke objek wisata air terjun Saray Brunyau hanya berjarak 3,50 km.Kata Kunci: Air Terjun, Ekowisata, Interpretasi, Kabupaten Kapuas Hulu, Saray Brunyau
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DESA PULAU KUMBANG KECAMATAN SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA Zainal, Sofyan; Peri, Peri; Prayogo, Hari; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.67627

Abstract

Orangutans are the only great apes that live on the Asian continent, where in Indonesia only found on the islands of Sumatra and Kalimantan. Orangutans themselves are protected animals under national law, namely based on the Minister of Environment and Forestry Number 106 of 2018 concerning protected plant and animal species. The purpose of this study is to examine how public perceptions of the existence of orangutans and analyze the relationship between knowledge, cosmopolitan and counseling levels with community perceptions of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus). This research was carried out in Pulau Kumbang Village using Purposive Sampling method by collecting data through interviews, observations, distribution of questionnaires and documentation. The results of this study show that public perception of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus) Pulau Kumbang Village, Simpang Hilir District, North Kayong Regency is positive with each respondent's answer as many as 54 respondents (61.4%) Positive, 27 respondents (30.7%) neutral, and 7 respondents (8.0%) negative. There is a positive and significant relationship between the level of knowledge and cosmopolitan with public perception, there is a positive and insignificant relationship between the level of counseling and public perception. The need for cooperation from various institutions, both from government and non-government institutions as well as local communities to increase awareness of orangutans.Keyword: Orangutans, Public Perception, Pulau Kumbang Village.AbstrakOrangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di benua Asia, dimana di Indonesia hanya terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Orangutan sendiri merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan dan menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, kosmopolitan dan penyuluhan dengan persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus). Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Kumbang dengan menggunakan metode Purposive Sampling dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus) Desa Pulau Kumbang Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara adalah positif dengan masing-masing jawaban responden sebanyak 54 responden (61,4%) Positif 27 responden (30,7%). %) netral, dan 7 responden (8,0%) negatif. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan kosmopolitan dengan persepsi masyarakat, terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara tingkat penyuluhan dan persepsi masyarakat. Perlunya kerjasama dari berbagai institusi, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah serta masyarakat lokal untuk meningkatkan kesadaran terhadap orangutan.Kata kunci: Desa Pulau Kumbang, Orang Utan, Persepsi Masyarakat.
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN DI WILAYAH UPT KPH BENGKAYANG - WILAYAH RESORT PENGELOLAAN HUTAN (RPH) I DAN II TAHUN 2013, 2017 DAN 2021 Lestariningsih, Siti puji; Mulyono, Joko Tris; Widiastuti, Tri
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.59365

Abstract

The Forest Management Unit (KPH) Bengkayang is a forest management unit located in the province of West Kalimantan, consisting of three forest management resort areas (RPH): RPH Region I Suti Semarang, RPH Region II Lumar, and RPH Region III Siding. The observed decline in the function and potential of the forest aligns with the reduction of maintainable forest areas due to forest degradation resulting from activities such as large-scale logging for agricultural expansion, mining, and transmigration carried out by the local communities around the forest. The aim of this research is to analyze the changes in the forest area in UPT KPH Bengkayang, specifically in the RPH I and II regions, for the years 2013, 2017, and 2021. The research methodology involves remote sensing techniques with visual interpretation classification of Landsat 8 OLI and TIRS images. There are six land cover categories in UPT KPH Bengkayang, RPH I and II: secondary dryland forest, mixed cultivation of dryland and shrubs, shrubland, open land, water bodies, and rice fields. During the period from 2013 to 2017, a significant reduction occurred in secondary dryland forest, covering an area of 316.18 ha (1.89%), while mixed cultivation of dryland and shrubs increased by 415.97 ha (0.67%). In the period from 2017 to 2021, the largest reduction occurred in shrubland, amounting to 469.49 ha (82.06%), while mixed cultivation of dryland and shrubs showed the highest increase at 566.64 ha (0.96%).Keywords: Bengkayang forest management unit, Deforestation, Forest area, Land cover change, Landsat imagery.AbstrakKesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bengkayang merupakan unit pengelolaan hutan yang berlokasi di provinsi Kalimantan Barat, terdiri dari tiga wilayah resort pengelolaan hutan (RPH): RPH Wilayah I Suti Semarang, RPH II Wilayah Lumar, dan RPH III Wilayah Siding. Fenomena menurunnya fungsi dan potensi hutan sejalan dengan menyusutnya luas kawasan hutan yang dapat dipertahankan disebabkan oleh degradasi hutan akibat aktivitas seperti penebangan besar-besaran untuk pembukaan pertanian, penambangan, dan transmigrasi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan luas kawasan hutan di UPT KPH Bengkayang wilayah RPH I dan II pada tahun 2013, 2017, dan 2021. Metode penelitian menggunakan teknik penginderaan jauh dengan klasifikasi interpretasi visual Citra Landsat 8 OLI dan TIRS. Enam kategori tutupan lahan di UPT KPH Bengkayang wilayah RPH I dan II meliputi hutan lahan kering sekunder, pertanian lahan kering campur semak, semak belukar, lahan terbuka, tubuh air, dan sawah. Selama periode tahun 2013-2017, terjadi penurunan signifikan pada hutan lahan kering sekunder sebesar 316,18 ha (1,89%), sementara pertanian lahan kering campur semak mengalami peningkatan mencapai 415,97 ha (0,67%). Pada periode 2017-2021, terjadi penurunan terbesar pada semak belukar sebesar 469,49 ha (82,06%), sementara pertanian lahan kering campur semak mengalami peningkatan tertinggi sebesar 566,64 ha (0,96%).Kata kunci: Kesatuan Pengelolaan Hutan Bengkayang, Deforestasi, Kawasan Hutan, Perubahan Penutupan Lahan, Citra Landsat.
POTENSI SERAPAN CARBON JATI UNGGUL NUSANTARA PADA VARIASI PERSAMAN PENAKSIR DAN UMUR Suhartati, Tatik; Wahyudiono, Sugeng; Mahdi, Muhammad Alwan; Purwadi, Purwadi
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.72036

Abstract

Forest plantations have a potential role in reducing carbon emissions. Forest plantations serve a dual role of wood production and ecological restoration, which has a significant impact on the global carbon cycle. Planting, maintenance, and harvesting in forest plantations lead to dynamic changes in carbon storage. Estimating the carbon stock can determine emissions released into the atmosphere when there is a change in land cover. This study aims to determine the biomass, carbon stock, and CO2 sequestration of Jati Unggul Nusantara (JUN) stands at the ages of 3, 5, and 7 years in BDH Paliyan. Sampling was conducted using systematic sampling with random start. Five plots were selected to represent each age. Total height (h) and diameter at breast height (dbh) were measured for all trees in the plots. Biomass estimation was done using allometric equations with three variations of predictor variables: dbh alone, dbh and tree height, and Biomass Expansion Factor (BEF). The CO2 sequestration potential of JUN at 3 years of age ranged from 15,17 to 20,.38 tons CO2 eq./ha, at 5 years of age, it ranged from 54,98 to 65,02 tons CO2 eq./ha, and at 7 years of age, it ranged from 179,42 to 204,72 tons CO2 eq./ha. For 3 years of age, the biomass estimation equation that uses dbh alone and the BEF method can be used to estimate biomass, while for 5 and 7 years of age, all three equations can be used for biomass estimation.Keywords: Jati Unggul Nusantara, Biomass, Carbon sequestrationAbstrakHutan tanaman memiliki peran potensial dalam mengurangi emisi carbon. Hutan tanaman memiliki peran ganda yaitu produksi kayu dan restorasi ekologi yang berdampak penting terhadap siklus carbon global. Penanaman, pemeliharaan dan diikuti pemanenan pada hutan tanaman berakibat pada perubahan simpanan carbon yang dinamis. Penaksiran stok karbon yang tersimpan dapat menentukan emisi yang dilepaskan ke atmosfer saat terjadi perubahan tutupan lahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui biomasa, cadangan carbon, dan jumlah serapan CO2 tegakan Jati Unggul Nusantara (JUN) umur 3, 5 dan 7 tahun di BDH Paliyan.  Pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic sampling with random start. Sejumlah 5 plot diambil pada petak yang mewakili masing-masing umur. Tinggi total dan diameter setinggi dada diukur pada semua pohon dalam plot. Penaksiran biomasa menggunakan persamaan alometrik dengan 3 variasi variabel penaksir yaitu diameter setinggi dada (dbh) saja; diameter setinggi dada dan tinggi pohon (dbh dan tinggi); dan Biomass Expantion Factor (BEF). Potensi serapan CO2 JUN umur 3 tahun antara 15,17 - 20,38 ton CO2 eq./ha,  pada umur 5 tahun 54,98 antara 60,71-65,02 ton CO2 eq. /ha dan umur 7 tahun antara  179,42-204,72 ton CO2 eq. /ha.  Pada umur 3 tahun persamaan yang hanya menggunakan dbh saja dan metode BEF dapat dipergunakan menaksir biomasa, sedangkan pada umur 5 dan 7 tahun ketiga persamaan dapat dipergunakan untuk menaksir biomasa.Kata kunci: Jati Unggul Nusantara, Biomasa, Serapan Carbon. 
ESTIMASI KANDUNGAN KARBON MANGROVE PADA AREAL PENANAMAN TAHUN 2012 DI KAWASAN HUTAN MANGROVE SETAPUK BESAR SINGKAWANG UTARA Ngidu, Eufemia Yasinta; Astiani, Dwi; Ekamawanti, Hanna Artuti
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.72327

Abstract

Mangrove habitats play an essential role in the sequestration and storage of carbon. Mangroves absorb CO2 through photosynthesis to create carbohydrates stored as biomass in the leaves, stems, and roots. The objective of this study was to estimate the amount of mangrove carbon in the region of the 2012 planting year located in the mangrove forest area of Setapuk Besar Village. Biomass estimation employs a survey and non-destructing method by measuring tree stem diameter at breast height (DBH). According to the findings of this study, the mangrove forest area in Setapuk Besar Village can store up to 139.62 tons of carbon per hectare, equivalent to carbon dioxide (CO2) that can be absorbed at 511.98 tons/ha. Carbon stored above and below the soil surface and soil carbon contain respective values of 65.60 tons C/ha, 50.91 tons C/ha, and 23.11 tons C/ha.Keywords: Carbon stocks, forest biomass, mangrove forest, Setapuk Besar SingkawangAbstrakEkosistem mangrove mempunyai peran untuk menyerap dan menyimpan karbon. Mangrove melakukan penyerapan CO2 melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang tersimpan dalam bentuk biomassa pada daun, batang maupun akar. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengestimasi jumlah karbon mangrove pada areal penanaman tahun 2012 yang terdapat pada kawasan hutan mangrove Kelurahan Setapuk Besar. Estimasi biomassa menggunakan metode survei dengan pengambilan data tanpa pemanenan yaitu mengukur diameter batang setinggi dada (DBH) atau pada batas tinggi 1,3 m dari permukaan tanah. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan kawasan hutan mangrove Setapuk Besar dapat menyimpan karbon sebanyak 139,62 tonC/ha dengan jumlah karbondioksida yang mampu diserap sebesar 511,98 ton/ha. Jumlah karbon yang diserap merupakan karbon tersimpan di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah maupun karbon tanah dengan nilai masing-masing yaitu 65,60 tonC/ha, 50,91 tonC/ha dan 23,11 tonC/ha.Kata kunci: biomassa hutan, hutan mangrove, karbon, Setapuk Besar Singkawang
POTENSI DAN PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) OLEH MASYARAKAT DI DESA GEMA KECAMATAN SIMPANG DUA KABUPATEN KETAPANG M, Iskandar A; Wirando, Wirando; Tavita, Gusti eva
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.64258

Abstract

The sugar palm plant (Arenga pinnata) is a versatile palm plant that can be used in almost all parts and has economic value. The research objective was to obtain information on the potential and utilization of Aren for further use by the community in Gema Village, Simpang Dua District, Ketapang Regency. The research was carried out in February-March 2022 using the census method, namely to take an inventory of sugar palm plants based on growth rates, interviews and documentation. The results showed that there were 242 individual Aren plants in Gema Village, Simpang Dua District, Ketapang Regency with a potential of 47.93% not yet productive Aren plants, 26.85% almost productive Aren plants, 9.91% productive Aren plants, and 9.91% non-productive Aren plants. Productive 15.41%. The people of Gema Village, Simpang Dua District, Ketapang Regency use male flowers which can produce palm sap water as a raw material for making palm sugar, which is divided into jiroh (liquid sugar), solid sugar (brown sugar) and ant sugar. In addition, the fruit is used as fruit and fro, the leaves are used as a wrapper for solid sugar (brown sugar) and broom sticks and fibers are used as a substitute for filters and as a lid for water.Keywords: Aren, Potential Aren, Utilization Of Aren.AbstrakTumbuhan Aren (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan palma yang serbaguna dapat dimanfaatkan hampir disemua bagian dan memiliki nilai ekonomi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi terhadap potensi dan pemanfaatan Aren untuk selanjutnya dapat dimanfaatatkan secara terus menerus oleh masyarakat di Desa Gema Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Penelitian  dilaksanaan pada Februari-Maret 2022  menggunakan metode sensus, yaitu untuk menginventarisasi tumbuhan Aren berdasarkan tingkat pertumbuhan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sejumlah 242 individu tumbuhan Aren di Desa Gema Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang dengan potensi tumbuhan Aren belum produktif 47,93%, tumbuhan Aren hampir produktif 26,85%, tumbuhan Aren sedang prodktif 9,91%, dan tumbuhan Aren tidak produktif 15,41%. Masyarakat Desa Gema Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang memanfaatkan bunga jantan yang dapat menghasilkan air nira Aren sebagai bahan baku pembuatan gula Aren yang terbagi menjadi jiroh (gula cair), gula padat (gula merah) dan gula semut. Selain itu buah dimanfaatkan sebagai kolang-kaling, daun dimanfaatkan sebagai pembungkus gula padat (gula merah) maupun sapu lidi dan ijuk dimanfaatkan sebagai penganti penyaring maupun sebagai tutup labu air.Kata kunci: Aren, Potensi Aren, Pemanfaatan Aren.
POTENSI DAN POLA PENYEBARAN JENIS-JENIS ROTAN DI PT. HUTAN KETAPANG INDUSTRI KECAMATAN KENDAWANGAN KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT, STUDI KASUS: DESA PANGKALAN BATU DAN DESA KEDONDONG Dewantara, Iswan; Darwati, Herlina; Sulistiawati, Nanda
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.70288

Abstract

PT. Hutan Ketapang Industri (HKI) is a company engaged in the rubber industry with a concession area of approximately 100,000 hectares in Ketapang Regency, West Kalimantan Province. Pangkalan Batu Village and Kedondong Village are located in the Kendawangan Block where the people who live around them still use natural products such as rattan. Rattan is a kind of climbing palm that belongs to the Arecaceae family. Rattan is one of the potential non-timber forest products that is widely used because of its high value in world trade. The purpose of this study was to obtain data on the type, potential and distribution pattern of rattan in the area of PT Hutan Ketapang Industri, Kendawang District, Ketapang Regency. The research was conducted using the double plot method, with a total of 11 plots. Plot placement was done deliberately (purposive sampling). The results showed that there were 5 types of rattan which had very large potential and a wide distribution was found in oxysol and entisol soil types with scattered and clustered distribution patterns. The rattan that has the greatest potential is Calamus mattanensis Becc with a potential of 7,125 individuals per hectare. Keywords: Morphology, Non-Timber Forest Products, RattanAbstrakPT. Hutan Ketapang Industri (HKI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri karet dengan luas konsesi sebesar kurang lebih 100,000 hektar di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Desa Pangkalan Batu dan Desa Kedondong terdapat di Blok Kendawangan dimana masyarakat yang tinggal disekitar masih menggunakan hasil alam contohnya rotan. Rotan merupakan jenis palem memanjat termasuk ke dalam famili Arecaceae. Rotan merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang potensial, banyak dimanfaatkan karena nilainya yang tinggi dalam perdagangan dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data jenis, data potensi dan pola penyebaran rotan yang ada di area Kawasan PT Hutan Ketapang Industri Kecamatan Kendawang Kabupaten Ketapang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode petak ganda, dengan jumlah petak sebanyak 11 petak. Peletakan petak dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 jenis rotan yang memiliki potensi yang sangat besar dan memiliki sebaran yang luas dan ditemukan pada jenis tanah oxisol dan entisol dengan pola penyebaran menyebar dan mengelompok. Rotan yang memiliki potensi terbesar merupakan Calamus mattanensis Becc dengan potensi 7.125 individu per Ha.Kata kunci: Hasil hutan bukan kayu, Morfologi, Rotan
IDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKAN LUTUNG SENTARUM (Presbytis crhysomelas cruciger Thomas 1892) DI RESORT SEMANGIT TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KALIMANTAN BARAT Suliyani, Suliyani; Prayogo, Hari; Erianto, Erianto; Santoso, Nyoto; Ega putra, Rizki Akbar
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.62157

Abstract

Lutung  Sentarum merupakan lutung yang pertama kali ditemukan di Indonesia khususnya hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat (new record). Lutung Sentarum merupakan satwa herbivora yang menjadikan tumbuhan sebagai pakan utamanya. Identifikasi jenis pakan lutung sentrarum diperlukan agar diketahui jenis tanaman apa saja yang menjadi sumber pakan lutung sentarum. Penelitian dilakukan di Resort Semangit Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi tumbuhan yang menjadi pakan dan bagian apa yang menjadi pakan lutung sentarum yang terdapat di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Metode yang digunakan yaitu survey dengan mengumpulkan data dengan cara jelajah. Hasil penelitian dari identifikasi ditemukan 7 jenis tumbuhan pakan lutung sentarum, yaitu, Archidendron pauciflorum, Adenia macrophylla, Bellucia axinanthera, Combretocarpus rotundifolius, Hevea brasiliensis, Planchonella obovata dan Willughbeia coriacea. Bagian tumbuhan yang menjadi pakan lutung sentarum adalah biji dan daun. Bagian tumbuhan pakan yang paling disukai lutung sentarum adalah biji karet.
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI BUKIT SEMUJAN TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU Juarsih, Juarsih; Ekyastuti, Wiwik; Astiani, Dwi
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.71404

Abstract

Macroscopic fungi or macrofungi are fungi that play an important role in the preservation of forest ecosystems. The study aimed to obtain and describe data on macroscopic mushroom species diversity in Semujan Hill, Danau Sentarum National Park, Kapuas Hulu District. The study used a survey method with a double plot sampling technique of 10 plots with a plot size of 20 m x 10 m, a sub-plot of 5 m x 5 m. The results showed that there were 23 species from 7 orders and 12 macroscopic mushroom families in the Bukit Semujan forest area. The most commonly found macroscopic fungus family is the Polyporaceae family. The level of macroscopic fungal species diversity in the Bukit Semujan area is included in the moderate category with a species diversity index (H') value of 2.219. The highest importance value index was the species of Marasmiellus candidus (52.15%). The dominance index of mushroom species at the location is in the low category with a value of 0.176, while the richness of the mushroom species is in the medium category with a value of 3.516.Keywords: macroscopic fungi, semujan hill, species diversityAbstrakJamur makroskopis atau makrofungi adalah jamur yang berperan penting bagi kelestarian ekosistem hutan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan dan mendeskripsikan data keanekaragaman jenis jamur makroskopis di Bukit Semujan Taman Nasional Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik sampling petak ganda sebanyak 10 petak dengan ukuran petak 20 m x10 m sub petak 5m x 5m. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 spesies dari 7 ordo dan 12 famili jamur makroskopis di kawasan hutan Bukit Semujan. Famili jamur makroskopis yang paling banyak ditemukan yaitu famili Polyporaceae. Tingkat keanekaragaman jenis jamur makroskopis pada kawasan Bukit Semujan termasuk dalam kategori sedang dengan nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) sebesar 2,219. Indeks nilai penting yang paling tinggi yaitu spesies jamur Marasmiellus candidus (52,15%). Indeks dominansi jenis jamur di lokasi termasuk kategori rendah dengan nilai 0,176, sementara kekayaan jenis jamurnya termasuk kategori sedang dengan nilai 3,516.Kata kunci: bukit semujan, jamur makroskopis, keanekaragaman jenis
FAKTOR- FAKTOR YANG MENDORONG PERUBAHAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU BAMBU UNTUK PERALATAN RUMAH TANGGA DI DESA MERAGUN KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU Roslinda, Emi; Mila, Angelina; Manurung, Togar Fernando
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.55089

Abstract

Bamboo is one of the natural resources that is widely used by the community because it has the characteristics of a strong stem, straight, hard, easy to split, easy to shape, and easy to work. Over time, there has been a change in the use of bamboo as raw materials for household equipment. The purpose of this study is to describe the factors that encourage changes in the use of bamboo for household appliances in Meragun Village, Nanga Taman District, Sekadau Regency. The study used a survey method with interviews with 88 respondents with a questionnaire guide, and observation techniques were carried out in four sub-villages, namely Meragun, Kenambing Tinggi, Kelampuk, and Ladak. Data analysis was performed by multiple linear regression analysis. This study shows that age, income, knowledge, and education influence changes in using bamboo raw materials as household equipment.Keywords: Bamboo, Household Equipment, Driving factors, ChangesAbstrakBambu merupakan salah satu sumberdaya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki sifat berupa batang yang kuat, lurus, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, dan mudah dikerjakan. Seiring berjalannya waktu terjadi perubahan penggunaan bahan baku bamboo untuk peralatan rumahtangga ke bahan baku selain bambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan bamboo untuk peralatan rumahtangga di Desa Meragun Kecamatan Nanga Taman Kabupaten Sekadau. Penelitian menggunakan metode survey, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terhadap 88 responden menggunakan panduan kuesioner dan teknik observasi dilakukan di empat dusun yaitu Meragun, Kenambing Tinggi, Kelampuk, dan Ladak. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan bahan baku bamboo sebagai peralatan rumahtangga adalah umur, pendapatan, pengetahuan, dan pendidikan.Kata kunci: Bambu, Peralatan rumah tangga, Faktor pendorong, Perubahan

Page 2 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2025): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 4 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 3 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 1 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 4 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 3 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 2 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 1 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 4 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 3 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 2 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 4 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 3 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 1 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 4 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 3 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 2 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 1 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 4 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 3 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Hutan Lestari Vol 4, No 1 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 4 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 3 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 2 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Lestari More Issue